Sejak kecil, Eyliana terbiasa dengan kesepian. Rumahnya bukan tempat bernaung, melainkan medan perang tanpa henti antara kedua orang tuanya. Kematian mereka tidak meninggalkan duka, justru tawa ironis yang melegakan. Berbekal warisan, ia merintis karier sebagai aktris, tetapi popularitas membawa tantangan baru—pengkhianatan, fitnah, dan obsesi gelap dari penggemar.
Saat sebuah tragedi merenggut nyawanya, Eyliana terbangun kembali. Bukan di dunianya, melainkan di dalam komik 'To Be Queen', sebagai Erika, si putri sempurna yang hidupnya penuh kebahagiaan. Ironisnya, kehidupan impian ini justru membuatnya cemas. Semua pencapaiannya sebagai Eyliana—kekayaan, koleksi, dan orang-orang terpercaya—kini lenyap tak berbekas. Eyliana harus beradaptasi di dunia yang serba sempurna ini, sambil bertanya-tanya, apakah kebahagiaan sejati benar-benar ada?
"Haruskah aku mengikuti alur cerita komik sebenarnya?" Pikir Eyliana yang berubah menjadi Erika Serriot
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Moonbellss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27 Ketegasan Pengawal Erika
Erika menenggelamkan kepalanya beberapa detik di kolam air hangat yang sudah diberikan bunga segar. Ia merasakan air hangat yang membuat peredaran darahnya lancar hingga ke kepalanya. ‘Blup blup blup’ suara gelembung air yang keluar dari mulutnya. Saat dia sudah merasakan oksigen di paru-parunya habis, Erika mengangkat kepalanya dari air.
“Bwaaaah.. huh huh huh,” dia mengambil udara di sekitarnya.
“Mengapa dia tak percaya padaku? Kenapa?” gumam Erika lalu menenggelamkan mulutnya kembali ke air sambil meniup air tersebut hingga mengeluarkan beberapa gelembung.
20 Menit Sebelumnya
“NONA ERIKAA? NONA?” panggil Sir Richard sambil berjalan memasuki taman tengah. Setelah itu, Richard terkejut melihat Nonanya berantakan dengan pakaian penuh robekan, kotor, dan muka yang basah.
“NONA! APA YANG NONA LAKUKAN? KENAPA NONA BEGITU BERANTAKAN? APA ANDA TIDAK TAHU MUSIM INI MEMASUKI MUSIM DINGIN? KENAPA BADAN ANDA BASAH? BAGAIMANA KALAU ANDA TERKENA SAKIT? APA NONA MELAKUKAN PERCOBAAN…” Belum selesai Sir Richard berbicara, Erika memotong pembicaraannya.
“TIDAK. Sir, salah paham! Sungguh! Aku sudah tidak pernah melakukan percobaan mengakhiri hidupku lagi! Percayalah padaku!” jelas Erika sambil berdiam dan menerima Richard yang sudah menyelimuti badannya dengan jas kesatrianya. Richard yang sambil mendengarkan penjelasan Erika, menatap curiga Nonanya itu.
“Aa.. aku sungguh-sungguh…” kata Erika yang mencoba meyakinkan, tapi dengan nada ragu karena tatapan Richard. Richard ragu karena melihat gaun Erika penuh sekali sobekan, yang mungkin saja robekan itu tembus hingga ke kulit mulusnya.
Flashback Selesai
Erika mengeringkan rambutnya sendiri dengan handuk karena tidak seorang pun pelayan yang diizinkan masuk olehnya. Asha dan Rasha sepertinya juga sudah kembali ke Kediaman Serriot.
“Huhhhh..” Erika menghela napasnya berat dan menaruh handuk di meja riasnya.
“Sir Richard selalu berlebihan. Kenapa dia memperketat penjagaan? Padahal aku sudah tidak di Kediaman Serriot. Mungkin ini salahku karena dulu melakukan hal bodoh,” Erika kesal karena ia melihat di jendela kamarnya terlihat dua kesatria tambahan, dan ia yakin di depan pintu mungkin ada tiga hingga empat kesatria tambahan. Erika berdiri dan menjatuhkan badannya di kasur sambil menatap langit-langit kamar.
“Huh, banyak cerita berubah di dunia ini. Setahuku Richard bukan orang yang banyak bicara. Atau dia tertular kebiasaan kedua kakakku?” kata Erika pada diri sendiri sambil mengangkat tangannya ke atas mengarah ke langit kamar yang seolah-olah ingin memegangnya.
“Walaupun begitu, aku harus buat hidup ini sesuai cerita aslinya. Aku harus menikah dengan Pangeran Ketiga supaya bertahan di dunia. Jika tidak…” Erika mengepalkan tangannya dan menariknya ke dadanya.
“Aku tidak tahu hal apa lagi yang akan menimpaku. Hah.. Sial ini sangat mengkhawatirkanku,” Erika menghela napas berat sambil mengingat masa kehidupan dahulu yang penuh perjuangan untuk hidup. Sedangkan di dunia ini sangat sempurna baginya hingga takut kehilangan semuanya.
“AAAARGGH aku terlalu kesal karena merasa hidup ini seperti palsu, tapi sialnya aku menyukainya!” kata Erika kesal sambil duduk kembali di kasur.
