NovelToon NovelToon
Hey You, I Love You !

Hey You, I Love You !

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Trauma masa lalu / Tamat
Popularitas:1.3M
Nilai: 5
Nama Author: ade eka

Benny Callary
Pria eksentrik dengan topi koboi itu telah melepaskan cinta pertamanya. Lalu seorang teman lama membuat sebuah permintaan. Sebuah permintaan yang akan menuntun bibirnya untuk menyatakan cinta.

Rose Benneth
Seorang wanita muda yang melarikan diri dari kisah kelam keluarganya. Ia membangun kembali dirinya yang ceria dan apa adanya. Lalu kenyataan pahit membawanya ke sebuah jembatan menuju cinta.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ade eka, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tatapan lapar

"Aku berangkat ya, kak!", Rose melambaikan tangannya ke arah Victor. Pria itu juga tengah tersenyum sambil melambaikan tangannya di teras rumah yang didampingi oleh Paman Alex di sebelahnya.

"Hey, Tuan! Kenapa aku harus menggunakan rambut palsuku ini lagi?", Rose tak bisa menghilangkan rasa penasarannya.

Tadi saat ia sudah sampai di bawah, Ben memerintahkannya kembali ke lantai atas untuk mengambil rambut palsunya dan menggunakannya. Awalnya Victor sempat bingung dengan maksud dari rambut palsu. Tapi setelah Rose menuju ke kamarnya, Ben menjelaskan semuanya kepada Victor perihal alasan Rose memiliki rambut palsunya. Dan sedikit tentang bagaimana mereka bertemu untuk pertama kali. Dan alhasil, Victor bukan hanya mengerti tapi ia juga menertawai Ben yang selalu kejam tanpa memandang genre manapun. Untung saja adiknya itu tidak apa-apa, Victor sempat mengancam akan menghajar Ben jika terjadi sesuatu pada adiknya itu, tapi ancaman itu ia keluarkan dengan gurauan tentunya. Dan sebelum Rose benar-benar turun dari kamarnya, Victor memohon dengan wajah serius.

"Tolong jaga adikku nanti jika aku sudah tiada nanti".

Kalimat itu terngiang sampai saat ini ketika dirinya tengah mengendarai mobil untuk menuju swalayan terdekat. Ben termenung untuk dirinya sendiri saat ini. Apakah ia harus mengiyakan atau menolak permintaan temannya itu. Mengingat status dirinya juga tidaklah mudah dan juga diliputi banyak bahaya.

"Tuan! Tuan! Hey Tuan!", Rose berusaha memanggil Ben yang tak menjawab pertanyaannya sejak tadi.

"Tuan! Hey!", setelah sedikit menyeringai Rose berteriak tepat di telinga Ben dengan kerasnya.

"Hey, kau!", seru Ben tak terima sambil mengguncang telinganya yang sakit.

"Kau ingin aku menjadi tuli, hah!", tambahnya lagi dengan bentakkan. Tadi ia juga sempat refleks menyentil dahi Rose karena kaget.

"Kau memang sudah tuli dari tadi!", Rose juga kesal karena keningnya menjadi sakit saat ini. Ia mengusap-usap keningnya sambil meringis.

"Aku sudah mengajakmu berbicara sejak tadi. Tapi kau malah diam saja! Aku pikir kau tuli, makanya aku berteriak di telingamu untuk mengecek kau itu benar tuli atau tidak!", ucap Rose dengan santainya dan tanpa rasa bersalah.

"Aku tidak tuli!", ucap Ben dingin tidak terima dengan penjelasan Rose barusan. Ia masih kesal karena habis diteriaki. Di luar sana, mana ada yang berani bertingkah kurang ajar seperti ini kepada dirinya. Yang ada orang lain akan merasa tertekan lebih dulu saat berhadapan dengannya. Wanita ini memang luar biasa, nyalinya sepertinya sangat besar karena telah berani bertindak tidak sopan kepada dirinya. Ben memandang wanita itu dengan aura penindasan.

"Apa? Apa sekarang kau berpikir untuk membalas ku, heh? Kau pikir aku tidak berani?", Rose mengangkat dagunya sambil melipat kedua tangannya di depan. Dengan congkak ia menantang Ben saat ini.

"Jadi kau berani?", Ben menolehkan kepala dengan kilatan aura pemburu di matanya. Ia lalu mengurangi kecepatan dan akan menepikan mobilnya.

