Tentang Jena, wanita malang yang lahir dari hasil perselingkuhan. Dulu, ayahnya berselingkuh dengan seorang pelayan dan lahirlah Jena.
Setelah ibunya meninggal, ayahnya membawanya ke rumah istri sah ayahnya dan dari situlah penderitaan Jena di mulai karena dia di benci oleh istri ayahnya dan juga Kaka tirinya.
selama ini, Jena selalu merasa sendiri. Tapi, ketika dia kuliah dia bertemu dengan Gueen, dan mereka pun bersahabat dan lagi-lagi petaka baru di mulai, di mana tanpa sengaja dia tidur dengan Kaka Joseph yang tak lain kakanya. Hingga pada akhirnya Jena mengandung.
Dan ketika dia mengandung, Josep tidak mau bertanggung jawab karena dia akan menikah dengan wanita lain. Dan kemalangan menimpa Jena lagi di mana dokter mengatakan bahwa bayi yang di kandungnya mengandung down sydrome.
Dan ketika mengetahui Jena hamil, Joseph menyuruh Jena untuk mengugurkan anak mereka, tapi Jena menolak dan lebih memilih pergi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dewi kim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
23
“Sayang, kau tidak apa-apa?” tanya Joseph ketika semua sudah keluar dari rumahnya, dan dia langsung bertanya pada Kayra.
Ketika Joseph mengatakan itu. Kayra diam-diam tersenyum, dia merasa Joseph sudah kembali seperti dulu dan sekarang hati Kayra benar-benar terasa terbang, ketika Joseph mengelus perutnya.
“Aku lemas sekali," dusta Kayra, dia langsung berpura-pura lemas pada Joseph. Hingga dengan cepat Josep membopong tubuh istrinya membawa Kaira untuk duduk.
“Sayang, benarkah kau hamil?" tanya Joseph dia menekuk kakinya menyetarakan diri dengan perut Kaira.
“Hmm, aku hamil, aku ingin memberitahunya nanti malam, tapi ternyata Mommy sudah datang.”
Joseph memeluk pinggang Kayra, kemudian dia menangis sejadi-jadinya, dia merasa terharu dan bahagia, akhirnya penantiannya
selama 12 tahun selesai.
Tanpa ia ketahui bahwa Kaira hanya berpura-pura mengandung, dan hanya memberikan kebahagiaan semu untuknya.
***
Setelah keluar dari rumah Joseph, ketiganya langsung pergi ke rumah Gueen, dan ketika sampai di rumah, Gueen meminta pelayan untuk menyiapkan minuman untuk mereka berdua, untuk dia dan juga untuk Helmia karena terlihat jelas ibunya juga kelelahan begitu pula dia yang juga kelelahan habis menghajar kakaknya.
“Mommy, Mommy dari mana, Kenapa wajah Mommy dan nenek memerah?" tanya Kaysar.
"Kaysar, mulai sekarang kalian tidak boleh pergi ke rumah paman Josep," ucap Gueen yang langsung memberikan ultimatum untuk anaknya.
“Kenapa tidak boleh?"
“Pokoknya tidak boleh, jika Kalian tidak menurut Mommy potong uang jajan kalian," ucap Gueen lagi.
“Sayang!" Kalianda menegur Gueen karena Gueen bicara dengan keras, hingga Kaysar terkejut.
”Maafkan Mommy. Pokoknya kalian tidak boleh main ke sana, kalian mengerti?" Tanya Gueen, hingga kaisar mengangguk dia langsung memutuskan untuk pergi dari ruang tamu.
“Jadi Mommy ingin melakukan apa sekarang?” tanya Gueen ketika dia sudah bisa menormalkan nafasnya.
“Mommy harus menyusul Jena, Mommy akan membawa Jena dan cucu Mommy pulang ke sini, dan Mommy juga akan membuat perhitungan dengan Allan dan juga Catherine,” balas Helmia, wanita paru baya itu berbicara dengan berapi-api.
kalindra tampak terdiam, dia tidak berani membahas Soraya begitupun dengan Gueen, dan Sebenarnya dia juga akan pergi ke Hungaria untuk menjemput adiknya, karena dia takut Helmia mengabaikan Soraya.
