NovelToon NovelToon
Pelukan Yang Tertunda Delapan Tahun

Pelukan Yang Tertunda Delapan Tahun

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Romansa
Popularitas:19.4k
Nilai: 5
Nama Author: linda huang

Cherry Yang, yang dipaksa mendonor darah sejak kecil untuk adik tirinya, setelah dewasa ginjalnya diambil paksa demi menyelamatkan sang adik.
Di malam itu, ia diselamatkan oleh Wilber Huo—pria yang telah mencarinya selama delapan tahun.

Kehidupan Cherry berubah drastis setelah pertemuan itu. Ia bahkan terpaksa menikah dengan Wilber Huo. Namun, tanpa Cherry sadari, Wilber menikahinya dengan alasan tertentu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon linda huang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 13

Restoran mewah.

Dalam ruangan luas itu terlihat sebuah meja bundar besar dengan taplak putih elegan. Beberapa hidangan khas kelas atas tersaji di atas meja, aroma harum memenuhi ruangan.

Wilber menarik kursi untuk Cherry, membiarkannya duduk dengan hati-hati.

Di atas meja, terhidang Sup Sarang Burung yang hangat, dipercaya baik untuk memulihkan stamina. Ada juga Tim Ikan Kerapu dengan Jahe dan Bawang Putih, lembut dan mudah dicerna untuk tubuh lemah. Hidangan lain seperti Ayam Rebus Herbal ala Kanton dengan ginseng dan kurma merah, serta Sup Tulang Babi dengan Rebung dan Kurma merah ikut tersaji, menambah kehangatan suasana.

Vivian menatap semua hidangan itu diam seketika dan memandang ke arah Wilber yang duduk di samping Cherry. Ujung matanya menyipit, seolah mencoba membaca isi hati kakaknya.

“Kakak sangat berlebihan, semua hidangan yang dihidangkan adalah untuk pasien yang melakukan donor darah dan ginjal. Mencurigakan sekali,” batin Vivian dengan lirikan tajam.

"Vivian, kenapa kau tidak makan?" tanya Cherry dengan lembut sambil menyendokkan supnya.

"Aku sedang penasaran dengan kakakku," jawab Vivian, suaranya terdengar datar, matanya tetap meneliti Wilber.

"Ada apa?" tanya Wilber dengan tenang, menatap adiknya seakan bisa menebak arah pembicaraan.

"Apakah kakak masih ingat dengan makanan kesukaanku?" tanya Vivian sambil menguji, bibirnya membentuk senyum tipis penuh arti.

"Bebek peking dan Lobster bawang putih. Kau bisa pesan kalau ingin makan," jawab Wilber datar, nada suaranya tanpa emosi namun jelas sekali menunjukkan bahwa ia masih mengingatnya.

Vivian terdiam sejenak, hatinya bergetar, lalu kembali melirik tajam ke arah kakaknya. “Hidup sendirian selama tiga puluh tahun, apakah hatinya sudah terbuka? Aneh sekali, kenapa aku malah curiga kalau kakak sudah lama mencintai temanku ini. Tidak biasanya kakakku yang keras kepala bisa bersikap lembut pada seorang wanita yang baru dia kenal,” batin Vivian dengan penuh rasa curiga.

"Vivian, apakah hidangan ini kamu tidak suka?" tanya Cherry dengan polos.

"Tidak, tidak, aku suka semuanya," jawab Vivian dengan senyum paksa. "Hidangan ini kakakku pesan hanya khusus untuk—"

"Kalau masih banyak bicara, lebih baik kau pulang menemui kakek," potong Wilber dengan tatapan dingin.

"Tenang saja! Aku akan makan dan menghabiskan semuanya," jawab Vivian ketus, lalu ia langsung mengambil sumpit dan menyantap hidangan di depannya dengan lahap.

Beberapa saat kemudian.

Cherry yang baru selesai mencuci tangannya di toilet melangkah kembali ke ruang makan. Namun langkahnya terhenti ketika ia bertemu seseorang di lorong restoran.

