Mafia Kejam Jatuh Cinta

" Astaga tuan James anda mengagetkan saya."Kaget Marsya memegangi dadanya,  saat ia akan mengambil air minum di dapur tiba-tiba James berdiri dengan tegak di belakangnya padahal tadi Marsya tidak melihat kehadiran pria itu karena remangnya pencahayaan mungkin

James, tidak menjawab. pandangannya tidak lepas dari tubuh Sintal Marsya yang di balut gaun tidur tipis, hingga membentuk lekuk tubuhnya yang berisi. Pria itu meneguk Salivanya susah payah

Marsya yang menyadari tatapan James yang terus menatap tubuhnya, segera menutup dadanya yang cukup terbuka dengan sebelah tangannya. Gadis itu menjadi gugup.. "Emm, apa anda membutuhkan sesuatu hingga masuk ke dapur??."tanya Marsya untuk mengusir rasa canggunya

" Ingin membuat kopi."jawab James singkat

Marsya menganggukan kepalanya."Apa perlu saya buatkan??

James tampak berpikir."Sure. Jika tidak merepotkan mu."

" Baiklah tunggu sebentar."Marsya pergi membuatkan kopi untuk James, sementara pria itu menunggu di meja Pantry.

Pandang James tak hentinya menatap gadis yang tampak cekatan saat membuat kopi, sepersekian detik Marsya Menghampiri James dengan membawa segelas kopi

" Minumlah."ucap Marsya meletakkan kopi itu. James hanya membalas dengan anggukan

" Kalau begitu saya permisi, selamat malam tuan."ucap Marsya berlalu pergi setelah meraih sebotol air yang ia ambil tadi, james tidak menyahuti sama sekali

Pria itu menatap kepergian Marsya ntah kenapa dia ingin terus menatap gadis cantik yang memiliki wajah bulat itu,

Setelah acara pernikahan Jonatan yang di adakan di gereja, James tida pulang ke apartemennya karena Jonatan menyuruhnya untuk menginap di sini. Karena saat itu James yang mengatakan Jonatan istri dan anaknya, beserta Marsya kembali ke Mansion.

...

Pagi hari di meja makan. Jonatan Isabel di tambah James tengah menikmati sarapan bersama dengan tenang.

Setelah menyelesaikan sarapan mereka, Isabel tampak menyimak Jonatan dan James yang sedang membicarakan perihal pekerjaan. Isabel tampak santai karena Jayden setelah di mandikan anak itu kembali tidur lagi,

" Jo kapan kau akan bertemu kembali dengan tuan Tomas?? Aku ingin bertemu dengannya untuk mengucapkan rasa terimakasih karena sudah Menolog ku."Ucap Isabell

Jonatan menoleh ke arah istrinya.pria itu tampak tida suka saat sang istri membicarakan nama pria lain." Kau tidak perlu bertemu dengannya, karena aku sudah mengucapkan terimakasih padanya jadi sudah lupakan saja."Balas Jonatan dengan nada suara tida suka

"Itukan kau. Aku ingin mengucapkan terimakasih ku secara pribadi padanya."ucap Isabell heran

"Tidak perlu!! Jangan membantah!!."ucap Jonatan penuh penekanan

Isabel mendelikkan matanya." Baiklah tuan Jonatan yang terhormat.."balas Isabel menekan setiap katanya

James yang sejak tadi hanya diam saja, berpamitan pada Jonatan dan Isabell untuk segera pergi ke perusahaan. sementara Jonatan hari ini dia tida pergi ke perusahaan

Setelah kepergian James pasangan suami istri itu kembali ke kamar mereka. Jonatan mendudukkan bokongnya di sofa. Sementara Isabell pergi melihat putranya yang ternyata sudah bangun

Isabel mengangkat tubuh Jayden ke pangkuannya, membawa langkahnya menghampiri Jonatan wanita itu duduk di sebelah suaminya.

