A Story Of Zhen Xi [Romansa Dewa Dewi]

A Story Of Zhen Xi [Romansa Dewa Dewi]

Si Tampan Itu Menggendong Pelayan Laki-lakinya

Ketepak ketepak ketepak ketepak.

"Tuan Muda, jangan terlalu cepat! Tuan Muda, tunggu saya! Disini terlalu banyak orang!" seru penjaga pribadi seorang agung yang sedang lewat.

Hiik-!

Secara mendadak Tuan Mudanya itu menarik tali kontrol untuk menghentikan laju kudanya, sorot matanya tengah terfokus pada sebuah pedang yang di jual di stan pasar di sebelah kanannya.

Sang penjaga pribadi yang kewalahan mengejar dari belakang itu malah gagal fokus dan kesusahan mengerem secara mendadak, alhasil ia menabrak seorang gadis yang sedang berjalan di dekat sana.

Jebugh.

Hiiik hiiik-!

Kuda itu memang berhasil berhenti, tapi sayangnya pemiliknya harus jatuh terjembab ke tanah bersama perempuan berpakaian hitam yang ia tabrak barusan.

"Aduh!!"

"San Qi! Kau baik-baik saja??" Pangeran Wen Hua, anak dari salah satu Petinggi Dewa Hujan itu akhirnya menoleh menghawatirkan penjaganya.

"Tuan, jangan berlarian. Ini pasar. Ini bukan lapangan luas untuk berlatih kuda..." marah gadis bernama Zhen Xi itu sambil meringis sakit sesekali.

"Tck." Zhen Xi berdecak pelan sambil berusaha berdiri.

Wen Hua pun mengalihkan pandangannya pada gadis yang barusan berani mengomel marah ini dan memperhatikannya. Bukan karena apa, tapi gadis ini berpakaian aneh, serba hitam dan membawa pedang di balik punggungnya. Apa lagi Wen Hua dan pakaian bangsawannya ini seharus sangat dihormati disini, bagaimana gadis itu bisa mengomel barusan?

"Perempuan memang kurang sopan ya sekarang." San Qi ngedumel sambil membersihkan pakaiannya dari pasir.

Zhen Xi menghela nafas. Ia mengulurkan tangannya sambil memasang senyum paksa.

"Kemari, biar ku bantu. Untuk apa menyangkutkan hal ini dengan perempuan?" ucap Zhen Xi tanpa ekspresi.

Orang dengan pakaian yang apik dengan pedang di punggungnya itu mendongak untuk menengok sesosok yang berani mengulurinya tangan ini.

"Hei Nak, aku ini seorang penjaga Pangeran Besar. Memangnya aku perlu bantuan?"

Tep.

Laki-laki dengan umur sekitar kepala dua itu langsung berdiri tanpa bantuan sedikitpun, padahal jelas-jelas pergelangan kakinya itu ada yang terkilir.

"Penjaga Pangeran Besar?" Bibir Zhen Xi bergerak untuk mengucapkannya, tapi lagi-lagi itu tanpa ekspresi. Anak ini memang seorang wanita, tapi hanya dari cara berpakaiannya saja. Sikapnya yang begitu tenang tanpa ekspresi itu membuatnya keren seperti laki-laki tangguh yang sok dingin dan tak tampak lemah.

"Bukannya orang-orang akan langsung menunduk begitu mendengar nama itu? Sepertinya kamu tidak terpelajar." ejek pria itu pelan. Untungnya dia ini bukan tipe penjaga besar yang sombong yang akan naik darah melihat ketidak sopanan seorang gadis muda padanya.

"Sudah! Kau baik-baik saja, iya kan San Qi? Kalau begitu cepat kemari dan temani aku!" perintah Pangeran Wen Hua.

Zhen Xi menoleh ke arah Pangeran Wen Hua yang baru berteriak marah itu dengan kesal. "Kakinya itu terkilir... Apa karena Anda adalah Tuannya, Anda bisa marah dan memaksanya begitu?"

Mata San Qi melotot nyaris keluar dari sarangnya.

"Nona! Anda sudah keterlaluan. Cukup, sebelum Anda terkena hukuman!" sosor San Qi.

Wen Hua menghela nafas panjang masih dengan raut berani di wajahnya, perlahan ia berjalan mendekati Zhen Xi dan menyentuh dagunya. "Apa katamu barusan?" tanyanya dengan tatapan intimidasi.

