NovelToon NovelToon
MADU YANG KU NAFKAHI

MADU YANG KU NAFKAHI

Status: sedang berlangsung
Genre:Pihak Ketiga / Suami Tak Berguna / Selingkuh / Romansa
Popularitas:9k
Nilai: 5
Nama Author: Hasri Ani

Mursyidah Awaliyah adalah seorang TKW yang sudah lima tahun bekerja di luar negeri dan memutuskan untuk pulang ke kampungnya. Tanpa dia tahu ternyata suaminya menikah lagi diam-diam dengan mantan kekasihnya di masa sekolah. Suami Mursyidah membawa istri mudanya itu tinggal di rumah yang dibangun dari uang gaji Mursyidah dan bahkan semua biaya hidup suaminya dan juga istrinya itu dari gaji Mursyidah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hasri Ani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

PENGHASILAN MURSYIDAH

Pak Paiman baru saja memarkirkan mobilnya.

Mursyidah dan Kinasih keluar dari kendaraan tersebut.

"Makasih pak!" ucap Mursyidah saat menyerahkan uang ongkos pada pak Paiman.

"Sama-sama non. Nanti kalau sudah selesai belanjanya non Aliya telpon saja bapak ya, sekarang bapak mau antar penumpang yang lain dulu," jawab pak Paiman.

"Siap pak, nanti selesai makan siang saja bapak jemput!" pinta Mursyidah. Kepalanya menunduk sedikit pada pak Paiman saat mengatakan itu, setelah itu langsung berbalik dan berjalan masuk ke dalam mall. Kinasih berjalan di samping Mursyidah sambil menggendong anaknya. Seumur hidupnya belum pernah dia sekali pun masuk ke dalam mal dan ini adalah pertama kalinya baginya. Sulit dia lukiskan bagaimana perasaannya saat ini. Dulu waktu waktu masih sekolah dia pernah pergi ke kota bersama sang ibu, tapi hanya mampir ke pasar tradisional yang ada di kota.

"Kita langsung lihat baju anak-anak aja ya!" ucap Mursyidah mengajak Kinasih. Sahabatnya itu mengikutinya. Setelah memilih beberapa pakaian untuk Cahaya, mereka pindah ke outlet pakaian wanita. Kinasih hanya mengikuti Mursyidah, ia tidak menyangka jika Mursyidah juga menyuruhnya memilih beberapa potong pakaian.

"Nggak usah Aliya! kamu kan sudah membelikan banyak pakaian buat Cahaya, jangan! nanti uang kamu habis," tolak Kinasih.

"Biarin aja, dua hari lagi kan aku mau berangkat kerja lagi, cari uang. Ambil aja kenapa sih? dikasih kok nolak?" omel Mursyidah pura-pura marah. Kinasih akhirnya menurut saja perintah sahabatnya tersebut. Dia pun mengambil sebuah blouse untuk dirinya.

"Jangan hanya satu! ambil beberapa, bawahannya juga!?" tegur Murysidah saat melihat Kinasih berhenti memilih. Kinasih kembali memilih satu blouse lagi tapi dengan warna yang berbeda serta sebuah pantalon warna hitam. Mursyidah diam-diam memilihkan rok untuk Kinasih dan juga beberapa buah daster untuk diberikan pada Mbok Walijah dan mbok Sarni.

Selesai berbelanja pakaian, mereka juga pergi berbelanja kebutuhan harian terutama susu untuk cahaya.

Kinasih meneteskan airmata saat Mursyidah memilihkan beberapa dus susu serta camilan buat anak-anak. wanita itu tidak bisa berkata-kata. Sambil berjalan pelan di belakang Mursyidah, dia menyusut air matannya. Jika suatu saat nanti kebenaran terbuka masihkan kamu sebaik ini? Kinasih memandang punggung Mursyidah yang sedang memasukkan shampo untuk anak-anak dari salah satu merk terkenal.

Pukul dua belas siang mereka mengakhiri kegiatan

Belanja mereka dan masuk ke sebuah restoran cepat saji yang ada dalam mall tersebut. Kinasih dan anaknya duduk menunggu Mursyidah yang sedang mengantri makanan untuk mereka. Cahaya duduk dengan tenang sambil memegang sebuah biskuit toddler di tangannya. Bocah perempuan itu tidak rewel sama sekali bahkan sejak saat mereka berangkat tadi. Dia seolah tahu jika ibunya hannya diajak dan dia harus jadi anak yang baik.

Kinasih yang tengah asyik memandangi sekitarnya menoleh saat Mursyidah sudah ada di hadapannya.

Sahabatnya itu membawa dua kotak makanan dan meletakkan di atas meja. Seorang pelayan meletakkan dua gelas minuman dingin.

"Ayo Asih, kita langsung santap! Yang di dalam sudah sangat kelaparan nih!"

Mursyidah mengusap perutnya lalu buru-buru membuka nasi yang terbungkus kertas putih polos.

Kinasih mengikuti apa yang dilakukan oleh Mursyidah. Selain menyuapi dirinya, Kinasih juga menyuapi anaknya. Sesekali ia melirik Mursyidah yang tengah asyik makan.

