NovelToon NovelToon
Suamiku, Kekasihmu

Suamiku, Kekasihmu

Status: tamat
Genre:Romantis / Badboy / Tamat
Popularitas:7.5M
Nilai: 4.9
Nama Author: shanayra

Kisah yang menceritakan tentang keteguhan hati seorang gadis sederhana, yang bernama Hanindya ningrum (24 tahun) dalam menghadapi kemelut rumah tangga, yang dibinanya bersama sang suami Albert kenan Alfarizi (31 tahun)
Mereka pasangan. Akan tetapi, selalu bersikap seperti orang asing.
Bahkan, pria itu tak segan bermesraan dengan kekasihnya di hadapan sang istri.

Karena, bagi Albert Kenan Alfarizi, pernikahan mereka hanyalah sebuah skenario yang ditulisnya. Namun, tidak bagi Hanin.

Gadis manis itu, selalu ikhlas menjalani perannya sebagai istri. Dan selalu ridho dengan nasib yang dituliskan tuhan untuknya.

Apa yang terjadi dengan rumah tangga mereka?
Dan bagaimana caranya Hanin bisa bertahan dengan sikap dingin dan tak berperasaan suaminya?

***
Di sini juga ada Season lanjutan ya say. Lebih tepatnya ada 3 kisah rumah tangga yang akan aku ceritakan. Dan, cerita ini saling berkaitan.

Selamat menikmati!

Mohon vote, like, dan komennya ya. Makasih.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon shanayra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 22

Berryl berjalan menuju ruangan atasannya. Terlihat seorang perempuan berhijab mengikuti langkahnya dari belakang.

"Tuan, ada tamu yang ingin bertemu dengan anda." Asisten Berryl berucap setelah membuka pintu.

"Siapa, aku sedang sibuk. Kalau menurutmu tamu itu tidak terlalu penting. Suruh dia datang lain kali." Kenan menjawab tanpa menoleh. Matanya masih fokus pada layar komputer.

"Maaf, nona Hanin. Saat ini, tuan Kenan sedang sibuk. Sillahkan anda datang lain kali." Ucapan Berryl sontak membuat Kenan menoleh.

Kenan tersentak, dadanya langsung berdebar saat mendengar nama siapa yang disebut oleh sang asisten. Pria itu berdiri, melangkah menuju pintu. Terlihat senyum bahagia terpancar di wajahnya.

"Assalamualikum, mas." Hanin memberi salam.

"Waalaikum salam. Masuklah!" Kenan mempersilahkan. Lalu memberi kode pada Berryl untuk meninggalkan mereka.

"Duduklah!" Ucapnya lagi.

Mata Hanin, masih liar melihat sekeliling ruangan kerja suaminya. Karena memang, ini pertama kalinya dia bisa masuk keruangan Kenan. Dulu, ketika masih menjadi karyawan di sini. Dia tak pernah bermimpi bisa masuk ke ruangan sang direktur utama. Karena posisinya saat itu hanyalah staf biasa.

"Ehm.. ehm.. Kau datang kesini, ingin menjumpaiku, atau hanya ingin melihat ruangan ini?" Ucapan Kenan, membuyarkan rasa kagum Hanin pada interior ruangan sang direktur.

Hanin memgalihkan pandangannya ke arah Kenan. Gadis itu tersenyum manis. Membuat jantung pria itu semakin bertalu. "Maaf mas."

Hanin mendudukkan dirinya di sofa, berhadapan dengan Kenan.

"Aku kesini ingin memgantarkan makan siang untukmu mas." Hanin menaruh paper bag yang dari tadi di pegangnya, di atas meja.

"Wah.. kebetulan aku sangat lapar." Kenan terlihat semringah. Dia sangat tersentuh dengan kejutan manis yang diberikan istrinya.

"Kalau gitu, makan dulu mas." Hanin mulai membuka barang bawaannya.

Kenan mengiyakan. Pria itu, makan dengan lahapnya.

"Apa kau kesini, sengaja mengantarkan makanan untukku?" Kenan bertanya. Ketika selesai dengan makan siangnya.

"Iya, selain itu. Ada yang ingin kubicarakan denganmu mas." Wajah Hanin sudah berubah serius.

"Apa ada masalah?" Kenan bertanya, dia dapat merasakan kegelisahan di mata sang istri.

Hanin membenarkan posisi duduknya. "Aku kesini, ingin memintamu untuk segera mengurus perceraian kita mas." Ucapan Hanin mengejutkan Kenan.

