NovelToon NovelToon
Larasati & Pak Bupati

Larasati & Pak Bupati

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat / Perjodohan
Popularitas:18.3M
Nilai: 5
Nama Author: Mak Nyak

Ayu Larasati, seorang dokter spesialis kejiwaan yang lebih senang tidur di rumah sakit daripada harus pulang ke rumahnya. Ada sebab nya dia jarang pulang ke rumah. Apalagi jika bukan drama ibunya yang menginginkannya menikah dan segera memberikannya cucu.
Ibunya memaksa ingin menjodohkan dirinya dengan seorang laki-laki.
Duta Wicaksana, seorang bupati yang amat disegani di kota Magelang. Dia amat pintar mengelola kota nya sehingga kota nya bisa menjadi kota maju. Tapi sayangnya belum memiliki pendamping. Dirinya pasrah ketika akan dijodohkan oleh orang tuanya dengan seorang perempuan.
Mereka dipertemukan dalam ta'aruf. Mungkinkah cinta mereka akan bersemi?
Atau mungkinkah bunga cinta itu akan layu sebelum waktunya?
Mari kita simak perjalanan kisah cinta mereka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mak Nyak, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Takdir Sedang Bekerja (2)

Laras dan umi sampai rumah. Abi langsung membukakan pintu untuk mereka.

"Lama banget sih perginya, gak inget apa ada abi dirumah?" repet Abi saat umi dan Laras turun dari mobil.

"Assalamualaikum bi. Belum juga salam udah direpet aja" protes umi.

"Waalaikum salam" jawab Abi

"Laras masuk dulu mi, bi. Laras capek" ucap Laras meninggalkan orang tuanya.

"Laras kenapa mi?"

Umi hanya mengangkat bahu nya dan masuk meninggalkan abi.

"Eee, malah abi yang ditinggalkan" Abi masuk ke dalam rumah dan menutup pintu nya.

Laras mandi dengan cepat. Dia merebahkan dirinya di ranjang. "Apa ini sebuah pertanda? Kenapa bisa bang Duta yang mendapat kornea mata Haris? Dan kenapa aku tidak menyadarinya? Hah, semakin membuatku pusing saja"

Dia meraih ponselnya dan mengetik pesan untuk Dila. Dila membalas pesan itu. Ada panggilan masuk. Bang Duta. Laras tersenyum

"Ih apaan sih aku, kenapa senyam senyum coba. Ehem. Halo Assalamualaikum"

Waalaikum salam. Sudah sampai rumah Ay?

"Sudah bang"

Syukurlah, selamat istirahat ya Ay

"Eh bang, tunggu. Cuma mau nanya itu aja?

Hahaha, kamu mau ditanya lebih? Kamu tuh bikin abang makin gemes sama kamu deh Ay

"Ih abang, Laras mau tanya. Abang bener orang yang dapat kornea Haris?

Iya Ay, makanya umi kalau ketemu abang pasti minta dipeluk dan nangis

"Maafin umi ya bang. Umi sangat sayang dengan Haris"

Kenapa minta maaf sih? Abang seneng kok, serasa udah jadi anak sendiri kalau umi begitu

"Begitulah umi, ya sudah Laras mau istirahat"

Bentar dong

"Ada apa bang"

Bisa gak kita tetep komunikasi? Abang setuju kalau untuk tidak bertemu. Tapi kalau komunikasi...

"Biarkan takdir yang bekerja bang. Berdoa aja yang kenceng"

Ya sudah lah.. Assalamualaikum

"Waalaikum salam"

Laras mematikan lampu kamarnya dan tidur.

.

Pagi hari Laras berangkat terburu-buru karena akan mempertemukan mamah dan papah Riana dan Riana. Laras ingin melihat sejauh mana mental Riana siap bertemu dengan orang tuanya. Dia segera melajukan mobilnya menuju rumah sakit. Dia langsung menuju bangsal.

Riana sedang sarapan dengan tenang. "Assalamualaikum Riana, lahap ya makannya"

"Waalaikum salam. Dokter mau? Nih ambil" tawar Riana kepada Laras.

"Dokter udah bawa bekal kok, lanjutkan"

Beberapa saat Laras mengamati Riana. Dia menunggui nya makan hingga selesai. Karena hari ini akan bertemu dengan orang tuanya, kamar Riana dijauhkan dari benda-benda yang bisa pecah ataupun di lempar.