Pria paruh baya, penjual stan pembuatan pedang itu sampai menutup mulutnya ketakutan. "Ji Yue! Zhen Xi membuat masalah dengan anak Petinggi Dewa Hujan!"

Seorang Wanita langsung keluar dari stan pembuatan pedang dengan langkah zig-zag saking paniknya, ia langsung bersujud di hadapan Wen Hua.

"Tu-tuan Muda. Ah tidak. P-pangeran, maafkan dia... kasihani dia... Dia ini yatim piatu. Kelakuannya terkadang kurang menyenangkan, mohon dimaklumi."

"Kalau mau... hukum saja hamba!" Wanita itu kembali bersujud sampai ke tanah.

Wen Hua hanya melirik wanita itu tanpa memberi tanggapan.

Ekspresi keras Zhen Xi langsung luluh. Ia menggeleng sampai jari-jari Wen Hua yang menekan dagunya itu terlepas. "Bibi, jangan begitu..."

Ji Yue langsung berdiri sambil menunjuk ke arah Zhen Xi. "Kau benar-benar tidak tahu diri! Cepat minta maaf! Apa kau tahu?? Tuan Muda ini adalah pangeran petinggi Dewa Hujan!"

"Kalau hanya bisa makan dan tidur, seharusnya kau lebih sopan sedikit! Jangan membuat masalah di tokoku!" lanjut Ji Yue.

Wen Hua sempat tertegun melihat wanita paruh baya itu membentak Zhen Xi.

"Walau aku tidak salah... aku minta maaf." Zhen Xi mendongak ke arah Wen Hua dengan wajah jutek.

"Apa??"

"Berlutut!" perintah Wen Hua dengan kesal.

Zhen Xi pun mengangguk, mati kutu, dan mulai berlutut. Melihat perubahan drastis dari gadis aneh di depannya membuat Wen Hua sedikit tak tega.

"Ya. Jangan diulang." jawab Wen Hua sembari membalikkan badannya membelakangi Zhen Xi.

"Ayo San Qi."

San Qi segera tersadar dari ketegangan barusan. "Ep, bukannya Tuan ingin membeli pedang?"

"Tidak jadi. Kita beli di tempat lain saja."

Begitu mengatakan hal itu, Wen Hua langsung menaiki kudanya bersiap untuk pergi.

"Lihat, jika orang besar seperti itu akan membeli pedang disini, toko ini akan semakin terkenal! Tapi hanya karenamu, hari ini aku harus mendapat aib!"

Plakk!

Ji Yue menampar Zhen Xi dengan keras.

Wen Hua lagi-lagi berusaha menghiraukan masalah keluarga di depannya barusan dan tak ingin ikut campur. "San Qi! Cepat!" perintahnya.

"Ya Tuan!"

"Sssh." San Qi merintih sambil berusaha mengkondisikan pergelangan kakinya yang terkilir.

"Aduh aduh adu- duh."

Bruk.

San Qi memejamkan mata sambil menutup wajahnya mengumpati dirinya yang sedang sial. Bagaimana bisa orang sepenting dan setegap dirinya terjatuh di tengah jalanan pasar begini? Bodoh... bagaimana sekarang? batinnya.

Wen Hua menoleh dengan sebuah kerutan di antara alisnya.

"Lihat! Sudah ku katakan kalau kakinya itu terkilir!" Zhen Xi meneriaki Wen Hua. Gadis ini entah belum sadar atau sudah sadar kalau ia sedang meneriaki bangsawan, tapi dia memang selalu berani seperti itu.

San Qi langsung menoleh pada Zhen Xi dan menggeleng tanda tak ingin di bela lebih lagi, sementara Ji Yue semakin mengepalkan tangannya hendak menghajar Zhen Xi yang berani meneriaki Pangeran Wen Hua.

Wen Hua langsung turun dari kudanya, menghampiri San Qi.

"Tuan Muda, saya tidak apa-apa." San Qi berusaha berdiri kembali. Tapi sepertinya tubuhnya itu akan jatuh kembali.

Tep.

"T-tuan Muda??" Wajah San Qi nyaris memerah begitu Wen Hua menggendong dirinya.

Zhen Xi juga membelalak lebar nyaris tak berkedip sambil menutup mulutnya.

