Flora, seorang gadis cantik yang mengalami kejadian di luar nalar. Ia kembali ke masa lalu! Flora yakin kalau sebelumnya dia benar-benar sudah mati, bahkan ia sendiri masih merasakan sakit di sekujur tubuhnya akibat terbakar api yang melahap dirinya di malam itu.
Meskipun berat dan sulit untuk di percaya akan situasi tersebut, Flora menganggap kalau tuhan telah memberikan kesempatan kedua padanya, semata-mata untuk membuat Flora memperbaiki semua kesalahan yang telah dia perbuat di kehidupan sebelumnya.
Dan yang paling penting adalah, ia kembali bertemu Daniel, laki-laki yang sangat dia benci di kehidupan sebelumnya, Daniel adalah sosok pria tampan namun lumpuh yang di jodohkan oleh sang papa dengan Flora.
"Terlahir Kembali! Kali ini aku tidak akan salah pilih lagi!" ucap Flora penuh tekad.
Kesalahan apa yang telah di lakukan Flora di kehidupan sebelumnya? Dan apa penyebab kematiannya? Penasaran bukan? Ayo ikuti kisahnya di sini bersama author.
"Terlahir Kembali, Menikahi CEO Lump
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 06
Di saat di mana mata Flora benar-benar tertutup, seseorang datang dari arah belakang dan menyelimuti nya dengan kain berwarna abu-abu, aroma mint di kain tersebut membawa Flora seakan-akan mencium aroma dari masa lalu, milik seseorang yang ia kenali.
Tak hanya menyelimuti orang itu juga menopang tubuh Flora yang saat ini hampir kehilangan kesadaran karena lelah dan mengantuk.
Namun Flora yang penasaran segera membuka matanya meskipun sedikit buram, sosok pria dengan tubuh kekar kini berada di samping nya, namun sayang sekali pria itu memakai topeng yang membuat Flora sama sekali tidak mengenalnya.
"Si-siapa kau?" ucap Flora di sisa-sisa kesadaran nya.
Laki-laki itu tidak mengatakan apapun, ia memadamkan lilin-lilin yang ada di ruangan tersebut dan melepaskan pelukannya lalu menghilang dalam kegelapan.
Yang tersisa hanya kain lembut dan hangat yang berwarna abu-abu itu saja di tubuh Flora.
Flora begitu penasaran, namun di saat ia hendak berdiri, lutut nya terasa sakit dan darah rendah nya segera kambuh, ia pun jatuh pingsan tak sadarkan diri.
Keesokan harinya ...
Flora membuka matanya di saat sinar matahari menembus gorden kamar yang luas itu.
"Nona muda, kau sudah bangun," ucap Merry yang menunggu nya dari tadi.
"Merry, kenapa aku tiba-tiba di kamar?" tanya Flora kebingungan, kepala nya terasa pusing.
"Nona muda pingsan di ruang leluhur, tuan besar sudah mencabut hukuman nona," kata Merry dengan tatapan khawatir.
"Apa? Hukuman ku sudah di cabut? Tapi bagaimana dengan pembatalan pertunangan itu?" tanya Flora penasaran.
"Aku tidak tau nona, masalah itu sebaiknya nona tanyakan sendiri dengan tuan," jawab Merry lagi.
"Di mana papa sekarang?" Flora bangkit tampa mempedulikan kondisi dirinya sendiri.
"Tuan di ruang kerja nya," jawab Merry.
Tampa basa-basi, Flora turun dari ranjang dan kemudian berlari keluar dari kamar tersebut menuju ruang kerja papa nya yang berada di lantai bawah.
"Aku kira nona muda akan putus asa," batin Merry. Ia tak ingin terlalu banyak ikut campur, ia memilih masuk ke kamar mandi untuk menyiapkan air mandi Flora dan juga set pakaian agar setelah sang nona kembali ia sudah menyelesaikan pekerjaan nya.
Sementara itu ...
"Pa," lirih Flora.
Sang papa menatap nya dari ujung kaki sampai ujung muka, wajah sedikit pucat, lutut merah.
"Kenapa kau tidak mengobati lukamu? Ini masih pagi dan kau tidak memakai sendal untuk berjalan di kramik yang dingin," kata sang papa dengan suara lirih penuh perhatian.
"Aku tidak peduli, bagaimana dengan janji papa? Aku sudah menjalani hukumannya, bagaimana pertunangan ku dengan kak Niel?" tanya Flora tak sabar.
Orang tua itu berdiri duduknya dan kemudian berhadapan dengan sang putri.
"Flora, karena pembatalan pertunangan ini permintaan dari mu maka papa sudah setuju, namun untuk yang lainnya, papa benar-benar tidak bisa membantu, untuk mengembalikan hubungan kalian kau harus berurusan langsung dengan Daniel, bukan dengan papa, terlepas dari kau yang sudah menjalani hukuman, itu pantas untuk mu," ucap sang papa dengan tegas.
