NovelToon NovelToon
Dikhianati Keluarga, Dicintai Mafia

Dikhianati Keluarga, Dicintai Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Mafia / Persaingan Mafia
Popularitas:7.7k
Nilai: 5
Nama Author: Kara_Sorin

Irene Brilian Ornadi adalah putri sulung sekaligus pewaris keluarga konglomerat Ornadi Corp, perusahaan multi-nasional. Irene dididik menjadi wanita tangguh, mandiri, dan cerdas.

Ayahnya, Reza Ornadi, menikah lagi dengan wanita ambisius bernama Vania Kartika. Dari pernikahan itu, lahirlah Cassandra, adik tiri Irene yang manis di depan semua orang, namun menyimpan ambisi gelap untuk merebut segalanya dari kakaknya, dengan bantuan ibunya yang lihai memanipulasi. Irene difitnah dan akhirnya diusir dari rumah dan perusahaan.

Irene hancur sekaligus patah hati, terlebih saat mengetahui bahwa pria yang diam-diam dicintainya, bodyguard pribadinya yang tampan dan cekatan bernama Reno ternyata jatuh cinta pada Cassandra. Pengkhianatan bertubi-tubi membuat Irene memilih menghilang.

Dalam pelariannya, Irene justru bertemu seorang pria dingin, arogan, namun karismatik bernama Alexio Dirgantara seorang bos mafia pemilik kasino terbesar di Asia Tenggara.

Ikuti perjalanan Irene menuju takdirnya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kara_Sorin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Simbol yang Dicuri

Langit Jakarta menggantung kelabu, seperti kain kasa yang menutupi luka yang belum sempat mengering. Di dalam kantor Ornadi Corp, ruangan tim kreatif mulai kehilangan denyut semangat.

Jam makan siang belum usai, tetapi Irene tetap di meja kerjanya, menyentuh layar ponsel yang kini tak lagi menunjukkan pesan masuk. Hening yang menusuk.

Pagi tadi, Cassandra berjalan masuk ke kantor membawa sebuah kantong kado dari butik pria ternama. Gerak-geriknya pelan, tapi penuh arah. Ia menghampiri Reno yang tengah berdiri di depan panel keamanan dan menyerahkan kotak kecil berlapis kertas biru tua dan pita perak.

Sama persis seperti milik Irene dan meski Irene berusaha untuk tidak peduli, matanya menangkap sekelebat isi kotak saat Reno membukanya, sehelai dasi biru navy bermotif halus. Sama.

Warna dan motifnya. Tapi yang satu diberikan dalam keramaian dan tawa yang satu lagi, masih tergenggam diam di laci Irene, belum sempat diserahkan.

Reno tersenyum. Bukan senyum ramah biasa. Senyum tipis yang nyaris tak pernah ia tunjukkan pada Irene. Senyum yang muncul begitu tulus, begitu hangat… namun bukan untuknya.

Wajah Reno memerah pelan. Tangannya menerima hadiah itu dengan canggung, tetapi tak menolak. Cassandra tertawa kecil, dan entah bagaimana, dunia Irene seolah berhenti berputar di tempat itu.

Dada Irene terasa panas. Keesokan harinya, pikiran Irene masih kacau. Ia duduk di ruang pertemuan bersama salah satu mitra lokal, namun kata-katanya kehilangan arah. Penjelasannya tentang strategi distribusi terdengar datar dan tidak fokus. Klien itu, seorang eksekutif berpengalaman, menarik alisnya pelan.

“Saya harap Nona Irene dalam kondisi yang lebih baik saat pembahasan lanjutan karena dengan kualitas seperti ini, kami... agak kecewa.”

Irene tersentak. Ia segera berdiri dan membungkukkan badan ringan, menahan sesak.

“Mohon maaf atas ketidaksiapan saya hari ini. Saya akan segera memperbaiki dan menjadwalkan ulang materi dengan lebih matang.”

Klien itu mengangguk singkat, namun kekecewaan sudah tertanam. Pertemuan berakhir tanpa jabat tangan.