"Aliya... Makasih ya kamu sudah mentraktir aku dan juga Cahaya. Aku jadi nggak enak sama kamu, uang kamu pasti habis banyak gara-gara kami," ucap Kinasih saat makanan di mulutnya sudah habis. Tangannya sibuk menyuapi Cahaya.

"Kamu jangan khawatir, Insha Allah aku masih dikasih rejeki dan bisa bermanfaat buat yang lain juga."

"Aku dengar waktu itu semua uang gaji kamu, kamu berikan semua pada suamimu. Terus. Kamu bisa belanja sebanyak ini dari mana?"

Mursyidah tersenyum mendengar pertanyaan sahabatnya itu. Dia tahu Kinasih pasti khawatir jika dirinya kehabisan uang dan tidak bisa kembali berangkat bekerja.

"Waktu awal kerja memang semua gaji aku buat mas Gun karena buat kebutuhan rumah tangga kami, renovasi rumah dan juga tabungan buat sekolah Amar, lalu sedikit buat ibu dan adikku. Sedangkan aku hanya mengambil satu atau dua juta saja. Syukurnya aku punya majikan yang sangat baik, beberapa bulan kemudian gajiku naik. Ada beberapa kali majikanku itu menaikkan gajiku dan sekarang gajiku sudah hampir satu juta. Ini rahasia ya Sih, nggak seorang pun yang tau bahkan ibuku waktu beliau masih hidup dan juga Aini adikku. Waktu itu aku hanya berpikir mengumpulkan uang untuk modal usaha aku dan mas Gun jika nanti aku tidak bekerja lagi. Jadi aku tidak memberitahu mas Gun soal gajiku, apalagi aku dengar dia juga dapat kerjaan di Batam."

"Kerja di Batam?"

Kinasih mengulang kata-kata terakhir yang diucapkan oleh Mursyidah. Keningnya berkerut seolah berpikir.

"Seingat aku suamimu itu nggak pernah bekerja tuh, apalagi kerja ke Batam. Dia itu hanya petantang petenteng memamerkan motor barunya setelah kamu tiga bulan bekerja. Aku nggak tau kapan dia pergi ke Batam," ungkap Kinasih sembari mengingat-ingat. Wanita itu menggigit bibirnya. Banyak hal yang ingin dia katakan, tapi diurungkannya karena takut membuat sahabatnya bersedih.

"Jadi dia udah lama beli motornya? Tapi aku liat motor yang dipakainya sekarang motor keluaran terbaru."

"Iya kayaknya suami kamu itu ganti motor lagi."

"Lagi? Memang berapa kali dia ganti motor?"

Mursyidah menatap Kinasih menunggu jawaban sahabatnya itu. Kinasih terdiam sejenak lalu mengangkat bahunya.

"Aku juga nggak tau, aku hampir tidak pernah bertemu suami kamu itu lebih dari dia tahun ini," jawab Kinasih.

Mursyidah menganggukkan kepalanya mendengar jawaban Kinasih. Aneh sebenarnya, mereka tinggal satu kampung tapi jarang bertemu. Sebegitu rendah dirinya kah Kinasih, hingga tidak pernah keluar rumah? Mursyidah merasa sedikit janggal, tapi dia menepis pikiran itu.

"Kamu pernah bertemu istri baru mas Gun itu?" tanya Mursyidah penasaran. Kinasih menggelengkan kepalanya.

"Aku jarang keluar rumah dan hampir nggak pernah kemana-mana, apalagi sejak punya Cahaya. Aku ini janda miskin Aliya dan orang selalu memandang rendah aku,"ujar Kinasih sedih.

"Hanya kamu yang mau berteman sama aku dan bahkan kamu menghabiskan banyak uang untuk aku dan anakku. Maafkan aku Aliya, aku bahkan tidak bisa membalas semua kebaikan kamu ini. Bagaimana kalau uangmu habis olehku dan Cahaya sedangkan kamu tidak bekerja lagi nanti."

Kinasih memegang tangan Mursyidah dan menggenggamnya erat. Ada rasa bersalah dan penyesalan di dalam hatinya yang tidak bisa dia ungkapkan pada sahabatnya itu.

"Kamu jangan khawatir Asih, aku masih punya penghasilan lain selain ngeb*bu."

Kinasih membesarkan matanya dan memukul tangan Mursyidah saat sahabatnya itu merendah dengan mengatakan dirinya ngeb*bu.

"Sama kayak TKW yang lain, aku juga buat konten masak-masakan gitu. Lumayanlah hasilnya bisa buat nambah-nambahin isi tabungan," ungkap Mursyidah yang membuat Kinasih semakin melotot melihatnya. Dia semakin kagum pada sahabatnya tersebut.

"Nama kontennya apa?" tanya Kinasih bersemangat. Matanya berbinar menatap Mursyidah. Hanya sesaat wajahnya berubah sedih. "Sayang aku nggak punya hape jadi nggak bisa nonton konten kamu."

Mursyidah tersenyum sambil merogoh tasnya, lalu mengeluarkan sebuah kotak berwarna hijau.

