Tiga tahun menikah dengan Suami yang bernama Imran laki-laki yang dijodohkan karena sebuah perjanjian kedua Kakek mereka tidak mampu membuat kehidupan Azalea bahagia bahkan berani menggugat cerai Imran karena Imran lebih memilih kekasihnya yang bernama Nathasa.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bojone pak Lee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 22
Imran meminta bantuan Pak Karto untuk membawakan perahu karet karena sampan yang ada bocor,dia membantu mengisi angin lalu membawanya ketepi danau.
"Hati-hati Mas."kata Pak Karto
"Iya Pak."kata Imran
Imran meraih tangan Azalea lalu mengajaknya berkeliling menyusuri danau dengan menaiki perahu karet,Azalea tersenyum dan mengabadikan dalam sebuah video sementara Imran terus mendayung.
Setelah puas mereka kembali dengan membersihkan diri karena tubuhnya terasa asem,Azalea merasa lebih baik sehingga berani mengguyur tubuhnya dengan air.Imran membantu menuangkan sabun lalu meratakan keseluruh tubuh Azalea.
"Kamu ini!bisa gak sih gak bikin kaget?"tanya Azalea
"Kamu bisa pukul aku kalau kaget."kata Imran sambil meraih tangan Azalea dan menepatkan dipipinya
"Ih,ada-ada saja."kata Lea sambil meraih handuk dan melilitkan pada tubuhnya
Azalea keluar terlebih dahulu,dia mengeringkan rambut lalu berdiri didekat jendela,tanpa menyadari jika tubuhnya hanya terbalut handuk,Imran melihat Azalea sedang memainkan kaki lalu mendekatinya.
"Kamu tidak pakai baju,sengaja memancingku?"tanya Imran
"Ya ampun,aku lupa."jawab Azalea sambil menutup pundaknya dengan rambut dan berniat menghindari Imran
"Sudah,aku lebih suka kamu seperti ini saat didepanku."kata Imran
"Tuh kan,pasti banyak maunya."kata Azalea
Imran tersenyum melihat Azalea buru-buru menghindarinya,dia terus menatap kemana arah Azalea,bahkan saat handuknya tersikap meski begitu Imran masih memberinya waktu untuk istirahat dengan alasan kesehatan.
Imran menemani Azalea sampai tertidur,dia membuka mata lalu beranjak dan memakai baju lalu keluar menemui Pak Karto yang sedang memotong kayu bakar untuk penghangat sekaligus untuk kebutuhan dapur.Imran melihat keatas,seakan mendung kembali menyelimuti,dia membantu Pak Karto dan istrinya,sore ini Pak Karto akan mengambil umpan yang baru saja dipasang.
"Mas,apa Mbak Lea tidur?"tanya istri Karto
"Iya Bi,ada apa?"tanya Imran
"Gak papa,apa dia mau makan ikan malam ini?"tanya dia lagi
"Tadi sih tanya,apa ada ikan disini."jawab Imran
Bibi tersenyum melihat senyum Imran,beberapa waktu lalu senyumnya masih dipaksa tapi kini senyumnya benar-benar sangat ceria.
Imran berjalan kembali kearah jalan,kini dia membawa buku dan alat tulis,pandangannya menerawang jauh menembus kedalamnya air lalu menuangkan kedalam bentuk gambar,tidak butuh waktu lama dia sudah menyelesaikan gambar yang sempurna,dia dan Azalea naik perahu karet dimana terlihat Azalea tersenyum saat dia mendayung.
Gerimis turun meneteskan butiran air yang pecah karena tiupan angin,rasa dingin dan segar menerpa wajah Imran lalu jatuh menjadi butiran lebih kecil.Imran menutup bukunya lalu beranjak dengan langkah cepat karena gerimis sudah berganti menjadi rintik-rintik hujan.Imran mengingat akan Azalea yang takut karena mendengar suara hujan.
Imran masuk kedalam dan tidak lupa mengunci pintu,dia melihat Azalea menutup seluruh tubuhnya dengan selimut dan meringkuk didalamnya.
"Lea,kamu masih tidur?"tanya Imran
Tidak ada jawaban dari Azalea,Imran juga baru mengingat jika Azalea sebelumnya minum obat dokter itu sebabnya tidurnya pulas meski beberapa kali menarik selimut.
