NovelToon NovelToon
Pelayan Seksi Pemikat Hati

Pelayan Seksi Pemikat Hati

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cintamanis
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: Arish_girl

"tolong... tolongin saya, saya di bius!" kata seorang gadis pelayan Toko pada seorang pria tampan di depannya. Gadis itu tengah berusaha menyelamatkan diri dari pria tua yang gendut yang hendak melecehkannya.
"hey... anak muda. Jangan ikut campur. Gadis itu milikku, aku sudah membelinya dengan harga mahal." Teriak seorang pria yang baru saja menyusul gadis itu sebelum bertemu pria tampan itu.
Bagaima kisah selanjutnya? akan kah si pria tampan menyerahkan gadis pelayan itu pada pria tua itu? yook kepoin! jangan lupa Like, Subcrebs dan Komennya!
Selamat membaca!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arish_girl, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Keputusan bu Endang

"ibu, kami sangat menantikan kapan Yasmin akan segera menikah. Jangan lama lama ya, bu? karena itu tidak baik. Jika terlalu lama, bisa jadi perutnya akan terlihat semakin besar. Yasmin kan lagi hamil, bu?" ucap Vira dengan mantap.

Bu Endang mengernyit, kemudian ia menatap Yasmin dengan tatapan penuh arti. Terlihat bu Endang terkejut, namun kemudian ia pun tersenyum. "iya gak apa apa. Kamu jangan takut, nak. semuanya akan baik baik saja."

Vira terperangah, ia tak menyangka jika bu Endang sama sekali tak terlihat marah. Justru ia tersenyum hangat menatap Yasmin. "ya sudah, aku pulang dulu. Aku akan kembali untukmu nanti. Jaga diri baik baik ya sayang...!!" kata bu Endang pada Yasmin.

Yasmin hanya bisa mengangguk, ia pun mengantarkan bu Endang ke luar toko, di luar sana, sebuah mobil sudah menunggunya.

Yasmin menarik nafas dalam, ia tak menyangka bakal bertemu dengan wanita itu lagi.

"Yasmin, bukankah kau adalah wanitanya pak Bramantyo, lalu siapa wanita tadi?" Tiba-tiba bu Indah bertanya.

"saya juga tidak mengenalnya, bu. Kami hanya pernah bertemu beberapa hari lalu." sahut Yasmin apa adanya.

"Kenapa gak kamu jujur saja pada ibu tadi, kalau sebenarnya kamu sudah menjadi simpanan pak Bramantyo? Jangan menggantungkan hubungan seperti ini. Kasihan ibu tadi, kalau dia terlalu banyak berharap padamu, dia akan kecewa pada akhirnya." Vira ikut menimpali.

Yasmin hanya diam. Dia pikir tidak perlu memperpanjang masalah ini. "gak apa apa, bu Endang pasti hany bercanda. Dia tidak akan serius, bu." Yasmin mengakhiri obrolan mereka.

Bu Indah mengangguk, ia pun akhirnya masuk, menghitung seberapa banyak hasil penjualan yang sudah berhasil Yasmin lakukan dan tentunya dengan bonus yang sudah biasa di berikan.

Sementara bu Endang langsung pulang. Wanita paruh baya itu terlihat murung. Hatinya cemas. Kata kata Vira benar-benar telah menyinggung hati dan perasaannya. Menantu pilihannya ternyata sudah hamil. Dan itu artinya dia bukan lagi perawan. "mungkinkah dia itu janda?" Berbagai pertanyaan menyelimuti pikiran bu Endang hingga suaminya yang berdiri di hadapannya sampai tak di rasa.

"Mama.. mama darimana?" tanya Surya.

Bu Endang masih beku, langkah kakinya yang kosong sambil membawa paperback melewati pak Surya.

Pak Surya mengernyit ia pun akhirnya menghentikan bu Endang. "ma... mama denger papa, gak sih?" tangan pak Surya mencekal bu Endang.

Bu Endang terperangah kaget. "iya, pa? papa ngomong apa barusan?" tanya bu Endang gagap.

"mama darimana? kenapa mama bengong gitu, sih...?"

Bu Endang menoleh, ia baru tersadar suaminya memerhatikan dirinya. Lekas bu Endang meletakkan barang belanjaannya di meja sofa kemudian ia menarik tangan pak Surya. "pa.. mama mau bicara."

Pak Surya mengernyit, namun ia tetap mengikuti langkah sang istri menuju sofa. "ada apa, ma?" tanyanya.

