11
Anggi Putri Nugroho, wanita cantik yang baru menyelesaikan pendidikan kedokterannya di usia 23 tahun. Memiliki kepercayaan diri tingkat tinggi membuat Dokter Anggi tanpa segan menerima tantangan dari kedua sahabatnya untuk menakhlukan seorang laki-laki asing yang mereka temui di club. Hingga akhirnya kisah rumit percintaannya 'pun dimulai.
Ig : Ratu_Jagad_02
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ratu jagad 02, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22
Rutinitas semua orang kembali berjalan, seperti halnya Anggi yang begitu sibuk di rumah sakit, Morgan 'pun sama sibuknya hari ini. Tumpukan berkas yang menuntut untuk disentuh, dan beberapa pertemuan meeting hari ini membuat Morgan benar-benar merasa lelah.
"Baru jam sebelas, tapi kenapa aku malah merasa se-lelah ini? Astaga!" Morgan melepas jas-nya dan memilih bersandar pada kursi kebesarannya dengan kepala mendongak.
Tok! Tok!
"Hm, masuk." ucap Morgan saat mendengar pintu ruangannya diketuk.
"Kau kenapa? Apa Ayah mertuaku meminatmu untuk langsung menikahi Anggi?"
Morgan menatap ke arah pintu, ternyata Sean 'lah yang datang. Morgan lantas mendekati sahabatnya dan mengajaknya duduk di sofa ruangannya. "Ada apa kau ke mari?" tanya Morgan.
"Istriku sedang ada meeting di rumah sakit, jadi dia tidak bisa menemaniku makan siang, makanya aku ke sini saja." ucap Sean.
"Aku sudah seperti selingkuhanmu saja, di datangi saat yang pertama tidak bisa melayani." cibir Morgan.
"Hahaha lalu apa bedanya dengan dirimu? Kau 'pun mendatangi para wanitamu yang lain saat Melly sibuk 'kan? Jadi anggap saja sekarang kau merasakan karma karena menduakan. Oh tidak-tidak, aku salah menghitung, yang sebenarnya itu bukan menduakan tapi melipat gandakan."
"Sialan kau!"
"Hahaha." Sean cukup senang saat melihat wajah kesal sahabatnya hingga membuatnya tertawa lebar. "Oh iya, apa yang semalam ayah mertuaku katakan? Apa dia memintamu menikahi Anggi?"
"Kenapa kau bisa tahu?" tanya Morgan heran.
"Karena aku menantunya."
Sean jelas tahu. Sebab ia 'pun pernah berada di posisi Morgan saat ia berpacaran dengan Nasila, kakak tertua dari Zoe dan Anggi. Hanya saja, dulu saat ia ditanya perihal keseriusan, ia menjawab dengan mantap bahwa ia benar-benar serius untuk menjalin hubungan dengan Nasila dan ingin berakhir di pelaminan. Hingga akhirnya sambutan ayah Ardan begitu amat hangat padanya.
Namun sayang sekali, kebahagiaannya tidak bertahan lama, karena Nasila meninggal saat melahirkan Naina, dan keluarganya memaksanya menikah turun ranjang bersama Zoe, adik dari Nasila. Meski awal menikah terasa berat, tapi kini Sean justru menjadi bucin akut pada sang istri.
"Tidak perlu senyum-senyum seperti orang gila begitu!" tukas Morgan saat melihat Sean bengong dan senyum-senyum sendiri.
"Ahhh aku memang sudah seperti orang gila saat mengingat sesuatu yang menyangkut istriku." ucap Sean.
"Cih! Dulu saja waktu dijodohkan kau malah marah-marah dan menghancurkan hidup dengan minum-minum, sekarang malah senyum-senyum tidak jelas seperti remaja. Dasar labil!"
"Dalam hidup itu ada yang namanya perjalanan, Bro. Dan aku sudah melewati perjalanan itu dalam hidupku, hingga sekarang aku benar-benar menemukan cinta sejatiku. Ahh sudahlah, percuma juga aku jelaskan karena kau tidak akan mengerti."
"Sialan kau!"
"Hahaha, oh iya, jadi apa yang ayah mertuaku tanyakan padamu semalam?" tanya Sean. Tampaknya ia benar-benar penasaran akan percakapan yang melibatkan mertua dan sahabatnya tadi malam di kediaman sang mertua.
"Tidak banyak, dia hanya bertanya tentang kelanjutan hubungan aku dan Anggi."
"Lalu kau menjawab apa?"
"Aku jawab saja dengan jujur bahwa aku belum memiliki planing lanjutan. Beres 'kan?"
"Dasar bodoh!" maki Sean.
"Kau! Apa kau bilang tadi? Aku bodoh?"
"Iya, kenapa? Kau tidak terima? Dengarkan aku, kau itu bujang lapuk berusia 27 tahun, dan kau ditanya mengenai kelanjutan hubungan oleh ayah dari wanita yang jelas-jelas mengejarmu tapi kau justru mematahkan ekspektasinya. Kau itu gila, Mor."
"Itu tidak gila, itu namanya pilihan."
"Pilihan? Jadi kau benar-benar tidak memiliki pemikiran untuk membangun rumah tangga, begitu?" selidik Sean.
"Ya, setidaknya tidak untuk sekarang."