"Ten,, tentu saja aku ,,, tidak berani! Hehe", Rose tersenyum lebar sampai menampilkan seluruh barisan gigi putihnya. Jujur dalam hatinya ia merasa sangat tertekan dengan aura yang Ben keluarkan. Pria ini memang pantas dijadikan ketua geng mafia. Rose bergidik sendiri membayangkan betapa sadisnya pria itu dalam membantai musuh-musuhnya. Apalagi saat ia mengingat pengalaman pertama bertemu dengannya. Rose kemudian memegangi lehernya, melindungi miliknya yang dulu sempat dicekik dengan kuatnya. Dan seakan rasa sakit itu masih ada, Rose meringis sendiri dibuatnya.

"Hah! Jangan berani memancing kemarahanku! Kau akan menyesal nanti!", Ben mendesah kasar lalu memberi peringatan sambil melajukan mobil lagi ke jalur normal. Ia menatap lurus ke depan masih dengan tatapan tajamnya.

"Sebenarnya aku berani-berani saja melawan dirimu, Tuan. Apalagi yang aku takutkan?! Aku sudah melewati sakit yang teramat sakit, bahkan hampir menelan jiwa dan ragaku. Sebelumnya aku tidak takut akan kematian, bahkan aku pasrah jika saat itu aku memang harus meregang nyawa si usaha pelarian ku. Tapi saat ini, setelah bertemu dengan kakakku, aku jadi sayang dengan nyawaku. Aku harus mempertahankan jiwa dan ragaku saat ini demi kesembuhan kakak. Saat ini aku seperti mempunyai tujuan hidup", tiba-tiba mulut Rose berbicara dengan sendirinya. Tatapan matanya tenang tapi tetap menyiratkan banyak luka di sana.

Ia mengingat bagaimana hari terakhirnya di negara asalnya. Bagaimana hidupnya hampir hancur oleh pria tua busuk itu dan juga keluarga tirinya. Lalu ia juga sempat pasrah saat terjun ke laut dan merasakan dinginnya air laut itu menembus hingga ke tulang belulangnya. Rose sudah merasakan semua hal itu, jadi untuk apa ia merasa takut saat ini. Ia hanya sedang mempertahankan nyawanya untuk penyembuhan penyakit kakaknya itu.

Ben diam, ia rasa tidak tepat jika ia mengatakan sesuatu saat ini. Sepertinya akan lebih baik jika ia diam, karena sepertinya wanita itu tidak butuh balasan apapun. Seperti ia sedang hanya ingin didengarkan saja. Lagipula Ben memang tidak pandai untuk berkata-kata.

"Maaf Tuan, aku jadi banyak bicara!", Rose terkekeh sendiri setelah menyadari mulutnya telah mengeluarkan banyak suara. Ia menutup mulutnya disertai rasa malu.

"Emmhh!", dan pria itu hanya berdehem untuk menjawab ucapan Rose saat itu. Lalu kembali fokus melajukan mobilnya lagi.

"Sebenarnya apa yang sudah ia lewati sebelumnya!", gumam Ben sendiri.

***

Mereka telah sampai di swalayan yang jaraknya menempuh waktu kurang dari 30 menit dari rumah Victor berada. Dan keduanya baru saja keluar dari mobil yang mereka tumpangi. Ben yang saat ini tengah mengenakan tampilan casualnya menjadi pusat perhatian hampir semua orang, terutama kaum hawa yang memandanginya dengan tatapan lapar. Rose tidak berbohong tadi, saat ini pria itu memang terlihat lebih segar dan sangat,,, tampan.

Rose merasa tak rela jika orang lain dengan seenaknya menikmati pemandangan yang memang ia akui seindah ini. Padahal kan, Ben datang bersamanya, tapi kenapa tatapan lapar itu membuatnya merasa mereka semua itu,,, tidak sopan. Rose kesalnya bukan main sekarang, bahkan ia sampai mengerucutkan bibirnya sendiri saat ini.

Sebenarnya bukan hanya Ben yang menjadi pusat perhatian, Rose yang meskipun sedang memakai rambut palsunya, tapi tetap tidak mengurangi kecantikan yang wanita itu miliki. Hampir semua pria bahkan yang tengah menggandeng istrinya pun sampai membelokkan lehernya hingga hampir patah saat melewati Rose di sampingnya. Hal itu tentu membuat sang istri kesalnya bukan kepalang.