***
Soraya Menutup laptop, akhirnya pekerjaannya selesai, wanita itu menyadarkan tubuhnya ke belakang, dia memegang kepalanya karena terasa nyeri, belum lagi selama beberapa hari ini Soraya merasa tidak enak badan.
Beberapa hari ini Soraya di dera rasa tidak tenang, Entah kenapa perasaannya mengatakan bahwa sebentar lagi keberadaan Jena dan Haura akan sampai ke telinga Helmia.
Walaupun Zico mengatakan akan merahasiakannya, tapi entah kenapa feeling Soraya berkata lain, dan pada akhirnya Soraya di dera kesedihan lagi, di mana mungkin sebentar lagi Jena dan Haura akan meninggalkannya dan pada akhirnya dia akan kembali sendiri, dan kembali kesepian.
Lamunan Soraya buyar kalah melihat pintu terbuka dia menoleh ke arah belakang dan ternyata Haura yang masuk.
“Kenapa, hmm?" tanya Soraya sambil membelai lembut kepala Haura.
“Bibi, perutku sakit," balas Haura.
“Ayo kita makan, kau belum makan siang," jawab Soraya.
Setelah menyuapi Haura, Soraya melanjutkan aktivitasnya yaitu mengajari Haura dan setelah belajar, Haura tertidur begitu pula dengan Soraya yang kembali ke kamar.
Saat Soraya akan merebahkan tubuhnya, tiba-tiba ponsel Soraya berdering, satu panggilan masuk dari nomor asing, dia pun mengangkatnya karena dia berpikir itu adalah panggilan yang dia tunggu.
“Hallo,” ucap Soraya setelah mengangkat panggilannya. “Halo ini dengan siapa?” Tanya Soraya lagi yang kembali bertanya.
“Apa kau bahagia pergi dari kakak?" tubuh Soraya diam mematung ketika mendengar suara yang sangat dia rindukan, suara yang sangat ingin dia dengar, siapa lagi jika bukan Kalindra.
“Kau bahagia pergi dari kami semua?" tanya Kalindra lagi di seberang sana, nada suara lelaki itu bergetar pertanda Kalindra ingin menangis.
“Ka-kakak!" panggil Soraya, yang pada akhirnya memberanikan diri untuk berbicara.
“Tunggu di sana, Kakak akan menjemputmu setelah ini. Dan kakak benar-benar akan mengurungmu.” Setelah mengatakan itu, kalindra langsung mematikan panggilannya, dan ketika panggilannya terputus Soraya membekap mulutnya, dia menangis sejadi-jadinya.
Dia senang karena bisa mendengar suara kakaknya, tapi dia sedih karena ternyata keberadaan mereka sudah diketahui oleh keluarga di Belanda dan otomatis Helmia juga pasti sudah mengetahui tentang Jena dan Haura, dan pada akhirnya sekarang Soraya harus kembali menghilang.
Walaupun kakaknya menjemputnya, tapi dia tidak berniat untuk pulang ke Belanda, dia lebih baik menghabiskan waktunya sendiri di sini, walaupun harus menahan kesepian.
Waktu menunjukkan pukul 09.00 malam, Soraya berdiam diri di depan kamar Jena, dia harus berpura-pura pergi untuk bekerja, dan meminta Jena cuti agar bisa menjaga Haura, dia tidak tahu kapan keluarga mereka akan menyusul tapi yang pasti, Soraya benar-benar harus secepatnya pergi sebelum semuanya datang
“Jena!" Soraya mengetuk pintu berharap Jena belum tertidur, hingga tak lama terdengar suara derap langkah.
“Kenapa?" tanya Jena ketika membuka pintu.
“Bolehkah aku bicara?" Tanya Soraya, Jena pun mengangguk, dia mendorong kursi roda Soraya kemudian berjalan ke arah ruang tamu.
”Ada apa? tumben sekali kau ingin berbicara?"
“Aku ada panggilan pekerjaan dan aku harus keluar kota selama 3 hari," jawab Soraya
“Apa!" Jena terpekik ketika mendengar itu. “Soraya kenapa kau harus bekerja. Kau tidak perlu bekerja Sekarang, aku sudah bisa menghasilkan," jawab Jena.
