NovelToon NovelToon
Cinderella N Four Knight

Cinderella N Four Knight

Status: sedang berlangsung
Genre:Lari Saat Hamil / Naruto / Nikahmuda / Romansa
Popularitas:247
Nilai: 5
Nama Author: Vita Anne

Hinata di titipkan pada keluarga Hashirama oleh ayahnya yang menghilang secara tiba-tiba.

Di sana, di rumah besar keluarga itu yang layaknya istana. Hadir empat orang pangeran pewaris tahta.

Uchiha Sasuke
Namikaze Naruto
Ootsutsuki Toneri
Kazekage Gaara

Akankan Hinata bisa bertahan hidup di sana?

Disclaimer : All Character belongs to Masashi Kishimoto. Namun kisah ini adalah original karya Author. Dilarang meniru, memplagiat atau mencomot sebagian atau keseluruhan isi dalam kisah ini.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vita Anne, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

22. All The Reason is?

...~You are The Reason-(Cover)~...

Hinata mengingat semua nya dengan jelas. Kecuali wajah semua orang yang terlibat saat itu yang belum pernah dia lihat sebelumnya.

"Aku berterima kasih karena kau telah bersaksi saat itu. Ketika pengadilan membawa semuanya di hadapan hakim. Aku tahu, cucu ku telah membuat hidup orang lain hancur. Namun ada alasan lain di baliknya. Dia menyelamatkan hidup mu. Dan kau juga menyelamatkan hidupnya di sana. Di depan hakim. Kalian saling menyelamatkan. Aku pikir... Sejak saat itu takdir telah membawa kalian untuk terhubung." Ucap kakek lagi.

Benar, dulu saat kasus kecelakaan itu bergulir, Si korban yang kedua kakinya harus di amputasi tergilas mobil yang mengejar Hinata. Mobil dimana para pemabuk tua itu kendarai. Bukan mobil Sasuke. Memang Sasuke yang telah membuatnya terjatuh dengan menyentuh bagian belakang motor nya. Namun setelah dia terjatuh, mobil di sebelahnya yang kembali menghantam pria itu.

Kesalahan tidak sepenuhnya ada pada Sasuke. Para bajingan jahat yang mengejar Hinatalah yang akhirnya di penjara.

Gadis itu mendesah lelah. Selama ini dia tidak tahu apa-apa. Dia masih remaja berumur belasan tahun saat itu. Dia hanya bersaksi tanpa tahu identitas dan Segala macam yang di tutupi di sana. Karena kasus ini berhubungan dengan orang yang cukup berpengaruh di Jepang. Hashirama Senju. Pemilik bisnis yang menggurita di sana.

Hinata memejamkan mata~nya. Rasa nyeri di dadanya seolah masih jelas terasa hingga saat ini. Meski para penjahat itu telah mendapatkan balasan yang setimpal. Rasa penyesalan~nya atas hancurnya hidup orang lain tidak akan pernah bisa membuatnya lupa atas kejadian itu.

Meski dia sedikit tenang setelah mengetahui si korban mendapatkan tunjangan hidup dan pendidikan untuk anak-anaknya. Namun, itu tidak sebanding dengan hilangnya kesempatan untuk hidup normal yang seharusnya pria itu miliki.

"Rasa penyesalan ku membuat rencana ini bergulir. Menurutku, Takdirlah yang mempertemukan kalian saat itu. Kau putri dari orang yang ku kenal dengan baik. Dan aku berhutang banyak pada mu atas kejadian itu. Kesaksian mu menyelamatkan cucu ku."

Ucap kakek lagi, pria tua itu bicara dengan tatapan kosong. Di masa tuanya segala yang terjadi seolah menuntut~nya untuk tetap bertahan hidup.

Hinata merasa kepala~nya mulai sakit. Dia tidak bisa berpikir lebih banyak lagi saat ini.

"Kakek! Maafkan aku. Bisa aku pulang sekarang? Aku... Sedikit, Pusing...."

Hinata berkata dengan lirih. Segala cahaya yang ada di depan mata gadis itu mulai lenyap secara perlahan. Dia memegang kepalanya yang terasa sakit.

"Kau, baik-baik saja? Ada A__"

Suara kakek yang beranjak dengan panik dari tempat duduknya seolah terpotong di sana. Semua menjadi gelap dan dia tidak bisa melihat atau mendengar apapun lagi. Hinata, kehilangan kesadaran~nya.

...°°°...

Hari sudah malam, Hujan mengguyur deras rumah keluarga Hashirama. Air yang mengguyur pepohonan dari taman di belakang terlihat jelas dari beranda kamar~nya.

Hinata amat mengenal bau ini. Ini wangi Seprai Floral yang biasa Nonya Mizuke gunakan untuk ranjangnya. Dia kembali ke kamar~nya sekarang, kamarnya di sini, di rumah keluarga Hashirama. Kakek membawa Hinata kembali ke rumah itu.

