Marina Yuana Tia, dia menyelesaikan permainan mematikan, dan keluar sendiri dalam waktu sepuluh tahun, tetapi di dunia nyata hanya berlangsung dua minggu saja.
Marina sangat dendam dan dia harus menguak bagaimana dan siapa yang membuat permainan mematikan itu, dia harus memegang teguh janji dia dengan teman-temannya dulu yang sudah mati, tapi tak diingat keluarga mereka.
Apakah Marina bisa? Atau...
ayo baca guys
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Halo Haiyo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27. Bug?
Bab 27
"Bunuh dia."
"Dia melanggar aturan, dia harus mati. "
"Dia... Adalah bentuk ketidaksempurnaan, masih ingat dengan orang yang tidak dia minati, apakah itu masuk akal bagimu? Bukankah kau penasaran kalau dia bisa saja bagian dari kita, nona? "
Marina mengangguk, seolah dia baru saja terhipnotis.
Tapi pikiran aslinya ada di hatinya, dia terkunci rapat. Dan pintu itu tak bisa dia buka sembarangan, "ukh! Pengawas sialan!!! "
"Aku akan membunuhmu!!! AKU AKAN MEMBUNUHMU!!! " seru pikiran aslinya, menggedor pintu hati yang tertutup rapat.
Sedangkan pemburu mencoba menghindar, dia memasang piring putih di wajahnya untuk mencegah peluru itu mengenai dirinya.
Pengawas tertawa lancang, "hahaha, lihatlah manusia itu, "
"Tadi dia juga meremehkanmu bukan? "
"Kau tak marah dengannya?"
"Coba katakan padaku, "
Bibir Marina berbisik sedikit, "aku marah... "
"Bagus! Bunuh dia! "
Pemburu menggeleng cepat, dia melambai tangan meminta ampunan. Lalu dia berjongkok meminta hidup, "maaf-maafkan aku... Kau bisa mengambil semua uangku! Akan ku berikan, kau bisa ambil semuanya di brankas ku! "
"Hahaha! Itu tak mungkin membuatmu senang kan? Kau punya kupon, barang apapun bisa kau miliki, "
Marina diam saja, sebelum saat dia menatap ke samping. "Mohon maaf pengawas menyebalkan, tapi kau salah besar saat ini, "
"DOR! DOR!! "
"AKHH!! " teriak pemburu ketakutan, dia sampai meringkuk, menundukkan kepalanya.
Lalu dia mendongak, "apa yang terjadi? "
Marina tersenyum tanpa rasa bersalah, "maafkan aku sir, ini kesalahanku. Apa kau mengira aku akan membunuhmu seperti anjing itu? "
Pemburu diam saja, dia merasa sudah dipermainkan. Dia berdiri emosi, "HEI KAU JANGAN MAIN-MAIN! "
Dor! Tapi Marina terus menembak ke samping, merusak temboknya. Pemburu yang tak tau wujud iblis sebenarnya, malah menyalahkan gadis itu.
"JANGAN RUSAK TEMBOK KU BODOH!!! "
"Maaf akan ku ganti nanti. " Katanya enteng.
Marina keluar membuka pintu kabin, dia melihat kesana-kemari, 'sial, dia pergi lagi... Bajingan! '
'Aku sudah capek-capek keluar dari halusinasi... '
"Kau!! "
"Pergi dari rumahku!!! Kau merusak semuanya!!! Kau rusak semuanya!! "
Marina menjatuhkan senapan, dia menyembunyikan kedua tangannya ke belakang sambil menciut.
"Ya sudah deh, lebih baik aku pergi daripada disini terus... "
"Tapi, ada yang ingin kutanyakan.. "
"APA LAGI!! TAK ADA MAKANAN! TAK ADA!!! "
Marina menggeleng, dia duduk di kursi. Pemburu melihat amunisi senapannya, semua dihabiskan itu sontak membuatnya ngamuk-ngamuk.
"Sial! Kau tak tau harga peluru yang kau habiskan!!! Hah!?! "
"Maaf deh, "
"Maaf, maaf, "
"Ck, merepotkan sekali. Kenapa anak muda zaman sekarang suka merusak semua benda yang mereka pegang, heran aku. " Katanya sambil menaruh senapan di atas perapian unggun.
Marina melihat belakang kepala pemburu tua itu, sambil memangku pipi.
"Sir, siapa namamu? "
"Apa? "
"Aku bertanya siapa namamu? "
"Ck, oke akan ku beritahu... Kalau kau begitu penasarannya, "
"Aku Elmir, tapi orang-orang suka sekali memanggil ku pak Sutono... Heran aku, "
"Oh itu nama yang bagus. " Puji Marina dia menepuk tangan pelan. Gadis itu menghela nafas, dia merasa dadanya berkecamuk hebat setelah kejadian tadi.