"Cherry, ternyata kau di sini," suara itu terdengar familiar, disertai senyum tipis yang membuat Cherry menegang.

Ia menoleh, wajahnya seketika berubah dingin. Mike.

Cherry yang malas melayani pria itu langsung berusaha melewatinya. Namun sebelum sempat melangkah lebih jauh, tangannya digenggam erat oleh Mike.

"Aku sedang bicara denganmu," kata Mike dengan nada kesal, genggamannya semakin kuat.

"A—singkirkan tanganmu, kau sudah menyakitiku," ujar Cherry dengan suara bergetar, wajahnya menegang menahan sakit.

Mike mendekat, suaranya penuh tuduhan, "Cherry Yang, kau harus tahu batas. Kau begitu tega meninggalkan adikmu. Bagaimana dengan nasibnya? Dia masih muda dan nyawanya akan terancam. Sedangkan kau di sini bersenang-senang."

Cherry menatap Mike dengan mata penuh amarah. "Kau begitu perhatian padanya sehingga mengorbankan aku? Kau sangat luar biasa," ucapnya sinis.

"Hanya mendonorkan ginjal, bukan masalah besar sama sekali, tidak perlu manja," ketus Mike, nada suaranya tajam dan penuh ejekan.

"Kenapa tidak ambil ginjalmu saja?" balas Cherry dingin, matanya berkilat penuh kebencian.

Mike menyeringai sinis, lalu menunduk mendekat ke wajah Cherry. "Jangan main-main lagi. Celia tidak bisa bertahan lebih lama. Asalkan kau ikut denganku, aku tidak akan membuat perhitunganmu karena kau kabur dan bekerja sama dengan Wilber Huo. Satu-satunya jalan untukmu adalah kembali."

Wajah Cherry memucat, tapi ia menahan getaran tubuhnya. "Kau tidak sadar dengan apa yang kau bicarakan? Tuan Huo menyelamatkanku. Kalau dia tidak muncul saat itu, aku sudah meninggal karena ulah kalian!"

Mike mendengus kasar, lalu dengan nada merendahkan berkata, "Tidak usah cengeng. Hanya tanpa ginjal, kau tidak akan mati. Sudah berapa lama kau berselingkuh dengannya? Selama seminggu ini kau tinggal dengannya? Apa dia sudah menidurimu?"

Ucapan itu membuat dada Cherry sesak. Darahnya berdesir naik, dan tanpa berpikir panjang—

Plak!

Telapak tangan Cherry mendarat keras di wajah Mike. Suara tamparan itu bergema di lorong restoran, membuat beberapa pelayan yang melintas terkejut dan menoleh ke arah mereka.

"Kau berani menamparku!" ketus Mike dengan wajah merah padam, rahangnya mengeras menahan amarah.

"Kenapa aku tidak berani? Aku tidak akan menjadi kelinci percobaan yang terus dikorbankan. Aku berhak untuk meneruskan hidupku!" suara Cherry bergetar, tapi penuh dengan keberanian. Matanya basah, namun sorotnya tajam menusuk. "Selama sepuluh tahun aku harus hidup demi Celia. Dikurung, dipukul, dihukum, disiksa oleh kalian. Apakah masih tidak cukup?"

Mike terkekeh sinis, ekspresi wajahnya meremehkan. "Kau adalah kakaknya. Kalau kau tidak melawan, mana mungkin kau dihukum?"

Cherry mengepalkan tangannya. "Kalau kau sangat menyayangi dia, kenapa bukan kau saja yang mengorbankan dirimu untuknya?"

Mike melangkah selangkah lebih dekat, nadanya penuh ejekan. "Kau cemburu? Kau harus sadar diri. Asalkan kau kembali, aku akan menikahimu. Bukankah itu yang kau mau selama ini?"

Cherry menatapnya dingin, hatinya bergetar oleh jijik. "Tidak sama sekali. Aku tidak mau hidup bersamamu. Aku tidak ingin kembali ke sana. Aku hanya ingin hidup tenang di luar," ucapnya tegas, meski genggaman tangan Mike di pergelangannya terasa semakin menyakitkan.

