Rayna Masuk Novel Harem?! Tolong
"Rayn, menurut lo novelnya bagus gak?!" tanya seorang gadis bernama Aradea dengan antusias.
Rayna membolak-balik novel di tangannya dengan melihat cover depan-belakang buku itu. Lalu ia mengangkat kepala menatap sahabatnya, "Lumayan, lah. Gue suka banget sama semua tokoh pria. Andai, yang jadi si Emira itu gue. Aahhh! Pasti gue bahagia banget di kelilingi cogan!"
Aradea menoyor kepala Rayna dan mencebik, "Halu, lo!"
Rayna menatap Aradea dengan cemberut seraya memegang bagian yang di toyor Aradea, "Lo jangan giniin kepala cantik ak—eh gue! Emak gue udah mitrahin gue tau!"
Aradea terkekeh. Sebenarnya, sahabatnya itu sangat polos sebelum bertemu dengannya. Saat berbicara pertama kali dengannya, Rayna selalu memakai bahasa sunda. Namun, mungkin karena berteman dengannya, Rayna menjadi tahu kata 'gue-lo', beberapa bahasa inggris singkat, atau bahasa indonesia gaul yang sudah biasa Aradea pake ketika di kotanya dan di sekolahnya.
Ya, Aradea berasal dari Ibu kota negara Indonesia—Jakarta. Namun, perusahaan keluarganya bangkrut dengan hutang menggunung, semua mobil dan rumahnya di jual. Jadi, Aradea dan keluarganya pindah ke kampung yang merupakan tempat nenek dari pihak ibu tinggal.
Namun, walaupun keluarga Aradea jatuh ketitik dasar, tapi keluarganya masih bisa membeli kebutuhan sehari-hari sangat cukup. Jika di kota, keadaannya akan di sebut miskin, namun setelah keluarganya datang ke kampung, mereka menjadi orang terkaya di kampung itu.
Lalu Aradea sekolah di sebuah sekolah SMA sederhana dan bertemu dengan Rayna. Jika saja ada orang seperti Rayna di sekolahnya, mungkin Rayna akan menjadi target bully para tukang bully. Dengan begitu, Aradea mengajarkan bahasa-bahasa gaul dan kebiasaanya tanpa merusak hati polosnya.
Saat ini, ada sebuah novel yang berada di tangan Rayna, merupakan salah satu novel harem yang ia bawa dari kota Jakarta. Aradea sudah tamat membacanya, jadi ia menawarkannya kepada Rayna.
"Sebenarnya, gue rada kasihan sama tokoh yang nama tengahnya sama kaya gue."
Aradea mengangkat alis, "Oh? Si Amira? Kakak tokoh utamanya, kan?"
Rayna mengangguk, "Huuh. Padahal, si Amira tuh sama-sama baik, tapi kenapa dia diabaikan sama keluarganya? Wajar.. si Amira iri sama Adiknya alias tokoh utama. Emira sebagai tokoh utama menang banyak. Emak-bapaknya, kakak-kakaknya, sayang banget sama dia. Di tambah, di kelilingi banyak cogan. Lah? Si Amira? Dia jadi lebih pendiam dan di jauhi. Seharusnya si Amira tuh punya inisiatif deketin keluarganya sama cogan-cogan adiknya."
Rayna terkikik dan menambahkan, "Terus ambil deh, semuanya.."
Aradea melongo menatap Rayna, "Heh! Amira bukan antagonis! Dia cuma figuran dan cuma bumbu penambah asam manis ceritanya. Walaupun gue sama-sama kasihan sama kakaknya, tapi wajar aja si Emira dapet banyak, karena dia tokoh utamanya."
Rayna mengangkat bahu acuh tak acuh. Lalu menyodorkan novel berjudul 'The light of all male characters' bercover biru muda itu kepada Aradea, "Hatur tank you, Dea. Nanti gue pinjem novel lain, oke?"
Aradea mengangguk dan tersenyum. Lalu ia melambai, "Yoi! Gue pulang duluan, ya!"
Rayna tersenyum seraya membalas lambaian tangannya, "Babaaayyy!"
