Dalam pusaran dunia mafia yang gelap, Alex, putra mahkota dari klan Moralez, dihadapkan pada ultimatum ayahnya, Marco Moralez, seorang mafia kejam tanpa belas kasihan.
Untuk membuktikan dirinya layak memimpin klan, Alex harus menemukan adiknya yang bertahun-tahun hilang, sebagai syarat.
Namun, di tengah pencarian nya terhadap sang adik, Alex justru bertemu dengan seorang gadis yang menarik perhatiannya, gadis yang mampu menggetarkan hatinya setelah lama mati.
Akankah dia berhasil menemukan adiknya dan memimpin klan ? Dan bagaimanakah kisah cinta akan mengubah arah hidupnya?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aquarius97, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DI SERANG
Saat hari mulai memudar, Elzatta keluar rumah dengan mengendarai motor siput kesayangannya, mengenakan celana jogger dan jaket hoodie yang menutupi kepalanya. Ia memutuskan untuk pergi ke toko buku langganannya, karena koleksi bacaan nya dirumah sudah mulai menipis. Elzatta lebih suka mencari buku di toko buku bekas favoritnya, karena di sana ia bisa menemukan judul-judul langka yang menarik. Ia mencari buku yang masih layak baca dengan harga yang terjangkau.
Setibanya di depan toko buku, ia memarkirkan motornya dengan rapi, lalu membuka helmnya. Ketika masuk, pemilik toko yang sudah mengenalnya, menyapa dengan senyuman hangat.
Sebenarnya, sedari masuk dan berjalan di antara deretan buku, Elzatta sudah merasa ada yang mengikutinya. Awalnya, dia mengira itu hanya perasaan biasa, tapi semakin lama rasa itu semakin kuat, terutama karena toko buku tidak terlalu ramai saat itu. Meskipun merasa tidak nyaman, Elzatta berusaha tetap tenang dan fokus pada pencarian bukunya, sambil tetap waspada mengamati sekeliling dengan ekor matanya.
Biasanya, Elzatta bisa menghabiskan waktu berjam-jam untuk mencari beberapa buku. Namun, karena merasa ada yang tidak beres, membuatnya menyudahi pencarian. Setidaknya, ia sudah mendapatkan satu buku yang menarik perhatiannya.
Setelah membayar buku, Elzatta keluar dari toko dan memutuskan untuk langsung pulang. Namun harapannya untuk segera rebahan tidak bisa terwujud. Karena dalam perjalanan pulang, Elzatta tiba-tiba dikepung oleh tiga orang pria berbadan kekar dan menggiringnya jauh dari keramaian.
Dengan berani dan juga kesal, Elzatta turun dari motor. "Siapa kalian?! Ada urusan apa denganku?!" tanyanya dengan lantang.
Salah satu dari tiga lelaki yang mengepungnya tadi maju ke depan, matanya tajam menatap Elzatta. "Itu tidak penting, ikutlah dengan kami. Nona kami ingin bertemu denganmu!" ujarnya dengan nada tegas.
Elzatta menaikkan sebelah alisnya, "Siapa Nona kalian, apa dia pengecut ingin menemuiku dengan cara seperti ini?! Setidaknya hubungi aku baik-baik!"
"Ikut, atau ku seret secara paksa!"Bentak si pria.
Elzatta menggeleng, "Mau membawaku? Langkahi dulu mayatku!" Ucapannya membuat si pria menggertakan giginya, "Kurang ajarrr!!"
Elzatta mencibir, "Cih, Kalau berani satu-satu dong, jangan keroyokan!" ia memasang kuda-kuda, siap menghadapi tiga lelaki besar di hadapannya.
Tanpa aba-aba, mereka bertiga langsung menyerang secara serentak. Elzatta bergerak cepat, menangkis setiap serangan demi serangan. Ketika salah satu pria mengarahkan pukulan ke wajahnya, Elzatta dengan sigap menangkap pergelangan tangan itu, menarik tangan itu kuat-kuat dan memutar tubuh si pria hingga 360° membentuk lingkaran. Pria itu kehilangan keseimbangan lalu menubruk dua temannya yang lain. Saat kedua pria yang lain jatuh, Elzatta dengan cepat memelintir tangan pria tadi ke belakang, memberikan pukulan tepat di tengkuknya, dan diikuti tendangan keras di bokongnya. Pria itu pun terjerembab, wajahnya lebih dulu menghantam aspal.