"Nih buat kamu!" Mursyidah menyodorkan kotak itu pada Kinasih.

"Aku beli beberapa hari yang lalu waktu mengantarkan Aini ke kota tempatnya kuliah. Hanya hape murah, mudah-mudahan bisa kamu pakai dan kamu suka."

Kinasih meneteskan airmata karena terharu dengan kebaikan Mursyidah. Wanita itu seketika memeluk erat Mursyidah dan menangis tersedu di bahu sahabatnya itu.

Kinasih tidak dapat menahan tangisnya. Entah dengan apa dia akan membalas semua kebaikan Mursyidah, hanya doa terbaik yang dapat dia panjatkan dalam hati.

"Aliya terimakasih banyak, semoga Allah menambahkan rejekimu dan memberikan semua yang terbaik buat kamu," bisiknya lirih. "Biarlah waktu yang mengungkap semuanya." Kalimat itu hanya diucapkan Kinasih dalam hati.

"Iya Asih,... Udah ah malu diliat orang." Mursyidah menepuk-nepuk punggung Kinasih.

Kinasih menyusut airmatanya, lalu melihat sekelilingnya. Matanya kembali menangkap seseorang yang sejak tadi menatap Mursyidah.

"Aliya... Lelaki itu sejak tadi liatin kamu terus."

Hah!

1
Siti Zaid
Author..terima kasih selalu update ceritanya berkali2...cerita makin menarik..kakak tunggu terus sambungan cerita nya...🤭
Hasri Ani: heheee makasi kembali sudah mampir... 😁😁
total 1 replies
Siti Zaid
Malangnya mursyidah bersuamikan Gunadi..sepatutnya dia merasa bimbang dan risau akan keselamatan mursyidah..malah harta warisan yg difikirkan😠benar2 benalu siGunadi
Ma Em
Gunadi bkn nya sedih mendengar kabar bahwa Mursydah kecelakaan dan meninggal eh malah senang karena akan dapat warisan , tdk taunya Mursydah nya msh sehat segar bugar tambah cantik lagi pasti Amar akan menyesal .
CB-1
semakin menarik ceritanya..makasih author cantik sehat slalu biar makin banyak update nya
Hasri Ani: aamiin.. semoga suka dengan cerita nya😁😁
total 1 replies
CB-1
penasaran apa yg di sembunyikan kinasih
Siti Zaid
Author..terima kasih sudah update berkali2..terbaiklah👍👍👍
Hasri Ani: makasih kembali sudah mampir say... 😁😁
total 1 replies
Siti Zaid
Betapa tidak tahu malu Astuti..sudah rampas suami mursyidah..malah duit hasil titik peluh mursyidah pun dia nak juga..dasar benalu...😠
N Wage
semangat Thor...kutunggu lanjutannya.
N Wage
TOP👍👍👍👍♥️♥️♥️
aku suka cerita halu yg realitis.
N Wage
dan cahaya adalah anak Gunadi yg gak diakui oleh Gunadi.
N Wage
apakah Kinasih pernah selingkuh sama Gunadi?
Ma Em
Bagus Mursydah kamu jgn tertipu lagi sama suamimu yg mokondo itu Mursydah cuma di porotin duitnya doang untuk kasih menyenangkan istri mudanya juga keluarganya , balas semua perbuatan Gunadi yg sdh membohongimu Mursydah buat si Gunadi menyesal .
Hasri Ani: sabar saaayyy sabaaar🤭🤭🤭
total 1 replies
Siti Zaid
Geram banget pada Gunadi..bohong terus ya hidupnya sekarang..takut ketahuan...sayang semua kelakuan busuknya sudah diketahui sama mursyidah...
Siti Zaid
Terima kasih author selalu update ceritanya...👍👍👍penasaran apakah ada rahsia yg disembunyikan kinasih..
Siti Zaid
Nyaris ketahuan sama Gunadi..kalau ketahuan bisa2 nya gagal rancangan mursyidah...
Ma Em
Sudah tdk sabar Thor Mursydah bertemu dgn Gunadi setelah melihat Mursydah cantik pasti Gunadi kaget , tapi Mursydah tetap hrs cerai sama Gunadi biar Mursydah berjodoh dgn ayah temannya Amar 😄😄
Hasri Ani: 🤣🤣🤣ketika jodoh diatur netizen🤣🤣🤣.. hehehe makasi sudah mampir semoga tetap suka ceritanya..
total 1 replies
Siti Zaid
Author ditunggu lanjutannya ya..nak lihat bagaimana mursyidah membalas sakit hatinya pada suami dan juga madunya😠
Hasri Ani: makasi say sudah mampir.. sehat selalu
total 1 replies
Siti Zaid
Terima kasih author sudah update beberapa episode lagi👍👍👍
Siti Zaid
Mursyidah..perempuan yg dikhinati itu harus kuat dan tabah..bangunlah dan balas semua perbuatan suami mertua dan madu mu itu...biar mereka menyesal kerana telah mengkhanati kamu😠
Siti Zaid
Cerita yg menarik..author anda hebat kerana bisa bikin cerita bisa bikin hati panas bila membacanya..terbaik👍👍👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!