NovelToon NovelToon
VR Immortal: Sekteku Aturanku

VR Immortal: Sekteku Aturanku

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Reinkarnasi / Sistem / Kelahiran kembali menjadi kuat / Menjadi NPC / Budidaya dan Peningkatan
Popularitas:7k
Nilai: 5
Nama Author: Dwalkii

Di dunia kultivasi Cangxuan, Han Wuqing bereinkarnasi dari bumi ke dunia kultivasi abadi yang penuh kekuatan dan ketidakadilan.

Setelah berkultivasi selama 10 tahun dengan susah payah, tanpa dukungan apapun. Akhirnya cheat system muncul mewajibkan dia membuat sektenya sendiri.

System aneh yang mengizinkannya memanggil kesadaran orang orang dari bumi, seolah dunia adalah game virtual reality.

Orang-orang dari bumi mengira ini hanya permainan. Mereka menyebutnya "VR immortal".

Mereka pikir Han Wuqing NPC...
Mereka pikir ini hanya ilusi...

Tapi didunia ini— Dialah pendirinya, dialah tuhan mereka. Sekteku Aturanku

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dwalkii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Interaksi pemain dan Para NPC

Sementara itu di sekte yuandao.

Salah satu pemain—berpakaian gelap dengan nickname [ShadowFury]—berjalan cepat dari sisi barat. Di belakangnya, dua temannya ikut mengekor.

“Aku udah tekan tombol ‘ambil misi’. Harusnya kita dapat slot escort sekarang,” katanya sambil membuka panel sistem di udara. “Ini gampang. Jalanin aja, dapet EXP, reputasi, dan—”

Langkahnya berhenti.

Tubuhnya mendadak kaku. Cahaya biru pucat menyelimuti seluruh badannya, seperti medan tak kasatmata yang menahannya. Tak sakit, tapi juga tak bisa bergerak.

“Eh... kenapa gua...?”

Layar transparan muncul di depan wajahnya:

[Akses Ditolak. Karma Poin Anda berada di bawah ambang batas.]

[Sistem perlindungan ketua sekte aktif. Anda tidak memenuhi kriteria moral untuk tugas ini.]

[Status: Dibekukan sementara. Otomatis dilepas dalam 60 detik.]

“Astaga, serius?!” bentaknya. “Cuma karena karma minus satu? Itu waktu gua ngetroll kakak yue kemarin!”

Dua temannya terhenti di belakangnya. Salah satu dari mereka, [GuHandsome], mengangkat tangan.

“Bro, jangan marah ke sistem... Ayo lebih baik kita bersih-bersih sekte atau... kalian mau ke gua ratapan? Kalau Bertiga setidaknya kita tidak bosan menunggu”

ShadowFury: Huft, baiklah...ayo ke gua ratapan”

Langit siang membentang tenang di atas dataran luas tempat Sekte Yuandao berdiri. Cahayanya keperakan, tak terlalu terik, menembus tipis kabut pagi yang masih menggantung rendah.

Di sisi lain, di Lembah Batu Merah yang jauh dari sana, peluh membasahi punggung para pemain yang baru tiba—bukan karena panas, tapi karena perjalanan panjang dan pemandangan yang menyambut mereka.

“Kita... sudah lari berapa li barusan?”

“kukira lembah ini ‘cuma’ 70 li. Tapi kenapa kayak 700...”

“Karena kita BUKAN NPC berkuda, bro.”

Di atas tanah hangus sisa pertempuran, lebih dari dua belas pemain berdiri berkelompok. Senjata di punggung, antusiasme masih membara—namun tatapan mereka berubah saat melihat pemandangan yang menyambut.

Puluhan manusia—lelaki, perempuan, tua, muda, bahkan anak-anak—duduk berjejer di sisi lembah. Sebagian tertidur bersandar pada batu, sebagian lainnya duduk memeluk lutut, mata mereka masih kosong.

Saat mereka melihat para korban yang duduk dalam diam—mata kosong, tubuh penuh luka lama, beberapa anak masih bersandar lemah di pelukan ibu mereka—lelucon pun menguap. Tak ada lagi yang tertawa.

Para pemain terdiam.

Han Wuqing berdiri tak jauh, tubuhnya kini telah sembuh total setelah menerima hadiah dari sistem. Ia menoleh ke arah Ziyan, yang berdiri gagah tak jauh dari altar, bulunya yang berkilau dalam cahaya fajar tampak memantulkan api ungu samar.

“Ziyan,” panggil Han pelan, namun cukup untuk terdengar jelas. “Kita punya prioritas.”

Burung itu mengeluarkan suara lirih yang dalam—gemuruh halus seperti bara yang bergolak. Ia melangkah mendekat, sayap-sayapnya mengepak perlahan, menyebar angin hangat ke arah para korban.

