NovelToon NovelToon
Gendhis

Gendhis

Status: tamat
Genre:Ibu Pengganti / Keluarga / Persahabatan / Ibu Tiri / Kontras Takdir / Chicklit / Tamat
Popularitas:533.9k
Nilai: 4.9
Nama Author: Sebutir Debu

“Jangan dulu makan! Cuci piring dan sapu halaman belakang, baru makan!” Bentak Bunda.

Bentakan, hardikan dan cacian sudah kenyang aku terima setiap hari. Perlakuan tak adil dari dua saudara tiri ku pun sering aku dapatkan. Aku hanya bisa pasrah, hanya ada satu kekuatan untuk ku masih bertahan tinggal dengan ibu tiri ku, semua karena demi ibu ku!

Ya, ibu yang mengalami Gangguan Jiwa sehingga harus di rawat dirumah. Maka aku hanya bisa bersabar menerima semua kondisi ini. Kemana akan berlari sedangkan ibu ku butuh di rawat, namun setiap hari perlakuan ibu tiri pada ibu membuat aku tak dapat menerimanya. Puncaknya saat aku mengutarakan pada ayah ku jika aku ingin kuliah.

“Tidak! Anak perempuan untuk apa kuliah! Kamu hanya akan di dapur! Buang-buang biaya!” Tolak ibu tiri ku dengan keras. Ayah pun hanya mengikuti keinginan istri mudanya.

‘Aku harus menjadi perempuan kuat dan aku harus bisa merubah takdir ku!’ Tekad ku sudah bulat, aku akan merubah takdirku.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sebutir Debu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22 Siapa Perempuan bercadar itu?

Hari pertama kuliah di Fakultas Psikologi, Aku merasa campur aduk, antara gugup dan antusias. Aku berharap dapat bertemu dengan teman-teman baru dan menjalani pengalaman kuliah yang menyenangkan. Saat aku memasuki ruang kuliah, Aku melihat dua orang perempuan duduk di bangku sebelah ku. Satu perempuan bertubuh kurus dan tinggi, kulitnya kuning langsat. Satu lagi seorang perempuan berkerudung, penampilan nya sederhana sekali. Seperti nya dia dari desa.

"Halo, nama saya Cika." Uca perempuan bertubuh tinggi itu pada ku. Ku terima uluran tangannya. Ia tampak tersenyum manis. Ku lihat tubuhnya seperti seorang atlet. Bahkan telapak tangannya kasar.

"Gendhis." Jawab ku singkat padat dan jelas seraya mengulas senyum kepada Cika. Cika duduk di sisiku. Ia menoleh ke arah perempuan berkerudung yang ada di sebelah kanan ku. Ia menjulurkan tangannya juga pada Yeyen. Tadi aku sempat bertegur sapa dengan Yeyen.

Kami bertiga kemudian mengobrol dan saling berkenalan. Kami merasa nyaman satu sama lain dan memutuskan untuk pergi ke kantin bersama setelah mata kuliah umum selesai. Karena masih ada satu mata kuliah lagi sebelum kami pulang.

Di kantin, kami duduk bersama dan berbagi cerita serta tawa. Yeyen dan Cika saling mengobrol seperti sudah lama kenal. Berbeda dengan aku yang lebih banyak diam dan sesekali menjawab pertanyaan mereka berdua.

"Kalau kamu sendiri Ndis, kenapa ambil jurusan Psikologi?" Tanya Cika.

"Em... Aku milih jurusan ini karena sepertinya peluangnya kedepan lebih bagus untuk ku." Ucap ku pelan. Aku tak mungkin menceritakan sebenarnya masalalu ku. Aku sendiri bahkan butuh seorang psikolog. Karena terjalnya hidup yang aku jalani, sulit sekali untuk bersosialisasi. Beruntung mempunyai Vya dan juga berkumpul dalam satu organisasi yang membuat aku sedikit lebih bisa membuka diri.

Setelah makan, kami memutuskan untuk pergi ke perpustakaan untuk mendaftar menjadi anggota.

Sampai di perpustakaan, Kami melihat antrean panjang. Kami bergabung di antrean dan saling bercanda untuk menghilangkan kebosanan.

"Ndis, Aku melihat kamu sepertinya bukan orang yang percaya diri. Daritadi kamu tidak pernah mencoba untuk menatap kami saat berbicara." Ucap Cika yang mengamati aku dari tadi. Aku menoleh ke arahnya. Bagaimana bisa perempuan yang baru aku kenal sudah bisa menilai ku.

