Alifa Rizky Aulia..gadis cantik yang sejak kecil selalu terdidik dengan hebat karena sejak usia 4 tahun Alifa sudah merasakan hidup di lingkungan pesantren. Alifa di tuntut belajar belajar dan terus belajar di kala teman seusianya merasakan di manja orang tua.tapi beda dengan Alifa.tak ada istilah manja di kamus hidup Alifa.
karena kehidupan pesantren yang menuntut Alifa hidup dalam kedisiplinan yang ketat akhirnya Alifa tumbuh menjadi gadis manis yang penuh prestasi dia menjadi qori terkenal berkat didikan sang kyai.
suatu ketika Alifa mengenal laki laki lewat media sosial. sejak itu Alifa melabuhkan hati pada sang doi yang baru di kenal nya.
bagaimana hidup sang qori setelah mengenal seorang laki-laki ? ujian dan cobaan apa yang harus di tempuh Alifa sehingga menjadi gadis manis penuh prestasi???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arizkha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22. Maya memang ....!!
Udah tiga hari Alifa di rawat di Bksm pondok. Tiga hari itu juga Zia, Sofi dan teman sekamarnya bergantian menjaga Alifa dengan baik. Alifa sudah nampak terlihat lebih bugar. Ia sudah lebih sehat dan fit. Akhirnya, hari ini infus yang menancap di tangannya pun di lepas. Dan akhirnya Alifa sudah di izinkan bisa kembali ke kamar setelah tiga hari menginap di Bksm.
"Obatnya tetap di minum sesuai petunjuk ya Alifa. Jangan telat makan dan istirahat yang cukup. Kurangi dulu aktivitas nya ya. biar kamu benar-benar fit dulu." Ucap ustadzah Nisa sambil melepas jarum infus di tangan Alifa.
"Baik ustadzah, saya mengerti. terimakasih banyak atas kebaikan ustadzah semua selama saya di rawat di Bksm sini dan saya minta maaf jika saya merepotkan." ucap Alifa berpamitan serta bersalaman untuk kembali ke kamar setelah infus nya di lepas.
Mereka pun keluar dari ruang rawat dan meninggalkan gedung Bksm menuju asrama nya.
"Alhamdulillah ya fa.., kita akhirnya bisa tidur dikamar kita lagi. kamu jangan sakit lagi donk fa, aku bisa galau gak ada kamu di kamar." Zia berkata sambil berjalan dan menggandeng tangan Alifa serta bergelantungan manja di tangan teman sekamarnya yang baru keluar dari Bksm itu.
"Zia.. lepas donk apaan sich kamu ihh.., geli kayak gini tu. Malu di lihat santri lain nya. Lepas Zia..!"
"Biarin aja mereka iri kali lihat kemesraan kita ."
Alifa menonyor kepala Zia yang bicara dengan asal tanpa di filter dulu. Ia nampak keki dan gak nyaman di peluk-peluk Zia seperti ini apalagi mereka berada di luar ruangan tentu ribuan santri berlalu-lalang dan melihat kekonyolan teman sekamarnya itu.
Alifa hanya menggelengkan kepala melihat Zia yang tak mau melepaskan tangannya itu hingga dirinya spontan berhenti karena mendengar sindiran dari seseorang.
"Wah bahaya nie pondok kita ada yang Lbgt.. hahaha. Diam-diam ternyata mereka...!" terdengar suara seseorang menyindir dan menggantung ucapan nya.
Zia dan Alifa serta teman sekamar lainnya yang menemani Alifa di Bksm berusaha Cuek mendengar ucapan dari seseorang itu. mereka pilih terus berjalan dan tak menghiraukan.
"Gak nyangka ya santri juara Qori yang di bangga-bangakan bisa suka sesama.''
Deg.. Alifa spontan menghentikan langkah nya ketika tau yang di sindir dirinya. Ia menoleh dan melihat Maya ada diantara santri-santri yang duduk di bangku taman dengan pura-pura membaca buku. Ia pun tampak mendekati Maya yang berada di antara santri lainnya.
"Udah lah fa, gak usah di ladeni si Julid gak ada gunanya bikin mood hancur aja.
