Mempunyai paras cantik dambaan semua wanita tak membuat kisah percintaan Rania mulus.
Rania mendapati sebuah penghianatan besar dalam hidupnya, yang dilakukan oleh calon suaminya sendiri.
Terlebih lagi Rania juga harus menerima kenyataan jika dirinya disebut - sebut sebagai perawan tua oleh sebagian masyarakat yang masih mempercayai mitos.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kiyarakey, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ketakutan Rania
Rania masih menangis saat ia sudah di bawa oleh Kevin masuk ke dalam mobilnya,
"sudah jangan menangis,,, kamu aman bersamaku,,," ucap Kevin saat melihat Rania masih terisak.
"aku tidak menyangka jika Mas Irwan akan berbuat seperti itu" ucap Rania yang masih memegangi pergelangan tangannya.
"lihat tanganmu,,,," ucap Kevin dengan menarik tangan kanan Rania yang memar.
Kevin pun mengambil kotak P3K berukuran kecil dari dalam dashbor mobil itu.
"aku obati dulu, agar memarnya segera sembuh" Kevin pun mengoles saleb berwarna putih itu di pergelangan tangan Rania yang tampak membiru.
"aku antar kamu pulang, biar motormu dibawa Pak Hamid" ujar Kevin.
"tidak usah,,, aku pulang sendiri saja,,," tolak Rania halus.
"bagaimana kalau di jalan sepi sana Irwan berbuat kasar padamu lagi???"
"lebih baik kamu ikuti perintahku,,,"
"tapi aku tidak enak, jika Pak Hamid harus membawa motorku,,," ucap Rania pelan.
"tidak apa- apa Pak Hamid rekan kerja yang baik" ucap Kevin lagi
"serahkan kunci motormu"
Kevin pun keluar dari dalam mobil dan memberikan kunci motor Rania pada Pak Hamid.
"lebih baik jika mulai sekarang, kamu harus lebih hati - hati ya,,,"
"maaf aku tidak bisa terus di sampingmu,,,menjagamu,,,"
"tidak apa - apa mas,,, aku tahu kamu sibuk, jangan sampai gara - gara aku kamu jadi di pecat sama bosmu" ucap Rania.
"tenang aja,,, bosku sangat baik, sudah sangat percaya padaku" jawab Kevin sambil menjalankan mobilnya dengan pelan.
"kamu kerja terus tapi bosmu tidak disini mas??? Terus kamu nyupirin siapa???" tanya Rania penasaran.
"e,,,e,,,,itu,, lho,,,Ran,,, kan mereka sedang bangun hotel baru yang ada tak jauh dari kampung jadi sementara aku nyupir disana gitu,,," jawab Kevin mencari alasan.
Setengah jam berlalu mobil yang mereka tumpangi pun memasuki gapura kampung yang mereka tempati.
"terima kasih ya mas,,, sudah anterin aku sampai di rumah" ucap Rania.
"iya,, sekarang kamu masuk ke rumah, istirahat kompres tanganmu dengan air es, agar memarnya cepat hilang,,," perintah Kevin.
"iya,,," ucap Rania sambil keluar dari mobil Kevin.
"Mas Kevin juga hati - hati di jalan" imbuh Raya dari luar mobil.
Kevin pun segera berlalu, karena masih banyak lagi pekerjaan yang harus ia selesaikan.
Rania sedikit heran sebab penampilan Kevin tak seperti biasanya, ia sangat rapi mengenakan kemeja berlengan panjang, meski ia gulung lengannya.
Rumah Rania terlihat sangat sepi tak ada siapapun di rumah, hingga Rania harus membuka pintu dengan kunci cadangan yang ada di dalam tasnya.
Rania pun langsung merebahkan tubuhnya di kasur, badannya terasa sangat lelah.
"kamu sudah pulang nduk??? Kok motormu ndak ada???" tanya bapak dari ambang pintu.
"iya pak,,, aku di antar Mas Kevin" jawab Rania sambil memposisikan dirinya bangun dari tempat tidur.
"lho,,,lho,,,,itu tangan kamu kenapa???" tanya Pak Usman lagi.
"ini pak,,,, anu,,, tadi Rania tidak sengaja jatuh,," ucap Rania sambil menyembunyikan tangannya.
"sudah di obati belum???"
"sudah pak"
"Bapak tadi dari mana kok rumah kosong???"
"bapak sama ibu dari rumah Pakde Sutomo, dia sakit nduk, makanya bapak sama ibumu jengguk" balas Pak Usman.
"sakit apa pak???"
"sakit demam berdarah, sudah seminggu di rumah sakit, kemarin baru saja pulang,,,"
"kalau Rudi sama Linda tadi katanya mau kontrol ke bidan, paling ngantri sampai mereka ngak pulang - pulang" imbuh Pak Usman.
"nduk,,,, motormu dimana???" teriak Bu Ningrum dari luar kamar Rania, saat Pak Usman sudah pergi.
"aku pulang di anter Mas Kevin bu,,," ucap Rania pelan.
"tangannya sakit bu" tambah Pak Usman.
"kamu jatuh lagi nduk????" tanya.Bu Ningrum khawatir.
"ya Allah gusti,,, mbok yang hati - hati to nduk,,,,nduk,,,, belum lama jatuh mosok jatuh lagi,,,,"
"aku jatuh kepleset di kamar mandi buk,, tanganku kena pintu tadi,, "dusta Rania.
"beneran bukan jatuh dari motor???"
"bener bu,,,"
"terus motormu, kamu tinggal di toko???"
"iya bu,,," dusta Rania.
Ya sudah kalau begitu, sekarang istirahat saja, kalau masih sakit tidak usah masuk kerja.
Rania pun sangat menyesal telah membohongi kedua orang tua yang ia sayangi itu, ia tak mungkin menceritakan apa yang sudah Irwan lakukan kepadanya.
Selain karena tak ingin merusak hubungan baik bapaknya dengan bapak Irwan yang sudah mulai membaik beberapa tahun ini, juga karena tak ingin masalah ini di perpanjang.
Keesokan harinya Kevin telah menunggu Rania di depan rumah Rania dengan mobilnya,
"eh,,, ada abang ganteng disini" ucap perempuan centil bernama Fani itu.
"ngapain Mas Kevin ada disini??? nungguin si perawan tua itu, eh maaf Mbak Rania maksudku???"
"iya,,," jawab Kevin singkat.
"Mas Kevin judes banget sih,,, gimana kemarin aku bawain ayam bakar lho,,, udah di cobain belum???"
"sudah,,, makasih masakanmu enak, tapi lain kali tidak usah repot - repot"
"aku ngak repot kok, kan buat calon suami sendiri" ucapnya yang membuat Kevin bergidik ngeri.
Kevin pun makin gelisah menunggu Rania yang tak keluar - keluar dari dalam rumah. Sudah tak nyaman rasanya ia berdekatan dengan makhluk yang bernama Fani itu.
"maaf ya mas,,, nunggu lama,,, harusnya mas itu nunggunya di dalam saja, jangan disini,,,, nanti diganggu neng kunti gimana???" ucap Rania yang tak memperdulikan Fani yang ada disana.
"ya sudah yuk berangkat keburu siang,,," imbuh Kevin.
"Mbak Fani kami berangkat dulu ya,,," pamit Kevin.
"sialan ya kamu Rania ya,,, awas saja besok tunggu pembalasanku!!!" ucap Fani yang merasa sangat jengkel.