pernikahan yang terjadi karena kebaikan seorang laki-laki yang ingin menyelamatkan teman perempuannya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kholifah NH2, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BA JI NGAN
Beruntung pagi itu Airin berangkat kuliah dengan taksi. Taksi yang kebetulan melintas didepan rumah, ia jadikan kesempatan untuk menghindari pertanyaan Adrian soal jawabannya kepada Henry saat di meja makan tadi. Sungguh, Adrian ingin memperjelas langsung dari Airin, apakah benar istrinya itu ingin pergi berbulan madu?
Tiba dikampus, Airin mempercepat langkahnya. Ia panik melihat mobil Adrian memasuki gerbang.
"Eh! Eh! Adrian! Mau kemana?." Vina menahan tangan Adrian saat hendak mengejar Airin,
Adrian dibuat kesal, sudah berusaha memarkir mobilnya dengan cepat, namun Vina malah menghadang langkahnya, "Apa sih, Vin?."
"Kamu mau kemana sih buru-buru, gitu?..."
"Jangan bilang ada kelas lima menit lagi?."
"Gue mau ngejar, Airin. Ke kelasnya."
"Lho, emangnya kenapa?..."
"Oh, iya, kok tadi pagi kamu nggak angkat telfon aku? Padahal aku mau ngajak kamu sarapan sebelum ke kampus."
"Vin, udah ya, gue buru-buru." Adrian menepuk pundak Vina sebelum pergi meninggalkannya
"Ih! Adrian kumat lagi, deh, ninggalin aku terus..."
"Tapi kenapa dia ngejar Airin sampe kayak gitu, ya? Aku ikutin, ah."
Merasa tidak aman bersembunyi didalam kelas, Airin beralih menuju toilet yang berada disudut koridor. Toilet yang jarang sekali didatangi orang-orang, toilet yang menurutnya sangat aman untuk bersembunyi sementara waktu. Ia akan keluar jika Adrian sudah tidak lagi mencarinya dan ia akan menghubungi Vina untuk memastikan itu.
"Aman, kan? Adrian nggak mungkin nyari aku sampe kesini, kan?."
Setelah memastikan keadaan diluar, Airin bernafas lega. Ia bersandar untuk mengatur pernafasannya. Cukup lelah rasanya menghindari kejaran Adrian,
"Aku chat Vina dulu, tanya Adrian udah pergi atau belum." Batin Airin saat ingin mengambil ponselnya didalam tasnya,
Namun sebelum itu, seseorang membekap mulutnya dari belakang. Orang itu menyeret Airin kedalam salah satu bilik toilet didalam sana,
"Adrian?!." Airin terkejut bukan main, bagaimana ia bisa masuk ke jebakan Adrian?Jangan tanya lelakinya itu, ia tampak tertawa tanpa suara, seakan puas dengan apa yang sudah ia lakukan.
"Ih! Jangan ketawa!." Ucap Airin lantang, Adrian pun membungkam bibir Airin dengan telunjuknya, "Jangan berisik, Sayang."
"Oke, oke. Kita keluar, ya? Kalo ada yang datang gimana?." Airin mulai panik
"Aman, nggak bakal ada yang kesini."
"Ya? Ya, terus, kita ngapain disini? Ayo keluar."
"Tapi gue mau disini, berduaan sama lo." Adrian mulai menggoda Airin, ia selipkan rambut Airin ke belakang telinganya,
"Adrian? Aku takut, kalo kita ke pergok gimana?."
"Emangnya kenapa? Tinggal tunjukkin buku nikah, kan?."
"Ya Tuhan, Adrian ini kenapa, sih?..."
"Bukannya dia ngejar aku buat tanya soal dirumah tadi? Kenapa jadi gini?."
"Adrian? Kita ngobrol diluar ya?."
"Siapa yang mau ngobrol? Gue pengen berduaan sama lo."
"Jangan bilang kamu mau..."
"Per kosa aku?." Airin berbisik diakhir kalimatnya, lagi-lagi menimbulkan gelak tawa tanpa suara dari Adrian
"Otak lo jatoh ya pas lari-larian tadi? Bisa-bisanya kepikiran itu?..."
"Lagian ngapain ngelakuin disini? Tempatnya sempit..."
"Bukannya lebih enak dikamar, diatas kasur?." Adrian memiringkan kepalanya, wajahnya mendekat mengendus tengkuknya.
"Adrian, please. Aku takut." Airin menahan kedua bahu Adrian,
"Kkkkkk." Adrian tidak kuasa lagi menahan tawanya, "Takutan banget sih lo, lucu."
Adrian mendaratkan kecupan singkat tepat di kening Airin. Ya, di kening Airin, untuk pertama kalinya. Setelah mengacak puncak rambut Airin, Adrian melangkah meninggalkan toilet itu. Sementara Airin, gadis itu masih mematung, ia masih mencerna apa yang baru saja dilakukan Adrian padanya.
"Ya ampun, kenapa muka ku jadi panas?." Batin Airin saat menangkup kedua wajahnya,
"Aku juga...deg-degan?." Tangannya pun beralih keatas dada
"Airin Isabelle?..."
"Lo mau keluar atau benar-benar gue per-"
"Iya, iya! Aku keluar!." Entah seperti apa wajahnya sekarang, Airin harus segera keluar dari toilet itu.
