BTTH: SISTEM MC

"Siapa?" Tanya yue mei mundur ketakutan.

Dibelakang ada beberapa wanita suku ular lain. Xiao yan berjalan pada gerobak pengangkut budak yang mengurung yue mei, ia mematahkan besi itu membuka jalan keluar lalu menghancurkan ikatan yang membelunggu yue mei.

"Tenanglah ini aku, kau ingat satu tahun lalu kau yang mengejar ku?" Tanya xiao yan mengulurkan tangannya.

Yue mei mengingat seseorang yang mengintip nya saat mandi dan lebih dari itu telah mengambil ratu mereka. Kemarahan meluap dari tubuh yue mei, ia mencobanya menyerang xiao yan namun begitu mudah serangannya dihindari. Xiao yan menahan kedua tangan wanita berambut ungu gelap yang mencoba untuk membunuh nya.

"Kau... kaulah yang mengambil ratu kita" ujar Yue Mei menggeram, suaranya bergetar karena marah. "Beraninya kau menunjukkan wajahmu di sini!" Lanjutnya mengeram marah.

ia menggeliat di genggaman Xiao Yan, tinjunya memukuli dadanya dengan lemah, pukulan marah itu tidak meyakiti Xiao yan. Kesabaran Xiao Yan tipis seperti cabang rapuh. Cengkeramannya menjadi besi, jari-jarinya menggali ke pergelangan tangannya saat dia menariknya lebih dekat sampai wajah mereka terpisah beberapa inci.

Para wanita ular menyaksikan dalam keheningan yang tercengang, beberapa bergeser dengan tidak nyaman, yang lain menyipitkan mata karena curiga. Namun tidak ada yang mengganggu aura Xiao Yan saja sudah cukup untuk menahan mereka.

Dengan gerakan kekerasan yang tiba-tiba, dia meremukkan bibirnya ke bibirnya, mulutnya mengklaim bibirnya dengan otoritas brutal. bibir Xiao Yan turun ke bibirnya, mulutnya menghancurkan bibirnya dengan niat buas. Naluri awalnya adalah melawan menggigit, berjuang tapi cengkeramannya tak henti-hentinya, jari-jarinya melingkari pergelangan tangannya seperti belenggu besi.

Ciuman itu tidak lembut, itu adalah deklarasi dominasi, demonstrasi kekuasaan yang membuatnya terengah-engah dan terguncang. Lidahnya memaksa masuk ke mulutnya, menyapu wilayah bibirnya yang familiar dengan kepercayaan diri seseorang yang tahu persis apa yang dia lakukan. Dia mencoba untuk menarik diri, tapi tangannya yang lain mencengkeram bagian belakang lehernya, menahannya di tempatnya saat dia melahap mulutnya seperti predator yang mengklaim mangsanya.

Ketika dia akhirnya menarik diri, mata emasnya berkobar dengan hiburan yang kejam saat dia menatapnya, napasnya datang dengan lambat, undian terukur. Para wanita ular di balik gumamannya di antara mereka sendiri, beberapa bertukar pandangan gelisah.

"Kau pikir kau berani, berbicara seperti itu padaku? Kesal Xiao Yan adalah gemuruh rendah, beringsut dengan ancaman. "Kau lupa dengan siapa kau berurusan. Aku bisa menghancurkanmu dengan satu pikiran, dan aku tidak akan ragu untuk melakukannya" Lanjutnya menatap tajam.

Dia melangkah lebih dekat, bayangannya jatuh di atasnya saat dia bersandar, napasnya menyikat telinganya.

"Jika kau terus bersikap seperti ini, aku akan pastikan rahimmu mengandung anakku. Bukan hanya sekali, tapi lagi dan lagi" Ancam xiao yan untuk menakuti yue mei.

Nafas Yue Mei tersangkut di tenggorokannya saat kata-kata Xiao Yan mengendap di atasnya seperti kain kafan yang berat. Ancaman itu menggantung di udara, tebal dan menyesakkan, dan untuk pertama kalinya sejak mereka bertemu, ketakutan berkedip-kedip di mata zamrudnya.

Wanita-wanita ular di balik kegaduhannya, beberapa berbisik dengan waspada, yang lain menonton dengan rasa ingin tahu yang waspada. Tidak ada yang melangkah maju untuk membelanya, bukan karena mereka kurang berani, tapi karena mereka tahu yang sebenarnya. Xiao Yan bukan pria biasa.

"Kau tidak akan berani" ujar yue mei berbisik, suaranya bergetar meskipun dia berusaha terdengar kuat.

"Jangan mengambil kesimpulannya terlalu cepat yue mei" Balas xiao yan melepaskan ikatan wanita suku ular lain. "ratu ular saja bisa ku. perlakuan seperti itu, apalagi hanya dirimu" lanjutnya bersedekap dada.

