Casey Valencia, seorang gadis biasa yang terjebak cinta masa lalunya. Gagal move on dengan segala pesona Bian yang di atas rata-rata. Masih menggenggam cinta yang sama menjadikannya jomblo abadi dan selalu dibully teman-temannya. Mencoba berbagai cara untuk mencari pria yang dicintai, agar bisa bertemu kembali adalah hal mustahil yang selalu dia impikan.
Namun, tragedi di sebuah bar menjadikannya pengantin dadakan. Menikah dengan orang yang tidak dia kenali, bahkan teramat dia benci karena merenggut apa yang memang dijaganya. Dan Casey selalu merasa tidak asing dengan sosok pria itu.
Mungkinkah cinta sesaatnya akan menjadi selamanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rigum, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BCS - Raja dan Ratu Sehari
Casey menggeliat, merasakan tubuhnya yang sakit karena terlalu lama meringkuk. Membuka matanya perlahan untuk menyesuaikan dengan pencahayaan yang ada. Casey duduk dengan rasa kantuk yang masih menyerangnya.
Sebuah ranjang king size dan selimut tebal. Juga sofa mahal yang ada dihadapannya membuatnya semakin yakin. Dia ada di sebuah hotel dengan view pantai yang indah.
Casey turun dari ranjangnya tatkala mendengar suara berisik dari luar kamarnya.
"Maya bagaimana jika aku melakukannya dengan cara ini?" Tanya Bian bertumpu pada satu kaki dan menyodorkan sebuah kotak berisikan cincin berlian ke arah Maya
"Maukah kau menikah denganku?"
"Tidaaaaaakkk!" Teriak Casey dengan cepat berlari ke arah Bian
Dengan ceroboh Casey tersandung karpet dan BRUK.. tubuhnya menimpa Bian. Mereka saling berhadapan dengan mata berkaca-kaca, Casey bertanya, "Apa kau akan menikahi Maya juga? Kau berjanji tidak akan meninggalkanku Pak Bastian. Kenapa kau tega sekali menduakanku?"
Maya mengulum senyumnya, sekarang dia tahu kenapa Dia suka sekali tertawa saat bersama Casey. Ternyata gadis polos nan menyebalkan ini sangatlah lucu.
Bian bangun dari posisinya, masih membiarkan Casey menangis di pangkuannya.
"Aku hanya berlatih. Aku belum pernah mengungkapkan perasaanku pada siapapun. Jadi aku hanya ingin mencobanya Casey." Ujar Bian
"Lakukanlah!" Tukas Casey memberikan jarinya pada Bian
Bian tersenyum simpul, menyematkan cincin yang dibawanya tadi ke jari manis Casey.
"Pak Bastian, gaun yang anda minta sudah siap." Tukas seorang desainer
Segera Casey bangun dari duduknya. Lalu berlari ke arah gaun yang dipajang di manekin. Sebuah gaun putih berbentuk duyung dengan ekor yang memanjang. Casey memutari gaun itu, mengagumi taburan swarovski yang indah di sana.
"Kau suka?" Tanya Bian
"Apa ini tidak terlalu berlebihan Pak? Ini indah sekali!" Pekik Casey
"Maya tolong bantu Casey mencobanya ya." Ujar Bian
Maya bergegas membawa gaun itu ke dalam kamar bersama beberapa rekan sang desainer. Casey pun ikut masuk ke dalam kamar. Segera melepaskan kaos kebesaran milik Bian dan memasukkan kakinya ke dalam gaun. Maya menaikkannya sebatas dada dan menutup resleting di punggung Casey.
Casey tercengang, menatap kagum ke arah gaun yang begitu pas di badannya.
"Ini benar-benar cantik!" Casey menatap ke arah pantulan cermin. Melihat bayangan dirinya yang seketika berubah karena gaun yang dipakainya. Seperti Cinderella yang dibantu oleh seorang peri. Seperti itu pulalah kisahnya yang diangkat oleh atasannya.
"Tuan Bastian, Nona Casey sudah selesai mengenakan gaunnya." Ujar Maya membukakan pintu untuk Bian
Bian yang masuk pun tertegun sejenak. Menatap punggung polos Casey yang terlihat indah dalam balutan gaun itu. Bian mengisyaratkan dengan tangan agar semuanya keluar. Perlahan Bian mendekati Casey, memeluknya dari belakang dan meletakkan dagunya di bahu Casey.
"Kau sangat cantik." Puji Bian menghirup aroma black opion dari parfum yang Casey kenakan.
Bulu kuduk Casey meremang, bukan karena hantu melainkan karena hembusan napas Bian yang menerpa kulitnya membuat sensasi aneh dia rasakan. Bian masih menciumi ceruk leher Casey hingga si pemilik mengucapkan desah*n pertamanya.
Bian memutar tubuh Casey, mencari bagian yang paling dia sukai untuk segera menyatukan miliknya. Bian mengeskplor bibir Casey yang manis. Menyesap penuh perasaan hingga kedua mata Casey terpejam. Larut dalam sentuhan Bian, menikmati setiap rasa yang Bian berikan.
"Pak makanan yang tadi anda pesan...." Kalimat Dika terhenti ketika menyadari moment yang tengah terjadi di hadapannya.
