Awalnya kupikir Roni adalah tipikal suami yang baik, romantis, lembut, dan bertanggung jawab, namun di hari pertama pernikahan kami, aku melihat ada yang aneh dari diri Suamiku itu, tapi aku sendiri tidak berani untuk menduga-duga sebenarnya apa yang tersembunyi di balik semua keromantisan suamiku itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi tan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sebuah Pengakuan
Mas Roni nampak terhanyak mendengar ucapanku malam ini, sepertinya dia tidak percaya kalau aku bisa menanyakan hal yang tidak pernah dia pikirkan sebelumnya, wajahnya terlihat sedikit pucat dan Sepertinya dia bingung untuk menjawab pertanyaanku yang beruntun itu.
“Kenapa Mas diam? Jawab saja pertanyaanku! Maafkan aku kalau sebenarnya dari sejak malam pertama aku menikah dengan Mas, aku sudah mencurigai Mas, Dan setelah aku selidiki ternyata kecurigaanku itu benar!“ ucapku sambil mengalihkan pandanganku tidak tahan juga aku menatap wajahnya lama-lama, entah kenapa.
Mas Roni masih terdiam, dan sepertinya dia bingung mau mulai dari mana, untuk menyangkalnya rasanya tidak mungkin, karena aku sudah dengan jelas dan lugas menyebutkan nama wanita itu.
“Aku tahu, sebelum kita menikah Mas sudah memiliki hubungan dengan wanita lain, bahkan foto wanita itu ada di dalam laci lemari Mas yang ditutupi oleh berkas-berkas, bukan hanya itu saja, pakaian wanita yang ku temui yang katanya adalah pakaian istrinya Edi, itu ternyata adalah pakaian Dokter Eva wanita itu, benar kan?” tanyaku lagi sambil menoleh ke arahnya.
Mas Roni nampak menundukkan wajahnya, seolah ada rasa bersalah dan penyesalan yang menggelayutinya saat ini, mungkin saja kalau aku tidak bicara padanya, kalau aku malam ini tidak menunggunya dan kalau aku tidak berterus terang padanya, kebohongan itu akan terus berlangsung entah sampai kapan.
"Dek, Sebelumnya Mas minta maaf, Mas salah sama kamu, Kalau setelah ini kamu mau pergi meninggalkan Mas atau apapun yang kamu lakukan terhadap Mas, Mas ikhlas Dek, asalkan kamu memaafkan Mas!" ucap Mas Roni dengan suara lirih.
"Jadi Mas Roni mengakui, Kalau Mas Roni memiliki hubungan dengan wanita lain, yang adalah Dokter Eva? Yang fotonya ada di dalam laci lemari Mas? Yang pakaiannya juga tertinggal di dalam lemari?" tanyaku dengan suara yang mulai meninggi.
Luapan hatiku seolah sudah sampai ke ubun-ubun, aku sudah tidak bisa menahan diri lagi, sudah sejak lama aku ingin menanyakan langsung padanya, namun baru malam ini semua terlaksana.
“Maafkan mas Dek, selama ini Mas takut untuk bicara jujur padamu, maafkan mas!“ ucap Mas Roni dengan suara yang terdengar bergetar, sepertinya hanya itu yang bisa dia ucapkan.
Aku mengusap air mataku yang mulai jatuh, sekarang semuanya sudah terbukti dan terbongkar, ini bukan hanya sekedar gosip, tapi ini adalah kenyataan, Mas Roni yang selama ini aku cintai, ternyata memiliki hubungan dengan wanita lain, dan yang lebih parah hubungan itu berlangsung bahkan sebelum kami menikah, aku merasa dipermainkan, Aku merasa dirugikan.
"Kamu jahat Mas! Kalau tahu begini aku akan berpikir seribu kali untuk menikah denganmu! Ternyata kamu adalah seorang pecundang, tukang bohong, penipu!“ seruku yang kemudian langsung berdiri, karena aku sudah tidak bisa tahan lagi, terus bersikap manis di hadapannya sementara hatiku penuh dengan luka.
“Dek, maafkan mas, mas tahu Mas bersalah, tapi mas tidak bisa melakukan apa-apa! Mas ... Mas bingung harus berbuat apa! Mas seperti terjebak dalam lingkaran setan yang entah sampai kapan terus menguasai Mas!“ kata Mas Roni.
“Apa? Mas bingung harus berbuat apa? Kalau Mas sudah menikah denganku, harusnya mas tidak usah atau memutuskan hubungan Mas dengan siapapun, Aku punya perasaan Mas! Kenapa tidak dari awal Mas mengakhiri semuanya! Bahkan kita belum lama menikah!“ ujarku gusar.