"Aku titip kudanya San Qi. Besok pelayanku akan mengambilnya. Maaf yang barusan." bisik Wen Hua. Ia langsung berbalik menuju kudanya dan membawa San Qi pulang dengan menaiki satu kuda saja.

"Hiya!"

Ketepak-ketepak. Ketepak-ketepak.

Bisikan yang terkesan dingin tapi lembut barusan membuat Zhen Xi terpaku. Tanpa sadar ia melangkah mundur saat ia mengingat gerakan elegan Wen Hua saat menggendong San Qi ala pengantin wanita.

Seorang gadis lainnya berlari menyusul Zhen Xi dan mengalungkan tangannya pada leher Zhen Xi.

"Parah!"

"Dia itu..." Zhen Xi bergumam masih tak bisa berfikir.

"Ternyata punya hati yang baik juga ya." ucap Yen Li melanjutkan gumaman Zhen Xi.

"Kak Yen Li?" Zhen Xi menoleh.

Terpopuler

Comments

yuei

yuei

suka ceritanya thoorrr

2023-03-16

0

Olivia

Olivia

like

2021-05-19

1

Bim Bim

Bim Bim

like

2021-05-18

1

lihat semua
Episodes
1 Si Tampan Itu Menggendong Pelayan Laki-lakinya
2 Ibu Tiriku Materialistis
3 Sahabatku Bilang Dia Sedang Tidak Diet Hari Ini
4 Dikira Penyusup, Mereka Menyergapku
5 Asisten Ketua Yang Manis Mengobati Lukaku
6 Perempuan Lugu Ini Terus Saja Merepotkan
7 Akhirnya Aku Bertemu Dengan Gadis Tak Sopan Ini Lagi
8 Aku Terjatuh, Perempuan Tak Sopan Menyelamatkanku
9 Dia Menerima Pisau Api Itu Untuk Melindungiku
10 Aku Cemas, Dia Tidak Segera Bangun
11 Dia Bilang, Aku Gagah Tapi Ringan
12 Aku Takut Dia Tidak Tertolong, Aku Menciumnya
13 Tuan Muda Mencium Gadis Rendahan, Aku Cemburu
14 Apa Yang Terjadi Semalam?
15 Kakek Tabib Ini Merawat Si Gadis Semalaman, Aku Curiga
16 Ketua Keamanan Menuturi Agar Aku Jadi Ibu Rumah Tangga Saja
17 Ayah Ibu Menderita Karenaku, Aku Ingin Pergi
18 Gadis Ini Anak Dewi, Aku Harus Mengambil Hati Atasanku Ini
19 Tokoh Pria Mulai Merasa Canggung Memikirkan Soal Ciuman Kemarin
20 Tokoh Pria Menyesal Meninggalkan Tokoh Wanita Disaat Tokoh Wanita Sakit Keras
21 Dia Putrinya Dewi, Bagaimana Aku Bisa Menghinanya Selama Ini?
22 Aku Tidak Suka Melihat Keakrabannya Dengan Pria Lain
23 Tokoh Pria Merasa Malu dan Menutupi Ketertarikannya
24 Aku Dipecat Tanpa Alasan, Apa Aku Menyinggungnya?
25 Ketua Keamanan Sangat Emosional, Dia Terus Berceramah
26 Ketua Keamanan Sangat Emosional, Dia Terus Berceramah (2)
27 Tokoh Pria Tidak Bisa Melupakan Tokoh Wanita Hingga Susah Tidur
28 Benar-benar Cinta Segitiga Yang Utuh
29 Asisten Ketua Tak Bisa Berkedip Melihatku Memakai Pakaian Berwarna Cerah
30 Aku Terusik Melihat Senyuman Bahagianya Ketika Bersama Dengan Pria Lain
