Maura terpaksa menyetujui ajakan Elvano yang memintanya untuk melakukan pernikahan palsu setelah mengetahui kekasihnya berselingkuh dengan sahabat baiknya sendiri.
Elvano sendiri adalah seorang pengusaha sukses yang masih betah menyendiri karena sedang menunggu kekasihnya kembali. Tekanan dari keluarga membuat Elvano terpaksa harus mengikat perjanjian dengan seorang gadis yang baru saja dikenalnya.
Apakah mereka mampu menjaga rahasia pernikahan palsu mereka, ataukah cinta sejati akan mengubah rencana mereka?
Simak kisahnya yuk!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Red_Purple, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22 : Suami idaman.
Tok... Tok... Tok...
Suara ketukan pada kaca mobil beberapa kali terdengar, tapi Maura masih bertahan di posisinya dengan membenamkan wajahnya pada setir mobil.
"Maura! Buka pintu!"
Maura mengangkat wajahnya sedikit, perlahan membuka matanya saat mendengar suara Alex memanggil namanya. Tapi bagaimana Alex bisa tahu jika dia yang berada di mobil itu? Mobil yang sedang dia naiki sekarang adalah mobil milik Elvano, seharusnya Alex tidak tahu jika dia yang ada didalam kecuali jika sejak tadi Alex memang mengikutinya.
"Maura, buka cepat!"
Kembali Alex mengetuk kaca mobil dengan sedikit lebih keras. Alex merasa khawatir karena sudah sejak satu jam yang lalu Maura menghentikan mobilnya tapi gadis itu tak kunjung keluar.
Sejak mengetahui dari Rina jika Maura mengalami keguguran dan sempat dirawat di rumah sakit, Alex merasa khawatir dan ingin melihat keadaan mantan kekasihnya itu. Beberapa kali dia mencoba mengunjungi kediaman keluarga Ferdinand, namun selalu gagal karena security yang berjaga di pintu gerbang menahannya untuk masuk atas perintah dari Elvano langsung.
Alex melangkahkan kakinya mundur dua langkah saat pintu mobil dibuka, Maura turun dengan wajah sembab.
"Maura, kamu kenapa?" tanya Alex khawatir dengan langkah mendekat.
"Bagaimana kamu bisa tahu kalau yang ada di dalam mobil ini itu aku? Kamu sengaja mengikutiku, Lex?" balas Maura bertanya, wajahnya menunjukkan rasa tidak suka.
"Ya, aku memang mengikuti kamu." jawab Alex jujur. "Aku hanya ingin kita memiliki waktu berdua untuk bicara, Maura."
"Tidak ada yang perlu dibicarakan lagi, semua sudah jelas. Kita sudah tidak ada hubungan apapun, Lex, jadi tolong jangan pernah ganggu aku lagi." jawab Maura tanpa menatap Alex.
"Kamu menangis? Apa kamu tidak bahagia dengan pernikahan kamu?" tanya Alex, sedikitpun tak memperdulikan permintaan Maura yang memintanya untuk jangan mengganggunya.
Maura mengangkat wajahnya, menatap Alex dengan tatapan dingin. "Tahu apa kamu tentang pernikahanku? Aku menangis bukan karena aku tidak bahagia dengan pernikahanku, aku bahagia, sangat malah."
"Jangan membohongi aku, Maura." suara Alex terdengar berat, "Aku tahu kamu dan seperti apa kamu. Kamu tidak mencintai Elvano, kan?"
"Cukup, Lex!" bentak Maura. "Tidak perlu bersikap seolah-olah kamu sangat memahami aku. Diantara kita sudah tidak ada apa-apa lagi, lebih baik kita urus urusan kita masing-masing dan jangan saling ikut campur!"
Alex tak menerima penolakan, tangannya mencekal pergelangan tangan Maura saat gadis itu hendak masuk kembali ke dalam mobil. Maura berusaha memberikan perlawanan dengan menarik tangannya, namun pegangan tangan Alex begitu kuat.
"Lex, lepas!"
Sebuah mobil melaju kencang ke arah mereka dan berhenti tepat di depan mobil Maura. Elvano turun dengan wajah penuh emosi, ditariknya jas yang dipakai Alex saat dia sudah berjalan mendekat lalu mendaratkan bogem mentah diwajah Alex.
Bugghh...
Tubuh Alex tersungkur dan jatuh terduduk di atas aspal, ujung bibirnya mengeluarkan sedikit darah akibat pukulan keras yang diberikan oleh Elvano.
"Aku peringatkan jangan pernah kamu ganggu istriku lagi!" tegas Elvano, napasnya berat, matanya menatap tajam pada Alex.
Pandangannya kini beralih pada Maura, Elvano mendekat dan menangkup wajah Maura. Tatapannya berubah khawatir, terlebih saat melihat wajah Maura yang seperti habis menangis, membuat hatinya tidak tenang.
"Dimana yang terluka? Apa dia menyakitimu?" matanya menjelajahi wajah Maura untuk memastikan tidak ada yang terluka.
