NovelToon NovelToon
Terjebak Psikopat

Terjebak Psikopat

Status: sedang berlangsung
Genre:Tamat / Mafia / CEO / Hamil di luar nikah / Percintaan Konglomerat / Masuk ke dalam novel / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:18.2k
Nilai: 5
Nama Author: AMisteri

Orang tua Mozayya memiliki hutang yang tidak bisa di lunasi dengan setahun kerja banting tulang. Hutang yang entah di gunakan untuk apa, tau-tau ada orang dengan perawakan tinggi, besar dan wajahnya sangat tidak ramah, masuk ke rumah Mozayya dengan melantangkan suaranya. Mozayya yang awalnya tidak tahu apa-apa mencoba melawan pria itu. Namun, pendiriannya runtuh ketika orang tuanya mengatakan bahwa mereka ikhlas menjadikan dirinya sebagai jaminan hutang-hutang mereka. Hutang itu di nyatakan lunas, kalo Mozayya mau mengikuti kesepakatan yang sudah di tentukan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AMisteri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sisi lain dari tegasnya

BRAK!

Artha menutup pintu kamarnya dengan sangat kencang, sehingga membuat hati kecil Mozayya sedikit terlonjak.

Mozayya hanya menggelengkan kepalanya, seraya mengelus d4da. 'Dia itu kenapa, sih?!'

"Habis dari mana kalian?" tanya seseorang.

Mozayya membalikan tubuhnya, dan menatap datar orang tersebut.

"Habis dari mana? Magrib baru pulang?"

Mozayya memutar bola matanya malas. "Loh, memangnya apa salahnya? Toh, aku keluarnya bareng Tuan Artha. Bos di rumah ini, orang yang memiliki peraturan di rumah ini. Jadi, penjelasan apa lagi yang harus aku katakan?"

Maid Ling melipat kedua tangannya. Seraya menatap Mozayya tajam. "Mozayya! Saya tegaskan lagi kepadamu. Sebelum kamu menyesal, pergilah dari hidup Artha. Kamu paham?!

Mozayya juga ikut bersidekap d4da. Seraya memajukan sedikit kepalanya kearah Maid Ling. "Dengerin aku yang Maid Ling. Kamu gak ada hak ngatur-ngatur aku kaya gitu. Jabatan kita disini sama, hanya saja aku sedikit dijadikan Maid tersayang Tuan Artha." tuturnya, menatap remeh Maid Ling.

"Kita lihat, mau sampai kapan kamu bertahan di rumah ini!" tegas Maid Ling.

Mozayya hanya mengangguk-anggukkan kepalanya. Tanpa, mengeluarkan sepatah katapun, Mozayya segera berlalu dari hadapan Maid Ling.

"Mozayya! Kamu bener-bener menjadi penghalang rencanaku! Awas, saja! Aku, gak akan biarin kamu mengambil hati Artha!" seringainya.

Kamar Mozayya!

'Hannum itu siapa? Kenapa Artha antusias banget dengan nama itu. Kayanya, Hannum memiliki peran penting dalam hidup Artha, deh. Tapi, kemana dia? Kenapa gak pernah kelihatan, dan sangat mengejutkan sekali seorang psik0pat memiliki kekasih. Apa Artha juga tipikal orang yang bucin kalo lagi berpacaran?' Sadar akan pikiran konyolnya, Mozayya memukul jidatnya perlahan. "Haish! Ngapain juga gue pikirin? Gak guna banget ni otak!"

Mozayya segera berjalan menuju kamar mandinya.

Malam harinya, pukul 21.40 WIB!

Prang!

Terdengar suara benda terjatuh, sehingga mengusik ketenangan tidur Mozayya.

"Ck! Apaansih?!" gerutunya, yang masih dalam kondisi setengah sadar.

Mozayya hanya mengangkatkan kepalanya singkat, lalu segera menidurkannya kembali.

Prang!

Lagi-lagi suara itu mampu membuat Mozayya terlonjak kaget. "Apaansih?!" Kali ini Mozayya bangkit dari tidurnya, lalu dengan langkah gontai, mulai berjalan mendekati pintu kamarnya.

