NovelToon NovelToon
Ruang Kelas

Ruang Kelas

Status: sedang berlangsung
Genre:Kutukan / Misteri / Horor / Mata Batin
Popularitas:151
Nilai: 5
Nama Author: Risma Dwika

Di sebuah desa yang masih asri dan sejuk juga tak terlalu banyak masyarakat yang tinggal hidup lah dengan damai jauh dari hiruk pikuk kehidupan kota yang sibuk.

Kegiatan yang wajar seperti berkebun, memancing, ke sawah, juga anak-anak yang belajar di sekolah.

Di sekolah tempat menuntut ilmu banyak yang tak sadar jika terdapat sebuah misteri yang berujung teror sedang menanti masyarakat lugu yang tidak mengetahui apa penyebab nya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Risma Dwika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

9

Satu jam kemudian Bu Munah sampai juga. Uwa Daris di belakang kemudi, di samping nya duduk uwa nyai. Bu Munah dan neng duduk di kursi belakang.

Uwa Daris membantu neng dan Bu Munah dulu membawa barang bawaan.

Uwa nyai membantu Bu Munah memapah neng ke dalam rumah.

"Loh pak min. Ada apa pak ?" tanya Bu Munah yang belum tau kalau Zaki pingsan di dalam rumah.

"Ah ini Bu saya kebetulan lewat, ini nak Zaki anu". pak min bingung bagaimana menjelaskan nya.

"Kenapa pak? Ada apa?" Bu Munah mulai panik.

"Zaki pingsan saat saya lewat sini tadi pagi".

"Yaa Allah anak ku. Teh titip neng bentar, saya mau lihat Zaki".

Neng di bantu uwa nyai dan juga pak min masuk dengan pelan ke dalam rumah.

Wajah nya masih pucat dan tubuh nya masih nampak lemas.

Sementara Bu Munah melesat masuk ke dalam.

Rindu yang sudah lama menumpuk, akhirnya tumpah juga.

Apalagi Zaki sedang pingsan saat ini.

"Nak, Zaki sayang. Kamu kenapa nak?". Bu Munah memeluk Zaki, kemudian mengeluarkan minyak angin dari dalam tas nya.

Ia oleskan ke hidung Zaki, agar Zaki segera sadar.

Di tepuk pipi nya dengan pelan.

"De, neng tidur di kamar dia atau kamu?".

"Di kamar saya aja teh. Maaf yaa teh saya merepotkan terus".

"Kamu ini yaa minta maaf terus".

Uwa nyai membaringkan neng di kasur.

"Istirahat yaaa neng. Jangan banyak aktivitas dulu".

"Iyaa wa. Makasih ya wa".

"Iyaa sama sama sayang".

"Ini gimana ceritanya pak min Zaki pingsan?". Tanya Bu Munah.

"Jadi gini Bu, tadi pagi saya lewat sini. Saya liat Zaki pegang telepon sambil kayak kaget gitu muka nya. Ternyata dia bilang uwa nyai duduk di teras rumah dari semalem kok nggak tidur-tidur. Tapi saya lihat nggak ada orang loh Bu". Jelas pak min.

"Sudah de, jangan panik. Nanti juga Zaki sadar. Kamu temani neng dulu sana". Tukas uwa Daris.

uwa daris menemani Zaki sembari menepuk nepuk pipi nya agar keponakan nya itu bangun.

"Kang, kira-kira siapa yang di lihat Zaki kang?". Tanya sang istri.

"Sudah lah Bu. Jangan di pikirkan nanti kamu ikutan pingsan aku pusing".

"Tapi kan kang, dia menyerupai ibu. Jadi takut nanti ibu di rumah ".

"Nggak sayang, mungkin Zaki salah lihat. Dia kelelahan menyetir mobil sendiri kan. Jauh pula jarak nya kemari".

"Iyaa juga ya kang. Ya sudah ibu ke dapur Munah dulu deh. Ada apa yang bisa di masak yaa".

Uwa nyai periksa dapur ternyata banyak bahan masakan. Munah memang tipe wanita yang suka masak dan stok bahan masakan di rumah nya. Di tambah Zaki juga semalam menata oleh-oleh bahan makanan dari kota didapur nya.

"Waah, Alhamdulillah stok nya banyak, jadi nggak perlu ke rumah untuk ambil bahan".

Uwa nyai dengan telaten masak untuk sekeluarga.

Beruntung nya Bu Munah memiliki ipar yang sayang sama keluarga.

Meskipun sudah lanjut usia, uwa nyai masih tergolong gagah dan sehat.

Usia nya dengan Bu Munah tidak terlalu jauh.

