NovelToon NovelToon
Janji Yg Di Buat

Janji Yg Di Buat

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Poligami / Cintamanis
Popularitas:720
Nilai: 5
Nama Author: Nova Sarii

Novel ini menekankan pada janji yg dibuat sebagai dasar pengungkit,
bisa karna janji yg tidak ditepati atau karna ungkapan rasa yg tidak diterima karna janji tersebut

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nova Sarii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 16

Kami sudah sampai di pantai, Suasana pantai sore ini ramai pengunjung dan orang berjualan. Kami memarkirkan motor dan membayar parkiran. "Dia tunggu dimana kak?" tanya Fikri sambil melepas helm yang dipakainya.

"Kakak gak tau dek! " jawabku sambil melihat hpku mana tau ada pesan atau telpon masuk ketika kami dijalan tadi.

"Kirim pesan aja ke dia kak! " kata Fikri sambil berjalanan beriringan denganku.

"Tunggu sebentar dek kakak wa dulu, "

Kami berdiri di depan penjual gulali, "Aku beli gulali dulu kak, kak wa orangnya!"

Aku mengikuti kata Fikri. Aku mengirim wa kepada orang tersebut. "Kak aku sudah di pantai,. " Pesanku langsung dibaca dan aku lihat dia lagi mengetik.

Aku menunggu balasannya, di dalam hati aku masih penasaran siapa sih dia. "Kamu dimana Nayla?"

"Aku di parkiran kak dekat penjual gulali. " Balas ku.

"Oke tunggu kakak di sana."

"Mana orangnya kak?" tanya Fikri yang lagi makan gulali.

"Ihhhh dek kamu kebiasaan deh kalau sudah lihat gulali gak tahan kamu sudah besar loh!"

"Memang kalau sudah besar gak boleh ya kak makan ini?" Sambil memamerkan gulali yang dia makan.

"Boleh dek. " Aku malas berdebat dengannya pasti ada aja jawabnya.

"Ayo kak jalan, muter-muter! " Dia menarik tanganku.

"Kak lagi menunggu orangnya dek, dia mau kesini. " kataku.

"Assalamu'alaikum Nayla. " Sapa seorang wanita di depanku. Wajahnya cantik dia memakai baju gamis longgar dan jilbab lebar.

"Wa'alaikumussalam kak, ini kakak yang nelpon aku tadi? " tanyaku padanya.

"Iya Nayla. " Aku mau melanjutkan bertanya, tetapi..

"Ayo kita ke sana. " Dia menggandeng tanganku, "Kamu cantik ya dek. " bilangnya. Aku cuma tersenyum. Fikri ikut jalan di belakang kami. Sebenarnya aku gak nyaman karena aku gak tau dia siapa.

"Ayo duduk Nayla. " Dia mempersilakan aku duduk, di sana juga ada dua orang perempuan memakai baju yang sama seperti kakak yang tadi.

Aku menyalami mereka dan menyebut namaku.

"Duduk Nayla! " kata kakak yang tadinya.

iya kak. " Aku menatap ke arah Fikri.

"Itu siapa Nayla? " tanya kakak Nisa.

"Adek Nayla kak. " jawabku.

"Ayo dek duduk di sini! "

Fikri duduk, ketika dia mau menyalami mereka, mereka menangkupkan tangan di dada sambil tersenyum.

"Apa gak apa kak adekku disini? " "Gak apa-apa dek. "

"Oh ya kakak lupa. " "Ini adek kakak keduanya. " kak Nisa mengenalkan adekku padaku. Aku tersenyum padanya.

"Mau pesan apa Nayla? " "Nama adeknya Nayla siapa? "

"Fikri kak. " jawabku.

"Fikri mau pesan apa? " tanya kak Nisa.

"Kami pesan jeruk aja dua kak. " kataku

"Nayla, apa Nayla tau siapa kakak?. "

"Gak kak. " jawabku jujur.

Aku melihat kak Nisa menelpon seseorang. "Assalamu'alaikum kak. " ucapnya disana.

Suara itu gak asing di pendengaranku.

"Wa'alaikumussalam, kamu lihat siapa ini? " Kak Nisa tersenyum sambil mengarahkan kamera ke arahku dan Fikri.

"Assalamu'alaikum Nay. " kulihat Fadli tersenyum padaku.

"Wa'alaikumussalam Fadli. " akupun tersenyum padanya.

"Nay kenalin itu kakak-kakakku. " katanya.

"Iya Fadli. " jawabku.

"Silakan mengobrol Nay, aku kerja dulu. "

Aku mengembalikan hp kak Nisa. Kami mengobrol.

"Sudah berapa lama kenal sama Fadli Nay? " tanya kak Zahra.

"Sudah setahun kak. " jawabku.

"Boleh gak kami main ke rumah Nayla? " "Boleh bangat kak. " jawabku.

