Terlahir dari keluarga kaya raya dan memiliki bakat yang terlalu sempurna bukannya membuat hidup Loren berjalan mulus, justru karena kelebihannya dia membuat sepupunya menjadi iri hingga membuang Loren ke luar negeri.
Semua orang mengejek dan menghindarinya karena tubuhnya yang gemuk dan kotor sebab dia berakhir menjadi gelandangan di luar negeri.
Namun tak disangka, ketika dia mengalami kecelakaan dan berpikir akan mati, ternyata dia malah dipertemukan dengan CEO kejam yang malah membantunya merubah takdirnya.
Bagaimanakah perubahan takdir Loren? Yukkk baca..!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon To Raja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
#23. Lesung pipi
Setelah menemui Marisa, Loren menghabiskan hari-harinya untuk berolahraga dan berkonsultasi dengan ahli gizi hingga penurunan berat badannya semakin terlihat.
Sesekali juga perempuan itu mengunjungi Marissa untuk melihat keadaan Marissa meski dia tidak berani berbicara dengan Marisa karena rasa bersalahnya.
"Hollllll...!!" Loren berteriak di depan cermin saat melihat tubuhnya sudah semakin kurus meski di beberapa bagian masih menumpuk lemak lemak nakal.
Tapi kini, wajahnya sudah tirus dan lesung pipinya yang selama ini hilang sudah kembali lagi!
"Jangan puas dengan hasil saat ini. Kau masih punya banyak PR, terutama lemak pada perutmu yang masih membandel!" Ucap Yola yang menemani Loren.
"Baik, terima kasih." Ucap Loren dengan hati berbunga-bunga karena merasa sangat puas dengan apa yang telah ia capai.
Setelah berpisah dengan sang pelatih, Loren duduk di sofa sembari memegang pensil dan kertasnya untuk mendesain.
'Kenapa aku benar-benar tidak bisa fokus?' Loren meletakkan kertas dan pensil nya lalu perempuan itu berjalan ke arah jendela.
Di bawah parkiran, dia melihat seorang pria sedang turun dari atas mobil.
"Trauma pria itu sepertinya sudah sembuh, dia tidak pernah lagi mencariku.' ucap Loren dalam hati karena selama berhari-hari dia sudah tidak pernah lagi bertemu dengan Christian.
Mereka sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing.
"Ahh, sebaiknya aku pergi melihat Kak Marissa. Mungkin sekarang aku sudah bisa memberanikan diri untuk berbicara dengannya." Kata Loren mengambil mantelnya lalu perempuan itu keluar dari kamar.
Namun, di tengah perjalanannya dia tak sengaja berpapasan dengan Christian hingga tatapan mereka bertemu.
Sesaat Cristian terdiam memandangi perempuan cantik di depannya dengan rambut yang panjang menjuntai sampai ke pinggangnya.
Tapi hanya sesaat lalu pria itu menggertakkan giginya karena tidak suka dengan perempuan cantik yang selalu mendekati lelaki karena menginginkan sesuatu.
"Mengapa ada perempuan asing di dalam kediamanku?!" Christian langsung berteriak pada Ransi dengan wajah pria itu terlihat sangat marah.
Ransi yang mendengar ucapan Christian hanya bisa mengerjapkan matanya dua kali sembari melihat Loren.
Dia juga terkejut dengan perubahan Loren, hanya beberapa waktu saja dan perempuan itu sudah sekurus itu, bahkan sangat berbeda dengan Loren yang sebelumnya.
Untungnya dia bisa mengenali Loren dari tahi lalat kecil yang terdapat di bawah mata Loren.
Pembawaan Loren pun masih sama seperti sebelumnya. Hanya tubuhnya saja yang mengecil.
"Itu,, Tuan, dia adalah nona Loren." Ucap Ransi membuat Christian mengerutkan keningnya lalu kembali melihat ke arah Loren.
Loren langsung menyambut tatapan Christian dengan sebuah senyum di bibirnya menampilkan dua lesung pipinya yang sangat indah.
Dahulunya ketika dia sangat gemuk lesung pipi itu tertutup oleh lemak lemak yang menumpuk di wajahnya, dan sekarang lemak-lemak itu telah disingkirkan hingga lesung pipinya bisa memunculkan diri dan membuatnya semakin bersinar.
"Saya Loren," ucap Loren saat melihat Christian terdiam selama beberapa waktu.
Setelah beberapa saat terus memandangi Loren, Christian kemudian berkata "Ayo pergi."
"Baik Tuan." Jawab Ransi lalu mengikuti Christian yang sudah berjalan mendahuluinya.
'Apakah Tuan tidak terpesona dengan kecantikan Loren?' pikir Ransi dalam hati ketika dia juga menyadari bahwa jantungnya berdegup kencang melihat Loren.
'Kalau Tuan tidak menyukai Loren, mungkin aku bisa menjadikan Loren kekasihku. Dia sekarang sangat cantik dan terlebih, dia adalah orang yang baik.' gumam Ransi teringat bagaimana Loren membahayakan dirinya sendiri hanya karena ingin menyembuhkan trauma Christian.
Terlebih semangat perempuan itu sangat menarik perhatiannya.
Christian tidak akan tutup mata.