"Sepertinya kamu akan menjadi psikolog handal." Ucap ku singkat untuk menanggapi ucapan teman baru ku itu. Ternyata kami bertiga mengikuti jalur beasiswa yang sama. Cika adalah perempuan yang peduli anak jalanan. Ia sering hadir di sekolah-sekolah dadakan yang ia bangun bersama organisasi yang sama seperti ku namun beda kota. Sedangkan Yeyen, ia mendapatkan jalur beasiswa dari pengabdian nya pada jompo atau lansia. Jadi dia juga adalah orang yang tak mampu di desa nya. Namun ia kader yang begitu aktif. Ia bahkan setiap dua hari sekali menjadi kurir dari organisasi nya untuk mengantar makanan pagi dan sore untuk lansia-lansia tunggal yang ada di kecamatannya. Ternyata di kelas ku ada 7 mahasiswa yang mengikuti jalur beasiswa ini. Masing-masing punya pengalaman yang berbeda terkait perjuangan dalam mengabdi pada organisasi dan masyarakat.

Setelah menunggu cukup lama, akhirnya giliran kami untuk mendaftar. Aku dan dua teman ku mengisi formulir.Kami pun kembali ke kelas, seorang dosen lelaki dengan tubuh yang sedikit gemuk. Menariknya kami tidak belajar menggunakan buku. Dan satu tugas yang diberikan oleh dosen tersebut sebelum mengakhiri pelajaran adalah kami diminta setelah ini memberikan senyum pada 5 orang baru yang tidak kami kenali dan kami harus melihat, mengamati respon dan body language orang tersebut. Minggu depan harus kami diskusikan.

Aku dan dua teman baru ku menunggu angkot untuk pulang. Namun, kami terkejut ketika melihat bahwa halte kosong dan tidak ada angkot yang lewat.

"Bagaimana ini? Tidak ada angkot yang lewat." Ucap Yeyen Cemas.

"Mungkin kita harus menunggu beberapa saat. Pasti ada angkot yang lewat." Ucap Cika yang memang daritadi lebih dewasa dan bijaksana dari Yeyen yang tampak sering khawatir akan hal-hal kecil.

Tiba-tiba, sebuah mobil berhenti tepat di depan kami. Kami bertiga saling toleh karena merasa ada yang aneh. Karena tadi semua mengaku bukan orang kaya. Tapi mobil yang berhenti di depan kami adalah mobil mewah. Kaca pintu mobil di buka, tampak lelaki yang tak lain Kak Gaffi. Ia duduk di balik kemudi, ia duduk di mobil bersama seorang perempuan yang memakai cadar. Kak Gaffi sedikit menunduk karena mobil yang dikendarai adalah mobil sedan.

"Gendhis, kalian butuh tumpangan? Aku bisa mengantar kalian pulang. Di jalan Utama lagi ada demo, mungkin angkot tidak ada yang masuk." Ucap kak Gaffi sambil melirik kearah perempuan yang duduk disebelahnya. Dari mata perempuan bercadar itu tampak sekali ia tersenyum karena pupil mata bagian atasnya tertarik dan sedikit turun ke bawah. Mata pelajaran yang tadi kami pelajari kini aku bisa menyambungkan dengan orang yang aku jumpai.

Kami saling toleh, Cika dan Yeyen saling sikut karena mungkin mereka menunggu respon ku.

"Eh, terima kasih. Tidak perlu repot-repot kak. Kita jalan aja ke ujung siapa tahu ada angkot atau bus." Tolak ku sungkan.

"Kita butuh tumpangan, Gendhis. Tidak ada angkot yang lewat." Bisik Cika seraya mencubit pinggang ku. Aku berusaha untuk tidak meringis karena sakit.

"Tidak merepotkan, naiklah." Ucap Perempuan bercadar tersebut ramah.

Aku pun akhirnya masuk kedalam. Namun saat baru akan masuk ke mobil, seorang lelaki menggunakan sepeda motor datang dan memanggil nama Yeyen. Ternyata pamannya menjemput Yeyen. Ia khawatir Yeyen bingung untuk pulang. Akhirnya aku dan Cika yang menumpang di mobil kak Gaffi. Di dalam mobil perempuan bercadar itu sesekali mengajak kami berbicara. Tubuhnya bahkan sedikit ke arah kami, hal yang aku tahu tadi bahwa salah satu respon positif atau orang tersebut nyaman dengan kita kala tubuhnya menghadap kita saat bicara.

