NovelToon NovelToon
PERMAISURI PENGGANTI

PERMAISURI PENGGANTI

Status: tamat
Genre:Tamat / Konflik etika / Ibu Pengganti / Pengganti / Percintaan Konglomerat
Popularitas:587.6k
Nilai: 4.9
Nama Author: HANA ADACHI

Rani baru saja kehilangan kakaknya, Ratih, yang meninggal karena kecelakaan tepat di depan matanya sendiri. Karena trauma, Rani sampai mengalami amnesia atas kejadian itu. Beberapa bulan pasca tragedi tersebut, Juna, mantan kakak iparnya melamar Rani dengan alasan untuk menjaga Ruby, putri dari Juna dan Ratih. Tapi, pernikahan itu rupanya menjadi awal penderitaan bagi Rani. Karena di malam pertama pernikahan mereka, Juna menodongkan pistol ke dahi Rani dan menatapnya dengan benci sambil berkata "Aku akan memastikan kamu masuk penjara, Pembunuh!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HANA ADACHI, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

21. (REVISI) Aku Istrimu!

Rani berjalan meninggalkan mereka berdua dengan langkah cepat, tapi Juna berhasil menyusul dan meraih tangannya.

"Aw!" rintih Rani. Juna memang tak pernah lembut setiap kali menyentuhnya.

"Apa-apaan sih, kamu?" Juna menatap marah. "Jangan kaya anak kecil! Kamu itu baru mengenal dia beberapa kali saja, tapi kenapa sikapmu sudah kurang ajar seperti ini?"

"Lalu bagaimana dengan dia?" Rani balas menatap Juna. "Dia juga baru mengenal aku beberapa kali, tapi sikapnya juga kurang ajar padaku! Aku ini istri kamu Kak! Aku tau kamu membenci ku, tapi setidaknya perlakukan aku sebagai istri di depan orang lain!"

Puas mengatakan semua unek-uneknya, Rani segera berbalik meninggalkan mereka berdua. Ia mencegat taksi dan langsung pulang ke rumah.

Sementara itu, Juna yang ditinggalkan istrinya hanya mampu menghela napas panjang. Ia menyugar rambutnya ke belakang, merasa pusing dengan kelakuan sang istri.

"Kak," Laura menghampiri Juna dengan wajah khawatir. "Rani kenapa Kak?"

"Sudah, tidak usah dipikirkan," ujar Juna. Ia lalu menoleh ke arah tas-tas belanja yang ditinggalkan Rani. Juna baru sadar, apa sedari tadi Rani membawa kantong belanja sebanyak itu?

"Kamu bisa bawa itu sendiri?" tanya Juna kepada Laura.

"Apa?" Laura kaget. "Kenapa aku yang bawa sendiri? Itu sangat banyak, bagaimana aku bisa membawanya?"

"Kalau begitu, kamu mau menyuruh siapa? Itu kan belanjaan kamu, jadi kamu bawalah sendiri. Aku akan ke parkiran untuk mengambil mobil," Juna lantas pergi meninggalkan Laura begitu saja. Dengan terpaksa, Laura mengambil semua belanjaannya dan membawanya dengan susah payah.

...----------------...

"Kak, apa Rani marah padaku?" tanya Laura sok polos saat dirinya dan Juna dalam perjalanan pulang ke rumah.

"Mungkin," jawab Juna singkat.

"Apa dia marah hanya karena disuruh membawa belanjaanku?" Laura mulai memancing-mancing. "Kak, aku rasa sifat Rani itu tidak baik. Dia tidak sabaran, pemarah, dan suka membuat masalah. Berbeda sekali dengan Ratih yang baik, lembut dan selalu sopan. Apa sih yang membuat Kak Juna memilih Rani? Kakak mencintainya?"

Juna menghela napas panjang. "Sejak awal, pernikahan kami tidak berdasarkan cinta,"

"Terus, kenapa kakak menikahinya?" heran Laura. "Kak, coba lihat di sekeliling Kakak. Ada banyak sekali wanita yang jauh lebih baik ketimbang Rani. Banyak wanita-wanita yang jauh lebih cantik, lebih kaya, dan lebih berkelas!" Laura kemudian mengelus tangan Juna dengan maksud menggoda. "Kak Juna tidak mau menceraikan Rani saja? Aku siap kok menerima Kakak kapanpun,"

CKIIITTT!

