NovelToon NovelToon
Rayna Masuk Novel Harem?! Tolong

Rayna Masuk Novel Harem?! Tolong

Status: sedang berlangsung
Genre:Time Travel / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Transmigrasi ke Dalam Novel / Harem
Popularitas:10.3k
Nilai: 5
Nama Author: Febbfbrynt

Rayna Sasa Revalia, gadis dengan karakter blak-blakan, humoris, ceria dan sangat aktif. Dia harus meninggalkan orang tua serta kehidupan sederhananya di kampung karena sebuah kesialan sendiri yang men-stransmigrasikan jiwa gadis itu ke dalam sebuah karakter novel.

Sedih? Tentu. Namun ... selaku pecinta cogan, bagaimana mungkin Rayna tidak menyukai kehidupan barunya? Masalahnya, yang dia masuki adalah novel Harem!

Tapi ... Kenapa jiwa Rayna harus merasuki tubuh Amira Rayna Medensen yang berkepribadian kebalikan dengannya?! Hal terpenting adalah ... Amira selalu di abaikan oleh keluarga sendiri hanya karena semua perhatian mereka selalu tertuju pada adik perempuannya. Karena keirian hati, Amira berakhir tragis di tangan semua pria pelindung Emira—adiknya.

Bagaimana Rayna menghadapi liku-liku kehidupan baru serta alur novel yang melenceng jauh?

~•~

- Author 'Rayna Transmigrasi' di wp dan di sini sama!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Febbfbrynt, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mimpi

“Mampus lo, lemparnya kekencengan. Kena kepala orang, kan?! Mana cewek lagi!” celetuk seorang cowok kepada temannya yang berkaus yang sama dengannya. 

Cowok blasteran berwajah dingin itu tidak mengubah ekspresinya dari awal. Ia hanya menatap kerumunan yang terdapat cewek pingsan akibat lemparan bola basketnya. 

Melihat temannya masih diam, cowok sebelumnya mendorongnya seraya menunjuk kerumunan itu. “Amzar?! Kenapa lo diem?! Lo harus tanggung jawab! Cepet bawa dia ke UKS! Bola basket gak ringan. Takutnya kepala dia kenapa-napa. Apalagi cewek itu rapuh. Main basket belakangan. Lo harus nolongin dia dulu.”

Orang yang dipanggil Amzar itu langsung berjalan atas suruhan temannya. Kerumunan langsung menyingkir memperlihatkan seorang gadis cantik yang terbaring pingsan.

Tanpa basa-basi, Amzar menggendongnya ala briday style, membuat mata para cewek di sana membola dengan mulut menganga.

Bagaimana tidak? Mereka semua tahu, Amzar adalah cowok dingin blasteran Indo-Cina yang merupakan seorang ketua basket. Dia irit bicara, wajah triplek, yang terpenting adalah anti cewek. Bersentuhan pun tidak, malah harus jaga jarak dua meter darinya.

Tentu saja, inisiatif dia menggendong gadis yang pingsan itu mengguncangkan hati para penggemarnya. Merasa cemburu dan iri.

“L-lo.. mau bawa te-men gue kemana?” 

Pertanyaan itu membuat langkah Amzar terhenti. Namun hanya beberapa detik, bahkan tanpa menoleh dia melanjutkannya lagi dengan gadis itu di gendongannya.

Luna berdecak. Ia sungguh cemas dengan temannya itu. Ya, temannya tentu saja Rayna. Pukulan bola di kepalanya cukup keras, Luna sangat panik melihatnya langsung pingsan. Namun cowok yang terkenal sebagai batu es berjalan itu malah membawanya. 

Naura menepuk bahunya, “Dia mungkin bawa Rayna ke UKS. Jangan khawatir, mungkin dia yang urus. Kita harus ke kelas. Soalnya tadi si Rian ngasih pesan ke gue. Katanya cepetan ke kelas. Guru biologi gak jadi gak masuk. Dia ngamuk, ceweknya pada gak ada.”

Naura cekikikan di kalimat terakhir. Sebenarnya ia juga ingin melihat keadaan Rayna. Tapi ia tahu guru biologi yang merupakan seorang wanita paruh baya gendut, guru killer super galak. Ia takut jika tidak masuk dengan alasan menjaga Rayna di UKS.

Luna yang mendengar bergidik, “Kalo gitu, ayo! Gue takut sama guru gendut itu!”

“Dia kenapa?” tanya seorang dokter wanita muda saat melihat siswa masuk ke UKS yang tengah menggendong seorang gadis. 

Sekolah Aquilastar merupakan sekolah kalangan atas. Tidak heran, di UKS terdapat seorang dokter. Apalagi dokter tersebut bukan dokter biasa.

Amzar membaringkan Rayna di tempat yang sudah di sediakan. Lalu menjawab singkat, “Bola basket.”

Ada reaksi terkejut di ekspresi dokter yang ber-nametag Rina  itu saat melihat siapa orang yang Amzar baringkan.

Namun Rina langsung memulihkannya. Ia mengangguk kaku. 