Namun saat wanita itu menjauh darinya, xiao yan menarik pinggang wanita suku ular yang tidak bernama dan sedikit menghirup aroma harum dari kulit lehernya. Tangan xiao yan di pinggulnya menahan kuat wanita itu hingga tidak bisa membebaskan diri.

"Jelaskan padaku, bagaimana bisa kau ditangkap oleh penjual budak. Jika aku tak datang tepat waktu mungkin kamu sudah dikirim ke pasar budak" ucap xiao yan menyusuri leher wanita di dekapan nya.

"Sejak ratu menghilang, kekuatan suku ular turun drastis. Beberapa manusia sialan, mulai menyerbu kami dengan brutal" Jawab yue mei menceritakan apa yang terjadi.

"Jadi begitu" Gumam Xiao yan.

Pegangan Xiao Yan pada ular-wanita yang tidak disebutkan namanya mengencang saat ia menghirup dalam-dalam, hidungnya merumput kurva halus lehernya di mana aroma rempah-rempah eksotis dan anggrek liar berembus dari kulitnya. Sisiknya berkilau samar-samar di bawah cahaya.

Aroma kulitnya sangat memabukkan, manis dan liar, seperti anggrek yang dihancurkan dan tanah yang basah kuyup. Xiao Yan menghirup dalam-dalam, membiarkan wewangian mengisi paru-parunya sebelum memiringkan dagunya dengan gerakan kasar yang disengaja.

"Kau beruntung aku datang tepat waktu bukan" ucap xiao yan menikmati keindahan dipelukan nya. "Kalian harus berterimakasih" Lanjutnya tersenyum.

"Terima kasih atas bantuan. Sekarang lepaskan wanita suku ku" ujar yue mei menyuruh.

Seringai Xiao Yan melebar saat dia menikmati kehangatan wanita ular tak dikenal yang menempel padanya, tubuhnya yang ramping bergetar sedikit di bawah sentuhannya. Dia bersandar, napasnya terengah-engah di telinganya saat dia berbicara, suaranya meneteskan ejekan dan kepuasan.

"Sama-sama" ujar xiao yan mendengkur, jarinya menelusuri lingkaran malas di sepanjang pinggulnya. "Tapi jangan berterima kasih padaku dulu. Kau masih berhutang budi kepada ku karena telah menyelamatkan hidup mu dan menghalangi menjadi milik orang lain" Lanjutnya tersenyum.

"Kau!" Geram yue mei. "Kau tidak berbeda dengan mereka" Lanjutnya mengeram marah.

"Benarkah? Setidaknya aku tidak menjual kalian" Balas xiao yan melepaskan wanita dalam pelukan nya. "Nah sudah dibebaskan" Lanjutnya mengangkat tangan.

Wanita ular itu tersandung ke belakang, kakinya goyah saat Xiao Yan melepaskannya, jari-jarinya menjauh dari pinggangnya seperti predator yang menarik diri dari mangsanya. Yah lagipula xiao yan tidak akan macam macam karena wanita itu tidak secantik cai lin atau yue mei.

"Baiklah saatnya serius" ucap xiao yan. "Dari penjelasan mu, kau ingin bilang kalau ada manusia yang melakukan perdangangan budak dengan menangkap suku kalian, dimana orang itu?" Lanjutnya bertanya.

"Mereka selalu berpindah tempat, tapi karena mereka telah menangkap ku di suku timur kemungkinan besar mereka akan ke suku ular utara" Jawab yue mei.

Ekspresi Xiao Yan mengeras, mata emasnya menyipit saat dia memproses kata-kata Yue Mei. Cahaya api melemparkan bayangan bergerigi di wajahnya, memberinya tampilan binatang buas yang siap menyerang. Dia menoleh tajam ke arah wanita ular yang berkumpul.

"Siapa yang memimpin para pedagang ini?" Tanya xiao yanmenuntut, nadanya tidak meninggalkan ruang untuk ragu-ragu. "Kau tahu nama mereka? Senjata mereka? Berapa banyak dari mereka yang ada?" Lanjutnya masih bertanya.

Yue Mei ragu-ragu, rahangnya terkepal. Ingatan akan penangkapannya masih membara di benaknya, baja rantai yang dingin, tawa para penculik manusia, cara mereka menyeretnya seperti sekarung gandum melintasi hutan. Dia menggelengkan kepalanya perlahan.

"Mereka sering berganti pemimpin" Jawab yue mei  mengakui, suaranya pelan. "Tapi mereka bergerak dalam kelompok" Lanjutnya.

"Baiklah, ayo kita hajar mereka" Balas xiao yan mengepalkan tinju nya. ​