Bian menatap nyalang ke arahnya. Dika hanya bisa nyengir kuda dan menutup pintunya kembali.
"Lagi lagi kau Dika!" Dengus Bian dengan kedua tangan mengepal
"Aku lapar!" Ujar Casey
Casey berbalik memunggungi Bian.
"Tolong bukakan Pak! Tanganku tidak sampai." Ujar Casey
Segera Bian menarik resleting itu ke bawah. Mengusap perlahan punggung Casey dan membiarkan Casey menurunkan gaunnya tanpa rasa bersalah. Casey mengenakan kembali kaos kuningnya.
"Ayo makan dulu Pak!" Rengek Casey keluar kamar lebih dulu
Bian menghela napasnya..
"Kau menggodaku tanpa rasa sungkan, lalu meninggalkanku begitu saja! Dasar gadis bod*h ini!"
Shutters disibukkan oleh kedatangan penata rias ternama pagi itu. Dua calon pengantin itu dipisahkan dalam dua kamar berbeda. Casey yang sudah membersihkan diri sudah duduk rapi di atas kursi. Tangan-tangan terampil mulai melakukan make over. Juga beberapa orang di belakangnya, tampak menyemprotkan hairspray dan memasang batu safir untuk hiasan rambutnya yang cukup memakan waktu untuknya. Ditambah drama pagi layaknya wanita hamil yang menghambat proses merias Casey.
Bian masuk ke dalam ruangan tanpa mengetuk pintu. Tampaklah Casey yang memegang bucket bunga mawar putih di tangannya lengkap dengan heels tinggi di kakinya. Semakin memperlihatkan lekuk tubuh Casey yang indah.
"Pak Bastian, mobilnya sudah siap." Tukas Dika
Bian segera menghampiri Casey dan menawarkan lengannya. Segera dua orang itu berjalan beriringan menuju ke lift karyawan untuk menghindari paparazi.
"Kau sangat cantik Casey!" Puji Bian
"Kau juga tampan Pak. Sampai aku sempat mengira kalau kau adalah Bianku." Gumam Casey
"Sebentar lagi, kau akan tahu siapa diriku yang sebenarnya Casey!" Ujar Bian begitu pintu lift terbuka
Sebuah limousin sudah menanti mereka. Bian dan Casey duduk bersebelahan dengan tangan yang saling tertaut.
"Kau sudah memberitahu adikmu?" Tanya Bian
"Adik?" Tanya Casey, sejak kapan dia punya adik?
"Cia si kurir itu. Yang namanya kau pakai saat mengantarkan pesanan ke kantor." Tukas Bian
BLUSH... Pipi Casey memerah. Kebohongannya telah Bian ketahui.
"Aku yakin Satoo juga akan memaklumi cuti panjangmu kali ini." Ujar Bian
"Anda mengenal Pak Satoo?" Tanya Casey
Bian mengangguk.
"Berarti.. berarti....aaaaaa..." Casey menghentak-hentakkan kakinya.
"Pak Satoo juga akan tahu apa yang terjadi diantara kita Pak Bastian, bagaimana jika dia menyebarkan berita buruk ini. Mau diletakkan dimana mukaku ini?" Tangis Casey pecah kembali
Bian hanya geleng-geleng kepala. Cengeng sekali gadisnya ini. Apa karena bawaan bayi?
"Nona Casey, tenanglah. Anda bisa merusak riasan anda." Ujar Maya mengingatkan
Bian mengambil tisu dan mengusap sisa air mata di wajah Casey.
"Satoo bisa jaga rahasia. Jangan khawatirkan apapun." Ujar Bian
Pintu besar terbuka lebar, dengan karpet merah panjang yang digelar. Tidak ada hadirin yang menyaksikan, hanya seorang pendeta di altar bersama aktivis yang bertugas mempersiapkan pemberkatan.
Casey dan Bian berjalan menuju ke altar, dengan wajah gugup menatap lurus ke arah depan.
"Saudara Bian Fabastiano, apa anda bersedia menjadi suami dari nona Casey?" Tanya sang pendeta.
Casey membulatkan matanya, menatap pria tampan yang akan menjadi suaminya itu.
"Saya bersedia." Ujar Bian
"Nona Casey Valencia, bersediakah anda untuk menjadi istri dari saudara Bian Fabastiano?" Tanya pendeta itu lagi
"Tunggu!" Ujar Casey menatap ke arah Bian dengan mata yang berkaca-kaca
Semua mata menatapnya heran. Ada apa sebenarnya?
"Bian Fabastiano? Berarti selama ini Pak Bastian adalah Bian?" Casey menutup mulutnya
Casey memeluk erat Bian, menangis kembali.
"Bagaimana bisa aku tidak mengenalimu? Aku yang sudah lama mencintaimu Bian, kenapa aku baru menyadarinya? Maafkan aku Bian."
Bian mengusap air mata Casey, menatapnya dengan seulas senyum.
"Bian, aku ingin bertanya satu hal." Ujar Casey mengakhiri tangisannya
"Apakah kau mencintaiku?"
Kalau up yang banyak dong kak jadi gak lama nunggunya /Grin/