NovelToon NovelToon
A Story Of Zhen Xi [Romansa Dewa Dewi]

A Story Of Zhen Xi [Romansa Dewa Dewi]

Status: tamat
Genre:Komedi / Nikahmuda / Reinkarnasi / Romansa Fantasi / Tamat
Popularitas:247.7k
Nilai: 4.7
Nama Author: souzouzuki

Ikuti aturan. Dibawah 21 jangan baca.

Zhen Xi, salah satu putri kembar Dewi Angin yang hilang di langit ke enam itu harus bertahan hidup setelah kabur dari rumah orang tua angkatnya. Setelah bertahun-tahun menahan penderitaan seorang anak yang ditirikan oleh ibu angkatnya, akhirnya ia bisa keluar dari rumah itu. Yap tepatnya setelah ia membuat masalah dengan Pangeran Petinggi Hujan Wen Hua hingga toko pedang ayah dan ibunya itu menjadi sepi mendadak.

Dari situlah perjalanannya dimulai. Ia akan hidup dengan kekuatannya sendiri dengan sedikit bantuan dari pemuda-pemuda tampan berkedudukan tinggi yang tertarik padanya, bahkan melindunginya dari belakang maupun secara diam-diam.

Siapa yang akan memenangkan pertandingan cinta ini pada akhirnya? Bagaimana nasib putri hebat yang hilang ini?

Setelah berhasil mendapatkan salah satu diantaranya pun, masalah cinta masih belum lelah mengujinya. Mengembalikannya ke posisi bangsawan yang hidup di istana justru menambah masalahnya.

Kare

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon souzouzuki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Aku Tidak Suka Melihat Keakrabannya Dengan Pria Lain

Zhen Xi meletakkan Wen Hua di atas kasur, lalu duduk di sebelah Wen Hua.

"Bunuh aku. Aku siap." Wen Hua memejamkan matanya.

Zhen Xi terkekeh. "Kalau aku membunuhmu, sia-sia aku melindungimu. Dasar." celetuknya.

Wen Hua melebarkan matanya dengan ekspresi penuh tanya.

"Tuan menangis ya? Kenapa? Merasa bersalah?" goda Zhen Xi.

"Astaga Pangeran Petinggi Dewa Hujan jatuh lemas, apa manusia bangsawan itu bisa merasa shock berat sampai ingin pingsan?"

Wen Hua hanya mendelik. Ia masih tidak memahami kata-kata seseorang yang terus mengoceh senang di hadapannya ini.

Hihihi. Kalau Pangeran Petinggi Dewa Hujan yang paling hebat ini berhasil berteriak takut dan mengira aku hantu, aku pasti dapat penghargaan pemecah rekor! Zhen Xi terkikik jahil dari dalam hati.

Ia membuka cadar hitamnya perlahan-lahan, lalu menatap Wen Hua dengan senyuman lebar siap dengan teriakan takut Wen Hua.

"Zhen Xi?" desis Wen Hua. Seketika air matanya berjatuhan.

Bugh.

Mata Zhen Xi membulat sempurna begitu Wen Hua memeluk tubuhnya dengan sangat erat.

"Lho? T-tuan..."

"Ep!"

Zhen Xi tidak dapat melanjutkan kata-katanya, Wen Hua memeluknya dengan sangat erat.

Aroma ini...

Tidak salah lagi. Memang dia yang menciumku hari itu. pikir Zhen Xi. Seketika pipinya menghangat.

"Siapa yang dikubur di luar? Sepertinya aku salah paham dengan mereka. Tapi kenapa ayah ibumu ada disana?" tanya Wen Hua.

Zhen Xi belum bisa menjawab, pikirannya masih terpaku pada ciuman hari itu. Tidak salah lagi, pelakunya adalah Wen Hua.

"Zhen Xi... Aku tahu kau masih hidup! Hiks. Kau baik-baik saja?" Wen Hua melepas pelukannya perlahan-lahan.

Zhen Xi mengangguk dengan sorot mata polosnya, seakan masih heran dengan reaksi Wen Hua.

"Tuan tidak mengira kalau aku hantu?" Zhen Xi mengerjapkan matanya sambil bertanya pelan.

