Suamiku, Kekasihmu
"Hai Hanin, Kenan ada diatas nggak?"
Seorang gadis seksi sudah berdiri didepan pintu kamar Hanindya ningrum, wanita sederhana nan lembut. Sedangkan yang bertanya tadi adalah Nesya, sahabat sekaligus kekasih dari suaminya Hanindya.
Hanin menoleh, terlihat senyum indah terukir di bibirnya.
"Dari aku pulang tadi aku belum liat mas Kenan . Coba aja cek!"
Hanin membuka mukenah, lalu menggantinya dengan jilbab instan yang terletak di atas meja sebelah kanan.
"Iya deh.. aku keatas dulu ya, bentar lagi aku kebawah. Kita makan malam bareng ya Nin." Ucap gadis yang memakai dres pendek diatas lutut berwarna putih itu sambil berlalu menuju lantai atas.
Rumah itu terdiri dari 2 lantai, lantai bawah tempat tinggal Hanin dan lantai atas adalah milik Kenan, suaminya. Meski tinggal seatab namun banyak garis pembatas yang tak boleh mereka lewati.
Hubungan rumit antara mereka sudah terjadi lebih kurang dua tahun.
Hanin adalah sahabat Nesya,
Nesya adalah kekasih Kenan
dan Kenan adalah suami Hanindya.
Lingkaran hubungan yang lumayan memusingkan.
Hubungan rumit ini berawal dari dua tahun lalu, saat itu kantor Kenan mengadakan liburan tahunan. Acara itu selalu digelar setiap akhir tahunnya.
Hanin adalah salah seorang karyawan di kantor milik Kenan. Gadis itu bekerja disana atas rekomendasi dari Nesya sahabatnya yang tak lain adalah kekasih Kenan.
Saat mereka berlibur ke pulau B
Kenan mabuk dan salah memasuki kamar Hanin, tujuan pria itu adalah kamar kekasihnya Nesya.
Kenan menidurkan tubuhnya disamping Hanin. meskipun tak terjadi hal yang tidak diinginkan. Namun naas, malam itu mereka kena razia polisi gabungan. Petugas tengah mencari gembong narkoba yang kebetulan menginab dihotel yang sama dengan mereka.
Kebetulan, semua itu disiarkan secara life. Keberadaan Kenan yang tengah berduaan dalam satu kamar dengan seorang wanita, langsung membuat beritanya menjadi heboh.
Kenan adalah seorang pengusaha muda yang sukses. Berita sekecil apapun tentangnya, pasti akan langsung menjadi trending topik. Baik didunia nyata, maupun didunia maya.
Karena tidak ingin karirnya hancur, Kenan mengaku pada media kalau mereka telah menikah secara diam-diam.
Awalnya semua itu hanyalah sebatas skenario. Namun, semuanya menjadi rumit ketika oma Rida, nenek dari Kenan mendengar kabar itu. Oma Rida, meminta mereka mengulang pernikahannya kembali. Baik secara hukum maupun agama.
Kenan tak bisa menolak permintaan sang oma, dia sangat menyayangi wanita tua itu melebihi hidupnya sendiri. Bagi Kenan, oma Rida adalah ayah sekaligus ibunya. Sejak orang tuanya meninggal 25 tahun yang lalu, beliaulah satu-satunya orang yang berjuang membesarkan Kenan.
Karena tak punya pilihan, akhirnya mereka menikah secara sungguhan. Awalnya Kenan menawarkan surat kontrak pernikahan kepada Hanindya. Namun, gadis itu menolak dengan keras. Dia beralasan tidak ingin mempermainkan ikatan pernikahan yang suci.
Tak terasa, ikatan itu sudah berjalan selama 2 tahun. Sebenarnya Kenan sudah lama ingin menceraikan Hanindya. Pria itu sudah berencana akan menikahi Nesya, kekasihnya. Namun rencananya gagal, karena tiba-tiba sang nenek terkena penyakit serangan jantung.
Karena itulah Kenan dan Hanindya harus selalu berakting menjadi pasangan suami istri. hingga saat ini.
Meski berat, Hanindya tetap berusaha tersenyum.
Menyembunyikan sakit hatinya.
***
Tak lama terdengar langkah kaki menuruni tangga, Hanin menoleh kearah suara.
Dan seperti biasa, gadis itu akan disuguhkan pemandangan yang membuatnya tak nyaman.
Terlihat Nesya, sahabatnya. Tengah bergelayut manja di pundak Kenan, suami Hanindya.
Bukan hanya itu, pakaian Nesya yang tadinya sudah seksi, sekarang sudah berganti dengan stelan baju tidur yang jauh lebih seksi. Artinya gadis itu akan menginab disana, lagi.
Hanin langsung memalingkan wajahnya, menghirup nafas panjang, berusaha menyembunyikan kekecewaan dihatinya, kemudian segera mengukir senyum.
"Mas, Nesya mari makan!"
Hanin berucap dengan bibir tetap tersenyum indah. Seakan-akan hatinya baik-baik saja.
Nesya mengangguk senang. Dan, pria yang berstatus suaminya itu hanya diam, menatap tajam Hanin.
Mereka duduk dengan posisi Kenan dan Nesya berdampingan, dan Hanin duduk dihadapan mereka.
Seperti biasa, akan ada obrolan dan belaian mesra antara 2 sejoli yang duduk dihadapan Hanim. Namun, gadis itu tetap diam, berusaha tak peduli. Dia hanya akan membuka suara jika ada yang bertanya.
Hanin selesai lebih dulu, gadis itu berjalan ke wastafel. Mencuci piring. Sengaja untuk menghindar.
"Nin, mau aku bantu?" Suara Nesya mengejutkan gadis itu.
