NovelToon NovelToon
CANDUNYA SANG CASANOVA, MALIKAKU

CANDUNYA SANG CASANOVA, MALIKAKU

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / CEO / Cinta setelah menikah / Nikah Kontrak / Pembantu / Pernikahan rahasia
Popularitas:40k
Nilai: 5
Nama Author: uutami

Sean, seorang Casanova yang mencintai kebebasan. Sean memiliki standar tinggi untuk setiap wanita yang ditidurinya. Namun, ia harus terikat pernikahan untuk sebuah warisan dari orang tuanya. Nanda Ayunda seorang gadis yatim piatu, berkulit hitam manis, dan menutup tubuhnya dengan jilbab, terpaksa menyanggupi tuntutan Sean karena ulah licik dari sang Casanova.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon uutami, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 19

"Ada apa ya?"

Nanda merasa heran pada dua orang wanita berseragam bagian produksi yang tiba-tiba masuk, menutup pintu toilet dan mengganjalnya. Toilet di sini, antara pria dan wanita wastafel nya masih satu ruangan barulah untuk bilik toiletnya di pisah berdasarkan jenis kelaminnya. Pria di sisi kanan, dan sisi kiri untuk wanita. Jadi, tak heran jika ada wanita yang masuk ke tempat itu.

"Ini ya, anak CS yang kecentilan," ujar wanita berambut panjang.

"Nggak cantik-cantik amat kok." Yang tinggi menyahuti sambil memindai tubuh Nanda dengan pandangan merendahkan.

"Nggak harus cantik buat centil. Asal nggak tau diri aja udah cukup," sindir yang berambut panjang lagi.

"Ada apa ini, ya?" tanya Nanda tak faham dengan dua orang yang baru datang itu."apa maksud kalian?"

Kedua wanita itu tertawa.

"Kasih taulah, Is," kekeh yang bertubuh tinggi.

"Mbak, mbak. Tau diri dikitlah kalau mau deketin orang tuh." Yang berambut panjang mendekat.

"Maksudnya? Deketin siapa?"

Kedua wanita itu mencebik. Lalu mendekat dan mendorong bahu Nanda."Jangan keganjenan jadi cewek."

"Maksud kamu apa sih?"

"Iihh, mukanya bikin jengkel aja," seru yang bertubuh tinggi mencebik."Sok polos banget."

"Kupikir ya, tadinya siapa yang udah deketin mas Irham. Cantik kek, minimal tuh sama kek kitalah, orang produksi. Taunya..." Wanita yang satu lagi mencemooh dengan kekehan kecil diakhir ucapannya.

"Mas Irham?" Nanda mulai mengerti, kedua orang itu mungkin menaruh minat tinggi pada lelaki yang baru aja menyapanya tadi.

"Kamu pacarnya mas Irham? Maaf, aku nggak tau. Kami juga cuma teman aja. Nggak lebih."

Wajah yang berambut panjang tampak semakin tak suka. Kedua wanita itu mendengus kesal dan saling lempar pandangan. Lalu mulai mendekat membuat Nanda sedikit waspada.

"Aku nggak perduli apa, tapi, jangan kecentilan jadi orang, ingat! Kamu tu nggak sepadan. Ngaca dong! Nggak punya kaca di rumah?" Ejek wanita itu melipat tangan di dada.

"Wajah juga biasa-biasa aja. Item lagi," sambungnya masih terus menghina fisik Nanda. "Apa lagi cuma tukang bersihin WC," dengan sebelah bibir tersungging ke atas.

Wanita bertubuh tinggi mengambil embel berisi air pel di depan pintu lalu menyiramkannya ke tubuh Nanda. Gadis berkulit hitam itu sampai terkejut karenanya. Kedua wanita yang memakai seragam produksi itu tertawa.

"Nih, ngaca nih!"

Dengan kasar menarik paksa lengan Nanda menghadap cermin wastafel yang panjang.

"Lihat! Lihat itu! Itu kamu!"

Nanda menatap pantulan diri dicermin yang basah oleh air pel.

"Seperti tikus got! Jelek dan bau!" Bisik wanita berambut panjang yang menariknya tadi tepat di telinga Nanda.

