NovelToon NovelToon
Possesif BADBOY

Possesif BADBOY

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan di Sekolah/Kampus / Bad Boy / Romansa
Popularitas:8k
Nilai: 5
Nama Author: Abil Rahma

Pertemuan pertama yang tak disangka, ternyata membawa pada pertemuan kedua, ketiga dan seterusnya. Membuat rasa yang dulu tak pernah ada pun kini tumbuh tanpa mereka sadari.

kehidupan seorang gadis bernama Luna yang berantakan, membuat seorang Arken pelan-pelan masuk ke dalamnya. Bahkan tanpa Luna sadari, setiap dia tertimpa masalah, Ken selalu datang membantunya. Cowok itu selalu dia abaikan, tapi Ken tak pernah menyerah atau menjauh meski sikap Luna tidak bersahabat.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Abil Rahma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 26. Berteman?

"Kenapa Lo ngelakuin ini?" tanya Luna tanpa menatap ke arah Ken. Dia hanya ingin memastikan, meski sudah bisa menebak apa yang akan Ken jawab.

"Perlu gue kasih tahu lagi jawabannya?" tanya Ken balik.

Luna terkekeh, ya dia tahu apa jawaban pemuda itu. Tapi menurutnya terlalu cepat Ken memiliki perasaan seperti itu padanya. Bahkan mereka baru saling mengenal, dan sikapnya selalu tidak baik dengan pemuda itu.

"Rel, pacaran aja yuk," ujar Ken membuat Luna kembali terkekeh, tapi dia sama sekali tidak merubah posisi duduknya, tetap bersandar di bahu Ken.

"Kok malah ketawa, ada yang lucu?" tanya Ken heran.

"Hm, Lo yang lucu. Ngajak pacaran udah kaya mau ngajak makan bakso aja, gak bisa yang romantis gitu apa?"

Kali ini Ken yang terkekeh, "Gue gak bisa kaya gitu, gimana dong?" tanyanya.

"Yaudah kalau gitu, jawaban gue, gue gak mau, gimana dong? Lo gak marah, kan?" Luna pun ikut terkekeh.

Ken menghela napas, "Padahal gue serius Rel," kali ini Ken terpaksa mengangkat kepala dari bahunya, hingga dia bisa menatap gadis itu dengan baik.

"Kita temenan aja ya Ken, gue lebih suka jadi temen Lo kayaknya daripada jadi pacar, Lo tahu kan gimana perasaan gue?" Luna menatap Ken, dia berkata serius tidak bercanda seperti tadi.

"Yah, potek hati abang, belom apa-apa langsung ditolak," sahut Ken dengan wajah cemberut.

"Gue gak mau nerima Lo karena gue gak punya perasaan yang sama, takutnya gue cuma manfaatin Lo aja. Apalagi sekarang gue lagi banyak masalah, jadi lebih baik berteman aja Ken. Bukannya selama ini kita belum berteman, kan?"

Ken tersenyum lalu mengangguk, "Iya, dan gue akan jadi teman yang baik buat Lo. Tapi Lo jangan halangin gue buat merebutnya hati Lo ya," pinta Ken. Dia akan berusaha membuat Luna jatuh cinta padanya.

Luna tersenyum, "Tetaplah berusaha," sahutnya.

"Makasih Aurel." Ken mengacak puncak kepala Luna dengan gemas.

"Berantakan ih rambut gue!" protes Luna tapi Ken hanya terkekeh saja.

"Gue mau tanya boleh gak Ken?"

Ken langsung menatap ke arah Luna lagi, "Tanya aja, akan gue jawab," jawabnya.

"Lo kenapa sih manggil gue dengan nama itu?" tanya Luna serius.

"Gak apa-apa gue suka aja, biar beda sama yang lain gitu. Lagian menurut gue lebih bagus nama Aurel, Lo keberatan ya?"

Gadis itu langsung mengangguk, dia mengalihkan pandangannya dari wajah Ken. "Itu nama panggilan kesayangan bokap gue waktu gue kecil Ken, tapi sejak bokap gue jadi orang gak bener, gue paling gak suka kalau ada orang manggil gue dengan nama itu," jawabnya.

Ken menatap Luna tanpa menyela penjelasan gadis itu. Membiarkan Luna mengeluarkan segala sesak di dadanya.