"Bukankah aku sudah mengatakannya berkali-kali padamu. Sampai kapanpun aku tidak akan menceraikanmu." Kenan berdiri, kemudian berjalan menuju pintu. Dan, membukanya.

"Kalau hanya itu yang ingin kau katakan. Maka pergilah, aku tidak akan merubah pendirianku." Kenan mengusir.

Hanin mendekat, dia kembali menutup pintu. Takut kalau ada yang bisa mendengar percakapan mereka. "Mas, kita tidak bisa terus seperti ini mas. Aku butuh kepastian. Aku juga sudah sangat lelah. Kalau mas tidak mau mengurus perceraian kita. Maka, aku yang akan mengurusnya." Hanin kembali berjalan menuju sofa.

Kenan mengekor, terlihat ada amarah yang sedang di tahannya. "Kenapa akhir-akhir ini kau selalu memintaku untuk menceraikanmu? Apa supaya kau bisa kembali lagi, pada mantan kekasihmu itu?" Kenan menatap Hanin tajam.

"Ini tidak ada hubungannya dengan mas Sakala." Hanin meraih tasnya.

"Tidak usah munafik, aku tau kalau kau masih mencintai pria itu." Kenan kembali duduk. Dia menatap Hanin tajam. Seakan ingin segera memangsa gadis itu.

"Aku, meminta cerai. Bukan karena aku ingin bersama dengan lelaki lain. Tapi, karena aku sudah muak dengan semua ini." Mata Hanin mulai terlihat berkaca-kaca.

"Ini mungkin terakhir kalinya aku memasakkan makanan untukmu mas. Maafkan semua kesalahanku selama ini. Sampai jumpa di pengadilan." Hanin melangkah kearah pintu.

Tapi, langkahnya terhenti saat Kenan memeluknya dari belakang.

"Aku mohon. Beri aku waktu untuk memastikan perasaanku. Aku janji, kau tidak akan menyesalinya. Aku sudah terbiasa dengan kehadiranmu dalam hidupku. Bagaimana aku bisa menjalani semua ini, jika kau pergi meninggalkanku Hanin." Kenan berucap dengan lembut.

Hanin mengurai pelukan Kenan, dan berbalik.

"Mas membutuhkanku, hanya karena kita terbiasa bersama. Namun, mas tidak mencintaiku. Nikahilah Nesya, dan hiduplah bersamanya. Lambat laun mas akan melupakanku. Karena mas mencintai dia, bukan aku." Hanin membelai pipi Kenan, dan melanjutkan langkahnya.

"Sampai kapanpun, aku tetap tidak akan setuju bercerai denganmu." Kenan berucap saat Hanin sudah membuka pintu.

"Kita hidup di negara hukum mas. Aku punya hak untuk menggugat perceraian darimu lewat pengadilan agama." Hanin berucap tanpa menoleh, karena dia tidak ingin Kenan melihat air mata, yang sudah berhasil membanjiri pipinya.

Kenan terdiam, mendudukkan dirinya disofa. Tertunduk dan neremas kasar rambutnya.

Waktu terus berlalu.

"Tuan, nona Hanin sudah melayangkan gugatan perceraian tadi siang." Berryl memberi laporan.

"Brengsek! Ternyata dia memang serius ingin bercerai dariku." Kenan melemparkan berkas yang dipegangnya kelantai. "Gadis itu, benar-benar belum mengenalku dengan baik."

"Apa yang harus ku lakukan tuan?" Berryl menunggu perintah.

"Kalau dia tak mengerti cara halus. Maka, dengan terpaksa aku harus menggunakan cara kasar." Kenan tersenyum misteri.

Dan Berryl paham kemana arah ucapan atasannya.

***

Seperti biasa, Hanin sedang berada di cafenya. Sejak pertemuannya dengan Kenan bulan lalu. Hanin tak pernah lagi berkomunikasi dengan suaminya itu.

"Buk, semua sudah beres. Apa ibuk mau pulang bersama kami?" Puri, karyawan kepercayaan Hanin memberi laporan.

"Duluan saja pur! Pintunya tidak usah dikunci. Sebentar lagi saya juga selesai." Hanin tersenyum pada anak buahnya.

Kaena sudah diberi perintah oleh sang atasan, semua anak buah Hanin mulai beranjak menuju kediaman masing-masing. Meninggalkan gadis itu seorang diri di cafe yang sudah lengang itu.