31 Dia Menindih dan Melindungiku Dari Serangan Warga
32 Lagi-lagi Dia Bersikap Aneh, Aku Tidak Bisa Memahaminya
33 Aku Cantik dan Kaya, Apa Itu Artinya Aku Adalah Jal*ng?
34 Murid Kesayanganku Mundur Dari Promosi Hanya Karena Seorang Gadis
35 Bagaimana Menjodohkan Gadis Tak Feminim Ini Pada Tuan Muda? Mustahil
36 Aku Mapan, Aku Tampan, Apa Kurangku?
37 Menyukainya Adalah Hal Yang Kurang Masuk Akal, Mengapa Aku Jadi Begini
38 Musuh Bebuyutan Di Tempat Kerja Mencoba Mempermalukanku
39 Kesalahpahaman Ini Membuatku Gila!
40 Pemilik Akademi Sangat Berprinsip, Tapi Dia Terjebak Oleh Prinsipnya Sendiri
41 Aku Merasa Lega Karena Kau Bukan Kekasihnya
42 Gadis Ini Sudah Gila, Dia Menyerangku Dengan Kekuatan Penuh
43 Kukira Aku Terkena Usus Buntu Karena Mie Kerang Rebus Yang Kurang Matang
44 Channel Ilustrasi Visual (Channel ini diupdate setiap akhir bulan)
45 Dia Memuji-muji Pria Lain Di Depanku, Aku Sangat Kesal
46 Ada Orang Tamak Yang Berkhianat Demi Iming-iming Kekuasaan
47 Bagaimana Bisa Seekor Betina Masuk Ke Sarang Para Jantan Begini
48 Aku Sengaja Mempersedikit Materinya Agar Zhen Xi Tidak Banyak Tertinggal
49 Dia Lebih Tertarik Pada Pria Lain Ketimbang Diriku, Aku Harus Melakukan Sesuatu
50 Tidak Perlu Belajar Tahap Dasar, Gadis Ini Sangat Cerdas
51 Sepertinya Ibu Mertua Yang Tak Kelihatan Merencanakan Perjodohan Ini
52 Sama-sama Dianggap Anak Sial, Aku Sangat Memahamimu Tuan Muda
53 Ming Wei Memang Jenius, Bahkan Sang Majikan Jadi Tunduk Padanya
54 Karakternya Berubah Di Setiap Detik, Tapi Aku Menyukainya
55 Terlambat Sekolah Di Hari Minggu, Lucunya Gadis Ini
56 Nona Kembaran Sudah Cinta Mati Pada Calon Perjodohan
57 Sang Ayah Kandung Menangis Bahagia, Sementara Saudara Kandung Menangis Sedih
58 Dia Mengakuiku Sebagai Kekasih
59 Beraninya Dia Memberikan Cincin Pada Wanitaku
60 Beraninya Dia Memberikan Dress Cantik Untuk Calon Istriku!
61 Aku Tidak Mau Tahu, Pakai Pakaian Cantik Pemberianku!
62 Saudari Kembarku Merenggut Kebahagiaanku!
63 Kenapa Sekarang Tidak Cemburu Lagi? Dia Memang Punya Dua Kepribadian
64 Dia Pernah Mencium Gadis Yang Belum Ia Nikahi
65 Perempuan Memang Sangat Rumit, Aku Tak Bisa Memahami Jalan Otaknya
66 Rumah Kami Bertolak Belakang, Ternyata Selama Ini Pangeran Adalah Tetanggaku
67 Dosa Apa Lagi Ini Ayah, Tokoh Pria Benar-Benar Polos
68 Kesalah Pahaman Yang Rumit, Kak Wen Hua Mengira Aku Sedang Hamil?
69 Kejutan Bertubi-tubi, Kesalah Pahaman, dan Berita Panas Soal Restu Orang Tua
70 Dia Berusaha Menghiburku Karena Kami Memang Tidak Bisa Bersatu