Udara terasa lebih dingin hingga membuat Imran ikut meringkuk dibawah selimut dengan memeluk Azalea,mereka terbangun saat mendekati senja dan makan malam bersama dengan Pak Karto dan istrinya
"Bagaimana rasanya enak gak?"tanya istri Pak Karto
"Mulut saya masih pahit Bi,tapi sudah mending bisa ketelan makanannya."jawab Azalea
"Apa Mbak sakit?"tanya Bibi
"Iya makanya saya bawa kesini biar istirahat."jawab Imran
"Kenapa ndak bilang,Bibi bisa buatkan minuman jahe."kata Bibi
"Sekarang juga masih bisa bikin buk."kata Pak Karto
Istri Pak.Karto beranjak,dia pergi kedapur membakar beberapa jahe ,aromanya menebar keseluruh sudut ruang,wangi jahe bakar dipadu dengan gula aren membuat siapa saja yang minum pasti ingin nambah apalagi bakarnya dengan bara kayu.
"Ehm,rasanya enak Bi."kata Azalea
"Besok pagi Bibi buatkan lagi buat sarapan."kata Bibi
Setelah makan mereka mengobrol ringan menghabiskan malam,hingga malam berikutnya tanpa terasa seminggu sudah Imran meninggalkan pekerjaannya,akhirnya Imran kembali harus menghadapi Natasha,Amalia dan juga Maher yang pasti akan marah karena seminggu tidak ada kabar meski Papa sudah tahu kemana Imran pergi.
Setelah mengantar Azalea sampai dirumah Imran pulang kerumah Mama karena ingin menemui Amalia namun bukan Amalia yang ditemui melainkan Natasha yang siap dengan wajah dan taring tajam.
"Darimana saja kamu?"tanya Natasha
"Menginap diluar,mengapa?"tanya Imran
"Mengapa?kamu tanya mengapa?seminggu kamu menghilang tidak ada kabar kamu masih tanya mengapa?"tanya Natasha dengan wajah geram
Imran duduk diatas sofa didalam kamarnya karena tidak ingin seluruh keluarganya tahu dia dan Natasha sedang berselisih.Imran hanya menatap dan mendengar Natasha bicara tanpa berkomentar,setelah Natasha diam dan terduduk bukannya menghibur namun Imran balik bertanya dengan pertanyaan serius.
"Sudah selesai marahnya?"tanya Imran
Imran beranjak lalu meninggalkan Natasha yang sedang duduk dibibir ranjang.Melihat Imran masuk kedalam kamar mandi Natasha buru-buru menarik lengan lalu memeluknya.
"Kamu tahu gak?aku takut kehilangan kamu?aku takut kamu berpaling."kata Natasha
Natasha tidak merasakan tangan Imran menyambut pelukannya,dia berdiri dengan tangan tetap lurus,dalam hati Natasha merasakan sakit yang dalam karena dia merasakan cinta Imran kepadanya sudah benar-benar luntur.
"Sayang,aku mau kita kembali seperti dulu,beri aku kesempatan untuk merawat Amalia."kata Natasha
Imran melepaskan tangan Natasha,pikirannya sedang berperang saat ini,Natasha adalah Ibu dari anaknya meski kadang tingkahnya bikin sakit kepala namun ada Amalia diantara mereka.
"Aku antar kamu pulang,ajak Amalia."kata Imran
"Benarkah?makasih banget."kata Natasha dengan senyum kegirangan
Natasha keluar dari kamar,dia mencari Amalia lalu mengajaknya bersiap-siap,siang ini Natasha akan mencoba membuat resep masakan sendiri,setidaknya untuk menyenangkan Amalia.
"Amalia,ayo kita pulang."ajak Natasha sambil membereskan kopornya
"Sama Papa gak?"tanya Amalia
"Tentu saja."kata Natasha
Amalia kegirangan hingga dia melompat,Imran melihat raut wajah bahagia Natasha hanya bisa tersenyum meski sebenarnya terpaksa.
Imran mengantar Natasha dan Amalia sampai kerumah,karena ada panggilan dari Maher dia harus buru-buru pergi kekantor tapi Natasha tidak mau mengalah,dia bermain dengan halus kali ini,dengan memberi Imran obat perangsang maka dia akan bisa kembali mengendalikan Imran jika kali ini berhasil.
"Kamu tidak bisa kemana-mana."kata Natasha setelah melihat minuman Imran habis
Natasha meminta kepada pengasuh untuk menemani Amalia tidur siang dan menutup semua pintu.Imran merasakan efek obat setelah beberapa saat,dia keluar dari kamar mandi dan kali ini benar-benar tidak bisa mengendalikan dirinya,apalagi seminggu bersama Azalea hanya bisa dia tahan tanpa tersalurkan,gairahnya kembali liar dan tersalurkan pada Natasha,sementara Natasha dengan sengaja menghubungi Azalea untuk memanas-manasi Azalea.