Istri Yang Tak Dirindukan

Pagi harinya, saat sarapan Alvian tak melihat kehadiran istrinya, namun di atas meja tetap ada kotak bekal makan siang untuknya.

Alvian mencari Aylin ke dapur, bahkan sampai ke kamar istrinya juga tidak ada.

Akhirnya Alvian keluar rumah dan melihat ternyata mobil baru Aylin sudah tak ada di sana.

"Tumben dia berangkat pagi-pagi sekali, apa sangat bersemangat pakai mobil baru atau memang marah padaku?" gumam Alvian.

Semalam Aylin memang tampak marah saat dirinya mengatakan ingin menikah kembali, tapi saat itu Alvian hanya ingin mengujinya saja.

Ia tidak benar-benar menginginkan memiliki istri lebih dari satu, meskipun dirinya adalah seorang playboy.

Apalagi semalam Aylin menggunakan kalau dia mencintainya.

Bagaimana mungkin ada wanita yang mengatakan tidak mencintainya padahal ia sangat tampan, menawan dan juga penuh pesona.

Akhirnya Alvian sarapan seorang diri, perasaan sepi perlahan mulai menyergapnya.

"Kenapa aku jadi ragu untuk melamar Riana? Aku adalah seorang Alvian, sejak kapan aku menjadi pengecut seperti ini dalam mengambil keputusan?" gumam Alvian dilema.

Dalam hatinya ingin membatalkan niat melamar Riana, namun ia merasa tak enak untuk memutuskan Riana disaat kekasihnya tengah berharap lebih.

Tapi kehilangan Aylin? yang akan terluka adalah orang tuanya.

Setelah sarapan Alvian langsung berangkat kerja, sesampainya di kantor sudah ada Galih di sana.

"Mau apa pagi-pagi kemari?" tanya Alvian.

"Nih, aku mau mengembalikan ponsel yang aku beli kemarin. Belum aku sentuh sama sekali! Maih tersegel" ujar Galih dengan wajah masam.

"Kamu kenapa? Bukannya itu untuk pacarmu?" tanya Alvian tak bisa menahan tawa.

Dari raut wajah Galih, sudah tercium aroma-aroma kesedihan.

"Sial sekali, dia minta ponsel padaku dan sudah aku belikan, eh ternyata dia malah selingkuh. Ya sudah aku tidak jadi memberikan ponsel itu, aku kembalikan padamu saja. Lumayan 25 juta, cukup untuk kita party nanti malam," jawab Galih.

"Sepertinya aku tidak akan ikut, kamu tahu sendiri istriku bagaimana. Kalau aku ketahuan mabuk, dia bisa mengadukan aku pada Papa," tolak Alvian.

Kini giliran Galih yang tertawa terbahak, sebab baru kali ini Alvian menggatakan takut pada istrinya.

"Apa maksudmu tertawa seperti itu?" sela Alvian tak terima.

"Tidak apa-apa, hanya saja aku merasa sejak kamu menikah, jiwa liarmu itu sudah mulai terkendali," ucap Galih serius.

"Aku merasa biasa saja sih, tidak ada perubahan," kilah Alvian.

"Biasanya setiap pulang kerja kita akan ke cafe mencari perempuan, ke club malam mabuk sampai teler. Tapi sekarang? Selesai kerja kamu langsung pulang. Bahkan anak-anak lain bertanya apa kamu masih hidup atau tidak," ujar Galih.

Alvian terdiam, ia merenung sejenak, memang semenjak menikah dengan Aylin, dirinya menjadi rajin shalat dan melupakan dunia kelam.

Setelah selesai bekerja yang ada dalam pikirannya hanya ingin makan malam di rumah masakan istrinya.

"Oh iya, berhubung kita sedang membahas istrimu yang bercadar, aku jadi penasaran juga pada dosen bercadar yang sedang viral," sela Galih antusias.

"Dosen bercadar apa maksudmu?" tanya Alvian tersadar dari lamunan.

"Ada mahasiswa yang memotret dosennya, lalu mengunggah fotonya ke sosial media, dalam waktu beberapa jam sudah langsung jadi trending topik. Masalahnya dosen itu memakai cadar tapi memakai mobil sport terbaru yang aku incar tapi sekarang sudah kehabisan stok," ucap Galih menggebu-gebu.

"Ah, hanya begitu saja. Coba kalau cadarnya di buka dan ternyata giginya ompong bagaimana?" sela Alvian tak tertarik.

"Kamu tahu sendiri kan kalau mataku sangat jeli. Walaupun dia memakai pakaian tertutup, tapi dari postur tubuhnya saja aku tahu dia pasti seksi dan cantik. Coba kamu lihat, pokoknya aku akan mengincar dia mulai sekarang," sergah Galih seraya memperlihatkan layar ponselnya.

Alvian seketika langsung terdiam, dari mobil dan juga postur tubuhnya, ia sudah dapat menebak kalau itu adalah Aylin.

Plak!!!

Alvian langsung menjitak kepala Galih.

"Kamu ini apa-apaan sih?" pekik Galih kesakitan.

"Dia itu istriku bodoh!" jawab Alvian ketus.

"Serius?" pekik Galih seolah tak percaya.

"Apa aku terlihat becanda?" balas Alvian.

"Wah, kamu kan tidak menyukainya. Kalau begitu berikan saja padaku, matamu sepertinya sudah rusak. Walaupun dia memakai cadar, aku yakin dia pasti sangat cantik," pinta Galih antusias.

"Pergi sana!" sentak Alvian kesal.

"Eh, malam ini aku makan malam di rumah kamu ya?" rayu Galih.

"Kamu jangan macam-macam deh, walaupun aku tidak mencintai istriku, tapi tidak akan pernah aku berikan padamu! Dia itu kesayangan orang tuaku, kalau Papa sampai tahu, kamu bisa disunat dua kali!" ancam Alvian.

Galih meringis ngilu sambil menyentuh burung perkututnya, ia membayangkan Pak Bastian akan mengejarnya sambil mengayunkan pedang tajam.

Entah kenapa Alvian merasa dadanya bergemuruh, foto Aylin yang sedang membuka pintu mobil dan hendak keluar memang memiliki pose yang sangat bagus.

Apalagi ada angin yang mengibarkan jilbabnya dan di dukung mobil kerennya, membuat foto itu semakin terlihat keren.

Puluhan ribu komentar yang memuji sang istri membuat Alvian kesal bukan main.

"Tapi, tenang saja, aku tidak akan mengganggu istrimu. Meskipun aku sedikit brengsek, tapi tidak akan mengambil milik temanku. Aku hanya penasaran dengan masakan dan mobil istrimu saja ," bujuk Galih tersenyum manis.

Alvian terdiam, tidak memperdulikan sahabatnya itu sama sekali.

"Wah jadi benar dugaanku, kamu sudah mulai jatuh cinta pada istrimu sampai orang lain mau melihat saja tidak boleh," ejek Galih.

"Berisik, sana pergi! Aku masih harus fokus kerja!" usir Alvian seraya mendorong punggung Galih.

"Pokoknya nanti jam tujuh aku mau makan malam di rumah kamu, titik!" jawab Galih berlalu pergi sambil melambaikan tangan.

Alvian tahu watak Galih, jika dia sudah memiliki keinginan, walau di tolak sekalipun pasti akan tetap datang.

Semakin penasaran, Alvian membuka ponselnya sendiri.

Memang Aylin tengah viral, sebagai dosen dengan mobil mewah pasti akan menjadi sorotan para mahasiswa yang masih muda.

**********

**********