71 Pernikahan Dadakan, Ayah Mertua Tidak Marah Mendengar Calon Menantunya Hamil
72 Keterlaluan! Saudari Tiriku Sudah Sangat Kejam Merebut Semuanya Dariku!
73 Sebagai Ayah Aku Juga Tidak Ingin Melihat Putriku Kecewa, Ini Serba Salah
74 Kami Bertukar Penderitaan, Saling Menyembuhkan dan Menguntungkan Satu Sama Lain
75 Ketua dan Wakil Keamanan Yang Payah, Mereka Terus Menyerukan Kalau Aku Hamil
76 Aku Akan Segera Datang, Ayah
77 Jangan Dengarkan Ucapan Mereka, Cinta Kita Tidak Boleh Goyah
78 Ternyata Ada Dua Anak Yang Hilang
79 Dia Adalah Penyebab Kematian Menantuku, Tapi Sekarang Dinikahkan Dengan Cucuku?
80 Tokoh Wanita Dikira Hamil dan Sengaja Diberi Makanan Asam Yang Berlebihan
81 Aku Salah Mengenali Istriku, Aku Malah Menyentuh Kembarannya
82 Suamiku Menciumku di Depan Ayah dan Ayah Mertua Tanpa Rasa Malu
83 Ayah Menganggapku Membesar-besarkan Masalah, Padahal Aku Memang Jatuh Cinta
84 Saudara Kembarku Sampai Muntah Darah Karena Sangat Menginginkan Suamiku
85 Atmosfer Langit Ke Tujuh Menolak Energi Negatif Yang Kuat, Chen Ai Bisa Tiada
86 Aku Akan Dinobatkan Menjadi Dewi Tanpa Seleksi?
87 Gadis Galak Berani Memelototiku Si Pria Tampan, Ia Berbeda dan Sangat Menarik
88 Lagi-lagi Aku Kalah Walau Sudah Berlatih Berat Setelah Sekian Lama
89 Orang Yang Dingin dan Depresi Ini Sembuh Setelah Mengenal Cinta
90 Penghianat Kembali Memblokir Energi Bola Kristal Suci Untuk Memancing Dewa Agung
91 Aku Ingin Wen Hua Bertekuk Lutut di Hadapanku!
92 Ikatan Takdir Yang Membuatnya Tetap Hidup Untuk Bertemu Dengan Zhen Xi
93 Puncak Penentuan Akhir Kisah Cinta Kami Akan Dimulai
94 Saudari Kembarnya Menebasnya dengan Pedang dan Hendak Merebut Kursi Pengantin
95 Aku Harus Memastikannya Sendiri, Terpaksa Berduaan Dengannya Di Kamar Pengantin
96 Bubuk Bunga Tidur Seribu Tahun Yang Ilegal Digunakan Untuk Menghianati Negara
97 Mengapa Aku Tidak Boleh Bahagia Sebentar Saja, Mengapa...
98 Tokoh Utama Pria Dipukuli Oleh Anak Buah Penghianat Negara
99 Dewa Agung Akhirnya Bangun dengan Bantuan Jarum Pengeluar Racun Milik Ming Wei
100 Bagaimana Bisa Cewek Ini Adalah Jodoh Seorang Ketua Keamanan Sebaik Aku?
101 Ikatan Takdir Ini Masih Berjalan Meski Harus Mengulang Sedikit Lagi
102 Tunggu Aku Di Sana, Aku Pasti Akan Menjemputmu
103 Pertanyaan
104 Kabar Baik Untuk Kita Semua
105 Chen Ai Menggantikan Anak Angkat Yang Sudah Tiada
106 Energi Baik Tertinggi Ini Mampu Mengalahkan Energi Jahat Seburuk Apapun
107 Dewa Agung dan Energi Positif
Episodes