Tatapan mata pria-pria yang kelaparan itu juga tak luput dari mata elang milik Ben. Ia kesal dengan pandangan para pria itu, seenaknya melihat wanita yang pada dasarnya itu datang bersamanya. Ben sungguh tak rela. Bahkan ia sampai mendaratkan tatapan tajam penuh dengan aura penekanan pada beberapa di antaranya.

Dan refleks Rose melingkarkan tangannya pada lengan Ben sebagai tanda kepemilikan akan prianya. Tak lupa ia menaikkan dagu memasang wajah congkaknya. Begitu pun dengan Ben, ia juga ikut memasang wajah angkuhnya seraya menempatkan tangannya pada pinggang wanita itu. Ben sungguh menyatakan bahwa Rose adalah miliknya. Lalu keduanya mula melangkah ke dalam swalayan dengan wajah puasnya.

Setelah sampai di dalam swalayan dan akan mengambil sebuah keranjang, kesadaran mereka pun pulih kembali. Sadar dengan apa yang mereka lakukan kali ini. Pipi keduanya memiliki rona yang sama. Semburat kemerahan muncul di sana. Lalu dengan canggung mereka melepaskan tautan tangan mereka seraya saling membelakangi tubuh mereka masing-masing. Rose yang perasaannya kacau tengah menggigit bibir bawahnya kuat-kuat sambil menahan malu. Begitupun dengan Ben yang bingung harus berbuat apa dan akhirnya hanya bisa menggaruk tengkuk kepalanya yang nyatanya tak gatal.

-

-

-

-

-

baca juga ya novel perdana aku yang judulnya

🌹wanita pertama presdir 🌹

karena dari sana kisahnya Ben dan Rose dimulai. Dan lagi ada beberapa part yang berhubungan antara cerita yang di sana dengan ceritanya Ben dan Rose di sini

oke kalau begitu terimakasih teman-teman buat dukungannya selama ini, yuk follow instagram aku biar kita bisa nambah temen di @adeekasuryani,, nanti kalian aku folback pasti 😊

jangan lupa tinggalin like, vote sama komentar kalian di sini dan di sana ya 😁

love u teman-teman 😘

keep strong and healthy ya 🥰

1
Anik Ekawati
lanjutan nya dong
Lenny Marlina
kayaknya tdk adil nih thor, masa mira dan anaknya mengutan, dan menikmati enaknya masa iya rose yg jdi pembatar utang, awas ya Thor😏
Erni Fitriana
mampir
🌻Ruby Kejora
Karyanya bagus
Sukses bwt karyanya
Qothrun Nada
karya baru mbk Eka,siap meluncur ke sana👍👍
Nurull_ •
Buaguss
Ernadina 86
akibat ngeyel rasakan kamu Rose harus ngalamin hal sperti ini lagi
Ernadina 86
ya ampun lucu banget mereka 😁😁😁😁
Ernadina 86
oh gitu ceritanya..tapi knapa gak di buang aja minumannya kalo memang curiga malah diminum..coba minuman itu racun koit km
Ernadina 86
kebetulannya banyak y
Ernadina 86
ya memang harus sadar diri Baz kamu tuh pencipta kepedihan Rose dapet maaf itu udah lebih dari cukup jangan ganggu hub Ben dan Rose
Ernadina 86
😂😂😂😂😂pergi dg watados nya
Ernadina 86
gemesh banget kyak ABG 😁😁
Ernadina 86
saking bodohnya kamu Baz aku sampe pengen nampol kamu pake centong
Ernadina 86
mafia drama..harusnya langsung libas cepat ngapain maen2 sm pengawal
Ernadina 86
gak ada anak buah si Ben ini?
Ernadina 86
ayah yg B*go
mis dona
rose ini kok gak pinter ya... gak pikir panjang klo bertindak. gemes banget
🌼ᴍᴇᴀᴍᴏʀ_ᴍʏʀᴀɴᴅʜᴀ🇲🇾
Kalau ketahun oleh bos mu. Habislah kau Relly 😝
🌼ᴍᴇᴀᴍᴏʀ_ᴍʏʀᴀɴᴅʜᴀ🇲🇾
Pamannnnn! Ganggu suasana aja 😝
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!