"pa, mama sudah menemukan calon untuk Bramantyo, Mama berniat untuk membawanya ke pesta ulang tahun ayah lusa. Dia sangat cantik, baik dan juga sangat sopan. tapi..." bu Endang menghentikan kata kata nya. Ia sangat berat untuk mengatakan bahwa gadis itu telah hamil. Ia tampak ragu untuk menceritakan pada suaminya.

"tapi apa, ma?" tanya Arya.

Wajah Endang seketika menjadi muram, "Sepertinya mama tidak bisa membawa ke keluarga kita. Dia sedang hamil."

"hamil? itu artinya dia sudah punya suami dong, ma." sahut Arya. Dia mengambil tangan istrinya dan membelai nya lembut. Ia sangat paham, bahwa istrinya sangat menginginkan agar Bram segera menikah. "ma, sudahlah. Jangan di paksakan. Bramantyo bukan anak kecil lagi. Dia kan bisa mencari jodohnya sendiri." katanya pelan mencoba memberikan pengertian pada istrinya.

Endang menggeleng, "tidak, pa. Kita sebagai orang tua, tidak bisa kita diam saja. Lusa, jik Bram tidak bawa calon dan di perkenalkan pada ayah, maka kedudukan CEO perusahaan akan di alihkan kepada Arka, anaknya Tio. Mama tidak mau sampai itu terjadi. Mama tahu, meski itu hanya sebuah ancaman dari ayah dan sifatnya hanya sementara, tapi mama tidak ingin. Jika sekali jabatan itu di berikan kepada Arka, maka mama sangat yakin Arka tidak akan pernah mengembalikannya kepada Bram."

Arya terdiam. Kekhawatiran istrinya memang patut ia pikirkan. Demi kebaikan keluarga, tidak ada salahnya jika dia ikut berusaha mencarikan jodoh untuk Bram yang usianya sudah kepala 3.

"kenapa tidak kita minta si Monica untuk kembali pada Bram, kan jadi beres urusannya."

"tidak, mama tidak mau. Monica Sudah sekali menghianati putra kita. Mama tidak mau lagi dia masuk ke dalam kehidupan kita. Lebih baik Yasmin, meski dia janda, tapi hatinya suci dan selalu di penuhi kebaikan." tolak Endang.

"janda?" jadi gadis itu janda, ma? apa mama mau memberikan bekas pria lain kepada anak kita?" Arya berdecak kesal. Tentu saja dia tidak mau jika menantunya nanti seorang janda.

"entahlah, pa. Mama juga tidak tahu, nanti malam mama akan menemui gadis itu untuk mencari tahu lebih dalam. Apapun itu statusnya asalkan dia tidak terikat hubungan dengan pria lain, mama akan menerimanya. Mama mau menjadikan dia menantu mama." Endang sudah membuat keputusan yang bulat.

"tapi, ma. Bagaimana jika Bramantyo menolak?" Arya tampak ragu dengan keputusan sang istri.

"mama tidak perduli. Apapun yang terjadi Yasmin akan menjadi menantu di rumah ini. Bramantyo menerima ataupun menolak, tidak akan merubah kenyataan ini. Jika Bram menolaknya, maka mama akan minum racun agar Bram mau menerima gadis pilihan mama." kata Endang dengan kedua mata yang berkaca kaca.

Arya menarik istrinya ke dalam pelukannya. "sabar, ma. Jangan seperti itu. ita bujuk Bram pelan pelan, dia pasti akan mengerti. Papa akan dukung mama demi kebaikan kita semua. Papa juga tidak sudi jika kekayaan keluarga Hermawan di kuasai oleh Tio. Dia kan cuma anak angkat, papa adalah anak yang asli."

Kekhawatiran yang terjadi pada pasangan suami istri itu begitu mendominasi, sehingga membuat Tio dan keluarganya terlihat senang, karena ia mendapat dukungan dari kakek Hermawan untuk mengambil posisi Bram jika pria itu belum juga memiliki pendamping hidup. Tio berharap agar Arka segera membawa seorang wanita untuk di kenalkan kepada Hermawan, sebagai pemegang penuh atas perusahaan besarnya. Dan syarat pernikahan bukan hanya berlaku untuk Bramantyo seorang, melainkan kepada Arka juga. Keduanya harus beradu kecepatan. Siapa cepat maka dia yang akan dapat. Begitulah yang di harapkan oleh Tio, adik angkat Arya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!