Flora yang mendengar itu seketika menundukkan kepalanya.
"Lagi-lagi anak yang angkuh ini menundukkan kepalanya, ini benar-benar tidak bisa," batin papa Dermawan.
"Aku tau ini salahku, aku juga tau kalau aku sudah terlalu banyak menentang papa dan mengecewakan kak Niel, aku pantas mendapat hukuman, tapi sperti yang papa katakan, aku akan berusaha mendapatkan kembali apa yang seharusnya jadi milikku dan tidak akan aku lepaskan," ucap Flora yang kemudian berlalu pergi dari hadapan sang papa dan keluar dari ruangan tersebut.
"Seperti biasanya, meskipun haluan nya berubah, sifat keras kepala itu tidak pernah hilang," batin papa Dermawan.
Ia hanya melihat kepergian putrinya tampa berkata sepatah kata pun lagi.
"Lihat saja, di kehidupan sebelumnya kak Niel benar-benar mencintaiku, aku yakin di kehidupan ini aku bisa mengubah takdir dan kembali kepadanya," kata Flora sambil berjalan meninggalkan tempat tersebut.
"Flora," tiba-tiba seseorang menahan pergelangan tangan Flora.
Flora terkejut, ia hampir tidak bisa berkata-kata melihat sosok yang ada di hadapannya saat ini.
Seketika bayangan masa lalu di mana ia di siksa dan di bakar oleh laki-laki itu beserta selingkuhan nya terlihat di benak Flora, rasa jijik, dendam dan benci kini bercampur menjadi satu.
Gemetar, panas dingin, geram dan rasa ingin membunuh, itulah yang di rasakan Flora saat ini.
"Flora, kenapa kau tiba-tiba tidak mengikuti alur yang sudah kita rencanakan? Bukan nya seharusnya kau memutuskan pertunangan mu dengan tuan muda Daniel? Kau sudah terjun ke kolam dan sekarang kenapa malah menjalani hukuman karena ingin pembatalan itu di tarik kembali?" tanya laki-laki yang tak lain adalah Liam.
"Laki-laki busuk, miskin dan tidak berguna ini, bagaimana bisa aku mencintaimu di kehidupan sebelumnya? Liam, kembali nya aku saat ini adalah untuk membuat mu merasakan penderitaan yang sama," batin Flora masih menatap tajam Liam.
"Kenapa kau diam saja dan menatap ku seperti itu?" tanya Liam gelisah.
"Apa yang harus aku lakukan sekarang? Apa aku harus berpura-pura baik dengan nya? Atau aku harus bersikap dingin? Tidak, tidak bisa, jika aku secara langsung menunjukkan perubahan di hadapannya dia akan curiga dan pergerakan ku akan terus di awasi oleh mereka," batin Flora penuh dengan kehati-hatian.
"Lepaskan," ucap Flora yang kemudian segera melepaskan tangan Liam dari pergelangan tangan nya.
"Kau?" Liam semakin bingung karena sebelumnya Flora tidak pernah melakukan hal ini.
"Ya, ada sedikit perubahan rencana dan aku sendiri yang akan menangani hal ini, sebaiknya kau jangan terlalu khawatir aku merasa rencana yang sebelumnya terlalu mudah di tebak, jadi aku harus menganti rencana tapi aku minta satu hal padamu, jangan dekat-dekat dengan ku sampai aku sendiri yang mencarimu," ucap Flora yang kemudian berlalu pergi dari hadapan Liam.
"Perubahan rencana tiba-tiba tanpa sepengetahuan ku! Wanita ini benar-benar menguji kesabaran," batin Liam. Ia marah namun tak bisa berbuat apa-apa, ia pun meninggal tempat tersebut dan kemudian mencari ayahnya.
"baiklah, setidaknya aku sudah meredam kecurigaan mereka padaku, sekarang yang harus aku lakukan terutama adalah membujuk kak Niel," batin Flora.
Sementara itu di halaman belakang rumah ...
"Apa kau sudah menemuinya?" tanya sang ayah kepada Liam.
"Dugaan ku benar, dia merasa tidak nyaman dengan trik sebelumnya, dia bilang dia sengaja merubah rencana yang sulit untuk di tebak," jelas Liam kepada sang ayah.
Ayah nya mengelus dada mendengar ucapan tersebut, dia sudah khawatir kalau tiba-tiba Flora yang selama ini mereka manfaatkan telah sadar dan tiba-tiba berbalik menghancurkan mereka.
"Baguslah kalau begitu, sebaiknya mulai sekarang kau dengarkan saja dia, jangan terlalu sering melawan ucapan nya jika tidak posisi kita akan terancam, jangan terlalu sering menghabiskan waktu dengan Tara jika Flora tau dia akan sangat marah dan cemburu," ucap Anton sambil memegang kedua pundak putra nya.
****
prcpt pst ultah ny kk... gk sbr aq.