Tapi Alifa tak menghiraukan ucapan Zia dan teman lain nya. Alifa terus berjalan menuju tempat di mana ada Maya dan santri lainnya sedang duduk.
"Assalamualaikum Maya." ucap Alifa santai.
"Apa sich gak jelas banget. Norak.. dasar orang udik." ucap Maya sengit.
" Gimana kabarnya may..? lama sekali kita tak jumpa ya." ucap Alifa masih terlihat santai.
"Dasar udik gak tau malu..!" sengit Maya.
"He..udik jangan kecentilan kamu ya. Malu-maluin ngakunya juara qori gak taunya suka sama sejenis." ucap Maya dengan senyum sinis.
"Suka sama sejenis.. maksudnya apa ya may..!" Alifa masih terlihat tenang.
"Jaga ucapan mu jangan nyebar fitnah kalau gak tau buktinya." jawab Zia dengan emosi.
"Loe yang harus jaga ucapan loe.. siapa loe berani nunjuk-nunjuk gue. Lagian kemesraan loe berdua gak usah di pamer. Malu-maluin pondok aja. Kalau mau mesra-mesraan noh di hotel biar gak ngerusak mata santri di sini." ucap Maya dengan berapi-api.
Maya dan Zia terus adu mulut tak ada yang mau mengalah. Ucapan Maya emang sudah sangat keterlaluan. mereka tak peduli sudah menjadi tontonan santri lainnya.
" Udah Zia.., malu di lihat santri di sini. Biarkan saja ia mau berkata apa emang Maya orangnya seperti itu. udah kita ngalah aja ngapain sih harus meladeni ucapan dia. Nanti kalau capek dia akan berhenti sendiri." Ucap Alifa dengan berbisik.
"Iya Zia kita ke kamar aja yuk. percuma kita ngeladenin dia yang ada kita ikutan sinting kurang seons nanti." ucap teman lain nya yang enggan ribut dengan orang seperti Maya.
"Iya sana balik kamar. Mesra-mesraan noh di kamar bikin mata sepet aja. Orang udik aja belagu."
Alifa hanya diam sambil menggelengkan kepala. heran aja melihat sikap Maya yang seperti orang yang tak hidup di lingkungan pesantren. Ia pun berjalan menjauh dari tempat itu.
"Dasar orang gak waras." umpat Zia sambil berjalan dan menyenggol bahu Maya dengan sengaja dan berlalu mengikuti Alifa yang sudah berjalan menuju kamar nya.
Masih terdengar teriakan Maya yang semakin lama semakin tinggi. 'Heran..gak punya adab dilingkungan pesantren bisa berteriak-teriak kayak di hutan Amazon.' ucap Zia donkol.
Maya memang santri baru yang unik. jika orang lain ketika menjadi santri baru mereka akan patuh dan berusaha mencari teman , tapi tidak dengan maya. ia sebagai santri baru justru merasa berkuasa resek dan selalu mencari gara-gara dengan santri lainnya.
Zia dan teman lain nya tertawa mendengar ucapan Maya yang semakin emosi tinggi karena tak ada yang menggubris ucapan nya. Ia semakin mengumpat tidak karuan.
Sering kali dirinya mendapat hukuman dari pengasuh tapi heran..ia tak pernah jera sama sekali. Justru merasa semakin berkuasa dan mencari gara-gara.
____
"Fa.., Sekarang kamu istirahat ya..! nanti jatah makan kamu aku ambilkan aja biar kamu gak keluar kamar dulu."
"Makasih ya Zia.., emang kamu teman Ter_ Ter lah pokoknya."
" Huuu..dasar.nJika ada maunya aja bilang Ter..!'
"Hehehe..ya iyalah masa mau bilang kamu jahat kan gak mungkin. Masa sich aku tega bilang kamu jahat orang kamu emang temenku paling.....!"
"Paling apa coba.., jangan bilang paling manja ya..awas aja kamu." ucap Zia masih dengan sisa-sisa emosi akibat ulah Maya tadi.
Alifa dan temannya tertawa melihat Zia yang terlihat berada dalam mode emosi.
"Ternyata setan yang tadi menempel di tubuh Maya sekarang beralih ke tubuh Zia. Makanya ikut-ikutan erosi." Hahahaha..teman sekamarnya menggoda Zia yang masih terlihat kesal.