Zelva Althea Bahran merupakan gadis berusia 15 tahun berparas cantik nan imut. Tapi jangan tertipu dengan wajahnya yang terbilang polos, karena itu hanya cover. Kelakuannya 180 derajat berbanding terbalik. Jahil, barbar dan absurd.
Gadis itu biasa dipanggil Zelva, tingkahnya mampu membuat siapa saja tertarik padanya, termasuk 4 Prince SMA Nusa Bangsa.
Memiliki dua kakak laki-laki dengan kepribadian yang berbeda.
Gadis itu juga mempunyai 5 sahabat. Mereka bersahabat sejak SMP.
Ini kisah seorang gadis cantik namun barbar yang harus menghadapi berbagai kejadian yang tak pernah terlintas dipikirannya. Kisah tentang percintaannya, keluarganya dan persahabatannya tertera di cerita ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ichasthetic, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
22. PULANG BARENG
Bel pulang sudah berbunyi 5 menit yang lalu, beberapa murid 10 IPS 2 masih ada yang membereskan buku-bukunya termasuk Zelva dan kelima sahabatnya. Setelah itu, mereka keluar kelas, berjalan bersama di koridor.
Raymond merangkul Zelva sembari berjalan beriringan. "Va, besok setelah pulang sekolah, lo sibuk gak?" tanya Raymond berbisik.
Zelva mengernyitkan kening. Ia menatap Raymond heran. "Kenapa bisik-bisik?" tanya Zelva balik yang juga ikut berbisik.
Mereka berdua berjalan di belakang Steven, Senna, Dilma dan Javier yang berjalan beriringan.
Raymond menggeleng. "Gimana, sibuk gak?" tanyanya ulang dengan suara pelan.
Zelva berpikir sejenak. "Gak," jawabnya pelan.
"Besok pulang bareng gue." Raymond menatap dalam manik mata Zelva lalu kembali menatap ke depan.
"Oke." Raymond tersenyum. Tangannya mengacak gemas rambut Zelva.
Sepanjang mereka berjalan, tiba-tiba ada seseorang yang menarik pergelangan tangan Zelva membuat gadis itu tersentak.
"Maksud lo apaan narik-narik Vava begitu?" ucap Raymond sinis saat Tezza menarik pergelangan Zelva.
Tezza hanya memandang Raymond datar. Ia bersama ketiga temannya berlalu begitu saja meninggalkan kelima sahabat Zelva yang tengah bingung namun juga kesal saat Zelva ditarik tiba-tiba.
"Kak lepasin," ucap Zelva kesal.
"Pulang bareng gue," jawab Tezza datar.
Javier memegang tangan Zelva yang satunya. Membuat Tezza menghentikan langkahnya. "Lepas." Javier menatap tajam Tezza.
"Gak," tolak Javier.
"Kek sinetron-sinetron rebutin cewek." Bastian berbisik pada Alex. Alex menyikut perut Bastian. "Diam."
Bastian mendengus kesal. "Gak asik," gumamnya.
"Vava pulang bareng gue," ucap Tezza enteng.
Javier menatap Zelva, meminta penjelasan dan yang ditatap hanya menggeleng menanggapi maksud Javier.
"Vava gak pernah bilang, pulang bareng lo," kata Javier ketus.
Tezza menggertakkan giginya. Ia menatap Zelva dingin. "Pulang bareng gue."
Senna tersenyum melihat Tezza yang sepertinya menaruh hati pada Zelva. Steven yang berada di samping Senna mengerutkan kening, bingung. "Kenapa senyam-senyum?" tanya Steven pada Senna.
"Kak Tezza keknya suka sama Vava," jawab Senna masih mengembangkan senyumannya.
Steven tak lagi menanggapi perkataan Senna. Ia hanya memandang datar Tezza.
"Jangan paksa sahabat gue," sahut Dilma meninggikan suaranya.
"Sante dong ngomongnya." Feron berujar datar namun terkesan ketus membuat Dilma mendesis pelan.
Zelva menghela nafasnya. Ia menyentak kedua tangannya, membuat cekalan Tezza dan Javier lepas.
"Gue dijemput supir," ucap Zelva, menatap Tezza datar.
"Suruh putar balik," jawab Tezza enteng.
Zelva melongo, tak percaya begitu mudahnya kakak kelasnya ini berkata seperti itu. "Ya gak bisalah." Zelva mulai naik darah dibuatnya.
"Bisa."
"Jangan paksa," kata Javier yang diangguki Raymond.
"Gue gak bicara sama lo," ketus Tezza menatap sinis Javier.
"Gue sahabatnya." Javier balik menjawab dengan nada yang tak kalah ketus dari Tezza.