Siang itu, Irene berdiri di ruang kerjanya, menatap agenda hariannya yang penuh tekanan. Ia membuka ponsel, mengecek kembali jadwal pertemuan penting dengan klien luar negeri sebuah perusahaan konsultan keuangan dari Singapura yang sedang mempertimbangkan kerja sama strategis dengan Ornadi Corp.

Ia menekan nomor Reno.

“Reno, antar saya ke lokasi pertemuan sore ini. Tidak boleh terlambat. Klien dari luar negeri. Sangat penting.”

Saya segera ke sana, Nona.

Namun dua puluh menit kemudian, Reno belum juga datang dan ketika akhirnya pintu terbuka, Irene hampir tak mengenalinya.

Reno berdiri di ambang pintu dengan pakaian basah kuyup, rambutnya meneteskan air hujan, dan wajahnya tampak bersalah.

“Maaf, saya—”

Belum sempat ia menjelaskan, pintu kembali terbuka. Cassandra masuk dengan langkah santai, membawa sebuah kotak kue mungil yang tertutup plastik bening.

“Kak Reno,” katanya manja, “terimakasih sudah rela hujan-hujanan membelikanku kue ini. Aku tahu tempatnya jauh dan susah dicari.”

Tangan Cassandra melingkar pelan di lengan Reno, dan pria itu tak menepis. Ia hanya memalingkan wajah, malu, tetapi tidak menolak. Wajahnya kembali memerah.

Irene diam. Matanya mengarah ke lengan Reno, lalu ke wajah Cassandra yang tersenyum puas. Ia tidak berkata apa-apa. Tapi tangannya mengepal di sisi tubuhnya, kuku-kukunya menekan telapak tangan hingga nyaris menembus kulit.

***

Beberapa jam kemudian, Irene duduk di ruang konferensi privat di hotel bintang lima. Di hadapannya, dua perwakilan dari sebuah firma investasi asing menunggu dengan penuh perhatian. Mereka sudah mendengar banyak tentangnya. Tentang kecerdasannya. Tentang keberaniannya dalam mengelola portofolio besar di usia muda. Tapi Irene justru diam. Matanya memandang ke luar jendela, hujan masih turun.

Ia teringat dasi biru itu. Terbayang wajah Reno yang memerah menerima kado dari Cassandra. Reno yang rela basah kuyup hanya demi membeli kue kesukaan seorang wanita yang bukan dirinya dan Irene... hanya diam di balik layar. Menunggu, dan kehilangan.

“Nona Irene?”

Salah satu klien menyela, nada suaranya tegas.

“I’m sorry, but is everything all right with you?”

Irene tersadar, tapi terlambat. Presentasinya kacau. Jawabannya melenceng dari konteks dan ketika pertemuan usai, mereka hanya berkata, “Perhaps we should consider other candidates. Professionalism matters to us.”

Kalimat itu terdengar seperti palu godam.

***

Reza Ornadi menerima kabar kegagalan pertemuan itu tak lama setelahnya. Ia memanggil Irene ke ruang kerjanya. Wajahnya dingin. Tidak berteriak. Tapi setiap kata terasa seperti penjara.

“Apa yang terjadi denganmu, Irene?”

Irene menunduk. Tidak menjawab.

“Media menyebutmu cerdas. Tapi hari ini, kamu mengecewakan satu-satunya klien yang bisa membuka pintu pasar baru untuk kita dan kamu datang pada Papa hanya dengan diam?”

Irene tetap menunduk. Rasanya tak ada kata yang cukup untuk menjelaskan apa yang ia rasakan.

“Mulai sekarang, kamu belajar menempatkan emosi di tempat yang tepat. Dunia bisnis tidak memberi waktu untuk menangisi perasaan pribadi.”

Itu kalimat terakhir yang Reza ucapkan sebelum menyuruhnya keluar dan ketika Irene keluar dari ruang ayahnya, ia baru sadar, bukan hanya kontrak yang hilang hari ini. Tetapi sebagian kepercayaan dan sebagian dirinya sendiri.

***

Di dalam mobilnya yang sepi, Irene membuka kembali kotak dasi biru navy itu. Ia menyentuh kainnya pelan. Lembut. Hangat. Tapi kini terasa dingin seperti ironi. Ia menutup kotak itu kembali. Kali ini lebih rapat dari sebelumnya.