"Wooii! Udah, wooii!" Seru wanita yang satu lagi tepat didepan pintu. Setelah ia menyiram Nanda, lantas berjaga di depan pintu.

Wanita berambut panjang mengangguk, lalu menatap tajam Nanda.

"Awas aja kalau kamu masih deket-deket sama mas Irham!" ancamnya menunjuk wajah Nanda.

Lalu pergi keluar dengan kekehan kecil bersama temannya.

Nanda mematung di depan kaca wastafel, menatap lagi pantulan dirinya. Ia memang tampak sangat menyedihkan.

"Sebenarnya, tanpa diperingatkan pun aku sudah tau," ucapnya lirih dengan pandangan sendu.

.

.

"Nanda!"

"Astaghfirullah, kamu kenapa? Kenapa basah begini? Astaga, mana bau lagi," cetus Eni saat Nanda masuk ke pantri untuk mengambil tas dan membersihkan diri.

Eni mendekat, menatap prihatin pada wanita berjilbab kuning kunyit di hadapan. Raut cemas terlihat di wajah wanita yang dua tahun lebih tua dari Nanda itu.

"Kenapa bisa begini, Nanda? Kamu nggak papa?"

Nanda memaksakan senyuman seraya menggeleng.

"Aku cariin baju di gudang inventaris ya." Eni melangkah, namun lengannya tertahan oleh Nanda.

"Tidak usah, bantu aku membersihkannya saja."

"Kenapa? Nanti kamu malah masuk angin loh."

"Nggak papa, bantu aku bersihkan saja. Tadi aku udah bersihkan tapi ada bagian yang tidak terjangkau tangan."

"Nanda...." Eni tampak memohon.

Nanda menggeleng, "Kalau kamu ke gudang minta seragam, pasti mereka bertanya. Aku nggak mau ribut."

"Ada yang menjahilimu, ya?"

Nanda diam sebagai jawaban. Eni jadi geram dan marah.

"Katakan siapa, biar aku yang kasih pelajaran ke mereka!" Ucap wanita berambut sebahu itu menyingsingkan lengan bajunya.

Nanda menahan lengan Eni yang sudah sangat marah itu. Mata beradu, Nanda menggeleng.

"Aku nggak ingin ribut En."

"Masalahnya ini... Kamu pasti di siram pake air pel kan? Baunya kelihatan kek gini kok!"

"Eni, plis!"

"Bilang aja siapa, biar aku adukan."

"Jangan! Kasihan kasihan kalau sampai mereka kena SP."

"Tapi, ini udah keterlaluan, Nanda!" Gadis berjilbab itu kekeh menahan lengan Eni dan tetap bungkam.

Eni menahan kesal di dada. Entah kenapa Nanda malah diam saja dan tak membalas, atau, setidaknya mengadu.

"Aku nggak ingin menyeret seseorang yang sudah sangat baik padaku."

Eni menghela nafasnya, pasrah dengan keputusan dari temannya ini.

"Ya sudah, ayo, aku bantu bersihkan," ujarnya pasrah."Sayang udah sore. Matahari udah nggak ada. Jadi nggak bisa berjemur." Eni mengajak Nanda ke toilet dekat pantri. "Masih tiga jam lagi, kamu ngumpet aja di pentri biar nggak di suruh-suruh. Biar aku yang maju nanti."

Nanda bersyukur, ditengah kesialannya hari ini, ada Eni yang begitu baik dan perhatian padanya. Ini saja, sudah cukup bagi Nanda.

Malam itu, perut Sean terasa keroncongan. Mengunjungi dapur, membuka tudung saji, namun kosong.

"CK! Dia nggak masak!"

Sean mengumpat kesal. Melihat kotak bekal di dekat wastafel. Ia yakin tadi saat berangkat benda itu belum ada di sana. Meraih benda kotak berwarna biru itu.

"Ada isinya," gumam lelaki itu membuka tutup kotak bekal. Di dalamnya masih penuh nasi dan orek telur. Kota itulah yang tadinya hendak Nanda berikan pada Sean.

Lelaki bertubuh kekar itu membaui isi kotak bekal. Lalu membawanya ke meja. Duduk dengan benar dan mulai menyendoknya.