"Nggak usah, cuma sikit kok." Hanin menoleh, dan tersenyum.
Nesya masih berdiri disisi kanan Hanin.
"Kenapa Nes? Kalau ada yang mau kamu omongin, langsung aja." Ucap Hanin, karena dia dapat membaca raut wajah sahabatnya.
Nesya tersenyum karena sang sahabat, dapat menangkap kegelisahannya.
"Nin, apa kamu tau kapan Kenan akan menceraikanmu?"
Deg, jantung Hanin serasa mau jatuh, saat mendapat pertanyaan mendadak seperti itu.
"Maaf ya Nes, aku sendiri juga berharap agar hubungan rumit antara kita bertiga cepat selesai. Aku selalu merasa ikut berdosa saat kau dan mas Kenan melakukan hal-hal yang dilarang oleh agama dirumah yang kutinggali. Semoga kesehatan oma segera membaik, dan kita semua bisa terbebas dari lingkaran dosa ini." Hanin menepuk pelan lengan Nesya. Kemudian berlalu.
Tanpa mereka sadari, ada sepasang telinga yang ikut mendengarkan percakapan 2 sahabat tadi.
Setelah mengobrol cukup panjang dengan Hanin. Nesya kembali kekamar Kenan.
Dan Hanin duduk diruang tamu. Gadis itu tengah menerima panggilan video dari ibunya dikampung. Orang tuanya, menyuruh Hanin pulang karena sepupunya Sekar, akan menikah.
"Insya Allah ya, buk e. Hanin harus minta ijin sama mas Kenan dulu. Bagaimana hasilnya, nanti Hanin kabari." Ucap gadis itu dengan senyum manisnya.
"Loh, la iyo toh nduk. Sebagai seorang istri, ridho seorang suami adalah paling utama." Ucap Anik, ibunya Hanin.
"Yo wes buk, dah malam. Lebih baik buk e istirahat. Jaga kesehatan ya buk e. Ntar kalau dah dapat ijin, Hanin kabari." Gadis itu melambai pada ibunya.
Panggilan mereka terputus, Hanin termenung sesaat, dia memikirkan bagaimana caranya memberi tahu suaminya tentang ini.
"Apa perlu aku memberi tahu mas kenan?" Batin Hanindya.
"Kenapa kau belum tidur?" Suara bariton seorang pria mengejutkan Hanin.
Gadis itu menoleh. Namun segera membuang muka saat melihat suaminya hanya menggunakan boxer pendek, dan tanpa mengenakan baju. Mempertontonkan otot-otot kekarnya yang dipenuhi keringat. Entah apa yang telah dilakukan pria itu dilantai atas.
"I, iya mas, ini sudah mau tidur. Tadi habis nerima telfon ibuk di kampung." Jawab Hanin dengan mata mengarah ketempat lain.
"Oh." Kenan dapat merasakan kecanggungan Hanin, dan dia tau apa penyebabnya. Karena itu dia berbalik berniat kembali kekamarnya. Namun langkahnya terhenti saat mendengar panggilan sang istri.
"Mas, Minggu depan sepupuku menikah. Bolehkah aku pulang kekampung selama 3 hari?" Hanin berucap, tapi matanya masih tak berani menatap.
"Baiklah." Hanya itu jawaban yang keluar dari mulut pria itu, kemudian melanjutkan langkahnya.
Pagi harinya. Di meja makan.
"Nin, minggu depan kita ngemall yuk! Aku sudah lama nggak belanja." Nesya membuka obrolan di sela kunyahannya.
"Maaf Nes, minggu depan aku mudik. Sepupuku Sekar akan menikah."
"Sekar, Maksud kamu si Sekar adiknya Sakala?" Nesya terlihat antusias. Gadis itu dan Hanin berasal dari kampung yang sama. Karena itu Nesya kenal dengan semua keluarga Hanin.
Hanin menghentikan suapannya saat sang sahabat menyebut nama seorang pria.
"Iya." Jawab Hanin singkat.
"Waw, apa nanti bakalan ada cerita CLBK?" ucap Nesya lagi.
"Maksudnya?" Hanin terlihat bingung.
"Maksudku. Mana tau masih ada cinta yang tersisa di hati kalian. Secara mas Sakala kan cinta pertamamu Nin." Nesya tersenyum usil.
"Nggak mungkin Nes, itu hanya masa lalu. Mas Sakala sekarang sudah menikah dan punya seorang anak." Hanin ingin menyudahi cerita tentang masa lalunya.
"Betul, dia punya anak. Tapikan dia sudah tak punya istri. Waktu itu ibuku pernah verita. Kalau mas Sakala sudah bercerai dengan Nindi. Aku lupa ngasih kabar sama kamu." Nesya tersenyum lagi.
Kenan terdiam, selera makannya hilang. Pria itu terlihat mengepalkan tangannya.
"Baiklah, cepat selesaikan sarapanmu. Aku antar kau ketempat kerja." Kenan berdiri, lalu berjalan menuju pintu keluar.
Hanin dan Nesya saling pandang. Mereka heran, kenapa pria itu terlihat terburu-buru. Padahal penunjuk waktu masih mengarah ke anggka 7 kurang. Ini masih terlalu pagi untuk seorang bos datang kekantor.
TBC
Makasih buat yang suka, bantu vote, like and komennya ya. Makasih
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 184 Episodes
Comments
Tuấn Mark
di profilnya nggak berjilbab tapi disini hanin diceritakan berjilbab
2023-03-02
0
Galuh Ajeng Candra Kirana
Ken lg cemburu nich .
2021-09-03
1
Dya Dya
kalo gw jadi pacarnya , sakit bet dah, takut pacar gw malah berpaling , lebih baik tingalin aja udh terlanjur beristri
2021-08-31
1