Saat Rina melihat cowok yang memakai kaus basket, ia tahu bahwa siswa tersebutlah yang pasti orang yang menjadi penyebabnya.

“Bagian mana?” Nada suaranya tidak wajar. Seakan tengah berusaha tenang.

Amzar menatap Rayna sekilas, “Kepala.”

Rina menghela nafas berat, lalu mulai memeriksanya. Keningnya berkerut erat. Lalu Ia mengompres dan menerapkan kompres dingin ke kepala Rayna. 

Amzar berdiri dan bersandar di sebuah tembok dengan tangan bersedekap. Tatapannya lurus ke arah Rayna yang tengah menutup mata dengan tenang.

Setelah beberapa menit, Rina mengangkat kepalanya menatap Amzar dengan pandangan rumit, “Cederanya lumayan serius yang akan selalu membuatnya selalu sakit kepala kedepannya. Kamu tahu, bola basket tidak ringan. Dia juga bisa pingsan kapan saja karena rasa pusing itu. Kamu bisa hubungi keluarganya untuk mempertanggungjawabkan tanggung jawab kamu selanjutnya. Mungkin dia akan sadar untuk beberapa jam lagi dengan rasa sakit yang kuat.”

Kening Amzar berkerut mendengar itu. Ia berdecak dan bergumam pelan, “Merepotkan.”

Namun tak ayal, dia akan bertanggung jawab. Jadi, Amzar mengangguk tanpa ekspresi.

“Biarkan dia istirahat dulu. Setelah dia bangun, kamu harus membawanya pulang ke rumahnya atau pergi ke rumah sakit untuk pemeriksaan lebih lanjut. Saya mempunyai urusan yang sangat penting. Kamu harus menjaganya.”

Perkataan Rina dianggukki Amzar. Mendapati persetujuannya, Rina mengambil alat-alatnya dan pergi bergegas keluar dengan tergesa meninggalkan mereka di keheningan ruangan itu.

Amzar sedikit aneh dengan tingkah dokter tersebut. Namun ia tidak berfikir banyak. Ia duduk di sebuah bangku yang berjarak satu meter dari tempat tidur yang terdapat Rayna.

Melihat sebuah nametag di bagian dada Rayna, ada sedikit kejutan samar di ekspresinya Amzar. Matanya berkilat rumit dengan sudut bibir terangkat penuh arti. Lalu ia bergumam rendah, “Ami?”

***

Arsa duduk dengan tidak nyaman di bangkunya. Ia melihat semua cewek di kelasnya sudah kembali. Tapi orang yang di harapkan tidak juga masuk. Ia ingin bertanya kepada bangku depan yang merupakan cewek yang sebelumnya pergi dengan Rayna. Tapi Arsa terlalu gengsi.

Selama pelajaran itu di mulai sampai istirahat, Arsa sama sekali tidak memperhatikan. Ia terus menerus melihat ke arah pintu. Namun, Rayna sama sekali tidak masuk. Sampai dia mendengar pembicaraan di depannya.

“Ra, lo mau liat keadaan Rayna gak? Gue takut dia kenapa-napa.” Tanya Luna dengan ekspresi cemas.

Sama halnya dengan ekspresi Naura. “Gue mau sih. Tapi di sana kan pasti ada Amzar. Lo tau kan dia gak suka deket sama cewek. Apalagi kalo kita berdua ke sana. Nanti ajalah, ya? Lagian, gue laper banget nih.”

Luna menghela nafas, “Ya udah, deh. Semoga dia gak kenapa-napa.”

“Rayna kenapa?”

Pertanyaan Arsa membuat kaget keduanya. Bukan pertanyaannya, tapi Arsa yang bertanya.

Naura dan Luna menoleh. Lalu mereka saling suruh dengan kodean mata untuk menjawab. Akhirnya Luna mengalah. Tanpa menatap Arsa, dengan gugup Luna menjawab, “Ra-yna gak sengaja ke pukul bola basket kena kepal-anya.”

Ekspresi Arsa mendingin dengan mata khawatir yang tidak bisa di sembunyikan. Ia langsung beranjak membuat kaget Luna dan Naura kembali. Namun tidak hanya keduanya, teman sekelas lainnya pun menatapnya karena mendengar apa yang mereka bicarakan.

Arsa pergi meninggalkan keheningan kelas.

Gavino dan ketiga teman lainnya yang awalnya akan menghampiri Arsa, terlewati begitu saja.

“E-h, eh! Bos mau kemana?!” teriak Gavino melihat punggung Arsa yang semakin menjauh.

Arsa mengabaikannya. Keempatnya saling pandang. 

Lalu Vraka membuka suara, “Mungkin ada sesuatu. Itu privasi dia. Kita ke kantin duluan aja.”

Yang lainnya mengangguk.

Saat Arsa sampai di UKS, ia langsung menerobos masuk. Langkahnya terhenti saat melihat Rayna yang terbaring tenang dengan kompresan di kepalanya. Lalu pandangannya beralih pada seorang cowok yang duduk di sampingnya dengan mata tertuju pada gadis itu.

Walaupun Arsa merasa emosi kepada cowok itu karena telah menyakiti Rayna, tapi ia tidak mau membuat keributan.