"Masih enak."

Beberapa sendok sudah berpindah ke perutnya. Tersenyum kecut, mengingat tadi sengaja membiarkan Nanda menunggu.

"Itu hanya hukuman kecil, lain kali dia harus berpikir."

Sean tersenyum lagi. "Sudah jam segini, aku akaan memarahinya nanti karena membuatku kelaparan."

Sean tersenyum saat mendengar suara pintu dibuka. Itu artinya, Nanda sudah pulang. Ia menggulung lagi yang tadi sempat surut.

Iya, amarahnya.

Melangkah keluar dari kamar, lalu berdiri dengan angkuh dan tangan yang terlipat di dada.

"Kenapa baru pulang?"

"Aku masuk siang," jawab Nanda tanpa berhenti melangkah ataupun memandang Sean. Semakin membuat lelaki berkaus putih itu meradang.

"Hei! Kalau orang ngomong itu lihat kemari dong!" Sentak Sean menarik lengan Nanda hingga berbalik menghadapnya.

"Astaga! Kamu bau banget!" Sean menutup hidungnya, melepas tangan Nanda yang diam.

"Kamu habis masuk got apa?"

"Itulah kualat! Udah bikin aku kelaparan dan perhitungan ya gitu!" Sean menunjuk wajah Nanda.

"Hei!"

Nanda mengangkat wajahnya. Menatap dengan mata memerah, marah. Terlalu marah pada lelaki yang sudah membuatnya datang terlambat, mendapat hukuman dan mengalami semua ini. Hingga air matanya jatuh begitu saja.

Ya, Nanda memang menyalahkan Sean atas semua ini.

1
azalea_lea
nahloh siapa itu yg datang??
sampai bikin malika kaget
🤔👍❤🌹🙏
Yessi Kalila
tamu siapa yaaaa....
Uthie
surprise.. itu... kayanya mertua yg datang dehh 🤩😁😁
Yessi Kalila
hahah....kirain mau bilang apa...ternyata iiii....temm.....😄😄😄
azalea_lea
hahaahaa semakin kamu menyangkal perasaanmu kamu akan semakin tersiksa sean
hayooh nti terlambat loh keburu diambil irham
🤣🤣🙏🌹❤👍
Uthie
Hahaha... Nanda...terus jaim dan pegang teguh kamu agar gak mudah jatuh ada si Sean itu 💪😆
mending kamu terus aja hubungan sama Irham 👍👍👍😁
azalea_lea
hahaaa dasar kau malika siap siap saja nanti dibucinin sean
🤣🙏🌹❤👍
Uthie
Nahhh.. tuhhh.. udah tindihan aja itu 😂😂😂
Asih Rara
malika kedelai hitam..top markotop😂
Desmeri epy Epy
lanjut thor
azalea_lea
siapa malika??? hyaoo kalian cari tau s
heheee... pasti kaget lou tau 🤭🙏🌹❤👍
Uthie
Akhirnya... mengakui jugaa 🤩🤩😁👍
Yessi Kalila
Malika....akhirnya jatuh cinta juga...😄😄
Nur Adam
lnjut
azalea_lea
hahaaa malu yaa kamu maura
dah tau sean udah muak sama kamu udah dblokir pula ehhh PD bgt sok nlpon2
🤭👍🌹❤🙏
Uthie
Wahhh.. makin seruuuu niii 👍😜😆😆
Uthie
emang Nanda separah itu apa yaaa 😂😂😂
Uthie
selalu ikut baper dehhh baca soal mereka 😍😍😍😍😍
Uthie: yupppi 👍😘🤩
Cinta_manis: ouuuccchhh, makasih, ikut baper kaaannnn
total 2 replies
Asyatun 1
lanjut
Cinta_manis: oke ka. makasih udah komen 😊
total 1 replies
azalea_lea
hahaa ada yang panas tapi bukan api
sean siap siap otakmu dipenuhi nanda nanda dan nanda 🤣🤣
Cinta_manis: makasih, moga suka ya 😊🥰 seneng dapat penyemangat gini 😊
azalea_lea: lanjut makin seru tho... 👍👍🌹❤🙏😍r
total 3 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!