Maura tertegun sejenak melihat reaksi yang ditunjukkan oleh Elvano padanya. Pria itu begitu mengkhawatirkannya seolah takut dia kenapa-kenapa. "Aku baik-baik saja, Kak." jawab Maura dengan senyuman tipis diwajahnya.
"Ayo ikut aku sekarang."
Elvano menggenggam tangan Maura dan membawanya masuk ke dalam mobilnya. Sebelum melajukan mobilnya, Elvano lebih dulu menelpon asistennya dan memintanya untuk mengambil mobil Maura yang masih terparkir disana.
Mobil itu melesat pergi meninggalkan Alex sendirian disana. Alex bangun dengan amarah yang tersisa, tangannya mengepal kuat dan melayangkan pukulan ke udara.
"Aargghh!!!"
...-----------...
Elvano datang dengan membawa segelas air putih ditangannya, memberikannya pada Maura yang sedang duduk di sofa. Melihat kondisi Maura yang sedikit berantakan membuat Elvano akhirnya memutuskan membawa gadis itu ke apartemennya.
"Aku bukan bermaksud menganggap ini sebagai lelucon, tapi aku merasa sangat bersalah saat melihat Oma menangis." ucap Maura begitu dia selesai minum.
Elvano mengambil alih gelas ditangan Maura dan meletakkannya di atas meja, lalu dia ikut duduk di samping gadis itu.
"Bukankah aku orang yang sangat jahat, Kak." Maura menoleh, menatap Elvano dengan tatapan sendu. "Kamu benar, aku memang pantas untuk dihukum. Aku sudah membohongi semua orang dengan drama keguguran yang aku buat."
Elvano tersenyum dan mengusap lembut kepala Maura. "Dengan sendirinya Oma akan lupa, kamu tidak perlu terlalu memikirkannya. Apa kamu sudah makan?"
"Belum," Maura menggeleng pelan. "Aku tidak lap..."
Kruccukk
Suara perutnya yang keras terdengar jelas, membuat Maura merasa malu dan tidak nyaman, cacing-cacing di dalam sana sepertinya mulai protes karena belum mendapat asupan makanan.
Dengan spontan, Maura menutupi wajahnya dengan kedua tangan, berusaha menyembunyikan rasa malu yang dirasakannya.
"Kamu tunggu disini, aku akan masakan makanan untuk kamu," ucap Elvano dengan senyuman tertahan.
"Eh," Maura menurunkan tangannya dari wajah, menoleh ke arah Elvano dengan tatapan bingung. "Kakak bisa masak?"
"Sedikit." Elvano berdiri, menggulung lengan kemejanya sampai ke siku. "Selama satu tahun ini aku tinggal disini sendirian sebelum bertemu dengan kamu, jadi aku sudah terbiasa melakukan apapun sendiri."
"Wah," matanya berbinar, menatap Elvano penuh rasa kagum. "Benar-benar suami idaman, yang menjadi istri Kakak nanti pasti sangat beruntung."
"Benarkah?"
Maura mengangguk cepat, "Hm, bahkan aku saja yang seorang perempuan tidak bisa melakukan pekerjaan dapur,"
Maura mengikuti Elvano ke dapur, lalu duduk di salah satu kursi di meja makan. Dia meletakkan kedua sikunya di atas meja dan menopang wajahnya dengan kedua tangan. Matanya mengerjap pelan, memperhatikan Elvano yang kini mengenakan apron coklat tua. Penampilan Elvano yang berbeda membuat Maura terkesima.
Elvano mulai mengiris bahan-bahan dengan gerakan yang terampil. Maura menonton dengan saksama, setiap gerakan Elvano terekam jelas di matanya.
"Dia benar-benar seperti seorang chef sungguhan," pikir Maura, tak bisa menyembunyikan kekagumannya.
Dia terus menatap Elvano dengan mata yang berbinar, menikmati setiap detail dari proses memasak yang dilakukan Elvano.
"Aku jadi penasaran dengan wanita yang sedang dia tunggu itu, secantik apa dia?"
Suara bel pintu berbunyi membuat Maura terkejut dan langsung menegakkan duduknya. Tatapannya bertemu dengan mata Elvano yang juga sedang menatapnya.
"Biar aku saja yang buka pintunya, Kak," ucap Maura dengan suara yang lembut.
Elvano hanya mengangguk dengan singkat, "Oke."
Maura kemudian berdiri dan melangkahkan kakinya menuju ruang depan. Saat dia membuka pintu apartemen, wajahnya terlihat kaget dan terkejut saat melihat siapa yang sedang berdiri di hadapannya sekarang.
...
...
...
Bersambung...
semua perbuatan yg dipilih ada yg harus dipertanggungjawabkan bukan?
itu jalan yg lu pilih
nikmati aja😏
..pertama dan terakhir😏😏😏
emang kenapa?
kepo deh🤣🤣
mau gak?
🤣🤣
up lagi Thor 😭😭
semangat Thor updatetan ya
selalu ditunggu
mudah mudahan terjadi yg diinginkan 🤣🤣
keguguran ni jgn jgn alesannya