Ketos tukang buly & Cewek gendut

Setelah sampai di dekat jurang yang dalam, mereka mengeluarkan Kania dari bagasi mobil. Mereka lagi-lagi mengangkat tubuh Kania yang berat. Dan mereka segera membuang Kania ke dalam jurang tersebut.

"Hahaha... akhirnya mati juga itu gadis gendut!" Ucapnya.

"Mending.. kita segera hubungi bos lah.." Ucap salah satu dari mereka. Mereka segera menghubungi bos mereka. Dan mereka mengatakan bahwa tawanan mereka berhasil di lempar ke dalam jurang.

"Halo bos.. kami telah berhasil membuang cewek itu ke jurang!" Ujarnya melaporkan.

"Apa kalian yakin? Bahwa gadis itu benar-benar sudah jatuh ke jurang?"

"Benar bos.. kami yakin.. kami sendiri yang membuangnya.." Ucapnya.

"Baguslah kalau begitu! Aku akan tambahkan upah kalian!" Mereka merasa senang Karena mereka akan mendapatkan bonus dari bos besar.

****************

"Bagaimana Roni? Apa mereka berhasil?" Tanya seorang perempuan itu kepada pria yang disebut Roni.

"Berhasil lah ma.. siapa dulu anak mama.." Ucap Roni.

"Serius?" Perempuan itu percaya.

"Serius ma.. Kania gendut itu sudah tidak ada sekarang.. dia sudah out dari dunia ini!" Ucapnya.

"Hahahaha.... mampus kamu Kania!" Mirna tertawa puas mendengar berita itu.

Mirna memiliki seorang anak laki-laki bernama Roni. Hanya saja Mirna merahasiakannya dari Hardi dan Kania. Mirna sengaja menyembunyikan identitas anaknya dari mereka. Karena ini merupakan sebagian dari rencana Mirna ingin menguasai seluruh harta Hardi.

Dan Roni sengaja masuk sekolah di tempat Kania. Karena iya hanya ingin memata-matai Kania saja. Roni berhenti sekolah karena ada yang menghalangi niatnya untuk menjadi mata-mata Kania.

"Akhirnya ya ma.. kita bisa juga menyingkirkan Kania.. Dan kita bisa menikmati semua harta om Hardi.." Ucap Roni.

"Tentu dong Roni... silahkan kalau kamu ingin menikmati semua fasilitas di sini.. bebas!" Ucap Marni.

Marni dan Roni merasa dirinya sudah berhasil menyingkirkan ahli waris. Kini mereka tengah menikmati sebuah harta haram yang telah di dapatnya.

****************

Di dasar jurang yang dalam.

Dua orang pemburu telah selesai berburu seekor hewan. Mereka sangat gemar dalam berburu. Dari kejauhan, terlihat sosok orang yang tergeletak. Mereka mengamati sosok tersebut. Mereka penasaran apa yang ada di situ.

"Ayah.. itu kayanya orang yang sedang pingsan pa.." Ucapnya.

"Oh.. iya.. ayo kita ke situ." Mereka pun berjalan mendekati Orang yang tergeletak tersebut.

"Wah beneran yah.."

"Jangan-jangan, dia jatuh dari atas jurang.. coba kamu cek identitasnya.. siapa tau ada petunjuk.. dan kita bisa menghubungi keluarganya.." Mereka pun mengecek identitas orang itu. Dan mereka tidak menemukan apapun.

"Tidak ada pa.."

"Perempuan ini masih gadis. Dia masih seumuran adik kamu.." Ucap seorang lelaki paruh baya itu.

"Lalu.. apa yang harus kita lakukan pa?"

"Mending kita bawa pulang saja gadis ini.. kita rawat sebaik mungkin.." Ucapnya.

Akhirnya Kania pun ditolong oleh dua orang baik.

.

.

Sesampainya di rumahnya, mereka membaringkan di sebuah kamar tamu. Kania masih belum juga sadar. Badannya dan wajahnya penuh luka karena terjatuh dari jurang.

Mereka segera memanggil dokter untuk memeriksa keadaan Kania.

"Bagaimana dok?"

"Jurang itu sangat dalam. Sehingga mengalami luka yang cukup serius." Ucap dokter.

"Lalu?"

"Sebaiknya dia di rawat dulu di rumah sakit untuk beberapa hari.. agar keadaannya bisa membaik.." Saran dokter.

"Baiklah dok.. akan kami bawa segera ke rumah sakit.."

