Seina, adalah seorang gadis kampung yang hidupnya penuh dengan kesederhanaan, dia dari keluarga baik-baik, dia juga mendapatkan pendidikan yang baik dari keluarganya, namun dia harus kehilangan anggota keluarganya karena sebuah bencana.
Seina pun satu-satunya yang selamat dan dibawa ke tempat pengungsian oleh para relawan, gadis itu cukup terpuruk dengan nasibnya, namun dia tetap harus menjalani hidupnya.
Karena yang bernasib sama dengannya itu juga cukup banyak.
Hal itu membuatnya bangkit dan merangkul anak-anak yang bernasib sama dengannya.
Suatu hari dia bertemu dengan seorang wanita cantik jelita, dari atas kepala sampai bawah kakinya, terlihat bernilai mahal, bahkan kibasan rambutnya pun berbau dollar.
"Jadi kamu ya Seina?" tanya wanita itu dengan angkuh.
"Ya, ada apa Nyonya?" tanya balik Seina.
Wanita itu segera membuka koper besar, dan di sana terlihat sangat banyak tumpukkan uang.
"Aku sewa rahimmu!" Tegas wanita itu.
Yuk kepoin baca lanjutannya 👉
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vie Alfredo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
12. Mulai nyaman
" Ada apa Tuan?" tanya Seina
" Sepertinya kita tidak bisa pulang Seina, jalan ke arah jalan pulang longsor, dan itu satu-satunya jalan kembali." ujar Matthew bingung.
" Apa kita harus tidur di mobil?, tidak masalah Tuan." ujar Seina.
" Aku tidak bisa tidur di mobil Seina, kita cari penginapan terdekat, kalau hotel tidak ada, ini sudah masuk pinggiran." ujar Matthew.
Matthew pun segera masuk ke dalam penginapan terdekat.
" Maaf Tuan, hanya tersisa satu kamar kecil, apa anda minat?" ujar penjaga penginapan.
Karena jalanan longsor, sudah jelas banyak orang menginap juga di tempat itu.
" Aku ambil, ayo Seina." ujar Matthew segera menggandeng Seina.
" Ya, ini yang tersisa Tuan, mungkin kurang nyaman, karena tempat tidurnya juga kecil." penjaga itu menyerahkan kunci pada Matthew.
" Ini handuk, sabunnya, jika butuh makan malam, di dalam ada nomer yang bisa di hubungi." ujar penjaga itu segera pergi.
Kamar itu benar-benar sempit, seperti kos-kosan low budget.
" Tidak ada Sofa ya." ujar Matthew.
" Saya tidur di mobil tidak apa-apa Tuan." ujar Seina.
" Mana boleh, kau sedang hamil, aku akan tidur di lantai saja Seina, kau mau mandi aku ambilkan pakaianmu dulu." ujar Matthew segera keluar.
Dia tidur di mobil saja tidak bisa, mau tidur di lantai, kalau aku kan sudah terbiasa tinggal di pengungsian.
Dalam hati Seina.
Matthew pun kembali membawa pakaian yang dia beli tadi dan memberikan pada Seina.
" Untungnya beli baju tidur kan, pakailah kau akan nyaman tidur dengan piyama." ujar Matthew.
" Tuan bagaimana?" tanya Seina.
" Aku ada baju ganti kok, aku selalu menyiapkan di bagasi mobil." ujar Matthew.
Setelah selesai mandi, Seina pun keluar kamar mandi dengan piyama yang di belikan oleh Matthew tadi.
Matthew sangat terpesona dengan wajah cantik yang sangat segar.
Bagaimana bisa wajah secantik itu tidak punya pacar, dia benar - benar gadis yang baik.
Dalam hati Matthew.
" Tuan, halo Tuan." Seina melambaikan tangannya karena Matthew terus melamun.
" Eh, Seina kau sudah selesai? Aku akan mandi, kau bisa lihat menu makanan dan pesanlah dengan ponselku, sandinya 232323." ujar Matthew tanpa ragu.
Seina segera mengambil ponsel Matthew, saat membuka, terpampang wajah Gladys yang sangat cantik memenuhi layar ponsel Matthew.
" Dia secantik ini, bagaimana Tuan tidak bucin." Gumam Seina.
Seina segera memilih menu dan memesannya, dia juga memesankan makanan yang sering Matthew makan saat di rumah.
Ponsel Matthew tiba-tiba berdering.
Seina mengetuk pintu kamar mandi dan memberitahu Matthew jika ada panggilan masuk.
" Siapa Seina?" tanya Matthew.
" Ini gambar ibu anda Tuan." jawab Seina.
" Angkatlah dan jawab saja." ujar Matthew.
" Hallo Nyonya." jawab Seina.
" Seina ini kenapa kamu yang jawab?, apa Matthew sedang mengemudi?" tanya Olive.
" Tidak Nyonya, kami tidak bisa pulang karena longsor." ujar Seina.
