NovelToon NovelToon
SCARLET TEARS: VANILLA AND VENGEANCE

SCARLET TEARS: VANILLA AND VENGEANCE

Status: tamat
Genre:Mafia / Roh Supernatural / Dark Romance / Tamat
Popularitas:97
Nilai: 5
Nama Author: isagoingon

"Aku mencintaimu, Hayeon-ah. Mungkin caraku mencintai salah, kacau, dan penuh racun. Tapi itu nyata." Jin Seung Jo.





PERINGATAN PEMBACA:

Cr. pic: Pinterest / X
⚠️ DISCLAIMER:

· KARYA MURNI SAYA SENDIRI. Cerita, karakter, alur, dan dialog adalah hasil kreasi orisinal saya. DILARANG KERAS mengcopy, menjiplak, atau menyalin seluruh maupun sebagian isi cerita tanpa izin.

· GENRE: Dark Romance, Psychological, Tragedy, Supernatural.

· INI BUKAN BXB (Boy Love). Ini adalah BxOC (Boy x Original Female Character).

· Pembaca diharapkan telah dewasa secara mental dan legal.





©isaalyn

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon isagoingon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bayangan dari Masa Lalu

Pintu toko roti itu—terkunci—dengan bunyi klik yang seolah menyayat telinga Hayeon. Kakinya, lemas, bersandar pada konter kayu yang dingin. Napasnya tersengal, berjuang menelan udara, seolah tercekik oleh kehadiran pria itu... Dia tahu, dia ada di sana.

Kalimat-kalimat berputar dalam kepalanya, menghancurkan ilusi aman yang selama ini ia bangun di balik aroma roti hangat. Seoul, yang dulu menjadi pelarian, kini terasa seperti sangkar singa. "Tidak mungkin," bisiknya pada ruangan kosong, berusaha meyakinkan diri.

Mungkin ini hanya kebetulan—tato ular itu bisa dimiliki siapa saja. Tapi, bagaimana dengan komentarnya tentang Jeju? Tentang kecelakaan itu?

Dengan gerakan mekanis, Hayeon membersihkan toko, pikirannya melayang jauh. Malam itu, hujan seakan ingin menenggelamkan seluruh Pulau Jeju. Mobil mereka menabrak sesuatu—atau sesuatu yang menabrak mereka?—sebelum terpelanting dan bertabrakan dengan mobil di depan. Suara ledakan, kaca berhamburan, rasa sakit yang tajam. Sebelum pingsan, matanya yang berkunang-kunang melihat sosok itu—seorang pria muda, wajahnya dingin dan basah oleh hujan, hanya mengamati. Di pergelangannya, ular kecil itu seakan menyengat pandangannya yang sekarat.

Selama ini, Hayeon berpikir itu hanya halusinasinya, bayangan yang diciptakan oleh trauma. Tapi kini, bayangan itu menjadi nyata—Jin Seung Jo.

 ---

Di sebuah klub eksklusif di Gangnam, di balik pintu yang dijaga ketat, Seung Jo duduk di sofa kulit. Segelas wiski tua di tangannya, es batunya bergetar lembut saat ia menggerakkannya.

Seorang pria besar mendekat, duduk di depannya. "Ada masalah dengan Kang?"

Seung Jo menghela napas, meneguk whiskey-nya. "Dia pikir bisa menggelapkan uang kita. Dia pikir aku bodoh." Suaranya datar, dan pria besar itu langsung menunduk.

"Sudah ditangani, Hyung-nim."

"Pastikan itu pelajarannya untuk yang lain," ucap Seung Jo, matanya menatap kosong ke depan.

Tiba-tiba, bayangan seorang gadis dengan mata bulat penuh ketakutan muncul—Jeong Hayeon. Satu-satunya saksi yang tersisa dari "pembersihan" tujuh tahun lalu. Kecelakaan beruntun yang disengaja untuk menghabisi seorang debt collector yang lancang dan istrinya. Mereka tidak tahu anak mereka selamat. Dia selamat.

Tanpa sengaja, gadis yatim piatu itu kini telah melangkah ke dalam kehidupannya—sebuah titik lemah yang berjalan, ancaman yang bernyawa.

"Ada yang menarik perhatianmu, Hyung-nim?" tanya pria besar itu, menyadari lamunannya.

Seung Jo mengedipkan mata, menghapus bayangan itu. "Tidak ada yang penting," gumamnya. Tapi jarinya mengetuk-ngetuk gelasnya—kebiasaan saat pikirannya bekerja.

"Hanya... seekor anak kucing kecil yang tersesat."

 ---

Keesokan harinya, Hayeon berusaha bertindak normal— Menyapa Nyonya Lee dengan sopan, melayani pelanggan dengan senyum tipis, tetapi pikirannya melayang ke arah pintu, menanti—dan sekaligus takut—bel pintu berbunyi.

Hari itu berlalu tanpa kehadirannya. Begitu pula hari berikutnya. Mungkin dia sudah pergi, atau mungkin ancaman halusnya sudah cukup, dan dia tidak akan kembali.

Pada hari ketiga, saat hujan gerimis membasahi Seoul dan membawa aroma tanah yang khas, bel itu akhirnya berbunyi.

Hayeon meneguk ludah, matanya menatap ngeri seolah melihat hantu. Bukan Seung Jo yang masuk, melainkan seorang kurir pengiriman. Dia membawa kotak kecil yang elegan.

"Untuk Jeong Hayeon-ssi," ujar kurir itu.

Dengan tangan bergetar dan penuh keringat, Hayeon menerimanya. Tidak ada nama pengirim. Saat dibuka, isinya membuat darahnya mendadak dingin.

Di dalamnya, terbungkus rapi di atas kain beludru hitam, adalah sebuah liontin perak. Bentuknya seekor ular kecil yang melingkar, persis seperti tato di pergelangan Seung Jo.

Tidak ada catatan. Tidak ada pesan. Hanya liontin itu—peringatan bisu, pengakuan dingin. Dia tidak hanya mengenalinya; dia sedang mengikatnya, menandainya.

Liontin ular itu terasa berat di telapak tangannya yang kecil, seberat beban masa lalunya yang kelam. Hayeon tahu, ini baru awal. Jin Seung Jo tidak akan membiarkannya pergi. Di mata pria dingin itu, ia mungkin hanya seekor tikus terjebak di cakarnya—dan permainan baru saja dimulai...

1
LOLA SANCHEZ
Aku sangat penasaran! Kapan Thor akan update lagi?
isagoingon: besok yaa kakkk!😄
terima kasih sudah mampirr!!
total 1 replies
Oralie
Larut malam ini tetap menunggu update dari thor!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!