Updated 107 Episodes

1
Si Tampan Itu Menggendong Pelayan Laki-lakinya
2
Ibu Tiriku Materialistis
3
Sahabatku Bilang Dia Sedang Tidak Diet Hari Ini
4
Dikira Penyusup, Mereka Menyergapku
5
Asisten Ketua Yang Manis Mengobati Lukaku
6
Perempuan Lugu Ini Terus Saja Merepotkan
7
Akhirnya Aku Bertemu Dengan Gadis Tak Sopan Ini Lagi
8
Aku Terjatuh, Perempuan Tak Sopan Menyelamatkanku
9
Dia Menerima Pisau Api Itu Untuk Melindungiku
10
Aku Cemas, Dia Tidak Segera Bangun
11
Dia Bilang, Aku Gagah Tapi Ringan
12
Aku Takut Dia Tidak Tertolong, Aku Menciumnya
13
Tuan Muda Mencium Gadis Rendahan, Aku Cemburu
14
Apa Yang Terjadi Semalam?
15
Kakek Tabib Ini Merawat Si Gadis Semalaman, Aku Curiga
16
Ketua Keamanan Menuturi Agar Aku Jadi Ibu Rumah Tangga Saja
17
Ayah Ibu Menderita Karenaku, Aku Ingin Pergi
18
Gadis Ini Anak Dewi, Aku Harus Mengambil Hati Atasanku Ini
19
Tokoh Pria Mulai Merasa Canggung Memikirkan Soal Ciuman Kemarin
20
Tokoh Pria Menyesal Meninggalkan Tokoh Wanita Disaat Tokoh Wanita Sakit Keras
21
Dia Putrinya Dewi, Bagaimana Aku Bisa Menghinanya Selama Ini?
22
Aku Tidak Suka Melihat Keakrabannya Dengan Pria Lain
23
Tokoh Pria Merasa Malu dan Menutupi Ketertarikannya
24
Aku Dipecat Tanpa Alasan, Apa Aku Menyinggungnya?
25
Ketua Keamanan Sangat Emosional, Dia Terus Berceramah
26
Ketua Keamanan Sangat Emosional, Dia Terus Berceramah (2)
27
Tokoh Pria Tidak Bisa Melupakan Tokoh Wanita Hingga Susah Tidur
28
Benar-benar Cinta Segitiga Yang Utuh
29
Asisten Ketua Tak Bisa Berkedip Melihatku Memakai Pakaian Berwarna Cerah
30
Aku Terusik Melihat Senyuman Bahagianya Ketika Bersama Dengan Pria Lain
31
Dia Menindih dan Melindungiku Dari Serangan Warga
32
Lagi-lagi Dia Bersikap Aneh, Aku Tidak Bisa Memahaminya
33
Aku Cantik dan Kaya, Apa Itu Artinya Aku Adalah Jal*ng?
34
Murid Kesayanganku Mundur Dari Promosi Hanya Karena Seorang Gadis
35
Bagaimana Menjodohkan Gadis Tak Feminim Ini Pada Tuan Muda? Mustahil
36
Aku Mapan, Aku Tampan, Apa Kurangku?
37
Menyukainya Adalah Hal Yang Kurang Masuk Akal, Mengapa Aku Jadi Begini
38
Musuh Bebuyutan Di Tempat Kerja Mencoba Mempermalukanku
39
Kesalahpahaman Ini Membuatku Gila!
40
Pemilik Akademi Sangat Berprinsip, Tapi Dia Terjebak Oleh Prinsipnya Sendiri
41
Aku Merasa Lega Karena Kau Bukan Kekasihnya
42
Gadis Ini Sudah Gila, Dia Menyerangku Dengan Kekuatan Penuh
43
Kukira Aku Terkena Usus Buntu Karena Mie Kerang Rebus Yang Kurang Matang
44
Channel Ilustrasi Visual (Channel ini diupdate setiap akhir bulan)
45
Dia Memuji-muji Pria Lain Di Depanku, Aku Sangat Kesal
46
Ada Orang Tamak Yang Berkhianat Demi Iming-iming Kekuasaan
47
Bagaimana Bisa Seekor Betina Masuk Ke Sarang Para Jantan Begini
48
Aku Sengaja Mempersedikit Materinya Agar Zhen Xi Tidak Banyak Tertinggal
49
Dia Lebih Tertarik Pada Pria Lain Ketimbang Diriku, Aku Harus Melakukan Sesuatu
50
Tidak Perlu Belajar Tahap Dasar, Gadis Ini Sangat Cerdas
51
Sepertinya Ibu Mertua Yang Tak Kelihatan Merencanakan Perjodohan Ini
52
Sama-sama Dianggap Anak Sial, Aku Sangat Memahamimu Tuan Muda
53
Ming Wei Memang Jenius, Bahkan Sang Majikan Jadi Tunduk Padanya
54
Karakternya Berubah Di Setiap Detik, Tapi Aku Menyukainya
55
Terlambat Sekolah Di Hari Minggu, Lucunya Gadis Ini
56
Nona Kembaran Sudah Cinta Mati Pada Calon Perjodohan
57
Sang Ayah Kandung Menangis Bahagia, Sementara Saudara Kandung Menangis Sedih
