Evelyn, melihat kekasihnya, Jack, tengah bercumbu dengan wanita lain, saat ia ingin menunjukkan gaun pengantin yang ia pakai. Namun, Evelyn mengabaikannya, karena ia begitu mencintai kekasihnya. Tapi, bukan berarti tidak muncul keraguan di hatinya.
Sampai, hari itu tiba, saat mereka berdiri di altar pernikahan dan siap mengucapkan janji suci, tiba-tiba tempat mereka di serang oleh orang yang dulu pernah menjadi target mereka. Dia adalah Jacob.
Dia datang untuk balas dendam atas apa yang sudah Jack lakukan padanya. Namun, Jacob justru mencari sosok berinisial L.V, sosok yang sudah mengalahkan nya beberapa tahun yang lalu.
Dan, di sinilah Evelyn menyadari, jika Jack tidak pernah mencintainya dan muncul dendam di hatinya.
Bijaklah dalam berkomentar.
Happy Reading 💜
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mutzaquarius, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22
Jack sudah siap menekan pelatuk senjatanya, tapi Evelyn lebih cepat. Ia menunduk tepat waktu, membuat peluru melesat dan menembus dinding di belakangnya.
Jack menggeram kesal. Dia kembali mengangkat senjata dan mengarahkan pada Evelyn. Namun, belum sempat ia melepas tembakan, matanya membelalak melihat granat di tangan Evelyn. Tanpa ragu, wanita itu menarik tuas pengamannya. Bunyi klik logam itu membuat Jack dan anak buahnya tersentak panik.
"Oh, Shit!" teriak Jack. Dia berbalik, berlari mencari perlindungan. Namun terlambat. Evelyn melempar granat itu tepat ke arah mereka, lalu berbalik dan berlindung.
DUARRR!!
Ledakan mengguncang ruangan. Beberapa anak buah Jack tewas seketika, sebagian lainnya berteriak kesakitan di antara reruntuhan.
Evelyn tidak menyia-nyiakan kesempatan itu. Ia keluar dari persembunyian, menarik pistolnya, dan menembaki siapa pun yang masih bergerak.
Meskipun pandangannya terhalang asap dan debu tebal, tembakan Evelyn tetap akurat. Pelurunya menembus dada satu per satu anak buah Jack, sampai tidak ada lagi suara, selain dentingan peluru kosong dan napasnya yang memburu.
Kini, hanya Jack yang tersisa. Ia masih hidup, tapi tubuhnya terluka cukup parah akibat ledakan. Bahkan, untuk berdiri saja dia tidak mampu.
Evelyn melangkah mendekat. Lalu, menodongkan pistol ke arah Jack.
Jack menatapnya dengan tatapan liar. "Ka-kau ingin membunuhku, hm?" suara Jack terdengar serak, hampir seperti tawa putus asa. "Ayo, lakukan! Bunuh aku!"
Evelyn hanya diam. Tatapannya dingin, nyaris tanpa emosi. Beberapa detik kemudian, ia menurunkan pistol nya dan menyelipkan kembali di balik punggungnya.
Jack terbahak meski menahan rasa sakit. "Kenapa? Kau tidak tega membunuhku, hah? Apa karena kau masih mencintaiku. Iya, kan?"
Evelyn tersenyum sinis. "Aku? Masih mencintaimu? Cuih!" Ia meludah tepat di depan Jack. "Mimpi!"
"Jika bukan karena kau masih mencintaiku, lalu kenapa ... ARGH!" Jack berteriak, saat Evelyn menginjak luka di kakinya dengan keras.
"Jangan kau pikir, aku tidak berani membunuhmu, Jack," desis Evelyn. " Rasanya, tidak adil jika kau mati dengan mudah."
Evelyn menunduk, menarik Jack dengan kasar agar berdiri, lalu menyeretnya menjauh dari reruntuhan. Begitu sampai di tempat yang agak lapang, Evelyn mendorongnya hingga jatuh tersungkur. Ia kemudian berjongkok di depan pria itu, menatap lurus ke matanya yang mulai redup.
"Sebelum aku membunuhmu, ada satu hal yang ingin aku tanyakan," ucapnya pelan, dengan suara penuh tekanan.
"Apa yang kau inginkan, hah?" tanya Jack.
Evelyn menatap Jack dengan tajam. Lalu, mulutnya terbuka, siap untuk mengucapkan pertanyaannya. Namun, tiba-tiba seseorang datang dan berteriak dengan lantang.
"Lepaskan dia! Atau, aku bunuh wanita ini!
Evelyn refleks mendongak. Kedua matanya sempat membesar, namun ia masih bisa bersikap tenang saat melihat seorang pria datang sambil menodongkan pisau di leher Rose.
"K-kak, jangan pedulikan aku. Bunuh bajingan itu, balaskan dendam mu," teriak Rose.
"Diam!" Bentak pria itu.
Jack tertawa melihat adegan tersebut. Dia mencoba untuk berdiri, menatap Evelyn yang terdiam.
"Sepertinya, Dewi Fortuna masih berpihak padaku," seru Jack, merasa menang.
Evelyn mengepalkan tangannya. Matanya tidak lepas dari Rose dan pria yang menyanderanya. Lalu, gerakan bola matanya turun, menatap kebawah, diikuti oleh Rose.
Seolah tahu isyarat mata dari Evelyn, Rose menginjak kaki pria itu dengan keras, lalu menunduk cepat. Sedangkan, Evelyn segera menarik pistol nya dan menembak pria itu hingga tewas.
Rose mengambil kesempatan itu untuk berlari menghampiri Evelyn. "Kak!"
"Kau tidak apa-apa, kan?" Tanya Evelyn khawatir.
"Aku baik-baik saja. Tapi, ..." Belum selesai Rose berucap, terdengar suara derap kaki mendekat. "Kak!"
Evelyn menarik Rose ke belakangnya. Dia menatap tajam ke arah sumber suara, dan mengangkat pistolnya, siap untuk menembak.
Tapi, tiba-tiba Jack ingin menyerangnya. Dia menghindar dan memukul perut pria itu hingga tersungkur dan muntah darah.
Evelyn mendekat, hendak menghadiahi pria itu pukulan keras, namun, ia menyadari serangan dari belakang.
Dia mencoba menghindar, namun serangan itu berhasil melukai lengannya. Dia tidak merasa sakit, justru tertegun saat melihat orang yang menyerangnya.
"Rose?"
Eh kok pede ya mereka bakal anaknya kembar 😄