"Mana mungkin hantu bisa menggendongku?" tanya balik Wen Hua.

"Bisa. Di buku dan kesaksian nyatanya, hantu bahkan bisa mengangkat pisau dapur untuk membunuh seseorang." cerita Zhen Xi panjang lebar.

Wen Hua tertegun.

Tak lama kemudian Wen Hua tersenyum sambil memperhatikan wajah merah Zhen Xi. Kenyataannya pipi Zhen Xi memerah karena memikirkan tentang ciuman hari itu. "Ternyata perempuan suka membaca buku fiksi horror. Zhen Xi, berhenti menakutiku. Belum pernah ada hantu yang naik darah sampai ke wajah karena malu."

Wen Hua mendekatkan wajahnya. "Apa kau malu?" bisiknya pelan.

"Hah..." Mata Zhen Xi membulat lagi, ia segera berdiri menjauh dari sana.

"T-tuan, jangan menggodaku."

Wen Hua berusaha bangun dari tempatnya, lalu menyentuh dagu Zhen Xi.

"Menggoda katamu?" Wen Hua mendorong Zhen Xi ke tembok dan menahan kedua tangannya seperti gerakan kabedon.

Zhen Xi meneguk ludahnya dengan kasar. Ia tidak memahami sikap berlawanan Wen Hua yang terus-menerus Wen Hua mainkan untuknya. Terkadang ia terlihat sangat lembut dan menyenangkan, tapi terkadang ia terlihat menyeramkan dan angkuh.

"Jangan bermimpi. Aku hanya senang melihatmu baik-baik saja. Coba kau pikirkan, kalau ada seseorang yang menyelamatkan hidupmu tiba-tiba dikabarkan meninggal, apa kau tidak sedih?"

Zhen Xi menunduk, tak berani menatap mata Wen Hua. Nafasnya jadi tak beraturan karena desakan dan intimidasi tatapan Wen Hua barusan, bentukannya benar-benar sama persis dengan tatapan mengerikan yang Wen Hua berikan pada kali pertama mereka bertemu waktu itu.

"Ugh!" Zhen Xi menarik paksa tangannya yang di tekan kuat ke tembok oleh Wen Hua.

Ia menunduk, berusaha keluar dari tahanan Wen Hua. Kemudian ia membalik badannya membelakangi Wen Hua.

Sepertinya Tuan yang sombong ini tidak akan mengakui perbuatannya. Jelas-jelas dia menggodaku. Dia bahkan menciumku kemarin. batin Zhen Xi.

Wen Hua menatap khawatir ke arah Zhen Xi. Apa dia marah? pikirnya.

Zhen Xi membalik badannya kembali ke arah Wen Hua dengan kasar, rambut panjangnya itu sampai terkibas seakan ia sangat emosi. "Tuan tidak menggodaku? Benarkah? Lalu kenapa Tuan menciumku kemarin lusa? Bukannya itu pelecehan??"

Wen Hua mendelik kaget. Gawat! Dia ingat! teriak Wen Hua dari dalam hati.

Seketika wajahnya jadi merah semerah tomat.

Zhen Xi nyaris tertawa melihat itu, tapi ia menahannya mati-matian.

"I-itu."

"Itu benar-benar mendesak." jawab Wen Hua.

"Mendesak??" Zhen Xi meninggikan suaranya.

"Ya. Kalau aku tidak memaksamu minum dengan cara itu, kau mungkin tidak akan selamat!" Wen Hua berhasil mengendalikan kata-katanya, ia kembali terdengar tegas.

Zhen Xi terdiam.

"Kalau kau tidak percaya, kau bisa bertanya pada A Ding. Kau benar-benar dalam keadaan kritis saat itu." lanjut Wen Hua.

"Kalian baik-baik saja? Kalian sedang ada masalah?"

Wen Hua dan Zhen Xi menoleh bersamaan ke arah sumber suara.

Ming Wei sedikit bingung melihat ekspresi marah Zhen Xi, apa lagi ekspresi takut sekaligus polos Wen Hua.