" Kau tidur sangat nyenyak sekali Jay."ucap Jonatan menoel pipi gembul putranya

" Sepertinya sky kelelahan."balas Isabel terus mengecup pipi gembul Jayden yang sangat menggemaskan

" Aku sangat bosan, aku ingin jalan-jalan Jo sejak aku menatap di istanamu ini aku tidak pernah lagi menghirup udara luar."Isabel kembali berucap

Jonatan mengulurkan tangannya mengusap puncak kepala Istrinya."Kau ingin kemana hmm?tanya Jonatan terdengar lembut

Isabel tampak berpikir." Aku ingin ke pantai. Menikmati udara segar dan berjemur. ahh pasti sangat menyenangkan."jawabnya

" Baiklah bersiaplah kita akan berangkat siang ini ke pulau pribadiku."ucap Jonatan Santai

Isabel berbalik menatap binar pada suaminya."Kau memiliki pulau pribadi?? tanyanya

" Tentu,' Jonatan tampak berhitung menggunakan jarinya. "Aku hampir memiliki 10 pulau pribadi."jawabnya dengan Santai

Isabel membulatkan matanya sempurna."Sungguh?? Seberapa kaya kau, oh astaga aku mendapat jackpon tidak hanya tampan ternyata kau sangat kaya, lalu apa lagi yang kau punya??"tanya Isabel antusias

Jonatan hanya bisa terkekeh dengan menggeleng-gelengkan kepalanya." Ntahlah aku tidak menghitung  jumlah kekayaan ku. Yang pasti tida akan habis 10turunan."sombongnya

Isabel mendelik."Sombong sekali.

"Bukan sombong tapi itu kenyataanya My sweetheart. Aku bahkan memiliki beberapa pesawat pribadi. Helikopter, kapal pesiar. Hotel. penthouses. Dan masih banyak lagi, dan semua itu juga milikmu mulai sekarang."ucap Jonatan dengan angkuh nan sombong

" Ternyata kau lebih kaya dari yang ku sangka My husband."ucap Isabel terkagum-kagum

"Kau memanggilku apa? Coba katakan sekali lagi hmm aku ingin mendengar nya."Jonatan terseyum lebar saat mendengar Isabel menyebutnya dengan panggilan yang manis

" My husband."ucap Isabell gugup dengan wajah yang sudah merona

Jonatan terseyum semakin lebar, saat ia akan mencium bibi istrinya, tanpa di sangka dan di duga Jayden anak itu meninju wajah Jonatan, hingga membuat Isabel tertawa terbahak

." Ada apa denganmu Jay? Kau selalu saja memukul wajah Dady yang tampan ini."kesal Jonatan menatap sengit Jayden

Jayden hanya terseyum lebar dengan menunjukkan satu giginya yang baru tumbuh, seakan mengejek sang ayah anak itu menyandarkan kepalanya di dada Isabel

Jonatan mengacak-acak rambutnya prustasi. Isabel semakin di buat geli dengan kelakuan dua pria tampan nya itu

...

Siang hari Isabel sudah berkemas menyiapkan kebutuhan Jayden, kebutuhannya serta kebutuhan, Jonatan. Tidak lupa juga Isabel sudah menyiapkan pakaian mereka bertiga cukup banyak

Karena mereka akan berlibur ke pulau pribadi Jonatan selama seminggu kedepan. Setelah selesai bersiap Isabel menggendong Jayden membawanya keluar dari kamar

Setibanya di ruang utama Isabell berpapasan dengan Marsya pelayan yang sudah seperti sahabatnya."Marsya jika Jo menanyakan ku katakan aku ada di danau."ucap Isabell

" Baik."balas Marsya. Isabel membawa langkahnya pergi ke arah danau.

Sementara di ruang kerja Jonatan.