Dila masuk dan memberitahukan kepada Laras. Laras mengangguk mengerti.

"Ri, dokter pengen tahu kenapa Riana begini. Padahal kalau Riana cerita, Riana bisa sembuh"

"Aku gak suka sama mamah dan papah"

"Kenapa?"

"Mereka itu egois dokter, tahu gak dok? mamah tuh punya pacar, papah juga, dia pacaran sama sekretarisnya"

Laras tidak mengetahui alasan itu. Riana selama ini diam jika ditanya ada apa dengan orang tua mereka.

"Riana yakin dengan ucapan kamu? Memang kamu pernah lihat sendiri?"

"Pernah dokter, bahkan waktu itu ada temen-temen ku. Dan setelah itu aku dikucilkan. Aku gak punya temen. Aku kesepian. Aku selalu uring-uringan saat di rumah. Entah papah dan mamah bertengkar karena apa, setiap hari mereka bertengkar. Telinga aku seperti ada yang membisikkan sesuatu. Aku rasanya ingin mati, di kampus aku dikucilkan karena orang tuakh, di rumah aku tak tahan dengan orang tua ku. Aku muak dokter!" ucap Riana dengan meluapkan emosinya.

Laras yang tahu jika Riana sudah bisa dikuasainya terus mengajaknya berkomunikasi.

"Memang kalau disini Riana gak bosen? Riana gak pengen kuliah terus lulus terus buka apotik sendiri?"

"Mau dokter, tapi Riana malu. Malu terhadap semua yang sudah terjadi"

"Kenapa mesti malu? Itu kan bukan salah Riana. Dengerin dokter, Riana itu anak yang kuat, anak yang ceria, anak yang cuek. Riana hanya harus mencari teman cerita dan jujur terhadap perasaan Riana sendiri. Jangan dipendam. Rasanya akan sakit jika terus memendam perasaan buruk di hati. Tanamkan kepercayaan kembali pada diri kamu. Kamu mampu untuk sembuh" ucap Laras sambil menepuk bahu Riana.

"Mau dokter bantu? Riana bisa datang kapanpun ke ruangan dokter kalau mau cerita. Dokter akan menjadi teman untuk kamu. Minta antar perawat yang jaga"

Riana menatap Laras. Riana melihat ketulusan di mata itu. Riana menangis dan memeluk Laras.

"Kendalikan emosi kamu, jangan biarkan diri kamu kalah dengan bisikan tadi. Pertahankan diri kamu, dokter akan bantu sebisa dokter" Laras melihat arah jendela dimana dari tadi Dila berdiri disana.

Dia memberi kode dengan menganggukkan kepala agar Dila membawa orang tuanya Riana masuk ke kamar Riana.

Dila membawa mamah dan papah Riana masuk. Riana yang mengetahui nya dan masih dalam pelukan Laras langsung menjerit histeris.

"Aaaaaaaaaaaaaa, pergi! Pergi kalian! pergi!" usir Riana melihat orang tuanya. Mamah Riana langsung menangis melihat anaknya tak mau menerima kehadiran mereka.

"Ssstt, Riana. Ayo yang baik kalau sama orang tua, boleh teriak tapi sekrang berhenti dulu teriaknya. Ada dokter disini. Riana mau sembuh kan? Ayo dokter bantu" Laras melepas pelukannya.

Riana masih menjerit-jerit. Laras mencoba menenangkannya. Riana semakin berontak tapi masih bisa diatasi nya. Orang tua Riana hendak keluar tapi dicegah oleh Dila. Laras ingin tahu sekuat apa Riana bertahan seperti ini.

Riana yang masih melihat kedua orang tuanya disana semakin menjerit histeris. Laras menyuruh mamah dan papah Riana mendekat.

"Peluk Riana nya pak bu" perintah Laras kepada orang tua Riana.

"Jangan mendekat! Aaaaaaaaaaaa" teriak Laras.

"Bagaimana ini dokter?" tanya mamah Riana.

"Dipeluk saja" jawab Laras pendek.

Mamah Riana memeluk anaknya diikuti oleh papah Riana. Riana masih mejerit di pelukan mereka hingga Laras menggerakkan tangan mamah nya Laras untuk mengusap-usap punggung Riana. Riana mulai bisa dikendalikan.