"Dulu banget, waktu gue masih kecil. Papa itu sayang banget sama gue. Prioritas utamanya Papa itu gue, apapaun bakal papa lakukan buat gue Ken, bahkan beberapa temen gue ada yang sampai iri karena kedekatan gue sama Papa, tapi itu hanya bertahan beberapa tahun saja, hingga Papa berubah, berubah semuanya. Mulai dari cara menatap gue yang biasanya teduh menjadi garang, seakan-akan menatap musuh, panggilan yang biasanya lembut menjadi lebih keras, bahkan sikapnya juga berubah keras, gue gak tahu apa alasannya dulu." Luna mengusap air matanya yang sudah menetes tanpa terduga.

Melihat itu, Ken mengusap punggung Luna berharap bisa menenangkan gadis itu.

"Panggilan manis itu pun berubah, papa gak lagi manggil gue Aurel tapi manggil gue sama seperti orang lain. Gue sedih, bahkan gue pernah mogok makan karena sikap Papa. Gue ingin mencari perhatian Papa dengan melakukan segala hal, tapi Papa sama sekali gak peduli, bahkan saat gue sakit pun Papa gak peduli lagi. Bukan hanya Papa, Mama pun sama, bahkan gue sering denger Mama sama Papa bertengkar di kamar, sakit hati gue Ken." Pecah sudah air mata Luna, tak lagi bisa di cegah.

"Dan semalam gue denger Papa bilang gue bukan anaknya. Kayaknya itu yang menyebabkan Papa benci banget sama gue, bahkan sampai rela menukar gue dengan uang? Gue sebenarnya sakit banget Ken, tapi gue bisa apa? Gue gak bisa malakukan apapun."

Ken berusaha menenangkan gadis itu, tapi yang terjadi tangis Luna makin pecah. Ingin merengkuh tubuh gadis itu, tapi dia ragu, takut Luna marah padanya. Apalagi setelah tadi gadis itu menolak dirinya.

"Gue boleh peluk Lo gak?" pertanyaan Luna membuat Ken langsung merentangkan tangannya dan Luna langsung masuk ke dalam pelukan pemuda itu. Tangis gadis itu pecah dalam pelukan Ken.

Hati Ken ikut sakit melihat gadis yang dia cintai menangis seperti itu, dan alasan Luna menangis adalah Papa gadis itu yang seharusnya menajdi pelindung bagi Luna, tapi justru sebaliknya. Meskipun dia sadar, Papa bukanlah Papa kandungnya, tapi bukankah anak sekecil Luna perlu dilindungi? Bahkan dia tidak memiliki kesalahan apapun.

Cukup lama Luna menangis dalam pelukan Ken, bahkan jaket yang Ken gunakan kini sudah basah dengan air mata gadis itu. Saat sadar, Luna merasa menyesal karena telah mengotori jaket yang pemuda itu pakai. Dia pun melepas pelukannya tersebut.

"Jaket Lo jadi kotor Ken, maaf ya." Luna mengusap air matanya lalu menatap Ken penuh penyesalan.

Ken mengusap sisa air mata di kedua pipi Luna, lalau merapikan rambut gadis itu yang sedikit berantakan. "Gak masalah, jaket masih bisa di cuci nanti," ucapnya sambil tersenyum.

Luna membalas senyum itu, "Sorry gue jadi cengeng gini, sebenarnya gue malu nangis di depan Lo, tapi mau gimana lagi gue gak bisa kalau gak nangis," ucapnya memalingkan wajahnya dari Ken.

"Bukan cengeng itu namanya Rel, eh sorry maksudnya Lun. Wajar kalau Lo nangis, bukankah itu menyakitkan? Papa Lo gak harus benci Lo, karena Lo gak salah." Ken terus menatap gadis itu, meski Luna tidak balik menatapnya.

Luna menganggukkan kepala, "Lo boleh kok manggil gue dengan nama itu, gue suka dengernya. Tadi gue cuma mau cerita aja," ucapnya kali ini membalas tatapan Ken.

"Tapi gue gak mau kalau mengingatkan Lo dengan bokap Lo," sahut Ken, tak setuju.

Luna menggelengkan kepala, "Udah gue lupain, cuma ya itu kalau diingat lagi ya masih inget, tapi gak selalu gue inget sih. Lo juga udah biasa manggil gue gitu, dan kedengerannya juga lebih enak Lo panggil naman gue seperti itu, kalau panggil Luna malah kesannya aneh," sahut gadis itu.

Ken tersenyum lalu mengangguk, "Baiklah, gue akan tetep panggil Lo Aurel," putusnya.

"Jangan-jangan selama ini Lo ketus dan sewot sama gue karena panggilan itu?" tebak Ken, seingatnya saat mereka pertama bertemu Luna bersikap biasa saja dengannya, tapi setelah beberapa kali bertemu malah sikap Luna terkesan tidak suka.