Pria itu tengah membicarakan sesuatu bersama Carey dan Fiter.." Fiter jika kau berhasil menemukan keberadaan Ricardo dan pelayanan sialan itu. aku akan memberikan mu pulau pribadiku yang ada di California, bukankah kau menginginkannya."ucap Jonatan

Fiter terlihat berbinar."Sure. aku akan usaha lebih keras untuk mencari tikus itu. Jangan lupakan pulau pribadi mu."balas Fiter terseyum lebar

Carey mendelik tajam kerena sahabatnya yang satu itu sangat gila harta.padahal kekayaan keluarga Fiter juga sangat kaya meski tida sekaya Jonatan.

Keluarga Carey pun demikian, namun pria itu seakan tidak perduli dengan harta yang keluarga nya miliki, bahkan pria itu menolak saat ayahnya memintanya untuk memimpin perusahaan miliknya.Carey lebih suka hidup bebas, sesuai keinginannya

" Kau akan pergi berapa lama??tanya Carey

" Seminggu, atau lebih."balas Jonatan

Carey mengangguk." Apa kau akan terus menawan Felicia?? Dia tidak bersalah sepenuhnya jo."ucap Carey tiba-tiba

Jonatan mengerutkan keningnya.sejak kapan sahabatnya itu perduli pada orng apa lagi pada perempuan.

" Sejak kapan kau memperdulikan orng lain? Apalagi perempuan? Apa kau menyukai Felicia, apa karena dia cantik"Cibir Fiter terkekeh

"Tutup mulut kau!!"balas Carey dingin.

Fiter semakin terkekeh."Sepertinya tebakan ku benar."ucapnya lagi. Carey tidak menyahuti ucapan Fiter

" Aku lupa, bebaskan saja dia."ucap Jonatan acuh.

" Tapi jangan biarkan dia kembali ke Britania. Aku akan menjadikannya sebagai pengawal istriku."ucapnya lagi. Dan Carey hanya membalas dengan anggukan

" Aku baru ingat jo. Kemarin aku bertemu dengan Louis sepertinya dia sudah tau penyebab kematian paman Jossey. dia menatapku seperti menatap seorang musuh tida seperti biasanya.."ucap Fiter

Louis Vuitto Walls. Putra tunggal Jossey

" Kau terus awasi dia."Balas Jonatan singkat. Pria tampan itu berdiri melangkah keluar meninggalkan dua sahabatnya begitu saja

Pria itu membawa langkahnya mencari keberadaan sang istri dan Putranya. "Tuan. Apa anda mencari nyonya Isabel dan tuan muda?? Mereka berada di danau belakang.."Ucap Marsya saat melihat Jonatan seperti sedang mencari seseorang

Nyonya. Yah Marsya memanggil nyonya pada Isabel hanya saat di hadapan Jonatan saja, itu juga atas permintaan Isabel

Tanpa membalas perkataan Marsya Jonatan pergi begitu saja ke arah danau.

...

Halaman belakang tepatnya di hadapan danau

Jonatan duduk di sebelah Isabel. di sebuah bangku yang ada di sana. Jonatan membawa Jayden ke lahunannya.

" Sebentar lagi kita akan berangkat, helikopter akan segera tiba menjemput kita."ucap Jonatan

" Helikopter? Tidak menggunakan mobil? Memangnya pulau pribadi mu ada dimana? Hingga harus berangkat dengan helikopter."tanya Isabel

" Italia. Aku akan membawa kalian kesana banyak tempat indah di sana . Kau pasti akan menyukainya."balas Jonatan melabuhkan kecupan manis di pipi Isabel

"Italia? Wah aku tida sabar ingin segera kesana aku pernah melihat dari televisi memang tempat di sana indah-indah."ucap Isabell antusias

Belum Jonatan menjawab terdengar suara baling-baling helikopter yang cukup bising hingga membuat atensi Isabel beralih, Isabel mendongakkan kepalanya ke atas menatap binar helikopter yang akan mendarat di atas Rooftop.

"Ayo." Jonatan berdiri dengan menggendong Jayden dengan sebelah tangannya, sebelah tangannya lagi menggenggam tangan Isabel. Mereka melangkah beriringan

...