"Ah begini... saya bisa jelaskan Tuan Muda. Tuan Muda bilang, kami harus mengabulkan dua permintaannya. Nona Zhen Xi sendiri yang meminta dikabarkan tiada seperti ini,"

Mata Wen Hua melebar.

"Sepertinya dia punya masalah keluarga yang kita tidak ketahui. Dia ingin pergi dari desa ini." lanjut Ming Wei.

"Ayo Kak Ming Wei, aku ingin segera pergi malam ini juga." Zhen Xi memakai kembali cadar hitamnya, lalu berjalan cepat hendak keluar dari sana.

"Kak Ming Wei?" heran Wen Hua dengan lirih. Panggilan macam apa itu. pikirnya.

"Tunggu dulu Nona Zhen Xi. Diluar masih ada kekacauan. Aku masuk kemari hanya untuk memastikan Tuan Muda baik-baik saja." cegah Ming Wei sampai-sampai ia menggenggam pergelangan tangan Zhen Xi untuk menahannya.

Wen Hua hanya memperhatikan kedekatan antara keduanya tanpa ekspresi.

"Kekacauan apa?" tanya Zhen Xi.

"Kalian tetap bersembunyi saja di dalam sini. Aku dan ketua terpaksa membakar mayat itu untuk mencegah siluman naga membongkar makamnya." yakin Ming Wei.

"Membongkarnya? Tapi kenapa?" protes Zhen Xi. Ia benar-benar sebal dengan biang kerok kekacauan satu itu.

"Ah aku tidak bisa menjelaskannya sekarang, kalian tolong tetap di dalam ya!" Ming Wei mengangguk cepat untuk meyakinkan, lalu berlari keluar dari sana.

"Ep, Kak Ming Wei!"

"Yah..." dengus kesal Zhen Xi.

Beberapa menit kemudian, keheningan memenuhi rumah kayu yang kecil itu. Zhen Xi bahkan tidak mau mengajak bicara Wen Hua atau menatapnya sedikit pun.

Wen Hua berdeham kecil, ia segera mencari topik bicara. "Kenapa tidak memanggilnya dengan nama Asisten Ketua? Kau terus-terusan berlaku tidak sopan."

Zhen Xi hanya mendecih kesal, tidak menghiraukan Wen Hua.

"Kau tidak mau bicara padaku sekarang?" Wen Hua menaikan kedua alisnya.

Wen Hua menarik nafas dalam-dalam, lalu mengangguk. "Baiklah. Aku pergi. Toh, kau masih hidup."

"Eeeeh!" Zhen Xi buru-buru menarik tangan Wen Hua. "Diluar ada siluman naga, Tuan tidak dengar yang Kak Ming Wei bilang barusan?"

Wen Hua tersenyum tipis. Zhen Xi langsung melepaskan pegangan tangannya dan membuang muka.

1
Kartika Lina
jangan2 Zhen xi ni yg dicari2
Kartika Lina
malah jadi promosi Zhen xi ni 😂😂😂
Black Moon
😂😂😂😂 haduh bengek baca part ini 😂😂😂
Black Moon
😂😂😂😂
Black Moon
Kenapa ga jujur aja sih, kan kalo kasih tau jadi bisa cari tau bareng² c Zhen Xi ini beneran anak Dewi Angin atau bukan 😑
Black Moon
Ngapa pake acara nyuri baju segala dah ini Pangeran Wen Hua, kan tinggal beli aja
yuei
suka ceritanya thoorrr... semangat😊😊
yuei
bagus thoorr ceritanya.. semangat thoorrr
yuei
suka ceritanya thoorrr... semangat..
yuei
suka ceritanya thoorr
yuei
baguss ceritanya..
yuei
suka ceritanya thoorrr
Vherlin Paundra
😍
LilyArni
yah kok abis nya gantung... kpn up lanjutan nya lg pdhal bagus ... penasaran nih
Pencinta novel🤭
aku suka bingung dgn nama. dan juga itu laki-laki atau perempuan
Santai Dyah
lnjut thor
☘︎𝐏$7 Ellena Viana
Time Travel
Yana Yoan Azkia
time travel ok
Dona Balarina
karya yg bagus tolong dung di lnjutkan thor
😎😎😎
hera muttaqin
hahahay...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!