Jodoh Dari Bunda (Lentera Kean)

Siang.

Tak ingin berlarut dalam kebimbangan Kean benar-benar mendatangi rumah Diska bersama Rudi asistennya, Entah rasanya masih sulit percaya jika Diska tak amanah.

"Rudi, menurut kamu apa iya sih Diska gak amanah gitu???" Ucap Kean di mobil sembari duduk di sisi Rudi yang menyetir mobil.

"Kita udah sahabatan loh." Ucap Kean lagi.

"Entah lah, ada alasan apa yang membuat dia begitu, jika masalah uang gajinya sudah besar, orang tuanya juga kaya." Ucap Rudi juga bingung.

Tak lama mereka pun sampai di halaman rumah Diksa, yah Diska bukan orang susah sebenarnya, Kean memperkerjakan Diska juga karena sempat sahabatnya itu menawarkan diri terlebih dulu namun mengapa sekarang jadi begini pikir Kean.

Kean memencet bel dan tak lama kemudian Diska keluar dengan baju rumahnya, nampaknya gadis itu sedang tak baik-baik saja, wajahnya sembab seolah habis menangis.

"Assalamualaikum." Salam Kean.

"Walaikum salam, masuk." Diska menjawab sembari melangkah masuk.

"Ini." Diska memberikan kartu yang Kean titipkan padanya itu kepada Kean.

"Jadi benar ini belum kamu kasihkan ke Tera sejak awal??" Ucap Kean sedikit tak percaya.

Diksa mengangguk namun tak menjelaskan dan hanya duduk memejamkan matanya, ini lebih sulit bagi Kean untuk di ajak berbicara.

"Aku keluar dulu." Rudi paham Diska tak suka dia ikut dalam pembicaraan ini, dia pun memilih di luar agar masalah bosnya cepat selesai.

"Mengapa??" Tanya Kean tak habis pikir.

"Kamu taukan itu hak Tera???" Tanya Kean sekali lagi.

"Aku gak nyangka kamu tidak amanah, padahal aku udah percayakan ini padamu." Kata Kean tak habis pikir.

"Kamu.. " Kean bingung Diska justru menangis di tempatnya.

"Aku tau, aku salah, aku tak langsung memberikannya." Ucap Diska parau.

"Jujur aku cemburu pada gadis penyakitan yang katanya kau ceritakan begitu di sukai Bundamu, mengapa buka aku wanita beruntung yang dia pilih??" Jawab Diska yang membuat Kean semakin bingung.

"Maksud kamu apa sih??" Kean semakin heran.

"Masih belum jelas?? Kean aku suka sama kamu, aku selalu ada saat kamu butuh sejak SMA, tapi mengapa kamu gak lihat aku sebagaimana wanita seperti wanita-wanita yang pernah engkau sukai???" Diska berkata sedikit keras dan tajam menatap Kean.

"Bayangkan berapa kali aku patah hati hanya karena terus kamu lihat sebagai sahabat dan kamu selalu melihat wanita di bawahku, Melani dan kini Tera??? wanita yang hanya bisa hidup dengan satu ginjalnya!!" Diska terus berkata meluapkan perasaannya dan ini membuat Kean tak percaya di tempatnya.

"Kamu??? " Kean bangkit dan bingung bagaimana bersikap pada sahabatnya yang ternyata mencintai dirinya dalam diam.

"Ya Aku cinta sama kamu. Dan kamu tak pernah bisa lihat itu, kini kamu sudah menikah dan kamu minta aku buat jaga dia, awalnya aku pikir aku bisa membuatmu melihat ku. Aku pikir aku bisa terus membuatmu tak melihat istrimu tapi Bundamu bilang wanita yang baik tak akan merebut suami orang. Aku pupus dan menyerah aku minta maaf. Kau boleh pergi." Diska bangkit dengan derai air matanya dan berlari ada harapan untuk di kejar oleh Kean nanum Kean memang tak pernah peka laki-laki itu justru masih bengong hingga Diska hilang di dalam kamarnya.

"Sudah jelas??" Rudi datang dan menepuk pundak Kean yang tengah melamun.

"Sudah mau bagaimana lagi, mari kembali, mau bagaimana juga Diska tak bisa berada di antara kalian." Nasehat Rudi yang akhirnya membuat Kean bangkit dan berdiri masih aneh rasanya saat Diska mengungkapkan perasaannya ini membuat suasana rasanya canggung.

*****