Ceklek!

"Gak ada apa-apa," monolognya. Namun, tatapannya berhenti tepat dipintu kamar Artha.

Lampu kamar Artha masih menyala, terlihat dari sela-sela pintu kamarnya, yang itu artinya pemiliknya masih terbangun.

"Kayanya suaranya dari kamar Artha, deh. Apa gue samperin aja kali, ya ... ah, iya deh." ucapnya, lalu perlahan menutup pintu kamarnya, dan mulai berjalan menuju kamar pria, itu.

Mozayya menempelkan daun telinganya ke pintu kamar tersebut, guna untuk mendengar apakah masih ada kehidupan di dalamnya.

"Kok, suaranya gak ada," monolognya.

Lima menit masih setia dalam pendiriannya. Setelahnya Mozayya memutuskan untuk mengetuk pintu tersebut.

Tok! Tok! Tok!

Hening!

Tok! Tok! Tok!

"Huek, Huek." Terdengar seseorang yang sepertinya sedang muntah-muntah, dan siapa lagi di kamar itu selain Artha.

"Artha," gumamnya.

Ceklek!

"Eh, gak dikunci." Setelah menutup pintu itu Kembali, dengan perlahan Mozayya memasuki kamar, tersebut.

"Artha!" panggilnya, namun tak ada jawaban.

Tiba-tiba tercivm bau alk0hol yang menyeruak dipencivman Mozayya.

"Emhh," Mozayya menggunakan sebelah tangannya untuk menutupi hidungnya.

Tatapannya berhenti tepat di atas meja yang terdapat lima botol minuman beralkoh0l.

"Arth—"

"Huek," Suara muntah itu kembali terdengar, dan asalnya dari kamar mandi.

Tanpa berlama-lama lagi, Mozayya segera berjalan menuju kamar mandi.

Ceklek!

Pintu terbuka, dan manampakan Artha yang sedang menunduk di atas kloset.

"Artha!" Mozayya berlari menghampiri pria, itu.

"Ada apa denganmu? Kamu minum lagi?" tanyanya, seraya mengusap pelan punggung pria, itu.

"Huek," Mozayya terus mengusap-usap punggung Artha.

Setelah berhenti memuntahkan cairan bening tersebut. Dengan perlahan Artha memalingkan wajahnya menatap Mozayya sayu.

"Kamu siapa?"

"Aku, Mozayya. Lihatlah!" ucapnya, seraya menarik pelan rahang pria, itu.

"Mozayya?" Mozayya menganggukkan kepalanya.

"Mozayya," gumamnya. Jeda sebentar, setelahnya menatap Mozayya dengan tatapan tajam. "Pergilah Mozayya! Saya tidak membutuhkanmu! Saya tidak butuh siapapun selain, Hannum kekasihku!" bentaknya, seraya mendorong tubuh Mozayya hingga tersungkur kebelakang.

Namun, Mozayya tak menyerah. Ia tahu Artha sedang mabvk. Jadi, ia harus menolongnya.

"Kemarilah, biar aku bantu." ujarnya, seraya meraih sebelah tangan Artha. Namun, dengan kasar Artha menepis tangan Mozayya.

Mozayya menghembuskan napasnya perlahan. "Baiklah! Silahkan berdiri sendiri." ucapnya, mulai berdiri, lalu menatap Artha dengan bersidekap d4da.

Artha menatap Mozayya singkat, kemudian sebelah tangannya memegang erat b1bir kloset, tersebut.

Terlihat rahang tegas Artha mengeras, dan perlahan mulai berdiri. Namun ...

Bruk!

"Argh!" umpatnya, seraya memukul kloset tak berdosa itu.

"Hey! Apa yang kamu lakukan? Kloset itu tidak bersalah. Dasar, gengsian!" tuturnya, seraya menarik sebelah tangan Artha. Hendak ditepis oleh Artha, namun Mozayya lebih dulu melingkarkan tangan kekar itu, dipundaknya.

Artha tak berontak, namun terdengar helaan napas pelan dari hidungnya.

Perlahan Mozayya memapah Artha menuju sofa di kamarnya, tersebut.

