Tuan! Nyonya Sudah Berubah.

Vidio ke tiga membuat semua orang menahan jijik masing masing,mereka tidak menyangka jika ternyata Lidya bisa bermain se ganas itu.

Suara desahan yang bersahutan memenuhi seluruh ruangan,bagi mereka yang membawa anak anak langsung menutupi mata dan kuping mereka.

Mereka tidak ingin anak nya mendengar dan melihat vidio Lidya yang tengah di gagahi oleh dua orang sekaligus.

PRANG.......

Lidya melempar sebuah batu yang entah dari mana membuat layar besar itu langsung pecah,dengan wajah memerah wanita tua itu berjalan mendekat ke arah Liam.

"LIAM...KETERLALUAN!."bentak Lidya ingin menampar Liam tapi Liam berhasil menghindar membuat Lidya langsung ambruk.

"ouhcc....maafkan aku mama,tapi aku sangat alergi dengan wanita seperti mu."ejek Liam.

"anak sialan."

"bukan hanya meracuniku,KAU JUGA BERMAIN DI BELAKANG KU HAH."bentak Tio gelap mata mengeluarkan pistol di sakunya.

Melihat hal itu Liam memberi kode pada Ali untuk menyuruh semua tamu pergi,seperti aba aba Liam semua orang langsung bergegas keluar.

Tapi Laura yang melihat hal itu langsung turun dan mencoba menghalangi mereka semua,dia tidak akan pernah membiarkan siapapun keluar_

"aku mohon jangan pulang,acaranya belum di mulai.kalian harus menjadi saksi pernikahan ku hiks."cegah Laura.

"apa kau gila,acaranya sudah kacau begini."

"lagian sadar diri,tuan Liam adalah kakak tiri mu."

"tidak,aku menolak fakta itu.kalau pun memang iya memang nya kenapa?tidak ada salah nya aku menikah dengan saudara tiriku kan."sahut Laura menggeleng kan kepalanya.

"wanita gila,ayo kita pergi saja dari sini."

"ya ayo,pasti otak nya kebanyakan masuk air makanya begitu."

Ucapan orang orang yang mengatakan Laura gila membuat gadis itu marah.

"AKU TIDAK GILA,POKOK NYA TIDAK ADA YANG BISA KELUAR DARI SINI SEBELUM AKU MENJADI NYONYA KYLER."teriak Laura berlari ke pintu dan menghalangi jalan keluar.

"benar benar tidak tau malu,dia masih saja membayangkan dirinya menjadi nyonya kyler."celutuk seorang pria menatap malas ke arah Laura.

"aduhhh hei kau cepat singkirkan perempuan gila itu,dia menghalangi jalan."

"hei,bagaimana jika kita lempar saja dia dengan sampah."ujar seseorang membuat Laura terkejut.

"iya iya bener,lagian dia juga tidak ada bedanya dengan itu."sahut seseorang lagi.

semua orang langsung dengan sepakat mengambil barang yang bisa mereka lempar ke arah Laura,makanan yang khusus di hidangkan juga tidak luput dari mata mereka.

"tidak...tidak...tidak...jangan lakukan itu,akhhhh....."teriak Laura saat.

bruuh....prang...prang....

"sakit...tolong aku,kak Liam tolong aku..."teriak Laura mencoba meminta tolong pada Liam.

bukan nya menolong,Liam malah menikmati tontonan itu dengan senyum dingin nya.akhirnya dia bisa membuat ke tiga orang itu membayar karma nya .

"hahahahah lihat bagaimana penampilan nya sekarang."

"makanya jangan ngalangin jalan kita.udah ayo semua kita keluar dari sini."ujar seorang ibu ibu sosialita mendorong Laura dari pintu hingga gadis itu tersungkur.

Laura hanya bisa duduk di pojokan ruangan sambil menangis,gaun pernikahan yang dia kenakan sudah kotor terkena lemparan makanan orang orang.

Bahkan kepala Laura sedikit mengeluarkan darah karna ada yang melempar piring ke arah nya.

"kenapa semuanya menjadi berantakan,pernikahan yang aku tunggu selama ini sudah hancur.dan yang menghancurkan nya adalah kak Liam orang yang sangat aku cinta."gumam Laura menatap sayu ke arah Liam.

"kau suka hadiah nya Laura?"

Air mata langsung kembali berderai saat mendengar perkataan itu.

"se begitu benci kah kau pada ku?"

"aku tidak pernah mau membenci mu Laura,mau bagaimana pun kita tumbuh bersama.tapi perbuatan mu pada aleeta selama ini tidak bisa ku maafkan begitu saja."sahut Liam.