Hinata, gadis itu masih terbaring dengan selang infus di tangan~nya. Dia merasa kepalanya begitu berat sekarang dan dia tidak sanggup membuka mata~nya. Segala yang kakek ceritakan tadi membuat kepala~nya tidak berhenti berdenyut. Meski dia telah tersadar di sana. Dia hanya ingin terus menutup mata~nya.

"Istirahat lah! Kau baru kembali dari rumah sakit. Kau pasti lelah." Ucap suara itu, Hinata mengenalnya. Ini suara kakek yang sedang bicara dengan seseorang.

"Aku akan menunggu sampai dia bangun." Ucap suara itu. Kali ini suara Sasuke.

Hinata belum siap untuk bertemu dengan~nya dan menghadapi semuanya di sini. Dia sengaja untuk tetap memejamkan matanya seolah dia masih tertidur dengan lelap.

Dia butuh suami~nya saat ini, Naruto. Pria itu pasti sangat khawatir dan sibuk mencari~nya sekarang. Meski ada rasa bersalah di dalam dadanya mendengar suara Sasuke di sana. Dia hanya belum siap untuk membicarakan Segala yang Kakek ceritakan tadi.

Suara langkah kaki yang menjauh membuat Hinata sadar. Kali ini, hanya ada dia berdua dengan Sasuke. Gadis itu masih tidak ingin membuka mata~nya.

Dapat dia rasakan tangan Sasuke menyentuh pelipis dahi~nya dengan lembut. Menyingkap helai-helai anak rambut. Pria itu bangkit dan mencium kening Hinata dengan satu kecupan yang terasa hangat. Sebelum akhirnya dia mengambil ponsel dalam saku celana~nya yang sejak tadi terus bergetar.

"Aku akan mengeceknya setelah aku selesai dengan ini! Ada banyak dokter di sana yang bisa menangani ini! Kenapa kau terus membuat ku sibuk dengan EBM!" Ucap Sasuke mendecak kesal. Pria itu mengusap wajahnya kasar sebelum akhirnya dia bicara lagi."... Aku akan mengeceknya sekarang! Buka kembali Jurnal medis sebelumnya. Aku akan menelitinya satu persatu." Ucap pria itu lagi seraya beranjak pergi meninggalkan Hinata.

Suara ketukan langkah yang menjauh beserta pintu kamar yang kemudian tertutup. Membuat Hinata yakin Sasuke juga telah meninggalkan kamar ini. Gadis itu membuka matanya perlahan.

Dia harus pergi dari sini!

Hinata melepas selang infus yang tersampir di tangannya dengan kasar. Meski ada sedikit darah tercecer di sana. Dia tidak perduli, dia hanya ingin kembali ke sisi sang suami. Sesekali gadis itu juga meringis merasakan kepala~nya yang masih terasa sakit.

Hinata mengambil tas kecil di sebelahnya. Mencari ponsel~nya yang sebelumnya ada di sana.

Ini gila! Sasuke pasti mengambil ponselnya!

Maki~nya pada pria itu.

Hinata bangkit dan berusaha menguatkan kedua kakinya. Dia menegakkan tubuh~nya yang masih terasa lemah. Gadis itu berharap, dia dan bayi~nya akan kuat melalui ini semua. Hinata dan bayi dalam kandungan~nya akan melarikan diri dari sini.

Dia mengambil jaket yang sebelumnya dia pakai di atas sofa. Gadis itu menatap balkon kamar yang menghadap taman yang sedang terguyur hujan deras.

Bagaimana dia bisa melarikan diri dari sini dalam keadaan hujan?

Hinata menatap langit yang menghitam dengan deraian air yang turun tanpa henti. Langit bahkan tidak bersahabat malam ini. Dia seolah menahan langkah kaki Hinata untuk pergi dari rumah ini.

Gadis itu kembali ke dalam, menuju Walking Closet, dia mengambil payung di bawah lemari dengan cepat.

Gadis itu membuka payung sembari melangkahkan kakinya.

Dia harus pergi dari sini! Kembali pada sang suami yang mungkin saja sudah menunggu~nya dengan rasa khawatir.

...°°°...

Derap langkah kaki itu melangkah dengan yakin. Membelah derasnya hujan. Gadis itu memegang payung yang menutupi kepala~nya. Dia melewati taman dan Mansion Sasuke di sebelahnya dengan jalan mengendap.

Hinata mengedarkan pandangannya seraya berjaga. Tidak ada yang boleh melihatnya keluar dari sini. Mereka akan menahan~nya untuk tidak pergi lagi. Dan Kakek tidak akan melepaskan~nya jika itu terjadi. Dia harus pergi diam-diam tanpa menimbulkan kekacauan.

Nyonya Mizuke di sana ketika dia melihat seseorang berlari melalui taman. Dia sedang berada di lantai dua rumah besar itu sembari menyesap teh yang masih mengepul dari cangkir yang ada di tangan~nya.

Wanita paruh baya itu mengerutkan kedua alisnya. Dia memperhatikan sosok itu dengan seksama. Dia mengenalnya, hanya ada satu gadis di rumah ini yang berani melakukan~nya. Dia pasti gadis itu, Hyuuga Hinata.