Mas Roni terus menundukkan wajahnya, terlihat ada rasa bersalah yang dalam karena dia tidak lagi menyanggah perkataanku, sepertinya dia membenarkan setiap ucapanku, ada satu hal yang aku tidak mengerti, mengapa dia tidak bisa meninggalkan wanita itu, apa ada sesuatu yang terselubung yang aku sendiri tidak tahu.
“Mas, anggaplah Mas punya masa lalu yang kelam, Kalau Mas masih ingin mempertahankan, saat ini juga Mas tinggalkan wanita itu, jangan pernah lagi berhubungan dengannya, buang dan bakar semua benda-benda atau apapun yang berhubungan dengan dia, dan blokir nomor ponselnya dari ponsel Mas, apa mas bisa melakukan itu??“ tantangku.
Sebenarnya aku ingin pergi sejauh Mungkin dari mas Roni, Apalagi sudah jelas-jelas dia mengakui sudah membohongiku dan memiliki hubungan dengan wanita itu yang adalah Dokter Eva Suryani, tapi tiba-tiba aku teringat akan janin yang ada di dalam perutku ini, janin Ini membutuhkan sosok ayah, Apakah aku akan pergi begitu saja dan mengesampingkan masa depan calon Bayiku ini?
“Oke, Mas bisa menuruti apa yang jadi keinginanmu, Mas akan lupakan dia, Mas akan Buang semua yang berhubungan dengan dia, bahkan Mas akan hapus dan blokir nomor ponselnya!“ kata Mas Roni tiba-tiba.
Aku sedikit terkejut mendengar perkataan Mas Roni, apakah mungkin dia punya keberanian melepaskan begitu saja orang yang selama ini selalu bersamanya, Apakah perkataan Mas Roni patut dipercaya?
Apakah dia tidak akan mengulangi kebohongannya lagi, padahal dia baru saja bersama dengan wanita itu.
“Aku tidak memaksa Kalau Mas Roni tidak bisa melupakan wanita itu, lebih baik aku yang mengalah, aku akan pulang ke Bandung ke rumah ibuku!“ sahutku, Aku ingin tahu apa reaksi Mas Roni kalau aku memilih mundur darinya.
Tiba-tiba Mas Roni bersimpuh di kakiku, aku terkejut dan tidak menyangka kalau Mas Roni akan melakukan hal seperti itu, dia menangis sambil memeluk kakiku.
“Tidak Dek, kamu jangan tinggalkan Mas, Mas sadar Mas salah, jangan pernah pergi meninggalkan Mas, Mas janji semua ini tidak akan terulang lagi, Mas janji Dek!“ ucap Mas Roni sambil menangis.
Sekarang gantian aku yang terdiam, aku berpikir Apakah aku akan memberikan kesempatan kedua untuk Mas Roni, tapi aku sadar setiap manusia pasti punya kesalahan, Karena tidak ada manusia yang sempurna, tapi rasa kecewa dan sakit hati ini masih melekat dan sulit untuk hilang.
Bagaimana aku bisa melupakan semua apa yang Mas Roni lakukan di belakangku, lagi-lagi aku teringat akan bayi yang ada di dalam kandunganku, Apa salahnya kalau aku memberi kesempatan Mas Roni untuk berubah, mana tahu dia sedang khilaf.
“Bangun mas, aku bukan Tuhan yang harus kau sembah dan sujud seperti itu, duduklah aku sudah memaafkanmu!" ucapku karena terlihat dari wajahnya Mas Roni begitu menyesal sampai dia menangis.
Mas Roni kemudian duduk di sofa, dia mengusap kasar wajahnya yang basah, sementara aku pun duduk di hadapannya, berusaha membuat hatiku setegar mungkin, walau aku tahu dia sudah ketahuan berbohong, memiliki hubungan dengan wanita lain, tapi ada banyak pertanyaan yang dia harus jelaskan padaku.
“Sekarang Mas Roni ceritakan, Kenapa Mas Roni bisa sampai berhubungan dengan wanita itu? Padahal kan Mas Roni tahu Wanita itu telah bersuami, dan Mas Roni sendiri telah beristri, tapi kenapa kalian masih melakukan hubungan terlarang itu?“ Tanyaku yang mulai melembut.
Aku sadar menghadapi orang seperti Mas Roni, tidak bisa pakai kekerasan ataupun dengan kata-kata kasar, tapi dengan aku bertanya pelan-pelan, aku bisa mengorek keterangan dari mulutnya, sebenarnya Apa alasan dia melakukan hubungan terlarang itu.
Bersambung ….