Warga desa yang berasal didaerah pulau kecil yang terletak dibagian wilayah Timur mendadak dihebohkan dengan penemuan mayat dengan tubuh yang tinggal tulang belulang saja, karena bagian daging dan organ tubuhnya habis tidak tersisa.
Awalnya warga mengira jika korban dimakan hewan buas. Namun hal itu terbantahkan setelah beberapa warga menghilang dan ditemukan dalam kondisi yang sama dengan menyisakan tulang belulang saja.
Tak hanya itu, teror semakin merebak, dimana pelaku sudah menyerang mereka saat berada didalam rumah.
Siapakah sang peneror? Dan warga menyebutnya 'Hantu Suanggi, sebab berasal dari daerah pulau tempat dimana mereka tinggal berdekatan.
Apakah warga dapat menemukan sang peneror?
Ikuti kisah selanjutnya....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti H, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Gadis itu
Malam yang masih berbalut duka, kini kembali lagi berduka. Ada apa dengan kampung ini? Bukankah selama ini sudah sangat tenang? Lalu mengapa kejadian yang sudah sangat lama hilang, kini harus kembali terulang.
Seorang Geba' Rama (Seorang Datu yang memimpin acara adat Spritual dalam sebuah kelompok masyarakat, datang menghampiri jasad bayi yang sudah menjadi tulang belulang dan tengkorak.
Pria itu menggunakan pakaian adat khas suku mereka yang tinggal di pedalaman pegunungan berupa pakaian jamang dan sangsang.
Sebuah kemeja berwarna putih, kain sarung berwarna hitam dengan motif kotak-kotak kecil, dan sebuah kain berwarna putih yang dilitkan dikepalanya. Ia menatap jasad tersebut sembari memejamkan kedua matanya untuk mendeteksi apa yang sedang terjadi.
Sedangkan ia yang ikut mengamati dari jarak jauh, merasa jika pemilik gigi dari pelaku pembunuhan itu pastinya sangat tajam dan runcing, sebab dapat memakan mangsanya dengan sangat cepat hingga tanpa tersisa.
Jikapun seekor harimau, tidak mungkin begitu licin. Ia membayangkan jika seorang manusia yang sedang memakan iga bakar, dalam satu gigitan langsung hap.
"Siapa yang melakukannya? Apa tujuannya? Dia hanya seorang anak kecil yang tidak bersalah, dan mengapa harus menjadi korban?" berbagai pertanyaan hadir dibenaknya.
Gaba' Rama.yang merupakan pemangku adat dikawasan itu terlihat menghela nafasnya dengan berat. "Ia sedang mengincar korban lainnya. Bersikaplah waspada," pria itu mengingatkan para warga yang hadir.
Hal itu membuat warga terkejut. Ungkapan sang Gaba' Rama merupakan pesan yang tidak dapat dibantah begitu saja. Apalagi ini sudah terjadi kedua kalinya, dan tidak mungkin hewan buas pelakunya.
"Ingatkan pada semua warga untuk menyimpan coral (Read: Batu karang) dan juga jeruk purut disetiap sudut rumah, kamar, serta jendela dan pintu," pria berambut putih dengan rambut ikal panjang sebahu itu menjelaskan ucapannya.
Warga yang mengamati setiap kalimat sang Gaba' Rama mulai merasa was-was. Apa lagi bagi mereka yang suka berburu dan menyuling minyak kayu putih ditengah hutan, tentu saja hal itu membuat kekhawatiran bagi mereka.
"Gaba' Rama Lesanusa, apakah desa kita sudah tidak lagi aman? Mengapa hal semacam ini kembali terjadi?" seorang pria merasa sangat gelisah dengan kabar tersebut. Apalagi anak-anak mereka bersekolah dengan berjalan kaki dan jarak yang ditempuh cukup jauh dengan melewati hutan damar dan pohon minyak kayu putih.
Ditambah lagi tidak adanya kendaraan umum yang mengangkut para siswa untuk sampai ke sekolah, bahkan ada yang harus menyeberangi sungai sedalam pinggang orang dewasa.
"Pria itu tak ingin membuat warganya semakin cemas, namun meminta mereka untuk bersikap waspada.
"Meminta pertolongan kepada para leluhur dan kepercayaan masing-masing," sahut peria tersebut.
Sebab didesa mereka juga sudah banyak pendatang yang menganut agama Islam dan Kristen selain animisme sebagai agama leluhur suku asli.
Suasana kembali mencekam, dan diantara mereka ada yang terlihat gelisah saat mendengar jeruk purut dan coral yang akan dipasang didalam rumah.
Ia adalah gadis cantik dengan sikap dingin yang sangat misterius. Ia memilih pulang dan hal itu diamati oleh Tommy yang sedari tadi memperhatikannya.