Bunyi kerincing yang tergantung di pintu, membuat Hanin memgalihkan matanya kearah pintu masuk.Terlihat asisten Berryl dan 2 orang yang tak dikenalnya sudah berdiri disana.

Hanin mendekat, gadis itu tersenyum kearah asisiten suaminya itu.

"Apa anda mau minum kopi, atau ingin makan sesuatu asisten Berryl?" Hanin menawari.

Berryl menunduk hormat, begitu juga dengan 2 orang lainnya. "Terima kasih tawarannya nona.

Tapi saya kesini bukan untuk minum kopi." Ucap pria itu

"Lalu, apa yang membuat anda datang ketika cafe sudah tutup?" Hanin mulai merasa ada yang aneh.

"Saya hanya ingin meminta maaf pada anda nona. Apapun yang saya lakukan, semuanya untuk kebaikan kalian berdua." Berryl kembali menunduk.

"Apa maksud ucapan anda, saya tidak mengerti." Hanin terlihat bingung.

Berryl terlihat mengeluarkan sesuatu dari kantong celananya. Dengan sigap pria itu menutup mulut dan hidung Hanin. Dapat dirasakan ada perlawanan singkat dari gadis itu.

Namun hanya sesaat. Tubuh Hanin akhirnya melemas, dia akhirnya tertidur lelap. Karena, efek obat bius yang diberikan oleh Berryl.

Dua orang tadi sigap mengangkat tubuh Hanin menuju mobil yang sudah di sediakan. Satu tinggal disana. Membereskan cafe. Menghilangkan barang bukti.

TBC

Mohon bantu vote, like, beri hadiah dan jadikan favorit ya readers. Silahkan juga berkomen ria.

MAKASIH

1
Wahyu Kasep
sudah gwa duga Hanin dengan Kenan

sorry gwa baca sampe sini
Lisda Diawan
g jadi baca pas baca komentar,g suka sama laki2 yg sudah tidur sama perempuan lain selama 2 tahun lagi.menjijikkan,ini menceritakan merendahkan seorang istri,istri yg g punya harga diri.terus tetap bertahan menjijikkan
Ray
please Berryl jangan libatkan wanita lain untuk menguji kecemburuan istrimu, wanita mudah baper, kasihan nanti kalo Syafa baper, apalagi kalian pernah terlibat hubungan asmara,,,
Nenie Chusniyah
luar biasa
Soraya
mampir thor
asya yussi
Luar biasa
Rika
bagus
Ananda Muthaharoh
syafa ternyata ruba betina yg mau memanfaatkan amesia berrly aja, pura2 pusing dll, semoga rmh tngga afril baik2 saja, sampai ingatan berrly sembuh, dan ga akan ada pelakor yg datang, buang mantan pd tempatnya. semngat thor
Erwin Sitewar
ini la contoh kesabaran
BeeYounge AwaliAzka
mewek dg keadaan Kenan
YS
ada apa dengan huruf "p" kau benci kah, laptop jadi labtob, menginap jd menginab, coba buka lagi kbbi nya.
Afria Susanti
rasain lo kenan sakit hati ngak tuh
Afria Susanti
kamu kenan yg menyakiti hati hanin duluan rasain deh lo
Afria Susanti
rasain gimana kamu sebagai suami yg di zholomi makany kamu kenan jangan berzina terus dgn wanita bukan mahrom kok ngak nyadar ya
Afria Susanti
siiiiii kenan mulai cemburu dengan sakala itu makany hanin di suruh matamatain
AndTea
kasiaN Hanin 😭😭😭
Nuraini Aini
trimaksh thor ceritanya keren konfliknya g ribet cpt terselesaikan mantap👍❤
Nuraini Aini
senjata makan tuan😄😅
Nuraini Aini
berarti ini daerah pesisir disumatra ya thor...
Jue
Pake Hijab itu hukum Allah SWT untuk menutup Aurat untuk semua ummat wanita beragama Islam , Apa kena mengena dengan cerita Anin , Kira bagus kalau Anin beritahu kalau tidak padan saja dengan muka siapa suruh usir isteri dari rumah , Isteri yang patut dijaga tetapi dijadikan seperti tiada harga , Hanya kerana terlampau sayang pada Adik , Please lah tak payah nak bersabit dengan Jilbab atau tudung mahupun hijab .
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!