Kami tujuh bersaudara Nay, Fadli anak ke empat. Mempunyai tiga orang kakak dan tiga orang adek perempuan. Dia kesayangan ibu. Ibu kami sudah meninggal dunia tiga bulan lalu. Sekarang cuma tinggal ayah.

"Kalau orang tua Nayla masih adakan dek. "

"Alhamdulillah masih kak. "

"Nayla berapa bersaudara dek? "

"Kami tiga orang kak, Nay anak pertama, dan Fikri anak bungsu kak. "

Menjelang maghrib kami pulang, "Kami pamit ya kak. " pamit kami berdua.

"Hati-hati ya dek, Oh ya dek ini ada sedikit oleh-oleh buat ibu adek. "

"Makasih banyak kak. "

Kami berpisah di parkiran. "Pulang lagi kak? " "Kita sholat dulu dek. "

Kami menuju mesjid untuk melaksanakan sholat maghrib.

Habis sholat, "Makan yuk kak. " ajak Fikri padaku.

"Boleh, mau makan apa dek? "

"Makan ayam rica-rica gimana kak? "

"Gapapa dek, ayo kita otw! "

Kami menuju kafe. Kami memilih duduk di pojokan. Setelah memesan makanan, "Kak, saudara bang Fadli alim-alim ya! "

"Iya dek kakak gak pd. "

"Tapi mereka baik-baik loh kak. "

"Iya dek, kakak malu dengan keluarga kita dek. "

"Kalau bang Fadli benar-benar serius sama kakak, dia akan menerima keluarga kita kak. "

"Semoga aja dek. "

"Kak aku pengen kakak menikah lagi kak, nama pengen kakak menikah, menikahlah dengan laki-laki pilihan kakak. "

Aku menarik nafas dan menatap wajah Fikri, "kenapa kamu ngomong seperti itu dek? "

"Aku ingin melihat kakak bahagia dengan pilihan kakak, lupakan masa lalu keluarga kita kak, kakak pantas untuk bahagia. "

"Kakak berharap yang menjadi suami kakak nantinya Fadli dek, karena dia laki-laki yang bisa memahami kal, walaupun dia gak tau perpisahan orang tua kita dek. "

Pesanan kami sudah datang.

"Kita makan dulu kak;"

"Bang bungkus ayam rica-rica dua ya. " kata Fadli pada pelayan kafe.

Kami menghabiskan makanan kami dan setelah itu kami membayarnya lalu pulang.

"Assalamu'alaikum ma, dek. "

"Wa'alaikumussalam anak mama yang cantik dan ganteng. " jawab mama sambil merangkul pundak kami.

"Darimana sayang kok lama pulangnya? . "

"Nanti biar kakak yang ceritain ma, Fadli mau mandi dulu".

" Ini ma ayam rica-rica buat mama dan silvi. " kataku sambil menyodorkan bungkusan di tanganku.

"Makasih kakakku. "

Kata silvi sambil mencubit pipiku.

"Ih adek sakit tau. " Silvi lari meninggalkanku dan mama.

"Nay mandi ya ma. "

"Sana mandi tapi habis mandi kamu harus cerita sama mama! "

"Oke mama. " kataku sambil berlalu ke kamar untuk mandi.

Tiga puluh menit aku sudah selesai mandi, aku menemui mama di ruangan TV sambil nonton sama Silvi dan Fikri.

"Ma, tadi kami ketemu kakak dan adeknya Fadli di pantai. " kataku sambil memasukan puding ke mulutku.

"Kakak dan adek Fadli? Ketemu diaman Nay? "

"Di pantai mama, tadi kakaknya Fadli nelpon Nay siang dan ngajak ketemu, Nay gak tau kalau itu kakak dia, Nay takut mangkanya Nay ajak Fikri. "

"Orangnya baik dan sholehah ma. " ujar Fadli.

"Naksir bro? " gurau Silvi.

Ye gak ya. "

Jujur aja bro, pasti matamu jelalatan tadi. " Silvi melempar boneka pada Fikri.

Fikri juga melempari nya balik.

"Sudah sudah, kalian ini kalau mau main lempar-lemparan jangan disini, mama lagi ngomong sama kakak. "

seru mama kesal.

"Dia duluan ma. " jawab Fikri.

"Dia ma. " jawab Silvi gak mau kalah.

Fikri berdiri sambil membawa minumannya ke teras.

Silvi makan puding.

"Mereka ngomong apa nak?. " tanya mama padaku.

"Gak ada ma cuma saling kenal aja dan minta izin berkunjung kesini. " jawabku.

"Nay kamu sudah yakin sama Fadli? "

"Kalau sudah jangan tunggu lama-lama Nay, karena niat baik itu disegerakan. Mama setuju kamu bersamanya, anaknya baik, sopan dan sholeh nak. "

"Nayla gak mau terburu-buru ma, Nayla gak mau berpisah setelah menikah. "

"Iya nak mama juga pengen anak-anak mama menikah nya cuma satu kali. "

Aku perhatikan wajah mama berubah sendu.

Aku memeluk mama, "mama jangan sedih ya🤗"

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!