Bruk!

Sempurna!

"Huhf! Berat banget!" gumam Mozayya, seraya mengelap keringat tipis dipelipisnya.

"Aku ambil kompresan dulu, ya." ucapnya, seraya berniat untuk melangkahkan kakinya. Namun, sebelum itu terjadi, lebih dulu Artha menggenggam sebelah tangan Mozayya.

"Kenapa?" tanyanya.

Artha melepas genggamannya, lalu ...

Puk! Puk! Puk!

Artha menepuk tempat duduk disebelahnya. Yang artinya ...

Mozayya tak yakin akan maksudnya, tapi selain menyuruhnya duduk, apa lagi maksud dari isyarat itu? Masa disuruh ngangkat kursinya, kan, gak mungkin.

Mozayya mulai melangkahkan kakinya untuk lebih dekat lagi dengan kursi tersebut. Lalu, dengan perlahan Mozayya mendudukkan bokongnya disebelah Artha.

"Kenapa?" tanya Mozayya dengan sangat hati-hati.

Artha menundukkan kepalanya. "Aku merindukan kekasihku," lirihnya.

Mozayya mengembuskan napasnya perlahan. "Hannum?"

Artha mengangguk-anggukkan kepalanya pelan.

Dengan tanga bergetar, Mozayya mengayunkan tangannya tepat di atas pundak Artha, dan mengelusnya lembut.

"Memang kalo boleh tahu, kemana kekasihmu itu?"

"Dia udah ninggalin, saya." lirihnya, masih dalam posisinya.

Mozayya mengerutkan keningnya. Kata dari ninggalin itu ada dua arti. Satu, ninggalin karena ada yang baru. Dua, ninggalin karena udah ... mat1, kah?

"N--ninggalin gimana, maksudnya?"

Artha menarik napasnya lewat hidung, dengan sangat kasar. Lalu menghembuskannya lewat mulut dengan perlahan. Ingus, kah? Wkwk.

"Dia ninggalin saya, dan gak akan pernah kembali lagi, sampai kapanpun!"

'Meninggal?'

"Maaf, Artha! Maksudmu—,"

"Di sudah meninggal Mozayya! Kekasihku sudah meninggal! Dia gak akan pernah kembali lagi! Saya tidak bisa mendapatkan kenyamanan yang selalu dia berikan kepada saya! Semuanya hanya tinggal kenangan, dan saya tidak yakin bisa mendapatkan yang seperti dia, lagi!" sentaknya, menatap tajam Mozayya.

Mozayya menelan salivanya susah payah. "Innalilahi, aku turut—,"

"Jangan diteruskan! Semuanya sudah berlalu!"

"Maafkan aku,"

Artha menundukkan kepalanya, seraya terdengar Isak tangisan yang Mozayya dengar untuk yang kedua kalinya.

'Dia nangis, lagi.'

"Artha, jangan menangis! Jika, kamu menangis, maka almarhum kekasihmu itu, tidak bisa tenang di alam sana. Kamu, pasti tidak mau 'kan melihat dia sedih?"

Artha menggelengkan kepalanya.

"Yasudah, jadi berhentilah menangis."

"TAPI, SAYA MERINDUKANNYA, MOZAYYA! SAYA INGIN DIA KEMBALI! KEMBALI KE DALAM PELUKAN, SAYA!"

"Itu mustahil Artha! Semua orang yang udah dipanggil sama Tuhan, tidak bisa kembali lagi ke dunia."

Artha kembali menundukkan kepalanya, dan ya, mulai menangis lagi.

"Oh, ayolah Artha! Saya jadi ragu, kamu beneran psik0pat atau bukan?" ucap authornya, wkwk.

"Dia udah pergi ninggalin saya Moza. Saya tidak bisa memeluknya lagi, tidak bisa merasakan kasih sayangnya lagi, tidak bisa mendengar tawaan sederhananya lagi, yang mampu membuat hidup saya tentram, dan sekarang, semuanya sudah selesai. Hanya kenangan yang bisa saya ingat, sedangkan ingatan itu'lah yang membuat saya rapuh." lirihnya, penuh dengan tekanan disetiap baitnya.