"Sudah semester berapa?" Tanya perempuan itu.

"Gendhis baru masuk Bu." Jawab Kak Gaffi.

Perempuan itu melirik ke arah Kak Gaffi. Lalu tatapannya kembali ke arah kami.

"Yang mana namanya Gendhis?" Tanya perempuan itu penasaran.

Cika yang kocak secara cepat telunjuk nya mengarah ke pada ku.

"Ini Bu yang namanya Gendhis, sesuai namanya manis dilihat." Ucap Cika. Aku mencubit pahanya karena merasa malu. Perempuan bercadar itu tampak setengah tertawa dan kembali fokus pada satu buku ditangannya. Aku penasaran siapa perempuan itu, dan apa hubungannya dengan kak Gaffi. Namun aku tak ada hak untuk bertanya siapa dan mengapa. Hanya ada sekelumit rasa penasaran dan juga ada tatapan yang lain dari lirikan juga tatapan perempuan bercadar itu kepada ku saat mobil Kak Gaffi berhenti di depan rumah Uni Desi.

"Semoga Allah melindungi kamu dan memberikan kekuatan untuk melewati hari-hari mu Nak. Yakinlah sebuah kupu-kupu bisa memiliki sayap indah ia harus bertahan menjadi kepompong. Kita manusia bisa melakukan itu dengan yang namanya sabar. Semoga dilain waktu kita bisa bertemu dan mengobrol lebih. Gapai prestasi mu tanpa perlu risau masa depan mu." Ucap perempuan itu.

Ketika mobil itu berlalu dengan sebuah senyuman manis dari Kak Gaffi. Aku justru terpaku di depan pagar rumah Uni Desi.

"Apa maksudnya? Siapa perempuan yang bersama Kak Gaffi. Apakah dia mengenal ku? Dia tahu siapa aku?" Ucap ku bingung.

"Kak Gendhisssss!" Teriak anak Uni Desi dari balkon rumahnya saat melihat kedatangan ku.

1
Siti Sopiah
dalam dunia nyata takda mertua macam tu.thor
Siti Sopiah
itu sih perempuan jadi2an
Siti Sopiah
Ya Allah Cika meninggal ?
Siti Sopiah
bagus ndis sekali kali bercanda jgn hanya main air mata.kau membuat air mata readers tumpah ruah ndis
Fajar Ayu Kurniawati
.
Sry Kurnia
Kecewa
Sry Kurnia
Buruk
Hasrie Bakrie
Assalamualaikum mampir ya thor, pasti ceritanya sangat seru.
Dini Mariani s
Buruk
Heri Wibowo
kok nggak dilanjutin lagi ceritanya kak, sudah kangen nih sama Gendis.
💗vanilla💗🎶
tdk bs berkata2 .. duh gendis
💗vanilla💗🎶
br mampir thor .. dan udh nyesekk..tp menarik
Puji Ustariana
Masya Allah
Puji Ustariana
jadi penasaran ada kejadian apa sajakah yv di alami zia ?
Puji Ustariana
jd tambah ilmu mba hehehe semangat ya mba 💪💪
Puji Ustariana
apa ini cucunya ayra ya ? klo gak salah anaknya ammar semoga gak salah /Smile/
Dhi Ta
Masya Allah kakak debu, dah Bayak banget novel kakak... terakhir baca novel ayra... sekarang baca lagi yg Gendhis... Alhamdulillah sukses selalu ya kak debu....
solihin 78
wah 3 hari Gendhis gak sadarkan diri
Junaedi d Juhaeti
sepertinya laki-laki itu bukan kak Ghafi tapi kembarannya
asiah puteri mulyana
Masya Allah Tabarakallah..benar2 beruntung dan karunia Allah yg besar bagi sy dan mungkin tmn2 yg baca karya k sebutir debu..karyanya sungguh bagus sarat akan ilmu dan motivasi untuk perjuangan hidup..trims banyak2 k debu smga menjadi amal jariah buat kk..yg menjadi wasilah sy pun ingin berjuanh lebih baik dlm hidup salam silaturahmi dan sayang k debu😭😭😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!