"Hiksss huhuhuhuhuhuhu" Riana mulai menangis.

"Keluarkan semua Riana, apa yang kamu simpan harus kamu utarakan. Bicaralah. Menangislah, menjeritlah jika itu membuatmu lega. Ayo Riana, kamu bisa sembuh, kamu kuat, kamu ceria, kamu pemberani. Ayo Riana luapkan, ceritakan, berbagi kepada semua. Ayo Riana"

Laras memberikan afirmasi agar Riana mau lebih terbuka. Mamah Riana semakin mengeratkan pelukannya kepada Riana.

"Maafin mamah sama papah nak, hiks huhuhu" ucap mamah Riana.

"Mamah sama papah jahat! Kalian jahat! Kalian tidak pernah perduli kepadaku. Apa aku pernah jahat dengan kalian? Apa aku pernah tidak menuruti omongan kalian? Kalian semua orang munafik! Aku capek harus berpura-pura tidak tahu. Aku capek. Kalian bergonta ganti pacar seenak kalian tapi aku yang harus kena imbas dari perbuatan kalian. Ini tidak adil"

"Maafkan kami nak, kami salah. Kami salah. Maafkan kami" ucap papah Riana.

Riana diam tak menangis lagi. Dia melepas pelukan mamah nya dan papah nya. Dia menuju pojokan kamar nya dan mulai menghapalkan rumus lagi.

Laras mempersilahkan orang tua Riana menunggu di luar. Sedang dia menenangkan Riana.

"Hai, sudah lega?"

"Dokter jangan ganggu, dulu. Aku lagi ngapalin rumus, besok ujian"

"Iya, tapi kata dosennya ujiannya di undur. Karena dosennya belum buat soal"

"Dokter mengkhayal niii, orang besok itu Riana ujian. Kalau gak percaya datang saja kesini"

"Boleh? sama papah dan mamah ya?"

Riana mengangguk dan menghapalkan rumua kembali.

.

.

.

Like

Komen

Vote

Tip

Kasus ini nyata adanya ya gaes. Saya kadang gak tega kalau lihat yang begini. 😥😢😭

1
Erna M Jen
suka ceritanya
Erna M Jen
semoga jodoh dokter laras sama pak bupati
Erna M Jen
mampir juga
Julia Juliawati
mampir
budak jambi
enak y ngomong nybrama tu.coba dia yg di posisi mm aini apa rela jg dia kl duta yg meninhgal .dasr dak punya otak rama...coba dia alami kecelakaan dan yg meninggal ank ny gama apa bisa shila terima itu kecelakaan
budak jambi
otak dak di pakai kyk gitu la si arjun egois
Len's Sky
seruu..
Acha Askhatalah
Kecewa
Acha Askhatalah
Lumayan
Gina Savitri
Ngakak sih pas adegan ini 😂😂😂
Gina Savitri
Rena malu klo diledek laras punya hubungan sama mantan musuh
😂😂😂
Gina Savitri
Klo di jawa yg keluar terakhir sulung ya, jadi yg cowok sulung..
Gina Savitri
Sulungnya cewek malah cowok bontot
Gina Savitri
Emang kadang orang tua jadi penghancur rumah tangga anak sendiri gara2 omongan 🙄
Gina Savitri
Mau nyogok cuma 30rb 😂😂😂 buat makan 1 keluarga sehari aja kagak cukup apalagi buat beli suara selama 5tahun..wkwkwk
Gina Savitri
cie..cie..mas ari jodohnya dateng sendiri ke rumahnya tanpa harus di cari 😁
Gina Savitri
Mana ada sibuk sampai lupa sama acara 4 bulanan 🙃
Gina Savitri
Nina menghindar karna punya rasa sama dirga kayanya, bnr kata nina gak ada pertemanan antara perempuan dan laki2 pasti salah satunya ada yg suka lebih dulu atau sama2 suka 😁
Gina Savitri
Kirain arjun mantan nya dini 😂 ternyata ada 2 orang berbeda yg ngasih teror
Gina Savitri
Jangan2 arjun mantan pacarnya dini, masa bisa kenal dan tau klo abang duta dulu pacar dini..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!