58
Dia Mengakuiku Sebagai Kekasih
59
Beraninya Dia Memberikan Cincin Pada Wanitaku
60
Beraninya Dia Memberikan Dress Cantik Untuk Calon Istriku!
61
Aku Tidak Mau Tahu, Pakai Pakaian Cantik Pemberianku!
62
Saudari Kembarku Merenggut Kebahagiaanku!
63
Kenapa Sekarang Tidak Cemburu Lagi? Dia Memang Punya Dua Kepribadian
64
Dia Pernah Mencium Gadis Yang Belum Ia Nikahi
65
Perempuan Memang Sangat Rumit, Aku Tak Bisa Memahami Jalan Otaknya
66
Rumah Kami Bertolak Belakang, Ternyata Selama Ini Pangeran Adalah Tetanggaku
67
Dosa Apa Lagi Ini Ayah, Tokoh Pria Benar-Benar Polos
68
Kesalah Pahaman Yang Rumit, Kak Wen Hua Mengira Aku Sedang Hamil?
69
Kejutan Bertubi-tubi, Kesalah Pahaman, dan Berita Panas Soal Restu Orang Tua
70
Dia Berusaha Menghiburku Karena Kami Memang Tidak Bisa Bersatu
71
Pernikahan Dadakan, Ayah Mertua Tidak Marah Mendengar Calon Menantunya Hamil
72
Keterlaluan! Saudari Tiriku Sudah Sangat Kejam Merebut Semuanya Dariku!
73
Sebagai Ayah Aku Juga Tidak Ingin Melihat Putriku Kecewa, Ini Serba Salah
74
Kami Bertukar Penderitaan, Saling Menyembuhkan dan Menguntungkan Satu Sama Lain
75
Ketua dan Wakil Keamanan Yang Payah, Mereka Terus Menyerukan Kalau Aku Hamil
76
Aku Akan Segera Datang, Ayah
77
Jangan Dengarkan Ucapan Mereka, Cinta Kita Tidak Boleh Goyah
78
Ternyata Ada Dua Anak Yang Hilang
79
Dia Adalah Penyebab Kematian Menantuku, Tapi Sekarang Dinikahkan Dengan Cucuku?
80
Tokoh Wanita Dikira Hamil dan Sengaja Diberi Makanan Asam Yang Berlebihan
81
Aku Salah Mengenali Istriku, Aku Malah Menyentuh Kembarannya
82
Suamiku Menciumku di Depan Ayah dan Ayah Mertua Tanpa Rasa Malu
83
Ayah Menganggapku Membesar-besarkan Masalah, Padahal Aku Memang Jatuh Cinta
84
Saudara Kembarku Sampai Muntah Darah Karena Sangat Menginginkan Suamiku
85
Atmosfer Langit Ke Tujuh Menolak Energi Negatif Yang Kuat, Chen Ai Bisa Tiada
86
Aku Akan Dinobatkan Menjadi Dewi Tanpa Seleksi?
87
Gadis Galak Berani Memelototiku Si Pria Tampan, Ia Berbeda dan Sangat Menarik
88
Lagi-lagi Aku Kalah Walau Sudah Berlatih Berat Setelah Sekian Lama
89
Orang Yang Dingin dan Depresi Ini Sembuh Setelah Mengenal Cinta
90
Penghianat Kembali Memblokir Energi Bola Kristal Suci Untuk Memancing Dewa Agung
91
Aku Ingin Wen Hua Bertekuk Lutut di Hadapanku!
92
Ikatan Takdir Yang Membuatnya Tetap Hidup Untuk Bertemu Dengan Zhen Xi
93
Puncak Penentuan Akhir Kisah Cinta Kami Akan Dimulai
94
Saudari Kembarnya Menebasnya dengan Pedang dan Hendak Merebut Kursi Pengantin
95
Aku Harus Memastikannya Sendiri, Terpaksa Berduaan Dengannya Di Kamar Pengantin
96
Bubuk Bunga Tidur Seribu Tahun Yang Ilegal Digunakan Untuk Menghianati Negara
97
Mengapa Aku Tidak Boleh Bahagia Sebentar Saja, Mengapa...
98
Tokoh Utama Pria Dipukuli Oleh Anak Buah Penghianat Negara
99
Dewa Agung Akhirnya Bangun dengan Bantuan Jarum Pengeluar Racun Milik Ming Wei
100
Bagaimana Bisa Cewek Ini Adalah Jodoh Seorang Ketua Keamanan Sebaik Aku?
101
Ikatan Takdir Ini Masih Berjalan Meski Harus Mengulang Sedikit Lagi
102
Tunggu Aku Di Sana, Aku Pasti Akan Menjemputmu
103
Pertanyaan
104
Kabar Baik Untuk Kita Semua
105
Chen Ai Menggantikan Anak Angkat Yang Sudah Tiada
106
Energi Baik Tertinggi Ini Mampu Mengalahkan Energi Jahat Seburuk Apapun
107
Dewa Agung dan Energi Positif

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!