Tezza mengumpati Javier dalam hati. "Pulang bareng gue, suruh supir lo putar balik." Tezza menatap tajam Zelva.
"Loh, gak bisa gitu dong, kak," kata Zelva tak habis pikir.
"Ck! Gak usah ngebantah."
"Lo siapa nya Vava? Seenaknya ngomong gitu." Raymond berujar tajam. Ia menarik Zelva agar mendekat padanya.
"Sialan," maki Tezza pelan. "Gu--"
Drrtt Drrtt Drrtt
Suara ponsel Zelva mengalihkan perhatian mereka semua.
Zelva dengan segera merogoh saku roknya, mengambil ponsel. Zelva menatap Tezza, Raymond dan Javier satu persatu sembari menempelkan jari telunjuknya di bibirnya, mengisyaratkan agar ketiganya diam.
"Halo pak," ucap Zelva.
"Halo non," Balas pak Harto sopan dari seberang sana.
"Iya kenapa pak?"
"Maaf nona, bapak sepertinya bakalan lama jemput nona, karena ban mobil bocor ditengah jalan. Atau bapak pesankan taksi aja ya non? Supaya nona tidak perlu menunggu bapak." Terdengar helaan nafas dari seberang sana.
"Iya gak pa--"
Zelva terkesiap karena ponsel miliknya direbut Tezza. "Gak perlu pak, Vava pulang bareng saya aja, saya temannya." Tezza berujar datar namun sopan.
"Baik kalau begitu, tolong antar kan nona Vava pulang dengan selamat ya, Nak."
"Iya," jawab Tezza singkat. Tezza mematikan sambungan teleponnya lalu menyerahkan benda pipih tersebut pada pemiliknya.
Zelva menatap sinis pada Tezza sembari mengambil ponselnya. "Gak sopan, rampas hp orang gitu aja."
Tezza hanya mengendikkan bahunya acuh. "Tuh dengar, lo pulang bareng gue." Tezza ingin tertawa, kebetulan macam apa ini.
"Gak bisa, Vava gak kenal lo, biar gue yang antar Vava pulang," kata Raymond.
"Supir nya udah nitip Vava ke gue, jadi gue yang antar dia pulang."
"Itu karena lo main rampas hp nya Vava." Kali ini Javier yang bersuara.
"Tapi intinya, sekarang Vava tanggung jawab gue." Tezza masih bersikukuh untuk pulang bersama Zelva.
"Udah cukup!" Zelva melerai, ia jengah dengan perdebatan yang tidak ada habisnya ini. "Gue pulang bareng kak Tezza aja," ucap Zelva pasrah.
Raymond dan Javier saling bertatapan. Keduanya heran, sejak kapan Zelva mengenal laki-laki sialan ini? Sama halnya dengan Steven yang juga kebingungan.
"Tapi Va--"
"Udah Ray, betul yang dikatakan kak Tezza, kalo Pak Harto udah percayakan gue ke Kak Tezza." Ucapan Zelva membuat Tezza tersenyum girang dalam hati.
Javier dan Raymond mendengus kesal. Keduanya tidak bisa lagi membantah. "Iya udah." Raymond menatap tajam Tezza. "Anterin Vava sampe selamat, awas kalo lo macem-macem," ucap Raymond penuh penekanan.
Tezza hanya memutar bola matanya jengah. Lalu menarik pergelangan Zelva menuju parkiran. Diikuti Bastian, Feron dan Alex.
______________
Saat ini, Tezza berada diparkiran yang telah sepi dari murid-murid, mungkin hanya beberapa murid yang mengikuti ekskul band yang masih berada di sekolah.
Feron, Alex dan Bastian sudah pulang terlebih dahulu. Atas paksaan Tezza yang mengusir mereka bertiga.
Setelah selesai memakai helm, Tezza yang sedari tadi sudah menaiki motor sportnya menoleh kebelakang menatap Zelva yang berdiri terdiam sembari menatap sekeliling. "Naik," ucap Tezza datar.
Zelva menatap Tezza lalu beralih memperhatikan motor lelaki itu tanpa berniat untuk menaikinya.
Tezza tersenyum miring, ia paham kenapa adik kelasnya ini hanya diam. "Gak bisa naik?" tanyanya datar.
Zelva mengangguk polos. "Makanya jangan pendek," cibir Tezza yang langsung dipelototi tajam oleh Zelva.
Entah sadar atau tidak, Tezza mengacak gemas rambut Zelva. "Pegang tangan gue." Tezza mengulurkan tangannya agar memudahkan Zelva untuk naik. Zelva menuruti ucapan Tezza, setelahnya gadis itu berhasil menaiki motor sport tersebut.