Han menoleh ke Lao Zhen. “Bawa anak-anak dan para lansia yang tak bisa berjalan jauh. Mereka naik di punggung Ziyan.”

Lao Zhen menatap makhluk itu dengan mata membelalak. “Kau… kau ingin mereka menunggangi...?”

“Ziyan tidak akan menyakiti siapa pun,” kata Han tegas. “Ia tahu siapa yang harus dilindungi.”

Ziyan menunduk sedikit, seperti mengizinkan. Beberapa anak sudah terpukau—mata mereka berbinar untuk pertama kalinya sejak tragedi.

Tanpa ragu, Han membuka panel sistemnya.

[Toko Sistem > Kebutuhan Dasar]

– Pakaian Linen Sederhana x50

→ Beli Sekarang

Dalam sekejap, tumpukan pakaian bersih dan sederhana muncul di udara, melayang perlahan lalu mendarat di tangan Han.

“Bagikan ini,” katanya pada Lao Zhen. “Tak ada yang pulang ke tempat baru dengan pakaian robek.”

Lao Zhen menunduk dalam. Beberapa korban mulai bergerak pelan, mengganti pakaian di balik batu atau bantuan kain tirai seadanya yang disediakan oleh para pemain. Seorang anak kecil tersenyum untuk pertama kalinya saat bulu leher Ziyan menyentuh pipinya—hangat, lembut, seperti selimut langit.

Han kemudian menoleh ke para pemain.

“Bentuk perimeter melingkar sejauh dua puluh meter. Dua di depan, dua di belakang. Sisanya menyebar. Yang bertugas di depan dan belakang, bantu siapa pun yang butuh pegangan atau kehabisan tenaga. Kita jaga jarak aman dari wilayah beast, tapi jangan pernah lengah.”

Ironshade mengangguk. “Dimengerti, Ketua.”

Pemain-pemain langsung bergerak. Tanpa formasi kaku, mereka menyesuaikan posisi seperti sungai yang mengalir di antara bebatuan—melingkupi para korban dalam keheningan, bukan sebagai penjaga, tapi sebagai pagar yang hidup.

Han Wuqing berdiri sebentar, menatap mereka semua—pemain, korban, langit merah keemasan, dan api ungu samar di bulu Ziyan.

Kemudian ia berkata pelan,

Bawa mereka pulang”

Tak perlu aba-aba tambahan. Pemain-pemain mulai bergerak mengikuti formasi. Namun, satu langkah lebih cepat dari mereka—Ziyan. Burung roh itu mengibaskan sayapnya sekali. Angin hangat menyapu tanah lembah, menggugurkan debu dan sisa abu dari pertempuran. Di punggungnya, para korban yang paling lemah—anak-anak kecil, lansia dengan tubuh gemetar, serta satu-dua orang yang masih belum bisa berdiri tanpa bantuan—telah diposisikan dengan hati-hati, disangga oleh bulu-bulunya yang lembut namun kokoh seperti bantalan Qi.

Ziyan mengeluarkan suara rendah, seperti alunan seruling yang tertahan, lalu mengepakkan sayapnya kuat-kuat.

Dalam sekejap, ia melesat ke langit, membawa serta harapan paling rapuh dari kelompok itu. Siluetnya memudar perlahan di balik kabut pagi, meninggalkan jejak api ungu samar di langit timur.

Han Wuqing tetap diam, hanya menatap ke arah langit. Dalam hatinya, ia menghitung waktu tempuh—Ziyan cukup cepat untuk bolak-balik ke sekte dan kembali sebelum barisan utama melintasi separuh jalan.

Ia lalu bicara tanpa menoleh,

“Kita tetap jalan. Ziyan akan menyusul.”

Suara langkah kaki menyusuri tanah lembah, melewati reruntuhan altar dan pohon hangus. Tak ada yang bicara. Hanya suara napas, gesekan sepatu dan sandal jerami, serta sesekali batuk kecil dari para korban.

Di tengah barisan, seorang anak kecil menoleh ke samping dan menarik lengan seorang pemain yang berjalan di dekatnya.

“...Kak, nama burungnya siapa?”

Pemain yang dipanggil, [Fireframe], sempat tertegun. Ia menoleh perlahan. “Hah? Eh... Ziyan. Namanya Ziyan.”

Anak itu mengangguk kecil, lalu bersandar lagi di tubuh ibunya.

Di sisi lain, [CallMeZilong] membantu seorang pria tua melewati akar-akar pohon besar. Langkahnya pelan, tombak di punggungnya bergoyang setiap kali ia menyesuaikan langkah dengan si kakek.

“Kenapa kalian... ikut membantu kami?” tanya pria tua itu pelan. “Kalian bisa saja... mengabaikan semua ini, bukan?”

Zilong menoleh pelan, senyum tipis muncul di wajahnya. Suaranya ringan, tapi penuh keyakinan.

