Sebuah Kejadian yang kurang mengenakkan dialami oleh Zahra setelah kepindahannya dari pulau Jawa ke Kalimantan bersama Keluarganya. Dimana Karena kejadian itu Zahra mengalami Trauma yang begitu hebat hingga ia tidak berani untuk keluar dari Rumah kontrakannya.
Sampai di suatu hari, mau tidak mau ia harus keluar rumah untuk mengantarkan kue pesanan pelanggannya hingga diperjalanan ia tidak sengaja ditabrak mobil dari belakang karena kesalahannya sendiri.
Marah? Tentu saja marah, Pria Pemilik mobil itu tentu saja ingin memarahi Zahra karena kecerobohan Zahra dalam berkendara sepeda motor, tetapi ia urungkan karena melihat Mata Zahra yang begitu sembab dan merah.
Siapakah pria itu? Akankah ia luluh dengan air mata Zahra? dan apakah ini akan menjadi awal dari kisah kebahagiaan Zahra yang selama hidupnya belum pernah mendapatkannya? atau justru malah sebaliknya?
Ikuti terus Kisah perjalanan Hidup Zahra Di dalam Cerita Ini!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon QueenRose23, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
\\ Eps 16 //
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Zahra dan Reva kini duduk di tengah-tengah lapangan voli, Mereka sedikit kelelahan setelah Bermain voli. Awalnya Reva ingin mengenalkan Zahra ke teman-temannya namun ia lupa bahwa hari ini adalah hari libur sehingga teman-temannya itu tidak datang untuk berlatih dan pada akhirnya hanya mereka berdua saja yang bermain di lapangan
"Jadi itu alasan Lo pindah sama keluarga Lo??" tanya Reva setelah Zahra menjelaskan alasannya pindah bersama keluarganya, Zahra hanya mengangguk dengan menundukkan kepalanya
Dengan perlahan Reva mendekati gadis kecil itu dan memeluknya, Ternyata bukan badannya saja yang kecil tetapi hati gadis ini benar-benar sangat rapuh. Reva Merasa ikut sedih mendengar cerita dari Zahra, Ia seharusnya lebih bersyukur karena kondisi keuangan keluarganya itu tercukupi meskipun ia sedikit kurang beruntung dalam hal percintaan
"Kenapa nggak Lo coba buka usaha kue aja Ra?? Kan Lo punya banyak pengalaman dalam hal pembuatan kue" saran Reva
"Aku juga pengennya gitu Rere, tapi aku nggak punya modal dan juga tempat" ucap Zahra dengan menghela nafasnya
Reva terdiam sejenak dan berpikir "Emmm Gini aja, kalau soal tempat itu gampang Kita bisa jualan online Ra. Kita posting-posting di sosial media dan melayani pesan antar. Kalau urusan modal, gimana kalau kita join aja??? Lagian gue juga nganggur di rumah, Nggak ada pertandingan juga. Gimana kalau kita Bisnis bareng?? Nanti Kalau ada pesanan kita buat bareng-bareng di rumah gue??"
"Serius Rere?? Apa nanti Rere nggak dimarahin sama orang tuanya Rere??" tanya Zahra sedikit khawatir
"Kenapa harus dimarahin?? Justru orang tua gue seneng kali kalau gue bisa bisnis. Gimana?? Ayolah Ra, ini kesempatan kita tau" bujuk Reva
"Zahra mau banget dong, Ayo kita mulai sekarang Rere" ajak Zahra dengan semangat
"Oke let's go, bentar gue posting dulu poster di media sosial. Semoga aja banyak yang pesen"
"Aamiin" Zahra tersenyum senang, akhirnya ia mendapat kesempatan untuk membuat kue sekaligus mencari uang untuk membantu ayah dan ibunya
"oh iya Rere, sekarang hubungan Rere sama algra masih terjalin??" tanya Zahra dengan memainkan bola voli ditangannya
"Enggak sih, sejak waktu itu dia marah sama gue karena gue nasihatin dia supaya bisa Baikan sama sahabatnya itu gue udah nggak berhubungan lagi. Bahkan Dia ganti nomor aja nomor gue nggak di simpan" jawab Reva dengan mengotak-atik ponselnya, sepertinya dia sedang mengedit poster jualan mereka
"Oh iya bentar" tambah Reva dengan mengotak-atik ponselnya setelah itu memberikannya kepada Zahra
"Apa ini??" tanya Zahra
"berita waktu itu saat Vina bunuh diri, Dia ninggalin surat itu yang membuat Algra sangat marah sama sahabatnya yang cowok"
"Waaahh masuk berita?" kaget Zahra
"Iyalah Ra. Bayangin aja, siswi SMP yang bunuh diri gara-gara cintanya ditolak. Pasti masuk berita lah"
"El?? Isi suratnya untuk El, itu berarti nama cowok temennya Algra itu El?" tanya Zahra setelah membaca berita itu
"iya mungkin, gue nggak tau. Mungkin aja itu panggilannya"
Zahra kembali menyerahkan handphone itu kepada pemiliknya, ia sedikit melamun setelah membaca berita tadi
"Kenapa Lo malah ngelamun??" tanya Reva melihat Zahra yang diam saja
"Aku nggak bisa bayangin kalau jadi mereka berdua, entah itu Algra ataupun cowok yang namanya El itu. Pasti mereka berdua mengalami Trauma masing-masing"
"emmm iya sih, sebenarnya gue juga kasihan sama algra. Waktu itu gue coba bujuk dia dan gue hibur dia supaya bisa lupa sama masa lalunya. Tapi usaha gue sia-sia, mungkin memang karena kejadian waktu itu benar-benar tragis. Jadi dia susah buat lupain nya meskipun gue harus jungkir balik buat hibur dia"
"Pasti Rere lebih trauma, Karena harus berjuang sendirian. Rere juga harus bisa lupain itu, kalau memang Algra itu jodohnya Rere pasti Allah akan mempertemukan kalian dengan cara yang baik kok" saran Zahra dengan mengelus pundak Reva
"Emm sebenarnya gue udah coba buat lupain Algra Ra, dengan cara Deket dengan cowok lain tapi nyatanya gue tetep nggak bisa buat lupain dia dan berujung gue yang menyakiti cowok lain. Tapi gue akan tetep berusaha buat ikhlas apapun yang terjadi, entah Algra itu jodoh gue ataupun enggak. Mungkin itu yang terbaik yang bisa gue lakukan"
"Semangat ya Rere, Rere pasti bisa kok" ucap Zahra dengan tersenyum dan mengelus pundak sahabatnya itu
Reva menghela nafasnya dan mengangguk tetapi tak lama kemudian ponselnya berbunyi menandakan ada notifikasi yang masuk, Reva segera membukanya siapa tahu itu penting
"Ra??" panggil Reva dengan senyuman yang mengembang di bibirnya
"Ada apa Rere?"
"Kita ada pesanan buat acara arisan malam ini? Lo bisa buat nggak??" tanya Reva dengan tersenyum bahagia
"Malam ini???.........
...----------------...