****************

Sudah satu minggu Kania berada di rumah sakit. Kania mulai membuka matanya. Iya mulai sadar dari koma satu minggu.

Laki-laki yang menolong Kania itu merasa senang dan bersyukur dengan kesadaran Kania.

"Akhirnya.. kamu sadar juga.." Ucap laki-laki itu.

"Aku dimana?" Tanya Kania bingung.

"Kamu berada di rumah sakit.. Aku dan ayahku menemukan kamu tergeletak di dasar jurang.." Jelasnya.

"Dasar jurang?" Kania terkejut. Kania perlahan-lahan mengingat kejadian yang menimpa dirinya. Dan Kania pun tiba-tiba teringat kepada Ibu tirinya.

"Mama.. Aku harus menolong mama.. mamaku dalam bahaya.." Ucap Kania tiba-tiba ingin beranjak dari tidurnya.

"Tunggu-tunggu.. kamu mau kemana? Kamu belum sehat.. Kamu masih baru sadar.." Ucap laki-laki itu.

"Aku harus menolong mama Aku.. Mamaku dalam bahaya.. Aku ga bisa diam terus disini.." Ujar Kania. Kania belum mengetahui bahwa ibu tirinya adalah dalang dari semua kejadian yang menimpa dirinya.

"Kamu sabar dulu ya.. Aku pasti akan membantu kamu.. Oh iya.. rumahmu dimana? Aku akan antar kamu ke sana.. tapi, tunggu setelah kamu pulih dulu.." Ujarnya.

"Betul nak.. lebih baik, kamu tunggu pulih dulu.. setelah itu.. kami akan mengantar kamu pulang.." Ujar ayah laki-laki itu. Kania pun menuruti apa yang disarankan oleh mereka.

"Oh iya.. nama kamu siapa?" Tanya laki-laki itu.

"Namaku Kania.."

"Kenalin Aku Marcel. Dan ini papa ku panggil saja om Rendi." Ucap laki-laki yang disebut Marcel itu.

.

.

Kania merasa dirinya sudah membaik. Kania meminta tolong kepada Marcel dan Rendi untuk diantarkan pulang. Mereka pun mengantar Kania pulang.

\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*

Setelah sampai di rumah Kania, Kania segera berlari menuju pintu rumah. Dan Kania merasa kaget setelah melihat dan mendengar apa yang ada di hadapannya. Iya melihat Marni dan Roni sedang merayakan hari kemenangannya.

"Sekarang.. Kania dan Hardi sudah ga ada.. dan kita bisa menikmati semua harta Hardi.. hahaha..."

"Benar ma.. sudah pasti dimakan binatang buas di dasar jurang itu." Ucap Roni.

Marcel segera menarik tangan Kania sebelum mereka mengetahui kehadiran Kania. Marcel membawa Kania menuju ke mobilnya lagi.

"Kania.. rupanya mereka yang mempunyai niat jahat terhadap kamu.." Kania tidak bisa berkata apa-apa. Iya tidak menyangka bahwa ibu tirinya ternyata adalah orang jahat.

"Kania.. bukan saat kamu untuk pulang ke rumah itu.. karena ini sangat berbahaya bagi kamu Kania.." Ucap Rendi.

"Apa yang dikatakan oleh ayahku benar Kania.. ini bukan saatnya kamu hadir di depan mereka.." Ucap Marcel.

"Iya.. kamu benar Marcel.. Lalu, apa yang harus Aku lakukan? Sementara rumah itu adalah milik ayah dan ibuku.. Aku tidak bisa membiarkan mereka menguasai semua harta orang tuaku.." Ucap Kania.

"Kania.. mereka tidak akan menguasai harta orang tuamu.. Kita butuh strategi untuk menangkap basah mereka.."

"Betul kata Marcel Kania.. Kania.. kamu tenang saja ya.. om dan Marcel akan membantu kamu untuk mengambil kembali semua yang kamu miliki. Dan mereka akan menerima akibatnya." Ucap Rendi.

"Kamu harus sabar Kania.. semua itu butuh proses.." Ujar Marcel.

"Baik.. terimakasih om.. Terimakasih sudah mau membantuku.."

"Sama-sama Kania.." Mereka pun membawa Kania pulang kembali ke rumah mereka.

Mereka menyusun sebuah rencana cantik agar Marni dan Roni tidak mengetahuinya. Dan Kania setuju dengan rencana tersebut.