"kenapa hanya ada aleeta aleeta dan aleeta di matamu,aku lah yang selama ini selalu mendukung mu tapi kenapa kau hanya memikirkan dia saja.apa aku tidak berarti dalam hidup mu hah?kenapa kau hanya peduli padanya?"tanya Laura berdiri tepat di depan Liam.

"apa kau tidak malu bertanya hal itu,aleeta istriku sudah tentu aku peduli padanya.tapi kau?aku hanya menganggap mu teman biasa."jawab Liam abai.

Srek.....

"kalau begitu untuk apa aku hidup?lebih baik aku mati saja,selama ini aku hidup karna dirimu.tapi karna hari ini kau tidak menganggap ku maka aku akan menusuk diriku sendiri."ancam Laura mengambil sebuah pisau dan ingin menusuk leher nya sendiri.

"kalau begitu lakukan,aku akan dengan senang hati mengubur jasad mu nanti."jawab Liam malah dengan santai mengambil kursi dan duduk tepat di depan Laura.

kepalan tangan Laura pada pisau itu bertambah erat saat mendengar jawaban Liam,sekarang dia tau seberapa tidak penting nya dia bagi pria itu.

"kenapa diam,ayo lakukan."ujar Liam.

"aku tidak percaya kau bisa melakukan hal ini padaku kak Liam."

"maka dari itu akan ku buat kau percaya hari ini."sahut Liam membuat Laura memejamkan matanya bersiap untuk bunuh diri.

Dor....

prang....

Pisau di tangan Laura langsung terjatuh saat suara tembakan terdengar di belakang nya,dengan penuh hati hati Laura langsung menoleh.

jantung nya langsung berdetak dua kali lipat lebih cepat saat tau jika tembakan itu berasal dari tio,dia juga begitu syok saat melihat Lidya sudah ambruk dalam genangan darah _

"Tante....."histeris Laura menghampiri Lidya.

"Tante?_APA YANG OM LAKUIN HAH?"tanya Laura.

"membunuh yang seharusnya di bunuh."

"tapi dia istri Om,kenapa om bisa sekeji ini."

"DIAM,ATAU KU TEMBAK KAU JUGA ANAK HARAM."

Laura langsung terdiam membisu saat pistol itu mengarah padanya_

Dor ......

"akhhhhhh....."

tembakan ke dua melesat dengan cepat,Tio juga langsung ambruk di samping Lidya.

"Li...Liam?apa yang kau lakukan?"tanya tio terbata bata.

Meniup ujung pistol nya yang mengeluarkan asap,Liam berjalan mendekat ke arah Tio dan menginjak dada pria yang di sebut papa itu.

"sa...sakit."rintih Tio saat merasa anak pistol itu masuk semakin dalam.

"rasa sakit ini tidak ada apa apa nya dengan rasa sakit yang kau berikan padaku dan ibu Tio."jawab Liam dengan dingin.

"anak durhaka."umpat Tio.

"sekarang katakan di mana kau menyembunyikan makan ibuku."tanya Liam.

"cuih,sampai mati pun_aku..tidak akan memberitahu mu hahahha."jawab Tio membuat pandangan Liam bertambah dingin.

"kalau begitu matilah!"jawab Liam kembali meleset kan tembakan.

Dor ....

"KAK LIAM...."teriak Laura saat dengan jelas melihat bagaimana hancur nya kepal* Tio saat tembakan itu di lepaskan.

"hanya kau yang tersisa di sini Laura."ujar Liam berbalik badan.

"tidak ..tidak aku tidak mau mati,aku belum menjadi nyonya kyler aku tidak mau mati."batin Laura mundur selangkah demi selangkah.

"maafkan aku_aku tidak akan melakukan itu lagi,maafkan aku hiks..."ujar Laura dengan Mulut bergetar ketakutan.

Klik .....

pelatuk kembali di tarik oleh Liam membuat Laura semakin ketar ketir,pistol kembali di arahkan dan kali ini tepat ke arah nya_

"kak Liam ku mohon jangan!"

Drttttttt......

Bunyi getaran ponsel membuat Laura sedikit menghela nafas,Liam yang melihat hal itu langsung tersenyum miring.

"jangan senang dulu,karna setelah aku selesai dengan ini maka kau lanjutan nya."ujar Liam membuat Laura meneguk ludah kasar.

"hmmm?"deham Liam.

"(tuan nyonya tidak ada di apartemennya,dia melarikan diri.)"

"APA?"

HAPPY READING SEMUA ❤️💗😘.