Saat uwa nyai masak, Zaki terbangun.

"aduuhh... Pusing banget".

"Nah akhirnya bangun juga, pasti gara-gara cium wangi masakan yaa". Uwa Daris memeluk keponakan nya yang sudah lama sekali tidak bertemu.

"Uwa. Kangen banget sama uwa. Ibu mana wa?".

"Ada di kamar ibu mu, sama neng juga di sana. Gih temui ibu".

Zaki pun bangun dan ke kamar ibu nya.

"Ibu".

Bu Munah menoleh dan langsung memeluk putra nya itu.

Akhirnya rindu itu terobati juga.

"Maafin Zaki yaa Bu baru bisa pulang. Maaf sekali".

Bu Munah menciumi putra nya itu. Tak menyangka akan kembali memeluk anak nya ini.

"Neng gimana Bu?".

Pandangan Zaki ke kasur dimana neng sedang tiduran di sana.

"Begini lah neng a. Aa gimana kabar nya? Sehat kan?". Bu Munah serasa tidak percaya Zaki sudah di depan dia saat ini.

"Memang awalnya gimana Bu, kok bisa begini?".

"Kemarin itu biasa gelap gelap neng sama teman teman nya berangkat ke sekolah, nah sampe di gubuk pak min katanya dia lihat ada lampu minyak nyala dari dalam sana. Tapi temannya mah nggak pada lihat a. Sampe di sekolah neng upacara, abis itu pingsan. Pas bangun aneh tingkah nya a. Gurunya juga bingung, ibu lihat sendiri sampe syok nggak percaya". Jelas ibu.

"Tapi kata dokter apa?"

"Dokter mah bilang normal semua aa. Makanya bingung ibu".

"Terus kira-kira kita bawa kemana si neng Bu?"

"Itu kita pikirkan nanti yaa. Sekarang makan dulu hayuk. De, kamu makan dulu sana. Itu teteh sudah masak, biar neng akang jaga, jangan sampai sendirian".

"Iyaa kang, terima kasih ".

Zaki mengajak ibu nya keluar kamar.

Uwa nyai, Bu Munah dan Zaki makan dengan tenang. Kalau pak min sendiri, dia sudah pulang dan di bekali makanan sama uwa nyai karena menolak untuk makan bersama.

"Hayuk nak makan dulu".

Mereka makan dengan tenang.

Setelah selesai gantian uwa Daris yang makan, mereka bertiga masuk ke kamar jaga neng.

Suhu tubuh nya sudah normal.

Namun neng masih lemas rasanya.

"Aa?" suara neng parau sekali.

"Iyaa neng, sudah bangun. Mau minum?".

Zaki dengan sigap mengambilkan adiknya minum.

"Terima kasih aa. Akhirnya aa pulang juga. Neng kangen banget".

"Iyaa maaf yaa neng. Terima kasih sudah jaga ibu selagi aa pergi kerja".

"Iyaa aa. Apa nggak bisa aa kerja di desa saja? paling tidak di kota dekat sini aja ?".

"Sudah jangan pikirkan itu. Nanti aa cari solusi nya yaaa. Neng sembuh dulu yaa yang penting ".

"neng takut a, neng mimpi aneh banget".

"Mimpi ? mimpi apa?". Tanya Zaki bingung.

Semua menyimak apa yang akan di ceritakan neng .

"Aku mimpi ini setiap tidur. Ada perempuan berbaju putih dia terlihat sedih muka nya. Dia sebut nama aa".

"perempuan? baju putih?".

"Iyaa a. Tapi kemarin mimpi, tapi nggak mimpi perempuan itu. Melainkan mimpi duduk di teras rumah uwa nyai".

"Teras uwa nyai? Duduk?".

Zaki sungguh kaget dengar cerita adiknya ini.

Bagaimana mungkin neng mimpi di teras rumah uwa nyai, namun tadi subuh Zaki melihat perempuan yang duduk di teras rumah uwa nyai.

Saat cerita itu, uwa Daris masuk ke kamar juga dan ikut kaget mendengar cerita neng.

Bagaimana bisa kejadian yang di alami Zaki tadi, dengan mimpi neng sama persis?

"Munah, sebaiknya kita bawa neng berobat sekalian ajak Zaki. Nanti akang cari tempat berobat yang pas untuk masalah saat ini".

Uwa Daris kepikiran masalah yang di hadapi kali ini.

Karena sebelumnya keluarga nya aman aman saja selama ini.

Tak punya masalah juga dengan orang lain.

1
Risma Dwika
Selamat membaca semua nya 🙏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!