Tezza melepaskan seragamnya, meninggalkan kaos hitam ditubuh atletisnya. Ia menyodorkan seragam tersebut pada Zelva. "Tutupin paha lo." Karena Tezza tidak memakai jaket alhasil ia melepaskan seragamnya.
"Ambil, gue gak mau ngomong untuk kedua kalinya," kata Tezza sedikit kesal karena Zelva hanya diam.
Zelva pun mengambil seragam tersebut lalu menutupi pahanya. "Pegangan." Sekali lagi Zelva menuruti perkataan Tezza.
Tezza berdecak kesal. Ia meraih kedua tangan Zelva agar melingkar di pinggangnya. Zelva terkesiap atas tindakan Tezza. "Supaya lo gak terjungkal ke belakang," kata Tezza.
Zelva hanya manggut-manggut menuruti ucapan Tezza.
Lelaki itupun melajukan motor meninggalkan area sekolah.
Tezza tersenyum dibalik helm full face nya, memperhatikan Zelva dari kaca spion. Ia dapat melihat gadis itu menikmati hembusan angin yang menerpa wajah cantiknya. Tezza pun kembali fokus mengendarai motornya.
Zelva memperhatikan kanan kirinya. Hingga gadis itu tak sengaja menatap sesuatu. "Berenti kak!" teriaknya.
Cit
Tezza mengerem mendadak membuat gadis yang duduk dibelakangnya menubruk punggung lebarnya. Tezza melepas helmnya lalu menoleh ke belakang. "Lo gila?!" ketusnya. Menatap Zelva tajam.
"Gak," jawab Zelva polos.
Tezza semakin kesal dengan jawaban Zelva yang terdengar santai di pendengarannya. "Kenapa teriak?!" tanya Tezza kesal namun tersirat khawatir. Ia takut gadis yang diboncengnya jatuh. Kalau hanya dirinya saja tidak masalah, karena setiap membawa motor sendirian, ia selalu melaju dengan kecepatan diatas rata-rata. Tidak apa kalau jatuh yang terpenting tidak sampai mati, begitu pemikirannya.
"Mau itu." Zelva menunjuk pedagang bakso pinggir jalan. Lantas tatapan lelaki itu mengikuti apa yang ditunjuk Zelva.
"Lapar?" tanya Tezza datar.
"Iya."
Tezza pun turun dari motor. Ia mengangkat Zelva agar turun dari kendaraan beroda dua tersebut. "Ayok." Tangannya menggenggam tangan Zelva, melangkah menuju pedagang bakso.
"Bang, baksonya satu," ucap Tezza pada pedagang bakso.
"Cuma satu? Gak pesen dua nih?" tanya pedagang bakso.
"Gak."
Zelva menatap Tezza. "Kenapa gak pesen?" tanyanya.
"Gak lapar," jawab Tezza seadanya.
"Iya udah, baksonya dibungkus apa makan disini," tanya pedagang bakso.
"Makan disini," jawab Zelva.
"Siap mba cantik." Pedagang tersebut pun membuat pesanan bakso gadis itu.
Zelva dan Tezza duduk di kursi plastik yang juga tersedia meja panjang. Zelva mengembalikan seragam milik Tezza. Lalu lelaki itu memakainya namun tak dikancing.
dia sngja msuk jd gru d sma,biar lbh gmpng nyri trget....jgn blng vava jg udh d incar?????
cntik plus gmesin,tp mkannya buanyakakkk.....siap2 yg bkln jd pcarnya,mst tbel dong y dompetnya...isi dmpetnya trutama....
😁😁😁
c kk lg bgus mood'ny y????up bnyk hr ni....mksh kk....lope sekebon y....
😁😁😁
Duuuhhh....jgn y,mndingn jd cwek imut aja...lbh mnggemaskn drpd jd psikopat....
yg drama kn mreka,laahhh....yg bca ikutn bapeeuurrrr......
mngkn zelva bkn adik kndungnya zigas kli y????mngkn zelva cma ank angkat....mslhnya,dia jg amnesia...jd lupa kjdian d msa lalu,atw mngkn sngja d buat lupa....
Ada rhsia apakh????
untng regan sm gevan plus antek2nya ga pd mncul,kl nongol pst ikutn gelut....emng y,kl jd cwek cntk tu bs bkin huru hara....🤣🤣🤣
crtanya seru pke bgt...bru nemu hr ni,lngsung ngebut buat baca....
btw...zigas,zaka,sm zelva tu saudra kndung bkn sih????ko zigas jth cnta sm adeknya????tp bkn cnta kya'ny,tp obsesi.....mna psesif bgt lg....
lnjut dong.......😁😁😁