Beberapa menit kemudian, Jonatan Isabel dan Jayden sudah berada di dalam helikopter, helikopter pun sudah mengudara tinggi

Isabel menatap keluar melihat pemandangan kota London di atas helikopter yang terlihat indah dan kecil."Aku baru pertama kali naik helikopter. Ternyata seperti ini rasanya."kekeh Isabel

Ia tidak menyangka kehidupannya yang dulu sangat susah dan menderita akan berubah derastis seperti ini, dulu untuk makan pun Isabel harus bekerja banting tulang, di tambah ia harus menghidupi keluarga yang ia anggap keluarganya. dan ternyata mereka bukan keluarganya.

Isabel menghela nafas panjang saat mengingat perlakukan Mario. Iriana, dan Margaret. Dia belum mengetahui mereka bertiga yang sudah tewas akibat di bunuh oleh Jonatan.

"Ada apa? Apa yang kau pikirkan??"tanya Jonatan saat mendengar helaan nafas Isabel

Isabel menoleh ke arah suaminya."Tidak ada."ucapnya mengulas senyum indahnya

Jonatan hanya mengangguk ia menarik Isabel pelan agar lebih dekat dengannya, pria itu menggenggam erat tangan Isabel, dengan sebelah tangan memegangi tubuh Jayden. anak itu tampak tenang di lahunan Jonatan dengan memainkan jari-jari besar milik ayahnya.

30 menit berlalu helikopter mendarat di landasan Bandara, orang-orang Jonatan langsung menurunkan barang bawaan mereka dan memasukkannya ke dalam pesawat yang sudah siap mengudara

Jonatan bturun lebih dulu, membatu Isabell turun, kali ini Isabel yang menggendong Jayden yang sudah tertidur, Jonatan menggenggam tangan istriny lalu membawanya masuk ke dalam pesawat pribadi nya.

Isabel tercengang saat tiba di dalam pesawat, yang memiliki fasilitas mewah itu, Jonatan langsung membawa Isabel dan Jayden ke kamar pribadinya yang ada di pesawat itu.isabel semakin kagum dengan semua pasilitas super mewah di dalam pesawat

Isabel menghentikan kekagumannya, ia menidurkan Jayden di atas kasur king size itu, ia juga ikut membaringkan tubuhnya di samping Jayden, di susul Jonatan yang berbaring di sisi Isabel

Tak lama pesawat pun Take off, butuh waktu sekitar dua jam lebih untuk sampai di Italia

...

Setelah menempuh waktu dua jam lebih mereka sampai di bandara di Italia, setelah itu Jonatan Isabel dan Jayden melanjutkan perjalanan mereka ke pulau pribadi Jonatan dengan helikopter. Karena pulau itu berada di tengah laut.

Satu jam berlalu helikopter mendarat di pulau pribadi Jonatan. Setelah Jonatan Isabel dan Jayden, serta barang bawaan mereka di turunkan, helikopter kembali mengudara.

Isabel menatap binar pulau pribadi milik Jonatan yang sangat luas sekali, penthouses yang sebagaian bangunan nya dari kaca itu dengan terdiri dari dua tingkat menjulang di tengah-tengah pulau, di setiap sisi di tumbuhi pepohonan yang menjulang tinggi.

"Wah indah sekali."ucap Isabell berdecak kagum.melangkahkan kakinya di atas pasir putih

" Tentu saja, dan hanya ada kita bertiga disini tidak ada satu orangpun selain kita."ucap Jonatan mengulas senyum

Isabel membalikan badannya menatap sang suami."Benarkah? Hanya kita bertiga."ucap Isabell dengan mengangkat tiga jarinya.

Jonatan mengangguk, ia menyerahkan Jayden yang sudah terjaga pada Isabel, setelah itu ia menyeret koper yang berisi barang mereka. Mereka masuk ke penthouses dengan langkah beriringan