NovelToon NovelToon
MALAM TELAH TIBA

MALAM TELAH TIBA

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Balas Dendam / Horror Thriller-Horror / Bullying dan Balas Dendam / Game
Popularitas:402
Nilai: 5
Nama Author: jewu nuna

Sekelompok siswa SMA dipaksa memainkan permainan Mafia yang mematikan di sebuah pusat retret. Siswa kelas 11 dari SMA Bunga Bangsa melakukan karyawisata. Saat malam tiba, semua siswa di gedung tersebut menerima pesan yang menunjukkan permainan mafia akan segera dimulai. Satu-satunya cara untuk bertahan hidup adalah dengan menyingkirkan teman sekelas dan menemukan Mafia.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jewu nuna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Prolog

"Bima mafianya!" Sinta berseru, membalas Bima yang sempat menyebutnya sebagai Mafia, dalam permainan yang sedang mereka lakukan.

"Enggak, lo yang mafia!" Balas Bima sedikit merutuk. Membuat mereka saling menunjuk satu sama lain karena tidak terima.

"Udahlah!" Endru menyela, dengan tangan terulur disela-sela pertengkaran teman-temannya, "Jadi, Warga yang nggak bersalah udah Mati dan Mafia yang menang"

"Tapi siapa Mafianya!?" Sinta bertanya dengan suara keras dan tentu dengan kebingungan karena belum kunjung menemukan siapa dalang dibalik permainan yang mereka lekukan.

"Ya jelas, itu lo!" Ujar Bima sontak, membuat mereka tertawa bersama dibelakang dengan suara yang sedikit mengganggu yang lain.

"Bukan gue! Ayo kita main ulang!" Sinta mendengus kesal saat Bima menuduh dirinya lagi. Lantas mereka serempak setuju untuk mengulang permainannya.

"Cih, berisik banget sih!" Hagian berdecak kesal. Harusnya perjalanan menuju karyawisata siang ini bisa dia nikmati dengan damai di alam mimpi, tapi mereka justru menganggu tidur siangnya.

Jihan beranjak dan memukul kedua orang yang duduk di depannya. Lantas berbalik pada Wira yang terduduk di bangku belakangnya, "Lo bisa pukul mereka biar diam nggak sih!?"

Wira berdecih, lalu memukul kursi nya, "Brengsek! Tutup mulut kalian atau gue pukul satu-satu!" Wira berteriak mengancam, membuat sekelompok murid yang menguasai kursi belakang bus dengan permainan mafia mereka, terdiam.

Bicara soal Hagian, Jihan, dan Wira. Mereka itu satu geng alias brandalan di kelas yang suka sekali berkuasa. Jadi tak heran kalau semua siswa di kelas malas berurusan dengan mereka. Yang notabennya suka sekali menggunakan kekerasan, jika keinginan bosnya (Hagian) tidak di turuti.

"Huh! Sok berkuasa banget sih!" Melanie berdecak, lantas memilih bermain dengan ponselnya.

Pada sisi yang lain, sebuah buku yang tergenggam erat terjatuh, membuat sang empu terbangun dengan cukup kejut. Entah mimpi atau kenyataan, sesuatu membuatnya kebingungan.

"Lo mimpi buruk lagi?" Dion tersenyum tipis sambil meraih buku teman sebelahnya, menatap wajah khas bangun tidur Khalil sebelum memberikannya.

"Mm, kayaknya. Makasih” Khalil menyahut, menyimpan buku bacaan ke dalam tas sebelum mendongak saat kebisingan dibelakang membuatnya sedikit penasaran.

Ada banyak tipe manusia di bumi, dikemas lebih ringkas di dalam kelompok belajar. Termasuk kelasnya, banyak sekali manusia-manusia unik. Sekelompok murid yang suka membuat kegaduhan, kelompok yang mencairkan suasana, kelompok yang tidak suka kebisingan, atau salah satunya Khalil, yang tidak begitu peduli dengan kepribadian teman-temannya.

"Mereka kasar banget” Khalil kembali duduk.

"Biarin aja, mereka nggak akan berhenti” Dion menyahut dengan kedua mata tertutup dan kepalanya yang menyandar pada kursi.

"Bener juga sih" Khalil bergumam, senyuman tipis terukir di wajahnya, lantas berbisik kepada Dion "Arsya ngelihatin lo tuh”

Tanpa banyak bicara, Dion membuka matanya, melihat kearah Arsya lantas kembali mengalihkan pandangannya dengan cepat kearah Khalil.

"Jangan sok tahu"

Khalil tertawa kecil saat melihat reaksi Dion. Mungkin beberapa murid yang paham, mereka memang punya kedekatan khusus. Maksudnya Dion dan Arsya, terlihat seperti saling suka.

Pandangannya lantas teralih ke bagian depan, pada supir bus yang tengah sibuk menelpon seseorang.

"Halo? Maaf, apa yang anda katakan? Bisa katakan sekalu lagi, Pak? Bisa dengar saya? Halo?"

Khalil menghela napas setelah kebingungan tiba-tiba menguasai dirinya. Gerak-gerik yang mencurigakan, terkesan aneh bagi pria itu. Namun, Khalil berusaha mengabai, mengalihkan pandangannya ke arah jendela. Menikmati perjalanan panjang yang jarang sekali dia rasakan.

Khalil mengrejab, “kok kaya nggak asing ya?”

Tidak ada satupun rumah yang terbangun disepanjang jalan, bahkan tidak ada orang atau burung beterbangan di langit. Hanya hening, seperti tidak ada kehidupan, dan menimbulkan pertanyaan dipikiran Khalil.

Namun kembali lagi, Khalil berusaha mengabaikannya dan beranggapan semua hanya perasaannya saja. Pria itu menetralkan isi pikirannya yang tegang. Lantas menyandarkan tubuhnya kembali ke kursi bus.

"Heh! Coba lihat, cakep banget kan?" Yuna tersenyum senang melihat hasil foto yang baru saja dia ambil, tentu dengan segala obsesinya dengan Dion, memotret pria itu saat sedang tertidur pulas.

Tepat saat Yuna memperlihatkan foto itu kepada teman-temannya. Khalil hanya melirik, seperti cinta segitiga, begitulah Yuna menyukai Dion saat Dion dan Arsya di gosipkan saling suka.

"Dion lagi? Gue bakal bilang sama Dion kalo lo diem-diem fotoin dia” Fattah berujar, sambil menunjuk kearah Dion.

Mendengar ujaran Fattah, Yuna tentunya tidak terlalu memperdulikan, "bilang aja, lagian apa peduli gue sih, Fat"

"Oh kalau begitu biar gue bilang sekarang!" Olive berujar.

"Stt, berhenti nggak lo!" Yuna menutup mulut Olive sebelum benar-benar berseru dan mempermalukan dirinya didalam bus ini. Walaupun begitu, dia tetap saja malu karena sebagian dari meraka juga sudah melihat wajahnya yang memerah.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!