"Hidup tenang di luar?" Mike menyeringai, menunduk hingga wajahnya sejajar dengan Cherry. "Apa kau ada uang? Apa kau ada tempat tinggal? Jangan mengira Wilber Huo bisa memberimu semua itu. Sejak usia enam belas tahun kau dikurung, tidak pernah keluar. Apa yang bisa kau lakukan di luar sana? Kau tidak lebih dari wanita lemah yang tidak berguna!"

Ucapan itu membuat dada Cherry sesak, namun ia tidak mau terlihat kalah. Dengan nada tegas ia membalas, "Andaikan aku mati di luar, aku tetap tidak rela mati demi anak itu!" suaranya pecah, tapi penuh keberanian. Cherry berusaha menepis tangan Mike yang masih mencengkeram erat pergelangannya.

Mike menahan dengan lebih kuat, matanya dipenuhi keserakahan. "Cherry, jangan keras kepala. Dengar baik-baik, hanya aku yang sudi menikahimu! Berikan ginjal dan darahmu untuk Celia, dan aku akan menikahimu. Selain itu—" bibirnya melengkung sinis, "Wilber Huo bukan orang baik. Dia hanya berniat jahat padamu, hanya ingin menidurimu!"

Ucapan itu membuat Cherry membeku sejenak, tapi kemudian tatapannya berubah menjadi tajam.

Saat itu, seorang pelayan lewat sambil membawa setumpuk piring kotor. Cherry yang sudah tidak tahan lagi, dengan cepat meraih salah satu piring keramik itu. Dengan sekuat tenaga ia menghantamkan piring tersebut ke kepala Mike.

Praakkk!

Piring pecah berkeping-keping. Potongan keramik berjatuhan ke lantai, sebagian mengenai kaki pelayan yang terkejut hingga hampir menjatuhkan baki.

"Aaaarghh!" jerit Mike, tubuhnya terhuyung ke belakang. Darah segar langsung mengalir dari pelipisnya, menuruni wajah hingga membasahi kemeja mahalnya.

Cherry berdiri dengan dada terengah, tangannya masih gemetar memegang pecahan piring. Namun suaranya tegas saat ia bersuara.

"Aku ulangi sekali lagi! Aku lebih rela mati di luar daripada mati demi anak itu! Mike Lu, dengar baik-baik, Tuan Huo jauh lebih baik darimu. Dia adalah penyelamatku, dan kau tidak berhak menghina dia! Dan satu lagi, aku telah memutuskan hubungan denganmu! Jangan pernah mendekatiku lagi!"

1
Annisa Pd
bagus ceritanya❤
⧗⃟ᷢʷ §𝆺𝅥⃝©⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ ⍣⃝🦉ꪻ꛰͜⃟ዛ༉
akhirnya kesalahpahaman terselesaikan juga😘🥳
Bu Kus
bagus hantam biar lupa ingatan sekalian
Asma Khaidir
lanjurkan
Asma Khaidir
lanjutkan
Reni Anjarwani
lanjut thor
⧗⃟ᷢʷ §𝆺𝅥⃝©⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ ⍣⃝🦉ꪻ꛰͜⃟ዛ༉
wow👏👏👏
partini
good job Cherry👍👍👍👍👍
Marisa Chikita Raya
good jobs Cherry Jng mau kalah dengan karyawan senior jd lh wanita yg tangguh kuat semangat Cherry
Isnanun
lanjut thor
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up
partini
hemmmm wil ko bisa ga tau istrimu pulang ,,kata di jaga harusnya kan ad ayg lapor malah bilang di rumah sakit
Reni Anjarwani
lanjutt
Isnanun
laaasnjuuut
partini
good lah miskomunikasi
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up thor
partini
hemmm kasar ya curiga istrinya
Isnanun
lanjut thor
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up thor
Isnanun
balas dendam yg bagus rasakan kalian dan nikmati lah
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!