“Ini pekerjaan yang sudah lama aku tunggu, jadi aku harus interview dan mereka sama sekali tidak mempermasalahkan keadaanku,” balas Soraya yang berusaha meyakinkan Jena.
“Kau yakin ingin pergi, aku bisa menemanimu," ucap Jena, Soraya menggeleng.
”Tidak apa-apa mereka akan menjemputku di tempat yang sudah disiapkan,” jawab Soraya hingga pada akhirnya, Jena setuju dan sepertinya dia harus mengambil cuti untuk untuk menjaga Haura.
Keesokan harinya
Jenna yang baru saja akan duduk langsung mengerutkan keningnya ketika mendengar suara bel berbunyi, untuk pertama kalinya selama 5 tahun ini ada yang memencet bell, karena sebelumnya tidak pernah ada tamu yang datang.
Jantung Jena berdetak dua kali lebih cepat ketika mendengar suara bel berbunyi, dengan cepat, dia pun langsung bangkit dari duduknya dan langsung membuka pintu.
Jantung Jena seperti akan keluar dari rongga dadanya ketika melihat Siapa yang datang siapa lagi jika bukan helmia, Zico, Kalindra dan Gueen.
“Jena!" Panggil Helmia, sedetik kemudian Helmia maju kemudian memeluk Jena.
Tubuh Jena gemetar ketika Helmia memeluknya, dia sangat merindukan Helmia, apalagi ketika dia belum mengandung Helmia sangat baik padanya
”Bi-Bibi!" Panggil Jena dengan suara bergetar.
Haura keluar dari kamar ketika mendengar suara gaduh, dia mengerutkan keningnya ketika melihat orang asing, dan tak lama Helmia melepaskan pelukannya dari Jena ketika melihat Haura, kemudian dia pun langsung menghampiri cucunya
“Gu-Guen!" Panggil Jena ketika Helmia sudah pergi menghampiri Haura.
Gueen menghapus air matanya. “Jena, sungguh aku ingin menamparmu," ucap Gueen, dan sedetik kemudian dia langsung menubruk tubuh Jena.
Kalindra melihat ke sekelilingnya, dia tidak melihat Soraya di mana pun.
“Jena di mana Soraya?" Tanya Kalindra, ketika Jena melepaskan pelukannya dari Gueen.
“So-soraya ada pekerjaan di luar," jawab Jena. Dan mendengar itu, perasaan Kalindra mendadak tidak enak.
”Dimana kamar Soraya?" Tanya Kalindra, yang langsung bertanya. Hingga Jena pun langsung menunjukan kamar Soraya.
“Haura!" Panggil Helmia, dia tidak bisa menahan tangisnya ketika melihat cucu pertamanya, dan sedetik kemudian Haura mundur, dia takut pada Helmia, karena Haura tidak bisa bertemu dengan orang asing.
“Bibi, maaf Haura ...." Jena menghentikan ucapannya, dia takut Helmia tidak menerima kondisi Haura.
“Its, oke, bibi tau, bibi tidak mempermasalahkannya, jawab Helmia.
***
Joseph menjatuhkan ponsel ke bawah, dia tidak percaya apa yang dia lihat, barusan dia membuka instagramnya dan yang pertama dia lihat adalah Instagram Gueen. Dan yang membuat dia terkejut, Gueen memposting seorang anak yang sangat mirip dengannya, dan pada akhirnya Joseph sadar bahwa yang di posting Gueen adalah putrinya, apalagi dia mendapat info bahwa semua keluarganya sudah pergi ke Hungaria.
“Tu-tunggu, bukakan anak itu mengidap down syndrome, lalu kenapa ....” Joseph bergumam lirih.
”Baby kau kenapa?" Tanya Kayra yang masuk kedalam ruangan Joseph, sebelum Joseph menjawab, Kayra melihat ponsel suaminya yang ada di bawah, hingga dia pun langsung mengambilnya.
Mata Kayra membulat ketika melihat foto anak Jena di ponsel suaminya. “Tunggu, apa Joseph sudah melihat semuanya," batin Kayra, hingga wajahnya tiba-tiba memucat.
Gas komen ya gengs