Jasad sang bayi diangkat dan akan dimakamkan esok pagi. Saat ini hanya dibungkus oleh kain putih.
Isak tangis sang ibu membuat suasana semakin berduka. Orang-orang mencoba menenangkannya. Bagaimanapun ia sangat syok. Ia merasa jika selama ini tidak memiliki musuh atau pun menyakiti siapa saja, mengapa harus anaknya yang tidak memiliki dosa menjadi korban?
Kedua matanya sembab, sedangkan pundaknya terguncang karena menahan rasa sakit yang cukup besar.
Sementara itu, seorang tetangganya memanjat pohon untuk mencari signal agar dapat mengabari ayah korban dan pulang segera, sebab jasad anaknya esok akan dimakamkan.
Tak hanya itu, mereka juga memesan coral padanya, agar dibawa pulang untuk dijadikan penangkal sosok suanggi yang saat ini sedang meneror mereka.
Pria yang sedang mencari signal dan nangkring diatas dahan pohon mangga sedang menggoyang-goyangkan ponselnya yang mana hanya dapat dipakai untuk menelpon dan mengirimkan pesan saja.
Saat melihat satu titik signal, ia berupaya mengirimkan pesan tersebut, dan berharap dibaca oleh tetangganya yang sedang dilanda duka
Pesan terkirim, dan tugasnya sudah selesai. Lalu ia berniat untuk turun. Namun niatnya terhenti, saat ia melihat satu sosok yang berjalan dipermukaan air.
Rambutnya putih dan panjang, pakaian Cele berupa tunik berwarna putih dengan mengunakan rok Salele yang terbuat dari tenunan khas Maluku dengan corak motif kotak-kota kecil dan berbahan tebal dengan warna merah terang, membuatnya begitu mencolok diantara gelapnya malam.
Pria itu mengamati pergerakan sosok wanita berambut panjang tersebut, dan merasa seperti ada janggal didalam hatinya.
Baru saja ia berkedip, ia sudah kehilangan sosok tersebut, dan tak lagi terlihat, sungguh pergerakan yang sangat cepat dan melebihi kecepatan cahaya.
****
Pagi yang berkabut. Seorang pria sedang sedang memangkas ranting minyak kayu putih. Saat ini sudah memasuki usia enam bulan dan masa panen. Pemangkasan dipagi hari karena daunnya lebih banyak menghasilkan rendemen minyak astiri lebih tinggi.
Ia sedang menunggu rekannya yang masih berada didalam barak dan sedang mengukus daun yang sudah dipanen kemarin dalam sebuah ketel kayu berukuran besar.
Satu ketel untuk mengukus daun, satu ketelnya untuk menjadi tempat penyulingan secara tradisional, dan itu merupakan penghasilan mereka yang sangat populer.
Ia yang sudah seminggu ini berada diperkebunan, dan belum menerima kabar apapun tentang kondisi dipemukiman mereka. Ia mengumpulkan daun yang sudah dipanen dalam karung, dan akan dibawa ke Ketel tempat mereka membuat minyak astiri.
Wuuuus
Ia merasakan desiran angin yang cukup kuat menyentuh tengkuknya. Ia merasakan punggungnya tiba-tiba menebal dan menjadi saat bersamaan, ia melihat sosok berpakaian putih dengan paduan rok kain salele yang berwarna merah terang berjalan dengan lamban dikejauhan.
Kabut yang tebal menyamarkan tubuhnya. Namun warna terang dari roknya memperjelas penglihatannya yang mana sosok itu semakin mendekat.
Wajahnya yang cantik dan penuh pesona membuat gairah dipagi hari terbangkitkan dengan begitu cepat.
Hal itu didukung oleh suasana dinginnya hari, dan ditambah sudah seminggu tidak bersentuhan dengan sang istri, membuat nalarnya hilang dalam sekejap untuk mencari tahu mengapa seorang gadis cantik berada ditempat seperti ini.
Sosok itu semakin lama semakin mendekat. Kecantikannya membuat naluri kelakiannya bamgkit dengan cepat.
Dalam hitungan detik, wanita cantik itu sudah berada didepannya.
Bagaikan terhipnotis, ia ternganga saat melihat sang gadis yang mendekatkan wajahnya kepada sang pria.
Dunia yang tadi begitu dingin, mendadak menjadi panas saat gadis cantik misterius itu menyentuh tubuh sang pria, lalu tanpa perintah, ia membuka pakaiannya, dan memperlihatkan pada sang pria, dia adalah sang pemilik keindahan.
mkne jgn mudh di hasut lahh kann mbalek kann
itulah yg terjadi pada si ibu nya milea
tp klo di lihat dr ilmu hitam nya ngeri juga e awk baca nya masa iya makan dan minum darah hiii smoe licit tuh tulang kekk kucing makan tulang aja. 🫣🫣🫣