Luna terkekeh kecil, "Salah satunya mungkin, tapi gak juga sih. Gue juga gak tahu kenapa gue bisa gitu sama Lo. Padahal Lo udah bantu gue banyak, makasih ya Ken," jawabnya tulus mengucapkan terimakasih.

"Udah kewajiban gue nolongin sesama, jadi gak perlu berterimakasih. Gue juga seneng bisa bantu Lo." Ken menyodorkan sebotol mineral yang sudah dia buka ke hadapan Luna, "minum dulu, biar pikiran dan hati Lo lebih adem,"

Luna menerimanya dan mengucapkan terimakasih, setelah itu dia pun meneguk air tersebut.

"Makan lagi, sayang makannya kalau dianggurin." Kali ini Ken membuka cemilan baru dengan varian berbeda dari yang Luna buka tadi lalu mulai mencicipi cemilan itu.

Luna melakukan hal sama, menikmati cemilan yang mereka beli tadi. Keduanya masih terdiam, hingga keheningan yang tersisa, hanya suara dari kripik dikunyah yang mendominasi.

"Setelah ini Lo mau gue antar pulang atau kemana?" tanya Ken memecah keheningan itu.

Luna terdiam memikirkan pertanyaan Ken, dia cukup bingung harus menjawab seperti apa. Rasanya belum ingin kembali ke rumah.

"Kalau Lo belum mau pulang, Lo boleh tinggal di apartemen gue lagi. Lo berani tinggal sendiri di sana, kan?" ucap Ken lagi, sebab Luna tak kunjung menjawab pertanyaannya.

"Emang gak apa-apa gue tinggal di sana terus? Gue gak enak sama keluarga Lo, Ken. Kayaknya gue harus cari kosan deh, biar gue tahu tujuan pulang," jawabnya.

"Lo gak usah khawatir, apartemen itu milik gue pribadi, dan jarang gue tinggali, soalnya gue lebih seneng tinggal di markas. Atau Lo mau di markas juga boleh, di sana lebih rame kalau Lo takut di apartemen," Ken memberi penawaran.

"Makasih ya, Lo udah baik banget sama gue. Tapi serius gue kayaknya mau cari kosan aja deh, gak mau ngerepotin Lo terus," putus Luna, merasa tak enak jika harus merepotkan Ken terus menerus.

"Yaudah gak apa-apa kalau itu keputusan Lo, tapi gue harap Lo gak sungkan minta bantuan ke gue, karena gue bakal bantuin apapun yang Lo butuhkan," sahut Ken, menyerahkan semuanya pada Luna.

1
Felycia R. Fernandez
ntar mantan gak hadir lagi kan?
Felycia R. Fernandez
😆😆😆😆😆
Felycia R. Fernandez
si jutek perlahan bucin
❤️⃟Wᵃfѕ⍣⃝✰🥑⃟𝙉AƁίĻԼልˢ⍣⃟ₛ§𝆺𝅥⃝©
Ken kok bisa tahu Luna ya, tapi Luna gak kenal Ken 🤔🤔🤔
❤️⃟Wᵃfѕ⍣⃝✰🥑⃟𝙉AƁίĻԼልˢ⍣⃟ₛ§𝆺𝅥⃝©: novel yg sebelumnya judulnya apa kak
total 2 replies
Felycia R. Fernandez
sepemikiran kita Ken...
gak bener nih teman teman nya Luna
Felycia R. Fernandez
akhirnya diterima juga
Siti Nina
Wahhh,,,akhir nya jadian juga 🤗
Felycia R. Fernandez
dukung jugaaaa💃
Siti Nina
Lanjut thor tetap semangat ya 💪
Kim Rahma💜: makasih kak😍
total 1 replies
Felycia R. Fernandez
Luna dapat mama yang Gila dan murahan... kesian banget nasib mu Lun
Felycia R. Fernandez
tanya aja dimana mama mu kerja ,selidiki siapa pemilik perusahaan nya
Felycia R. Fernandez
naaah kan bener tebakan ku,
Felycia R. Fernandez
mungkin berubah setelah tau kalau Kamu bukan anak kandungnya
Siti Nina
Si Luna blagu amat sih padahal udh sering di tolong sama si ken
Tasmiyati Yati
bantuan apa yg di minta Ken pada Luna ya
Tasmiyati Yati
siapa ni yg nheroyok raka
Tasmiyati Yati
gadis bukan teman yg baik berarti
Tasmiyati Yati
biasanya yg suka berantem malah jodoh😍
Tasmiyati Yati
ini anak di tolong bukannya terimakasih malah nyolot
Tasmiyati Yati
lagian ngeyel banget Luna ya 😡
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!