CINTA TAK TERDUGA

Semua mata tertuju pada Fang Qiu dan seorang Nona yang ada di sampingnya.

Para tamu berlomba menyapa Fang Qiu, "Salam Tuan Muda Fang."

Fang Qiu hanya mengangguk, ia memasang wajah datar, agar orang-orang yang ingin menyapanya jadi sungkan. Ia sangat malas berbicara dengan orang-orang yang hanya pura-pura baik.

Fang Qiu mengenggam tangan wanita yang terasa dingin, lalu ia menoleh, "Apa tidak nyaman?" tanya Fang Qiu.

Ji Yu tersenyum dan menggelengkan kepala, ia hanya takut jika orang-orang akan mepermalukan Fang Qiu, karena dirinya hanya seorang pelayan.

Fang Qiu pun duduk di kursi lalu Ji Yu duduk di samping nya, Fang Qiu hanya bicara sekedarnya saja pada para tamu undangan yang mengajaknya bicara.

Ji Yu sedikit panik melihat jendral Feng, yang terus menatapnya.

Fang Qiu melihat ke arah Ji Yu, "Jangan khawatir kan apa pun, mereka tak akan mengenali Yu'er, semuanya sudah berbeda, jangan menunduk pada siapapun..." bisik Fang Qiu.

Rasanya lemas sekali, Ji Yu merasa sedikit takut dengan tatapan Jendral Feng. Laki-laki yang ada di sampingnya justru berbisik membuatnya jadi tak karuan.

Banyak yang ingin menyapa Fang Qiu dan mengobrol tentang perjodohan, karena banyak bangsawan yang menginginkan Fang Qiu menjadi menantunya, tapi karena Fang Qiu selalu memasang wang angkuh membuat orang-orang berpikir lagi.

Ji Yu berdandan sangat cantik benar-benar seperti seorang Nona muda, itu semua karena permaisuri yang meminta Shi Fei untuk mendandani nya.

Tandu yang menjemput pengantin wanita telah sampai, suara di luar begitu bising ada suara musik yang bertanda, pengantin wanita akan di jemput.

Feng Hai berjalan dengan anggun, wajahnya di tutupi oleh kain berwarna merah senada dengan pakaiannya.

Ia di gedong menaiki tandu oleh saudara sepupunya dari pihak ibu, karena ia tak memiliki kakak laki-laki.

Dua pelayan menaiki kereta untuk ikut bersama Nonanya.

Tuan muda Cheng terlihat bahagia. Ia melihat ke arah tamu undangan dengan tersenyum . Ia melihat hanya ada Fang Qiu bersama seorang Nona, wajah yang tadi terlihat bahagia kini berwajah datar.

Tuan muda Cheng membungkuk ke arah jendral Feng lalu pergi menaiki kudanya, terlihat gagah. Tapi wajahnya datar tak nampak kebagian di wajahnya, seperti saat ia datang.

Ji Yu tersenyum jahat, lalu memiringkan tubuhnya ke arah Fang Qiu, "Kakak Fang, apa itu bertanda baik ... ?" lirih Ji Yu.

Fang Qiu menoleh ke arah Ji Yu, Fang Qiu melihat senyum Ji Yu yang aneh, "Ternyata Yu'er tak sepolos yang ku kira," jawab Fang Qiu.

Mendengar jawaban Fang Qiu, Ji Yu bergeser sedikit menjauh dari tempat duduk Fang Qiu, bukan jawaban seperti itu yang Ji Yu inginkan.

Fang Qiu tersenyum tipis melihat Ji Yu yang berani menjauh, hanya karena ia menggoda nya.

Tiba-tiba Ji Yu menyadari sikapnya, yang berani menunjukan kekesalannya pada seorang kepercayaan Kaisar. Tapi ia tak ingin merubah sikap nya. Entah kenapa saat ini Ji Yu tak merasa takut pada Fang Qiu.

Fang Qiu merasa senang melihat sikap Ji Yu yang terlihat kesal padanya, "Ternyata gadis kecilku punya keberanian," batin Fang Qiu.

Jendral Feng datang menemui Fang Qiu dan menyapanya, "Salam Tuan Muda Fang."

"Salam jendral Feng, selamat atas pernikahan putri mu," ujar Fang Qiu.

Jendral Feng memperhatikan Ji Yu, "Nona, apa kita pernah bertemu? rasanya aku seperti pernah melihat mu.Tapi aku tak mengingatnya," ujar jendral Feng.

Ji Yu yang sedikit panik karena takut ketahuan. Ia menoleh dan memegang lengan Fang Qiu, hal itu membuat Fang Qiu merasa senang.

"Jendral Feng, wanita yang bersama ku, ia Nona Liu," ujar Fang Qiu membantu Ji Yu.

"Oh, salam Nona Liu," ujar jendral Feng dengan sopan.

Ji Yu pun tersenyum, "Salam Tuan, selamat atas pernikahan putri mu," ujar Ji Yu. Ia merasa tenang karena jendral Feng tak mengenalinya.

"Ya... Ya, terimakasih. Tapi Tuan Muda Fang, apa Yang mulia Kaisar dan Permaisuri tak bisa datang?" tanya jendral Feng penuh harap.

"Yang Mulia Kaisar dan Yang Mulia Permaisuri tidak bisa datang karena ada beberapa pertemuan penting di istana," jawab Fang Qiu.

Mendengar jawaban Fang Qiu, jendral Feng marasa sangat marah, karena menganggap putrinya tak mampu membuat Kaisar mau datang berkunjung ke kediamannya, ia juga kesal pada Kaisar Yang tak menghargainya sebagai mertua.

Karena Kaisar lebih memilih orang kepercayaannya saja yang hadir, jika hanya seorang jendral saja tak masalah baginya. Tapi ia ayah mertua dari Kaisar, apa pendapat orang nanti saat mereka melihat bahwa ia dan Kaisar tidak dekat.