"Eh? Perasaan gue manggil Airin, kenapa yang keluar kepiting rebus?." Tanya Adrian sambil memperhatikan wajah Airin seksama
"Udah, ah. Jangan diliatin, malu." Airin memalingkan wajah Adrian dan bergegas pergi meninggalkan area itu
"Rin? Gue mau nanya dulu." Adrian menahan tangan Airin
"Apa lagi? Aku mau kelas."
"Soal dirumah tadi, lo serius mau kita bulan-"
"Airin?!." Vina datang disaat yang tidak tepat, ia menghentikan ucapan Adrian. Jangan tanya reaksi laki-laki itu, ia terdengar mengerang kesal
"Kamu lagi sama Adrian?." Tatapan Vina beralih menatap Adrian
"Lo ngapain sih kesini?." Tanya Adrian yang seakan sudah muak dengan Vina yang selalu datang menghantui.
"Ya, emangnya kenapa? Aku nyari Airin dan ada yang ngeliat Airin kesini, jadi yaudah."
"Ya Tuhan." Adrian bergumam, menimbulkan tawaan kecil yang lolos dari mulut Airin
"Awas ya, urusan kita belum selesai." Adrian mencubit sekilas pipi Airin sebelum pergi meninggalkan mereka berdua
"Dia...cubit pipi kamu?." Vina bertanya heran, ia tidak percaya apa yang ia lihat didepan matanya
"Hehe, biasa? Dia kan emang iseng?..."
"Ayo. Ayo ke kelas."
•••
Malam itu Airin pulang lebih cepat dari restoran. Hal yang sangat menyenangkan karena ia bisa lebih lama beristirahat dirumah. Setelah membersihkan diri dan berganti pakaian, Airin mengambil laptop dan menjatuhkan tubuhnya diatas tempat tidur. Nikmat sekali rasanya. Ia pun berbalik tengkurap dan membuka laptopnya, ia mulai menonton serial komedi untuk menemani waktu istirahatnya.
Suara tawanya yang keras, membuat Airin tidak sadar ada seseorang yang membuka pintu kamarnya. Airin semakin terbawa suasana, ia tidak menyadari keadaan disana. Gelak tawa terus keluar, sampai ia dibuat bungkam saat seseorang memijat lembut bokongnya berulang kali dari luar celananya.
Airin mendadak bisu, ia merinding seketika. Ia langsung bangkit sebelum sentuhan itu semakin menjalar kemana-mana.
"Pak Benny?." Airin terkejut setengah mati, ia sangat ketakutan.
"PAPA!..."
"MBAK AN- hmmp!." Benny berhasil membekap mulutnya,
"Hey, jangan teriak, Sayang. Semua lagi istirahat dikamar."
"Hmmp! Hmmp!."
"Kamu nggak bisa apa-apa lagi."
Dengan satu tangan yang masih membekap mulut Airin, Benny buru-buru mengambil sapu tangan dari saku celananya,
"Le...pas....hmmp!." Suara Airin mulai lemah. Benny tersenyum karena rencananya berhasil,
Bruk, Airin pun ambruk diatas tempat tidur. Benny berhasil membius Airin dengan cairan yang sudah ia semprot pada sapu tangan sebelumnya.
"Akhirnya, Sayang. Kamu jadi milikku." Benny membelai pipi Airin penuh sayang. Wajahnya juga sudah dipenuhi naf su seakan tidak sabar 'melahap' Airin saat itu juga.
Benny tertawa keji, ia segera menutup laptop Airin dengan keras. Ia menginginkan suasana tenang dan damai.
"Ya, semua berjalan sesuai rencana..."
"Keponakan kurang ajar itu juga belum pulang..."
"Selamat Benny, kamu mendapatkan wanitamu."
Penuh naf su, Benny membuka satu persatu kancing kemejanya. Tidak lupa dengan ikat pinggang dan menurunkan celana panjangnya. Benny membungkuk, menghirup tengkuk Airin sedalam-dalamnya
"Sudah aku duga, kamu memang wanita yang membangkitkan naf su..."
"Harusnya kamu jadi istriku, Sayang. Bukan Adrian..."
"Aku nggak rela, Adrian yang menikmati tubuh seindah ini."
Benny kembali membungkuk, menghirup tengkuk Airin dari sisi lainnya,
"BENNY!!!."
BUGH, Henry meninju Benny setelah berhasil menarik kemejanya.
"BERANINYA KAMU KURANG AJAR SAMA PUTERIKU!!!." Henry marah besar, ia berteriak kencang didepan wajah sang adik.
"A-ampun, Henry. Ampun."
BUGH, Henry kembali meninju Benny tanpa ampun dan mendorongnya hingga terbentur tembok.
"Airin?."
Henry menopang kepala Airin, ia tepuk-tepuk pipi menantunya itu untuk membangunkannya,
"Airin, bangun, Nak..."
"Airin?."
"Apa? Airin?". Adrian terperangah saat baru tiba dikamar, disusul kedatangann Inez dan Mita yang terkejut melihat keadaan Airin
Sedetik kemudian, Adrian mendapati Benny yang tidak berdaya diposisinya, "OM BENNY!!!."
"BA JI NGAN!!!."
•••
Waduh waduh bahaya nih, pawang sudah ngamuukkk
Gimana kelanjutannya yaaaaa
seperti biasaaaa tinggalkan jejak biar aku semangat update 👍♥️♥️♥️♥️♥️
🧑 gak
👧aku cium y
🧑 ok
sumpah ini mereka knpa siihh 😭😭 mood bgt bacanya