NovelToon NovelToon
Menantu Terhina ( Dokter Genius)

Menantu Terhina ( Dokter Genius)

Status: tamat
Genre:Tamat / Menantu Pria/matrilokal / Dokter Genius / Kebangkitan pecundang
Popularitas:1M
Nilai: 4.7
Nama Author: IAS

Erlan Trijaya adalah seorang perawat dan suami dari Yasmin Suryoprojo. Pernikahan mereka tidak direstui karena Erlan hanyalah seorang pria miskin. Tapi, cinta Yasmin yang besar kepada Erlan membuat wanita itu tetap mempertahankan Erlan disisinya.

Erlan selalu dihina oleh Sonya Ningrum, ibu dari Yasmin karena statusnya yang hanya sebagai pegawai rendahan. Bahkan Sonya berusaha memisahkan Yasmin dan Erlan.

Hinaan dan fitnahan terus Erlan terima dari keluarga sang istri. Namun, suatu ketika karena sebuah peristiwa membuat Erlan memiliki ingatan dokter genius. Dan, setelah itu, semuanya berubah. Erlan dari seorang perawat menjadi dokter yang dikenal dan disegani.

" Aku akan membalas sakit hatiku, bukan hanya itu. Siapa yang merendahkan aku dan istriku, kalian akan menerima akibatnya."

Bagaimana kisah Erlan?
Author baru pertama kali membuat genre Fiksi Pria, jika ada saran dan kritik silakan komen dengan sopan 🙏
Yook diikuti. Jangan lupa Like, komen, dan subscribe ya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Menantu Terhina 22

Erlan sedikit kecewa saat tahu istrinya datang tapi tidak bisa bertemu. Tapi melihat boks nasi yang sekarang ditangannya membuat pria itu tersenyum lebar.

" Wuihh makan siang, bagi dong," ujar Willy saat melihat sang teman membawa kotak nasi.

" Sorry ye, ini khususon buat aku. Beli aja sendiri diluar. Banyak pilihan, aku khawatir kau tidak akan puas dengan makanan yang sedikit ini."

Setelah mengatakan hal tersebut Erlan melenggang pergi meninggalkan Willy yang sangatlah kesal wajahnya.

Mereka harus cepat untuk segera selesai makan. Terkadang, bahkan makan belum selesai saja mereka harus bergegas lari jika ada panggilan gawat darurat.

" Hallo sayang, terimakasih ya untuk makan siangnya."

" Sama-sama mas. Tapi ini sudah jam 3, berarti kamu telat makan siangnya?"

" Sudah biasa sayang, oh iya, maaf ya mas ndak bisa nemuin kamu tadi."

Sembari makan, Erlan melakukan panggilan video terhadap sang istri. Tapi saat melihat wajah istrinya ada sesuatu yang berbeda di sana. Mata Yasmin sedikit bengkak dan merah.

" Apa kamu habis menangis?"

" Aah ini, nggak mas. Tadi kena debu jadi merah karena aku kucek."

Erlan tersenyum, tentu saja dia tidak serta merta percaya ucapan sang istri. Ia lalu menutup panggilan video tersebut dan tak berselang lama sebuah telepon masuk dari Tian

Tian menjelaskan soal tadi tentang apa yang mereka lihat dan dengar di Awal Brown. Erlan hanya menarik satu sudut bibirnya membentuk senyuman sinis. Rupanya pamannya itu sedang menghimpun kekuatan dengan merekrut kedua mertuanya.

Hal tersebut tentu tidak akan membuat Erlan gentar, hanya saja dia tidak suka jika sang istri dibawa dalam urusan ini.

" Oke Tian thanks, terus awasi nyonya."

Erlan menyelesaikan makan siangnya yang tertunda dengan cepat. Ia lalu membersihkan diri dan mengganti pakaiannya.

" Will, aku pergi sebentar."

" Oke!"

Willy tidak mau banyak bertanya. Jika Erlan keluar dari ER lebih awal dari biasanya, maka bisa dipastikan ia akan mengerjakan sesuatu yang penting.

Erlan mengemudikan mobilnya ke arah sebuah TPU, ia membeli beberapa bunga tabur beserta air mawar. Dengan mengenakan sebuah kaca mata hitam, Erlan berjalan menyusuri tanah makam tersebut hingga ia berjongkok di depan dua buah pusara.

Nama ayah dan ibu nya tertera di batu nisan. Tidak ada air mata yang keluar dari mata Erlan dan juga tidak ada kata yang terucap. Pria itu hanya menaburkan bunga, menyiramkan air, lalu bangkit dan pergi dari makam Jonathan dan Sri.

Ceklek

Bruuuum

Erlan melenggang pergi. Ia sudah cukup puas melepaskan rindunya. Rindu yang tidak pernah bisa terobati karena mereka sudah berbeda alam.

Sebuah rumah megah dan mewah berdiri di tengah lahan yang luas. Pos kemanan pun terletak 50 meter di depan dekat dengan gerbang jeruji besi yang menjulang tinggi. Terlihat penjagaan ketat di sana. Bak memasuki rumah seseorang yang penting, setiap tamu yang datang pasti akan dikenakan pemeriksaan.

Namun, hal itu tentu tidak berlaku bagi Erlan. Sempat dihadang di luar gerbang, tapi ketika ia menurunkan kaca mobilnya, beberapa penjaga langsung membungkuk memberi hormat.

" Selamat datang tuan muda," ucap salah seorang dari mereka.

Erlan hanya mengangguk kecil, orang tersebut pun langsung membukakan pintu gerbang tanpa mengonfirmasi terlebih dulu kepada orang yang ada di dalam rumah megah tersebut.