Nyonya Mizuke berlari menuju telepon di nakas sebelah sofa.

Dia menelepon seseorang dan memberi perintah.

"Buka gerbang utara taman! Seseorang akan keluar dari sana sekarang." Ucap wanita itu tegas.

...°°°...

Hinata berlari dengan nafas yang tersengal. Dia hanya perlu keluar dari rumah ini sekarang.

Dia menatap tembok hitam yang berdiri kokoh dan menjulang tinggi beberapa langkah di depan~nya. Setelah dia melewati gerbang tinggi itu. Dia akan aman, dan dia akan bisa melangkah dengan tenang. Menuju tempat seharusnya dia berada.

Tidak ada hal lain yang mengganggu pikiran~nya saat ini kecuali untuk kembali pada dia, Prianya yang sudah pasti menunggu, Naruto.

Gerbang tinggi itu terbuka perlahan. Seolah mengizinkan dia untuk keluar. Gadis itu mempercepat langkah kaki~nya. Dia tidak akan menunggu lagi untuk segera pergi dari sini.

Hingga langkah kakinya melewati gerbang itu yang kembali menutup dengan cepat.

Hinata mendesah lelah. Akhirnya, dia telah melewati semuanya.

Aku akan kembali! Tunggu aku suami ku!

Ucap gadis itu dalam hati sembari menghembus nafas panjang.

Hinata berjalan menyusuri sisi jalan yang renggang. Hujan masih belum reda dan sebagian baju~nya sudah mulai basah. Dia masih berada di kompleks rumah besar itu. Taxi atau kendaraan umum lain~nya akan dia temui di ujung jalan.

Sejujur~nya saat ini dia merasa begitu lelah. Wajah pucatnya berkata lebih banyak dari semua rasa sakit yang tertahan di kepala~nya. Dia merasa semua seolah menikam kepalanya secara bersamaan. Dan dia hampir tidak bisa menanggung semua~nya lagi seorang diri.

Dia hanya ingin kembali saat ini. Kepada lelaki yang sudah dia cintai, pria itu Namikaze Naruto.

Hinata terus menyebut nama pria itu dalam derap langkah~nya yang semakin lemah. Dia harus kuat. Dia akan kuat setidak~nya untuk saat ini.

Sebuah mobil hitam melewati~nya dari arah berlawanan dengan cepat. Hinata menghentikan langkah kaki~nya. Dia mengenal mobil itu.

Gadis itu memutar langkahnya. Dia berbalik dan melihat mobil itu yang tiba-tiba berhenti beberapa langkah di depan~nya sekarang.

Seseorang keluar dari sana dengan tergesa-gesa seraya membawa padding tebal di tangannya.

Hinata tercekat, sudut bibirnya tertarik menciptakan segaris senyum lelah di sana yang mencapai kedua mata~nya.

Dia datang, pria yang sejak tadi memenuhi isi kepala~nya. Pria yang namanya sejak tadi dia sebut dalam setiap derap langkah~nya, Naruto.

Pria itu berlari menghampiri Hinata. Dia tidak perduli meski dia akan kehujanan dan bajunya mulai basah. Naruto segera menyampirkan Padding pada tubuh Hinata yang mulai bergetar karena dingin.

Pria tinggi itu menatap Hinata di bawahnya. Dia menarik tubuh gadis itu agar mendekat pada~nya.

Sebaris senyum terbit di atas wajah~nya meski terlihat jelas rasa khawatir tengah memenuhi pikirannya.

"Maafkan aku membuat mu lama menunggu!" Ucap pria itu seraya menatap Hinata lekat-lekat dengan sebuah senyum kecil di sudut bibirnya meski terlihat jelas wajah yang kini resah.

Hinata tersenyum lebar, hatinya merasa lega setelah melihat pria itu sekarang. Sakit di kepalanya terasa terlepas begitu saja. Dia menggerakkan tangan~nya dan membagi sisi payung~nya untuk memayungi pria itu yang kini tengah kehujanan.

"Jangan pergi lagi tanpa berkata apapun!" Ucap pria itu seraya memeluk Hinata erat dan dia mengusap rambut~nya dengan lembut.

Hinata memejamkan matanya. Merasakan kehangatan pria itu yang seolah menyelimuti hatinya. Dia tidak tahu apa yang tengah dia rasakan sekarang. Segala kenyataan yang baru saja dia ingat seolah tidak berarti lagi sekarang. Dia hanya ingin pria ini ada di sisinya. Dia tidak ingin siapapun memisahkan dia dengan Naruto. Tidak Kakek, maupun Sasuke, atau mungkin takdir.

'Aku mencintai mu!'

Desisnya dalam hati.

Tobe continued

1
Aisyah Suyuti
menarik
Aisyah Suyuti
menarik
Novita ariani: terima kasih sudah mampir. semoga bersedia mengikuti kisah ini sampai akhir💙
total 1 replies
Kamiblooper
Aku beneran suka dengan karakter tokoh dalam cerita ini, thor!
Novita ariani: makasih banget udah suka😍😍😍
di tunggu chapter selanjutnya ya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!