Mobil yang dikendarai mereka berdua berhenti mendadak. Tubuh Laura langsung condong ke depan. Untunglah dia memakai sabuk pengaman, sehingga dahinya tidak terbentur dashboard mobil.

"Aduh! Kak! Ada apa? Kenapa tiba-tiba berhenti?"

"Laura," panggil Juna tanpa menoleh. Suaranya datar dan tegas, membuat siapapun yang mendengar akan langsung bergidik ketakutan, tak terkecuali Laura.

"I-iya Kak," jawab Laura takut-takut. Belum pernah ia melihat Juna seserius ini.

"Harus berapa lama lagi aku bersabar menghadapi kamu?" Juna beralih menatap Laura dengan tatapan tajam. "Menurut kamu, aku tidak tahu kamu sengaja menyiram gaun mu sendiri saat pesta kemarin?"

"A-apa?" Laura tergagap. "Tentu saja tidak! Rani lah yang melakukannya karena dia merasa kesal!"

"Kamu kira aku bodoh?" tanya Juna masih menatap tajam Laura. "Malam itu Rani menggendong Ruby di tangan kanan, sedangkan di tangan kirinya memegang gelas berisi jus yang masih utuh. Kalau dia memang benar-benar menyiram kamu, gelasnya pasti kosong,"

Laura menelan ludah. Siapa sangka Juna akan mengingat kejadiannya sedetail itu?

"Selama ini aku sudah bersabar dengan semua sikapmu karena aku menghargai kamu. Kamu adalah nona keluarga Salim, sekaligus adik dari sahabatku sendiri. Selama ini aku selalu menganggap mu sebagai adikku. Tapi, jika kamu terus melewati batas, aku tidak segan-segan untuk menurunkan kamu di sini sekarang,"

Laura merasa tubuhnya bergetar. Ucapan Juna benar-benar membuatnya ketakutan. Padahal dulu Juna selalu bersikap lembut padanya, tapi kenapa sekarang jadi seperti ini?

Laura pun menutup mulutnya sampai mobil mereka masuk ke kediaman Wijaya.

Sementara itu, Rani sudah datang lebih dulu. Jarak kedatangan mereka tidak terlalu lama, mungkin hanya sekitar lima menit. Tapi hal itu sukses membuat Lily mengerutkan kening.

"Kenapa kalian pulang sendiri-sendiri?" tanya Lily heran.

"Tidak apa-apa Mi, kami tadi berpisah karena Rani mau beli sesuatu di jalan," jawab Juna mengarang cerita. Sedangkan Rani hanya diam saja. Ia masih merasa kesal. Ia berjalan cepat menuju kamarnya.

"Ada apa sayang?" Lily menghampiri Laura yang menghampirinya dengan mimik sedih. "Kok cemberut begitu?"

"Hiks, hiks, Tante.." Laura dengan manja memeluk Lily.

...----------------...

Di dalam kamar, Rani berusaha menenangkan diri sendiri. Akhir-akhir ini semua orang berusaha menguji kesabarannya. Tapi Rani rasa hari ini adalah puncaknya. Menghadapi Laura membuat kesabarannya menipis.

Drrt..Drrt..

Ponsel Rani bergetar. Tanda apa pesan masuk. Rani meraih ponsel dari sakunya, menekan aplikasi whatsapp. Sudah lama ia tak membukanya. Semenjak menikah, Rani memang terlalu sibuk dengan banyak hal.

Rani terkejut saat melihat ada ratusan chat dari teman-temannya. Rata-rata adalah teman kuliah yang menanyakan dimana keberadaannya. Memang, semenjak kecelakaan, Rani belum pernah muncul di kampus lagi.

'Ran, Lo belum mati kan?'