" Pak, kok dibiarin masuk?"

" Jika tidak dibiarkan masuk maka bisa-bisa nyawamu yang masuk ke alam lain."

Orang tersebut kesusahan menelan salivanya saat sang atasan mengatakan hal tersebut. Orang itu pasti orang baru sehingga tidak mengenal Erlan.

Tak ... tak ... tak ...

Sepatu sneakers Erlan menggema saat beradu dnegan lantai keramik rumah itu. Beberapa orang menundukkan kepala dalam dan seseorang yang lain berlari.

Dengan penuh kewibawaan Erlan duduk di sebuah kursi ukiran jati yang kokoh. Ia melihat ke sekeliling tempat itu, sama sekali tidak ada perubahan meskipun sudah ia tinggalkan begitu lama. Hanya saja, tak lagi ada potret dirinya dan kedua orang tuanya di sana.

" Mas Erlan, mas yang waktu itu ak~"

" Tidak masalah Wa, kamu tidak salah. Kedua orang tuamu yang salah. Aku yakin kamu tidak tahu akan hal itu."

Sadewa menganggukkan kepalanya dengan cepat, jelas ia tidak tahu tentang kejadian kemarin malam. Dirinya sadar hanya dijadikan pion serta bonek bagi kedua orang tuanya. Akan tetapi, Sadewa tidak bisa berbuat apapun. Ia tidak punya kekuatan untuk melawan papa-mamanya terutama Sakti.

" Wa, apa kamu masih aktif melakukan kesenian?"

" Waah jelas dong mas. Itu sudah jadi jiwa ku. Tapi, sekarang semakin sulit. Papa selalu memintaku untuk hadir di rumah sakit."

Sadewa selalu antusias jika ada orang yang membicarakan mengenai apa yang menjadi hobinya. Erlan sebenarnya menyayangi adik sepupunya itu, ia tahu Sadewa hanya seorang pemuda yang punya cita-citanya sendiri.

" Wa, bagaimana kalau aku mensponsori kamu? Tapi, aku sebagai seorang investor jelas ingin ada feedback. Buatlah pertunjukan yang besar. Tarik minat wisatawan domestik maupun manca negara, sehingga apa yang kamu lakukan benar-benar terlihat."

" M-mas, apakah Mas Erlan serius? Siap mas, sangat siap. Aku pun sudah punya tim sendiri. Selama ini aku secara diam-diam sudah sering membuat pertunjukan meskipun masih skala kecil. Dan memang kendalanya di dana, kalau Mas Erlan bener-bener mau jadi investor, jelas aku bisa buat pertunjukan dengan skala nasional."

Erlan tersenyum melihat semangat Sadewa. Ia menganggukkan kepala lalu mengusap lembut kepala sang adik sepupu.

Jika boleh, Sadewa ingin berteriak keras untuk mengungkapkan rasa senangnya. Tapi sesaat kemudian ekspresi senang itu berubah menjadi lesu. Dan, Eran paham betul atas apa yang dipikirkan oleh pemuda 23 tahun tersebut.

" Jangan khawatir, kamu akan tetap aman. Aku akan memastikan itu. Lakukan apa yang kamu inginkan," ucap Erlan meyakinkan Sadewa.

Pemuda itu lalu beranjak dan masuk kembali ke kamarnya setelah memeluk dan mengucapkan terimakasih kepada Erlan. Asih yang berpapasan dengan sang putra sedikit heran, selama beberapa waktu ini dia tidak pernah melihat putranya sebahagia itu.

" Apa yang kamu lakukan kepada putraku?" tukas Asih sinis sambil berdiri di depan Erlan. Erlan hanya menaikkan satu alisnya dan menggerakkan telunjuknya ke kepala. Hal itu memiliki arti bawa ia meminta Asih untuk berpikir.

" Jangan macam-macam kamu Erlan kepada Sadewa. Jika terjadi apa-apa dengan Sadewa aku akan~"

" Akan apa bulek ku sayang? Akan apa? Aku membunuhku? Huuuu takuuuut, ibu ... aku takuut, bulek jahat. Ha ha ha, kau pikir aku masih anak TK yang bisa kau ancam seperti itu."

Erlan mengatakan hal tersebut sambil berdiri dan memutari Asih. Ia sungguh heran, mengapa Asih yang ia kenal dulu begitu lembut bisa berubah menjadi seperti sekarang.

" Aku pikir ada setan yang merasuki kamu bulek. Atau kau terlalu bodoh sehingga mudah untuk dihasut. Bude Sum dan ibu, bisa jadi dokter yang hebat tapi mengapa kamu hanya bisa jadi sam-pah!"

TBC

1
زيتون مامة
baru tahu, yg jahat itu paman nya mc,
زيتون مامة
siapakah tuan besar itu
زيتون مامة
musang betina
زيتون مامة
teruskan kepada musuh2 lain
زيتون مامة
kalau hati sudah busuk
Rina Herfina
jahat benar Yanto,nanti dapat karmamu
Fatur Rohman
Lumayan
Ferdy Palit
very good story
Simba Berry
ceritanya bagus .endingnyq bagus.
Rahimahhassan Rahimah
Lumayan
Stanis Belalawe
semoga kembarnya Yasmin adalah jerremi
Stanis Belalawe
SEMOGA SONYA SEGERA DISINGKIRKAN
Stanis Belalawe
Yasmin pasti anak orang kaya
Stanis Belalawe
sonya....sonya...,
Eida Nuban
karya nya sangat bagus.
Jaelani
lanjut
Ran Tea
Luar biasa
Achmad
masun
Tok Uban Redland
Lumayan
Jizah Nst
dendammu luar biasa erlan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!