" Seina tolong ambilkan kaosku, aku salah ambil." teriak Matthew dari dalam kamar mandi.
" Ya Tuan, Nyonya saya ambil baju untuk Tuan dulu ya." ujar Seina.
" Oke, aku mengerti nikmati waktu kalian, jangan buru-buru pulang, utamakan selamat." ujar Olive segera menutup telponnya.
" Tuan ini kaosnya." Jawab Seina.
" Ya terimakasih." Matthew segera memakai baju dan keluar.
" Apa ibu mengatakan sesuatu?" tanya Matthew.
" Iya, katanya jangan buru-buru, utamakan keselamatan." jawab Seina.
" Mentang-mentang kau mengandung cucunya dia sangat perhatian padamu." ujar Matthew.
" Permisi, antar makanan." terdengar suara mengetuk pintu.
Matthew segera membuka pintunya.
" Wah banyak sekali, apa kau habis?" tanya Matthew.
" Mana mungkin saya memesankan makanan yang sering anda makan dirumah, memangnya anda tidak lapar." Ujar Seina.
Matthew sangat terkejut.
Bagaimana bisa dia langsung tahu makanan yang dia sukai, padahal baru satu bulan lebih mereka mengenal.
Andaikan istrinya juga selalu mengingat makanan kesukaannya, itu pasti sangat membahagiakan.
Pikir Matthew.
Seina pun mengajak Matthew untuk makan bersama.
Jadi kalau makan di luar sepertinya dia tidak mual, dia makan dengan lahap dan banyak, kita akan tahu saat nanti pulang.
Dalam hati Matthew.
Seina pun melayaninya mengambilkan udang dan mengupaskan untuk Matthew.
Anak semuda itu sangat telaten sekali, karena anak ini relawan mungkin terbiasa dengan hal seperti ini.
Matthew jadi lebih banyak memperhatikan Seina.
" Tuan, saya mau jalan-jalan sebentar di luar, baru akan pergi tidur." ujar Seina.
" Aku juga, ayo pergi bersama." Dua orang itu kini makin dekat, Seina menceritakan kisah kecilnya yang sangat bahagia karena keluarganya sangat memanjakannya, sebelum kemalangan itu terjadi.
" Aku turut berduka untuk keluargamu Seina, orang tuamu pasti bangga karena kau tumbuh menjadi anak yang baik dan penuh kasih sayang." ujar Matthew mengusap kepala Seina dengan lembut.
" Tuan, ayo kembali saya mengantuk." ujar Seina.
Matthew pun mengikuti langkah kecil Seina kembali ke kamar.
" Tidurlah segera, aku akan tidur di lantai." Matthew mengambil bantal satu dan hendak tidur di lantai, namun Seina memegangi tangan Matthew.
" Kita berbagi tempat tidur juga tidak masalah kan Tuan?" ujar Seina.
" Ha?" Matthew terkejut.
" Saya juga tidak keberatan, jika anda tidur di lantai saya tidak akan bisa tidur dengan nyenyak ." ujar Seina dengan wajah polosnya.
Seina tahu itu mungkin agak tabu, tapi mana bisa dia membiarkan Matthew tidur di lantai, lagian Matthew tidak akan macam-macam karena dia sangat mencintai istrinya itu.
" Tapi ini sangat kecil, apa kau tidak masalah?" tanya Matthew.
" Tidak masalah Tuan, ayo." Seina menarik tangan Matthew.
Apa dia tidak punya titik waspada?, jika itu orang lain aku akan mengira dia sedang mencoba merayuku, tapi dengan wajah lugu itu, aku percaya padanya.
Sebenarnya apa yang terjadi?
Matthew sendiri tidak tahu apa yang terjadi dengannya, namun tubuhnya langsung naik dan tidur di samping Seina.
" Mendekat sedikit agar kau nyaman Seina." ujar Matthew meraih pinggang Seina agar lebih dekat dan nyaman.
Hangat dan nyaman tubuh Tuan Matthew.
Dalam hati Seina.
Tiba-tiba matanya langsung terpejam dan tertidur pulas.
" Sungguh tidak punya waspada sama sekali." Matthew tersenyum dan membelai rambut Seina dengan lembut.
Rasanya sangat nyaman, bau rambut Seina sangat wangi dan membuat Matthew nyaman berdekatan dengan Seina.
Dia saat tidur juga seperti peri, cantiknya, bagaimana rupa anak kita kalau perempuan nanti?, apa mirip dengan Seina, matanya indah, hidungnya sangat tinggi dan ramping, alis yang tipis asli dan indah, bibirnya sangat sek-, astaga ada apa denganku, sepertinya aku kelelahan, baiklah malam ini saja, aku akan tidur memeluknya karena dia adalah ibu anakku.
Dalam hati Matthew mendekap Seina dan mulai memejamkan matanya.
Matthew juga mendapatkan kenyamanan dengan memeluk Seina.
semangat seina, semoga author cepat membuat bahagia 🤣