“Karena aku pahlawan!” katanya, seolah itu jawaban paling sederhana di dunia.

Pria tua itu sempat terdiam. Langkahnya terhenti sejenak di atas akar, menatap pemuda di sampingnya dengan pandangan samar antara kagum dan bingung.

“Pahlawan, ya…” gumamnya lirih. “Sudah lama… tak ada orang yang berkata seperti itu dengan serius.”

Di depan Zilong ada [AshenVale]—yang biasanya cerewet—berjalan diam sambil membawa dua kantong air. Di sisinya, seorang anak perempuan menatap langit dan berkata,

“Langitnya... lebih biru di luar lembah.”

AshenVale tidak menjawab. Tapi ia tersenyum kecil, lalu menunduk sedikit, menyembunyikan ekspresinya.

Di antarmuka pribadinya, ia membuka log diam-diam dan mengetik satu baris:

[Log Pemain – Catatan Pribadi]

Ini masih game, kan? Tapi kenapa aku beneran ngerasa... bersalah kalau jalan terlalu cepat dan ninggalin kakek di belakang.

Tak jauh dari sana, [Fireframe] menoleh ke seorang korban yang tertinggal.

“Perlu digendong, Pak?”

Pria tua itu ragu. “Apa... tidak merepotkan?”

Fireframe tersenyum. “Nggak juga. Aku punya statistik stamina kayak keledai. Bukan bercanda.”

Ia memang berkata begitu sambil bercanda. Tapi tangannya tetap sigap. Gendongannya lembut. Dan dalam diam... ia juga tahu. Ini masih game. Tapi entah kenapa, berat tubuh orang tua itu—nyata.

Di depan, Han Wuqing berjalan tanpa menoleh ke belakang.

Ia tidak menegur mereka yang melambat. Tidak juga memuji mereka yang mulai diam.

Ia hanya tahu, mereka masih menganggap ini dunia virtual. Tapi hati mereka sudah mulai hidup di dalamnya.

1
Filan
Game yang kompleks.

Sangat hati-hati sekali ya, jangan sampai mati.
Dwalkii: Haha😅... memang sangat kompleks, dan itu membuat lelah kak, rasanya kayak bikin mekanisme game mmo 😮‍💨, udah seminggu gak nulis bab baru... kak filan mau nerusin novel ini? haha😅
total 1 replies
Filan
han wuqing rajanya.
orang lain di dunia itu ga nyadar kalau dunia mereka game?
Dwalkii: Yap betul. Intinya, han dengan bantuan cheat system nya mensulap dunia kultivator ini seolah-olah game VR like SAO.
total 1 replies
Filan
developernya di bumi siapa?
masih misteri
Filan
yang kayak gini tulisan semacam surat atau artikel bisa dibedakan dg cetak miring.
Dwalkii
ah🤔 maksudnya nama asli kak? susah juga sih... ini kan Mereka di dunia game, jadi menurut ku lebih masuk akal memakai nickname kan? aku sudah punya rencana jika misal di dunia nyata baru aku kenalkan dengan nama asli pemain
Filan: kamu kalau jawab pertanyaan klik di jawab komentarnya.
total 1 replies
Filan
sayang ya, Nama-nama player ga bisa diganti nama normal.
iqbal nasution
good
Dwalkii
yap😌, dengan kata lain di banned
Filan
ga bisa revive?
Filan
di luar kelihatan cool tapi di dalam hatinya pastinya nggak.
Filan: itu dia. pasti udah kesal 😤
Dwalkii: pastinya kesal😆🤣
total 2 replies
Filan
mutualisme-lah. tumbuh bersama.
JustError
ramaikan🔥🔥🔥🔥
Filan
keren sih... kayaknya pusing bikinnya.
Dwalkii: Banget, Kak 🫠 Rasanya kayak lagi nyusun sistem game MMO dari awal ribetnya minta ampun. Menurutku, bagian paling susah tuh justru di awal-awal, pas harus nentuin dunia, aturan, sama vibe ceritanya. Tapi begitu udah masuk bab-bab tengah, nulisnya jauh lebih ngalir dan seru
total 1 replies
Filan
di duniamu juga gabungan klasik dan modern tapi dunia game.
LordGu
Ceritanya menarik/Good/
Filan
padahal baru dibikin /Facepalm/
Filan
aneh
Filan
gimana dia bisa ngirim peralatan VR, emang ada admin di bumi?
Dwalkii: kalau itu... masih Suspended Mystery
kak😅, tapi nanti aku akan tulis penjelasan nya agar nanti tidak menjadi plot hole, hehe
total 1 replies
Filan
kasih ilustrasi di sini
Filan
ini percakapan di GC kan? makanya ada emot?
kamu harus pakai nick name trus : kalau percakapan GC. atau atasnya nickname bawahnya percakapan.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!