Tak lama kemudian, Sir Richard masuk ke kamar tanpa mengetuk pintu.
“ADA APA NONA?” katanya sedikit terkejut, mungkin sempat mendengar teriakan Erika.
Sir Richard membulatkan matanya, terkejut dengan pakaian Erika yang tipis selesai mandi. Richard yang menyadari itu langsung membalikkan badan dengan telinga memerah.
“Ma.. maafkan saya, Nona, yang tiba-tiba masuk karena mendengar Nona berteriak. Sebaiknya Anda menggunakan pakaian lebih tebal. Ini sudah memasuki musim dingin, Nona,” jelas Richard sambil menutup pintu dengan cepat karena ada dua kesatria lainnya yang melihat.
Erika melihat Richard yang salah tingkah hanya tersenyum dengan salah satu sudut bibirnya. Dia seperti anak polos yang tidak pernah melihat wanita yang berpakaian seksi. Di kehidupan sebelum menjadi Erika, pakaian tipis setelah mandi adalah hal biasa. Bahkan juga saat bepergian seperti pakaian rok pendek ataupun pakaian tanpa lengan.
“Bagaimana bisa seorang ketua kesatria Grand Duke Arode masuk ke kamar wanita tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu?” kata Erika sambil berdiri dan mendekati Richard perlahan.
“Itu.. mohon maafkan saya… Tapi Nona harus menggunakan pakaian tebal dan baik…” belum selesai Richard berbicara, Erika memotong pembicaraannya.
“Bagaimana kalau aku mengatakan kepada Kak Andreas? Hmm, mungkin salah satu tangan Sir Richard akan dipotong,” kata Erika yang mencoba menakuti kesatrianya.
“Itu sebuah kemurahan hati Tuan jika melakukannya,” kata Richard yang masih memunggungi Erika.
“Aa.. Apa?!” Erika terkejut dan sekaligus bingung.
“Iya, karena Tuan bisa saja menebas kepala saya di hadapannya. Jadi Nona, Tolong jaga dan sayangi diri Anda lebih banyak lagi. Jadi, hangatkan tubuh Anda dengan baik sebelum terkena sakit. Saat Nona meninggalkan kediaman Grand Duke, Saya merasa lebih bertanggung jawab atas apa yang akan terjadi pada Nona,” kata Sir Richard sedikit memohon.
Erika bukannya senang dikhawatirkan oleh Richard, dia sedikit kesal. Erika membalikkan badan Richard dengan paksa yang membuat lelaki itu terkejut dan mengalihkan pandangan ke arah lain.
“Non…” lagi-lagi Richard belum selesai bicara, Erika memotong kembali pembicaraannya.
“Tanggung jawab? Apakah hidup matiku itu juga termasuk? Apa kalau aku mati kau juga mati? Apakah ini tugas khusus dari para kakakku? Dengar ya, Sir Richard…” kata Erika yang memaksa Richard menatap dirinya.
“Kau memang ditugaskan untuk menjaga diriku. Tapi jika suatu saat terjadi sesuatu padaku karena pilihanku, sebaiknya kau menangkis pedang kakakku yang mengarah ke lehermu itu. Kau juga harus menghargai hidupmu. Dengan begitu aku juga menghargai hidupku saat ini. Berjanjilah,” kata Erika dengan tegas lalu berbalik melangkah menjauh.
“Tidak bisa. Itu tanggung jawab saya! Saya adalah Kesatria Pengawal Anda, Lady. Jika terjadi sesuatu….” Belum selesai Richard berbicara, Erika menegaskan katanya.
“Berjanjilah?!” kata Erika dengan mata sedikit melotot kesal.
“Ba.. Baiklah…” kata Richard yang tidak bersemangat.
Kini Erika terduduk di kursi dekat kasurnya lalu menyilangkan kakinya. Richard yang masih berdiri di depan pintu hanya mengalihkan pandangannya.
“Jadi… apakah saya sudah bisa keluar jalan-jalan, Sir?” rayu Erika sambil tersenyum.
“Huh.. Anda ternyata memiliki maksud lain ya. Rasanya ucapan tadi hanya pembuka jalan untuk menanyakan ini. Tapi Nona, sesuai Etika Kekaisaran Pero. Nona harus menunggu pertemuan dengan Kaisar karena Anda tamu Kaisar, sebelum berkeliling istana. Bagaimana bisa Anda berkeliling sebelum dapat izin dari Baginda Kaisar? Jadi, mohon tunggu makan malam nanti bersama beliau,” kata Sir Richard yang menjelaskan panjang lebar lalu pamit undur diri tanpa menunggu Erika menjawab.
Erika melebarkan matanya terkejut. Sir Richard semakin hari semakin berani menentang dirinya. Tidak biasanya Richard melarang Erika seperti kedua kakaknya. Perubahan sikap Richard ini adalah hal baru yang sama sekali tidak ada di dalam komik, membuat Erika bertanya-tanya: apakah Richard tidak hanya menjalankan tugas, melainkan benar-benar mulai peduli padanya? Atau jangan-jangan, Richard juga mendapat perintah rahasia yang membuatnya harus bertindak lebih protektif.
Bersambung...