Merasakan ada seseorang, Amzar menoleh ke belakang. Pada dasarnya memang orang cuek, ia tidak berekspresi. Pandangan Amzar kembali ke depan seakan Aksa bukan orang, tapi barang mati. 

Rahang Arsa mengeras. Ia berjalan mendekat dan berkata dingin, “Pergi. Gue yang jagain dia.”

Amzar mengangkat kepalanya. Wajahnya tanpa emosi. Berkata sama-sama dingin, “Siapa lo? Tiba-tiba dateng nyuruh gue pergi. Dia tanggung jawab gue.”

Arsa menggertakkan gigi. Tapi ia hanya diam. Arsa duduk tidak jauh. 

Ruangan itu hening yang hanya di isi dengan deru nafas halus  Rayna.

***

Di sebuah taman kecil di belakang sebuah bangunan sederhana, ada seorang gadis imut berumur sekitar lima tahun dengan pakaian yang compang-camping.

Di sampingnya, ada tiga orang bocah laki-laki yang tidak jauh dengan umur gadis itu. Rupa mereka sama-sama imut. Tapi sayangnya, debu di wajah mereka, pakaian mereka, dan bekas luka di bagian tubuh mereka menghalanginya.

Ketiga bocah laki-laki itu terus menerus berebut tempat untuk lebih dekat dengan gadis kecil yang tengah asik bermain tanah.

“Aku duduk di sini!” kata bocah dengan matanya yang sipit.

“Enggak boleh! Aku yang di sini!” sergah bocah lainnya seraya mendorong bocah bermata sipit itu.

Bocah laki-laki yang terlihat lebih tinggi dan lebih tua dari keduanya sama sekali tidak terganggu. Dia tidak perlu rebutan karena sudah duduk di samping lainnya.

Gadis kecil yang merasa terganggu, merasa jengkel. Ia melototi keduanya dengan wajahnya yang imut, “Kalian! Jangan beltengkal! Duduk!”

Kedua bocah itu langsung diam dan duduk dengan patuh.

Si gadis tersenyum puas dan melanjutkan kegiatannya dengan menyodok-nyodok tanah dengan sebuah sendok.

Ketiganya hanya diam seraya melihat gerak-geriknya. Namun kedamaian itu tidak lama.

“Hei bocah! Kalian hanya tau main saja! Cepat sapu semua halaman dan cuci piring kotor yang menggunung di dapur! Aku akan memukul kalian jika aku pulang pekerjaan kalian belum beres!” teriak wanita gendut dengan wajah galak yang terdapat bekas luka menyeramkan.

Keempatnya langsung tersentak dan menunduk takut. Mereka mengangguk tergesa karena takut pukulan tongkat yang terdapat di tangan kanan wanita itu.

Wanita itu mengangguk puas dengan mata melotot. “Bagus! Jika kalian lapar, cari saja makanan sisa di tong sampah belakang restoran biasa! Aku tidak akan pulang sampai malam! Jangan bilang-bilang kepada kepala panti! Atau ku pukul kalian!”

Setelah mengatakan itu, wanita itu masuk ke pintu belakang panti asuhan.

Salah satu bocah yang paling tua di antara mereka mengepalkan tangannya seraya menatap dingin kepergian wanita itu, yang sangat tidak sesuai dengan umurnya.

“Hiks.. aku takut di pukul..” isak gadis kecil itu seraya menyusut ke belakang punggung anak lelaki yang paling tua di antara mereka.

Atensi ketiganya langsung tertuju kepadanya. Bocah yang paling tua itu memeluknya dan menenangkannya, “Dia tidak akan memukulmu. Kamu tidak perlu mengerjakannya. Kami saja yang akan menyapu halaman dan mencuci piringnya.”

Kedua bocah lainnya mengangguk. Walaupun mereka sama-sama takut, tapi mereka harus menekan rasa takutnya dan menenangkan gadis itu. “I-ya. Kamu tenang aja, yah?”

“Ya, Ami. Kami akan melindungimu..”

1
Mamta Okta Okta
crazy up thor.... semangat
Viona Syafazea
lagi thor
Viona Syafazea
baca 30 episode cuma sehari masih berada kurang juga saking serunya... please crazy up dong thor.. 😊
Rita Sofiyani
arsa gue juga sama loo/Drool/
Rita Sofiyani
suka ceritanya kaa
Fitri Apriyani
bagus banget deh kk cuma kalo ap jangan satu bab dong kadang juga ngak ap aku nunguin nya lama kk mana dah ngak sabar lagi nunggu ap nya aku harap jangan gantung ya pokok nya harus tamat kalo ngak aku komentar terus biar kk ap/Smile//Smile//Angry//Determined//Kiss//Plusone//Heart/
Kharisma
yang banyak up ya Thor
biar flashback
Kharisma
loh ini yang di wp ya kk
kok pindah NT?😅
𝓕𝓮𝓫𝓫𝓯𝓫𝓻𝔂𝓷𝓽: haha iya nih, di wp gaada apresiasi meskipun pembaca banyak><
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!