Pria satu berhasil tumbang, tapi kedua penyerang yang lain kembali berdiri, dan terus mendekat, menyerang Elzatta dengan pukulan dan tendangan yang membabi buta. Elzatta sempat kewalahan, tapi dia tidak menyerah. Hingga satu lelaki menghantam perutnya dengan balok kayu, membuat Elzatta terpekik. "Arrrrgghhhh ! Bajingan!" Darah segar keluar dari mulut nya, seketika ia menyeka bibirnya dan memegangi perutnya.
Tapi, ia tetap berusaha bangkit sambil meraih batu besar di sampingnya. "Rasakan ini!" Batu itu terlempar tepat mengenai kepala salah satu penyerang hingga mengeluarkan darah. Elzatta memanfaatkan kesempatan, saat pria itu kesakitan ia berputar dengan cepat, menendang ke arah kemaluan, membuat si pria terpelanting ke belakang.
Masih ada satu lelaki berotot kekar yang tersenyum smirk ke arah Elzatta, ketika tangan besar itu akan mulai menyerang, sudah di dahului oleh tembakan.
DOR !
Peluru melesat, menembus lengan kiri Elzatta. Membuatnya seketika ambruk, menahan sakitnya.
"CK,, Kalian terlalu lemah! Diminta membawa seorang gadis saja tidak becus!" Hardik wanita muda yang tiba-tiba muncul menyusul mereka bertiga.
Wanita itu berjalan menghampiri Elzatta, dan mencengkeram dagunya. "Oh, ternyata kau yang telah merebut kekasihku? Kau....tidak ada apa-apanya di banding aku," ucapnya dengan angkuh.
"Siapa kau?"suara Elzatta melirih.
"Aku adalah kekasih pria yang kau rebut! Ya, kau telah merebutnya dariku!" wanita itu masih terus mencengkeram dagu Elzatta semakin kuat, "Aku peringatkan padamu, batalkan rencana pernikahanmu dengannya, atau aku akan membunuhmu!" Ancamnya, sambil menghempaskan cengkeramannya secara kasar.
Elzatta terkekeh di antara sakit yang ia rasakan, "Bunuh saja kalau kau bisa, tapi setelah itu ku pastikan, Juan akan membenci mu karena misinya tidak berhasil!"
"Beraninya kau menantangku, ha?" Wanita itu kembali mengangkat pistolnya, namun tiba-tiba bodyguard yang lain datang dan memberitahu. "Nona, kedatanganmu kemari sudah diketahui oleh Tuan, para anak buahnya sedang mencari Anda!"
"CK, sialan, aku belum puas bermain-main dengannya!" wanita itu menginjak telapak tangan Elzatta sangat kuat menggunakan heels nya. "Awas kau, urusan kita belum selesai!"
Wanita itu bersama anak buahnya meninggalkan Elzatta terkapar disana.
...💣💣💣💣💣...
Fedrick mengetuk pintu ruang kerja Alex dengan tidak sabar, membuat Alex heran dan sedikit kesal. "Ada apa, Fed?" tanya Alex begitu membuka pintu.
"Bos, gadis anda terluka, bolehkah saya memanggil dokter Leon kemari?"
"Maksudmu, Elzatta!"
"Benar, Bos!"
"Dimana dia?" tanya Alex tanpa ekspresi.
"Dia ada di kamar bawah, Bos!"
Alex melewati Fedrick begitu saja, tujuannya saat ini adalah Elzatta. Ya, Alex sudah pindah dari hotel dan tinggal di rumah barunya di Jakarta. Pertemuannya dengan Elzatta, membuatnya ingin tinggal lebih lama di kota itu. Dan tidak mungkin ia terus berada di hotel.
...----------------...