Saat ini, Rayna sedang berada di kursi di bawah pohon tidak jauh dari sekolahnya. Bel pulang sekolah sudah berbunyi 30 menit yang lalu, namun Rayna belum pulang karena membaca novel dan setelahnya mengobrol dengan Aradea beberapa saat yang lalu.
Walaupun satu kampung, rumah Rayna dan Aradea berjarak jauh. Selain itu, Aradea selalu di jemput Ayahnya dengan menggunakan sebuah sepeda motor.
Rayna yang sudah puas duduk, ia berdiri dan menyimpan tas nya di bahu kanan. Lalu, Rayna mulai melangkah. Tiba-tiba kakunya tersandung polisi tidur.
"Arg! Baru aja beberapa langkah, udah kesandung aja!" dumelnya menahan sakit di jari-jari kakinya.
***
"Rayna! Cepet cuci baju seragam kamu di sungai!" teriak wanita paruh baya kepada putrinya yang tengah bermalas-malasan.
Gadis yang di panggil Rayna berdecak seraya beranjak, "Iya, Mak!"
Setelah memakai sandalnya, Rayna turun dari tempat tidurnya. Lalu, ia mengambil satu persatu baju seragamnya yang di gantung di sebuah paku. Rayna memasukannya ke dalam sebuah ember hitam. Setelah memasukannya, Rayna mengangkat ember yang penuh dengan baju itu dan keluar kamar.
Rayna melirik dapur yang terdapat emaknya, "Mak! Rayna mau ke sungai dulu!"
"Hati-hatinya, Rayn! Perhatian jalannya! Jangan sampe kesandung!"
"Doain aja ya, Mak! Semoga Rayna panjang umur!"
Emak Rayna langsung keluar dari dapur menatap Rayna tajam dengan sebuah alat masak di tangannya, berkacak pinggang, "Emang kamu mau ke mana, hah? Pake di doain panjang umur segala! kamu teh mau nyuci! Bukan bertaruh nyawa!"
Rayna diam males menanggapi emaknya yang masih saja melanjutkan ocehannya.
"Cepat berangkat! Sebelum mataharinya tenggelam. Nanti cucian kamu gak kering. Kalo gak kering, kamu nggak bisa sekolah besok!"
"Iya, iya! Babay, Mak! Assalamu'alaikum!" Rayna membungkuk dan meletakan tangan kanan nya di dahi alias hormat kepada emaknya. Lalu melangkah keluar dari rumah sederhana itu
"Wa'alaikumussalam." Emak Rayna geleng-geleng kepala melihat kelakukan putri semata wayangnya.
Beda dengan senyum di wajahnya, hati Wanda sebenarnya sudah gelisah melihat putrinya pergi, namun ia mencoba tenang dan kembali ke dapur untuk memasak.
***
Rayna bersenandung di tengah jalan menuju sungai yang tidak jauh dari rumahnya.
Ia dengan hati-hati melangkah, takut kesialannya datang. Tangan kanannya menjinjing ember hitam berisi baju kotor.
Saat mendengar air mengalir, senyum Rayna mengembang. Ia ingin mencoba melihat keindahan sungai dari atas sebelum turun ke bawah. Tanpa sadar, langkahnya di percepat tidak sehati-hati sebelumnya.
Setelah satu meter dari ketinggian, ada sebuah akar pohon yang menghalangi kaki Rayna untuk melangkah. Tanpa bisa di cegah, kakinya langsung tersandung hingga keseimbangan tubuhnya goyah.
Mata Rayna terbelalak kaget sehingga ia berteriak kencang, "Aaaaaahhhh!!"
Setelah beberapa detik teriakan, diikuti suara air yang terjatuhi sesuatu, keheningan melanda. Ternyata Rayna—gadis itu benar-benat terjatuh dari tebing. Pakaian salam embernya berserakan sampai beberapa baju terbawa arus sungai.
Tubuh itu tercebur ke dalam sungai, tapi kepalanya terbentur batu dengan keras. Darah mengalir sepanjang aliran sungai. Rayna langsung menutup mata tak sadarkan diri. Hanya tuhan yang tahu bagaimana nasibnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments
Kharisma
loh ini yang di wp ya kk
kok pindah NT?😅
2025-05-02
1
Kharisma
yang banyak up ya Thor
biar flashback
2025-05-02
0