Rani tertawa. Pesan itu dikirimkan oleh Dita, salah satu teman kuliahnya yang paling dekat. Rani segera membuka pesan itu dan mengetik pesan balasan.

'Alhamdulillah masih hidup,'

Lima detik kemudian, dering handphonenya berseru nyaring. Dita meminta panggilan video.

"Ha-halo?" Rani mengangkat telepon itu dengan terburu-buru. Tampak di seberang sana Dita sedang menatap layar ponsel dengan serius. "Dit?"

"Ya ampun Ran, Gue kira Lo udah mati!" Ucap Dita setelah ia memastikan yang mengangkat teleponnya adalah Rani.

Rani tertawa. Dita memang tipe orang yang bicara blak-blakan.

"Apa kabar Ran? Lo ya, mentang-mentang udah jadi istri orang kaya, susah banget dihubungin," keluh Dita.

"Aku baik Dita. Iya nih, aku sibuk banget akhir-akhir ini,"

"Oh iya, Gue juga mengucapkan bela sungkawa soal kakak Lo Ran," ekspresi Dita berubah sedih.

"Thankyou,"

"Terus, kuliah Lo sekarang gimana?"

"Yah, untuk sementara ini aku mengajukan cuti Dit,"

"Memang nggak sayang, ya? Lo kan udah semester 7, udah tinggal skripsian! Memang susah ya kuliah sambil nikah? Maksud Gue, teman-teman kita kan banyak yang begitu,"

Rani menghela napas panjang. Harus mulai dari mana dia menjelaskannya. Situasinya sangat berbeda dari teman-temannya. Karena mereka menikah berdasarkan cinta, tidak seperti Rani yang menikah hanya untuk menggantikan posisi Ratih.

"Eh, tau nggak Ran, masa di kampus ada gosip kalau dosen kita..." Dita langsung mengalihkan pembicaraan saat merasa raut wajah Rani berubah murung.

Dita dan Rani kemudian dengan cepat tenggelam dalam percakapan mereka. Sedang asyik-asyiknya mengobrol, tiba-tiba Rani mendengar suara tangisan dari lantai bawah.

"Eh, udah dulu ya Dit, kayanya anakku nangis deh," ujar Rani segera mengakhiri obrolan.

"Iya, kapan-kapan kita sambung lagi ya," Dita melambaikan tangan dan telepon terputus. Rani bergegas lari menuju lantai bawah, dan alangkah terkejutnya ia saat melihat Ruby sedang jatuh terjengkang di lantai.

"Ruby!"

1
lovina
buruk menurutku, ngapain sm pria bego...critanya ngasal..sgt buruk
lovina
sgt tdk rasional, sejak kapan anak dari pernikahan sirih bisa dpt warisan, dmn2 yg sah yg bs dapat, dlm persidangan ttp yg menang yg anak sah...lucu sekali novel ini....
Dede Bleher
tak aneh.
kalau sudah jatuh baru mengharapkan bini yg sudah di sakiti!
kalau aku ma ya milih pergi!
akukaya
gila.... kau tak ada hak bodoh..... undang-undang mcm apa itu?
akukaya
ada CCTV.....
Ibelmizzel
mampir Thor 💪🏼💪🏼💪🏼
Meity Mei
mungkin Rani amnesia
Noerlina Akbar
Lumayan
Angelica James
keren bangettt ✨️
Anugrah Senjakala
Luar biasa
putupu
juna anj 🤬
Sri Ariyanti
Luar biasa
Ita rahmawati
bagus kyknya
Ita rahmawati
emang orang kaya gk punya pembantu ya 🤭
ttep suka 🤗
Ita rahmawati
aih udah tamat aja,,padahal lg manis² nya 😅
Ita rahmawati
waaàhhhh
Ita rahmawati
akhirnya
Luh Somenasih
kalo aku jadi rani sih mending kabur aja
Ita rahmawati
weh si rani udh mulai berani ya
Ita rahmawati
demi balas dendam justru kamu jd lebih kejam dari bu lily,,bu lily gk sengaja nabrak istrimu tp kamu sengaja membunuh mantu sm suaminya 🥺
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!