Mozayya melipat kedua b1birnya, dan jujur Mozayya sedikit terbawa suasana. Lirihannya mampu menggoyahkan hati kecil Mozayya.

"Artha, dengerin aku."

Artha menatap Mozayya sendu.

"Hannum-mu tidak kemana-mana, dia selalu ada menemanimu."

"Apa maksudmu?"

"Disini," ujarnya, seraya memegang hati pria, itu. "Kekasihmu ada disini, dihatimu. Kemanapun kamu pergi, dia selalu ikut bersamamu. Percayalah, dia akan bahagia, jika kamu selalu terlihat kuat menghadapi perjalanan dunia." tuturnya, menatap Artha dengan senyuman yang tulus.

Artha memegang kuat tangan Mozayya. Lalu, menjauhkannya. "Saya tidak bisa!"

"Kamu bukan tidak bisa, tapi kamu tidak yakin. Maka dari itu, sebelum menyimpulkan, alangkah baiknya, kamu mencobanya terlebih dahulu."

"Kamu tidak tahu dengan perasaan saya, Mozayya!"

"Aku memang tidak tahu bagaimana perasaan kamu, Artha. Tapi, aku tahu bagaimana cara mengatasi orang yang sedang putus asa."

"Apa saya pernah bilang, kalo saya putus asa?!"

Mozayya menggelengkan kepalanya, seraya berkata. "Kamu memang tidak mengatakannya, tapi aku bisa lihat dari wajahmu, Artha. Kamu, sedang tidak baik-baik, saja."

"Sudahlah, Mozayya! Saya tidak menginginkan perhatianmu! Lebih baik kamu keluar!"

Mozayya masih berdiam diri, menatap Artha prihatin.

"Kamu tidak mendengar perkataan saya?!"

"I--iya, aku dengar." ucapnya, lalu mulai bangkit dari duduknya, kemudian berjalan perlahan menuju pintu kamar tersebut.

Tepat diambang pintu, Mozayya kembali menolehkan kepalanya, menatap Artha yang sedang menundukan kepalanya dalam.

'Artha, aku bisa melihat, kalo kamu sedang membutuhkan support dari orang lain. Tapi, kamu gak bisa mengungkapkannya.'

Ceklek!

Artha mengangkatkan wajahnya, menatap pintu yang sudah tertutup rapat.

'Hannum, aku sangat mencintaimu.

1
Rahayu Nuniek
Artha bener2 jahat ya, ga mau kenal org tua kandungnya, semoga mozayya baik2 aja yaa thor
Rahayu Nuniek
duuhh kasian, jangan kejam2 thor perlakuan artha ke mozaya,
noname
lanjut thor
Rahayu Nuniek
sepertinya moza hamil deh
Gunasri K
lanjut kak
List: siap kaka
total 1 replies
Gunasri K
bagus alurnya
List: makasih ka
total 1 replies
Gunasri K
/Shame/
List: /Hey//Hey/
total 1 replies
Nrh 👠👄💥💫
jangan percaya cewe jahat nih, apakah artha mulai mencintai moza atau lagi sakit hati!!
Nrh 👠👄💥💫
menyimak dulu sepertinya menarik
List: /Pray/
total 1 replies
Nrh 👠👄💥💫
alurnya bikin penasaran
mega
Bagus Ceritanya
mega
/Kiss/
Rahayu Nuniek
nti juga pindah artha ke kursinyg dekat moza 😍😍
List: /Chuckle/
total 1 replies
Rahayu Nuniek
bagus
List: makasih ka/Kiss/
total 1 replies
Anonymous
hallo kk
Selviana
Aku mampir nih kak.Jangan lupa mampir juga di karya aku yang berjudul (Terpaksa Menikah Dengan Kakak Ipar)
List: iya kak trimakasih
total 1 replies
fitt
ceritanya bagus kak. semangat
Anonymous
/Awkward/
kang mager
aku mampir nih KK semangat ya, karyanya bagus 🥰
List: terimakasih kk
total 1 replies
Anonymous
/Whimper/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!