Kejadian tadi adalah bentuk-bentuk hal tak normal yang mungkin akan menimpanya di masa depan nanti, baginya ia tak rela bila harus kalah dari makluk jahanam seperti mereka yang mengambil nyawa teman-temannya seenaknya.
Gadis itu menghela napas, dia berdiri. "Akan ku bersihkan kekacauan ini, dan untuk itu aku juga bakal rela kalau gaji ku kau potong, "
"Akan ku lakukan itu. "
"Oke... "
Marina mendekat, "apa kau tak benci orang itu lagi? "
"Siapa? "
"Hm, tak apa... "
'Dia sudah melupakannya, apa artinya ini? Bentuk ketidaksempurnaan? Seseorang yang menjadi suatu keberuntungan karena bisa mengingat orang yang justru harusnya tak ada? Oh~Jack andai kau dengar ucapan teman mu ini... '
"Cepat kau bersihkan dapur, sikap spontan mu itu membuat ku jantungan saja. " Katanya begitu, setelah menyapi bersih lantai dia membuang sampah ke tong dekat kabin gubuk kayu.
Marina mengetuk lantai dengan kakinya, dia ingat suatu momen yang membuatnya baru paham.
"Kenapa kau menyimpan itu Ja-jack... "
Jack tertawa, "hahaha, lihat dirimu gadis. Kau bicara saja masih belum lancar, bagaimana dirimu bisa bersosialisasi dengan teman kelasmu... "
"Aku punya satu teman berharga, dia juga baik. Namanya Hana, " Kata Marina pamer, dia juga menunjukkan gelang persahabatan mereka yang begitu banyak pernak-pernik mutiara. Sangat cantik pokoknya.
Jack tak kalah juga, dia menunjukkan kalung tentaranya. "Kalau begitu kau tau siapa ini? "
Marina mendekat, dia melihat kalung yang dipakai Jack bukan namanya melainkan nama "Elmir".
" Siapa itu? "
"Kau sangat penasaran sekali? "
"Ya sudah tak perlu dijawab. "
"Oke, akan ku beritahu siapa dia, "
Jack mulai membuat suasana tiba-tiba jadi mellow dan sedih, "dahulu kala di pangkalan 1680 dia adalah kawan Satu-satunya yang aku punya, dia juga membantuku menang saat kami berperang, tapi suatu saat dia tiba-tiba meninggalkan ku... Aku sedih, "
"Me-memang kemana dia pergi? "
Jack menjahili, dia memasang wajah mengerikan. "Dia tertembak, dua kali di kepalanya! Tertusuk besi gedung yang sudah roboh! Lalu terpeleset kulit pisang!! Temanku ini dinyatakan mati, dan aku diberikan perintah membawa kalungnya, "
"A--aa.... "
"Jack, jangan takuti temanku! Didekatmu dia malah tambah takut, lagian mana ada negara yang masih berperang, kan sudah damai-damak aja tuh, bukankah begitu Haru? "
"Oh hm, " Haru mengangguk, dia sedang membaca buku kuno di jam istirahat dan waktu tidur.
Jack mencekal leher Nae dan dicium pipinya. Nae merengek, "sialan!! Lepaskan aku Jack!!! Sialan kau!!! "
"Tidak akan, gadis sepertimu juga harus akh bacakan cerita pengalaman perang ku juga, "
"TIDAK AKAN!!! "
Marina tertawa sendiri melihat aksi lucu mereka berdua, melihat keduanya ia jadi sedikit terhibur walau punggungnya saat ini sedang diperban.
Marina sedikit menahan tawanya agar jahitannya tak robek.
.
.
.
Di saat ini gadis itu tertawa, Elmir ah bukan Santoso menoleh ke belakang. Dia menunjuk-nunjuk, "aku masih memaafkan mu, aku masih berbaik hati ini, "
"Oh, hm... Terimakasih atas kebaikanmu... "
"Lalu kalung tentara mu sudah ketemu? "
"Apa? Kau tau aku tentara?! "
"Hah~ dasar pikun... "
"Apa maksudmu hilang itu? Memang ada yang mencuri? "
"Dasar gadis aneh, sana cepat pulang sana. Kembali ke sini lagi nanti, "
Marina terdiam, dia perlahan menaikkan ulas bibir senyum tulusnya membentuk lekuk kecil.
Ia melihat seorang pria yang sudah tua melupakan semua kenangannya bersama sang teman.
Dia yang awalnya mengira kalau kakek itu adalah orang yang berbeda, dia bisa mengingat temannya sendiri, ia salah besar, rupanya tidak seperti itu.
'Ikatan kalian sangat lah kuat daripada oeang-orang... '
'Jack, kau disana sedikit senang kan? Elmir, orang yang kau khianati dulu hari ini sudah hidup mandiri, tolong jangan hutang lagi ke dia, '
Bersambung...