Malam turun di atas kota. Di atap balkon sebuah hotel mewah, Vania Kartika dan putrinya, Cassandra, menikmati makan malam di bawah cahaya lampu gantung kristal yang hangat. Meja mereka dihiasi anggur tua, lilin, dan daging panggang yang disajikan sempurna.

“Untuk langkah pertama,” kata Vania sambil mengangkat gelas.

“Untuk kekalahan pertama Irene,” sahut Cassandra ringan, bersulang.

Vania tersenyum miring.

“Mama hampir lupa rasanya menikmati permainan seperti ini.”

Cassandra menyandarkan punggungnya, matanya menatap jauh ke arah cakrawala malam.

“Beberapa hari lalu aku hanya perlu bertanya baik-baik pada Reno soal jadwal Irene dan dia memberikannya… tanpa tanya apa pun. Mudah sekali.”

Vania tertawa kecil.

“Sangat polos. Seperti yang Mama katakan sejak awal.”

Di ponsel Cassandra, folder jadwal Irene terbuka rapi. Diberi nama: Phase 1.

“Selanjutnya?” tanya ibunya.

Cassandra tersenyum, lalu menyeruput anggurnya perlahan.

“Selanjutnya… dia akan jatuh lebih dalam. Tapi perlahan. Sampai dia tak tahu lagi mana yang nyata, dan mana yang hanya jebakan.”

Malam pun kembali menjadi milik mereka. Sementara jauh di tempat lain, Irene belum tahu bahwa ini baru permulaan.

1
NurAzizah504
aw, alex tau dia tampan /Facepalm/
Kara: ya masa bilang dia jelek😅
total 1 replies
NurAzizah504
kalo alex tau motifnya, kira2 pria itu bakalan marah ga ya?
Kara: bisa iya, bisa tidak 😁
total 1 replies
NurAzizah504
kayaknya yang kedua deh, wkwk
NurAzizah504
dia kayak ganteng bgt ga sih /Sob/
Kara: iya bener, ganteng banget dengan rahang tegas tatapan mata tajam tubuh tegap 😁
total 1 replies
NurAzizah504
nah, sikap kamu ini cocok buat Alex
Kara: syukurlah klo cocok😁
total 1 replies
NurAzizah504
apapun itu, jgn sampai membuat alex kecewa ya, Rin
Kara: nah ituuu 😁
total 1 replies
NurAzizah504
wajar sih kamu begitu, Lex. kalian pasti ga bisa langsung mempercayai org baru secepat itu
Kara: iya, apalagi di dunia mafia. lawan bisa jadi kawan, kawan bisa jd lawan
total 1 replies
NurAzizah504
Rin, ini peluangmu. Kamu bisa kan?
NurAzizah504: harus bisa. aku maksa soalnya /Sob/
Kara: diusahakan 🤣
total 2 replies
NurAzizah504
kalo ga terbukti, kamu harus mencintai Rin ya, Lex /Facepalm/
NurAzizah504: maksa dikit /Facepalm/
Kara: lhoh lhoh kok maksa😁
total 2 replies
NurAzizah504
wahh, keren nih. semuanya terdiam. ga menyangka rin bisa begitu
NurAzizah504
kayaknya kalo dilatih oleh alex, rin bakalan cepet jago
NurAzizah504
bukan Irene, tpi Rin /Proud/
NurAzizah504
aku suka nih yang kaya Jay
Kara: klo suka jangan dimasukin keranjang dulu kak ini jay masih aku ajak main terus lho 🤣
total 1 replies
NurAzizah504
dunia irene sudh hancur /Whimper/
NurAzizah504
Dita merawat Irene dg sangat baik. Tentu saja berkat arahannya Alex
NurAzizah504
semangat, Ren. Ini bukan akhir
NurAzizah504
semoga irene cepet siuman
NurAzizah504
krna menyelematkan org yang dikira reno, irene bahkan rela terluka
NurAzizah504
lalu semua uang2mu kemana, Ren? gak adakah sepeser pun /Sob/
Kara: kan udah di usir sama papanya otomatis semua aset miliknya dibekukan 😁
total 1 replies
NurAzizah504
cuma ibumu yang bisa menerimamu dg tulus
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!